Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis

= √ = = 0,422837173

2. Perhitungan Koefisien Determinasi

Kemudian untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan variabel X peranan guru dalam menanggulangi kenakalan siswai SMP Dwi Putra Ciputat variabel Y, ini diketahui dari hasil Coefficient of determination koefisien penentuan dengan rumus sebagai berikut: KD = r 2 x 100 = 0,422837173 2 x 100 = 0,178791275x 100 = 17,87 Berdasarkan hasil penghitungan diatas dapat diketahui kontribusi peranan guru dengan penanggulangan kenakalan siswa yaitu sebesar 17,87, hasil tersebut termasuk cukup besar karena masih ada faktor lain yang seharusnya juga ikut serta berperan menanggulangi kenakalan siswa yaitu orang tua atau keluarga dan lingkungan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Interpretasi Data

Berdasarkan perhitungan diatas ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y r xy yaitu= 0,422 tidak bertanda negatif, berarti antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi yang positif korelasi berjalan searah atau terdapat hubungan positif antara peranan guru dalam menanggulangi kenakalan siswai di SMP Dwi Putra Ciputat. Kemudian nilai tersebut diinterpretasikan dengan cara sederhana yaitu dengan memberikan interpretasi terhadap angka koefisien product moment. Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks hasil korelasi product moment pada umumnya menggunakan pedoman sebagai berikut : Tabel 4.15 Indeks korelasi product moment Besarnya “r” Product Moment r xy Interpretasi 0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan dianggap tidak ada korelasi atau pengaruh antara variabel X dan variabel Y 0,21 -0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah. 0,41 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan. 0,71 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. 0,91 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi. Apabila diperhatikan nilai yang telah diperoleh yaitu 0,422 dan ternyata terletak antara 0,40 – 0,70. Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, dapat dijelaskan bahwa korelasi antara variabel X peran guru dan variabel Y kenakalan siswa adalah tergolong korelasi yang sedang atau cukup, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa antara keaktifan berorganisasi siswa intra sekolah dan prestasi belajar siswa terdapat korelasi yang positif dan korelasi itu termasuk korelasi yang sedang atau cukup. Selanjutnya untuk menjawab hipotesis nol dan hipotesis alternatif dilakukan dengan berpedoman pada nilai tabel r tabel product moment. Hal pertama yang dilakukan adalah terlebih dahulu mencari df atau db degree of freedom atau derajat kebebasan dengan menggunakan rumus df = N-nr. Diketahui responden yang diteliti sebanyal 38 orang, maka N = 38. Kemudian terdapat 2 variabel yang peneliti teliti dalam penelitian ini yaitu variabel X peran guru dan variabel Y kenakalan siswa, maka nr = 2. Dengan demikian maka df = 38 - 2 = 36. Maka dapat diketahui dengan df sebesar 36 diperoleh r tabel pada taraf signifikasi 5 sebesar 0,325 dan pada taraf signifikasi 1 sebesar 0,418. Kemudian dapat diinterpretasikan sebagai berikut Pada taraf signifikan 5 diketahui bahwa 0,422 0,325 r hitung lebih besar daripada r tabel. Maka H ditolak dan H a diterima. Berarti pada taraf signifikasi 5 itu terdapat korelasi yang sedang atau cukup antara variabel X peran guru dan variabel Y kenakalan siswa, kemudian pada taraf signifikan 1 diketahui bahwa 0,422 0,418 r hitung lebih besar daripada r tabel. Maka Ho juga ditolak dan H a diterima. Berarti pada taraf signifikasi 1 juga terdapat korelasi yang sedang atau cukup antara variabel X peran guru dan variabel Y kenakalan siswa. Dengan demikian korelasi positif antara variabel X peran guru dan variabel Y kenakalan siswa, merupakan korelasi positif yang cukup meyakinkan.

2. Temuan Hasil Penelitian

Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil temuan penelitian yang di temukan selama penelitian berlangsung. Pembahasan ini difokuskan pada permasalahan dan tujuan yang diharapkan pada penelitian ini. Pertama, sekilas tentang sejarah tempat penelitian. SMP Dwi Putra merupakan lembaga pendidikan yang berada dalam naungan Yayasan Sosial dan pendidikan Ar-rachmat yang didirikan pada tahun 1986, oleh dua putra bapak H. Achmat Nasution, yaitu DR. H. Adnan Buyung Nasution dan H. Sjamsi Buyung Nasution. Kedua, gambaran tentang guru di SMP Dwi Putra varibel X. Guru merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam dunia pendidikan, sebagai salah satu faktor yang paling menentukan dalam proses pembelajaran di kelas adalah guru. Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar PBM masih tetap memegang peranan yang sangat penting. Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan kosong dari materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum, visi misi, dan kekuatan financial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas lembaga pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apa pun sebuah kurikulum, visi misi,dan kekuatan financial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif, maka kualitas lembaga pendidikan akan maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif, maka kualitas lembaga pendidikan semakin dahsyat. Guru memiliki peranan, tugas dan tanggungjawab terhadap anak didiknya. Peran guru tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Peran guru itu meliputi: sumber belajar, fasilitator, demonstrator, informator, inisiator, mediator, motivator, organisator, evaluator. 1 Karena tugas guru menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang unik dalam arti berbeda satu dengan yang lainnya oleh karena itu tugas guru bukan hanya sekedar mengajar di dalam kelas. 1 Syaiful Bahri Djamarah, Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 31 Seorang guru akan sukses melaksanakan tugas apabila ia profesional dalam bidang keguruannya. Sebagaimana dalam Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 10 ayat 1 bahwa: ”Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadiaan, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi” 2 . Dalam melakukan tugas dan peran yang mulia diatas seorang guru harus melandasinya dengan tanggung jawab yang tidak didasari oleh kebutuhan financial belaka, tapi tanggung jawab peradaban yang besar bagi kemajuan negeri tercinta, Indonesia. Oleh Karena itu, ia harus menekuni profesinya dengan penuh kesungguhan dan kerja keras. Karena lepas dari persoalan fianansial yang menjadi kebutuhan setiap manusia, ketulusan guru dalam m endidik dan mengantarkan anak didik menggapai cita-cita luhur adalah karya terbesarnya yang akan diabadikan sejarah. Berdasarkan penelitian dan pengamatan di lapangan jumlah tenaga pendidik di SMP Dwi Putra berjumlah 16 orang termasuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah kesiswaan, wakil kepala sekolah kurikulum, dan 13 orang guru. Berdasarkan wawancara dengan kepala SMP Dwi Putra. Peranan guru dalam menanggulangi kenakalan siswai di sekolah sudah berjalan cukup baik, itu dimulai dari sosialisasi yang dilakukan oleh guru-guru tentang seluruh peraturan yang ada disekolah kepada seluruh siswai dan wali murid, bagi yang melanggar akan di berikan sanksi oleh bagian kesiswaan, guru BP dan kepala sekolah. Bagi siswa yang sering melanggar akan di panggil wali muridnya, memberikan surat peringatan sesuai dengan kenakalannya, bagi yang melakukan pelanggaran yang berat akan langsung di keluarkan tanpa surat peringatan. Pihak sekolah telah berupaya untuk membentuk karakter yang baik dalam diri siswai dengan berbagai macam kegiatan diantaranya yaitu shalat berjamaah, siraman 2 E. Mulyasa, E. Mulyasa, ”Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen”, dalam Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. III, h. 229

Dokumen yang terkait

Peranan guru bimbingan konseling dalam menanggulangi perilaku menyimpang siswa di SMP Muhammadiyah 44 Pamulang

2 6 95

UPAYA GURU MATA PELAJARAN AKHLAK DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN Upaya Guru Mata Pelajaran Akhlak Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 1 16

UPAYA GURU MATA PELAJARAN AKHLAK DALAM MMENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP Upaya Guru Mata Pelajaran Akhlak Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 1 19

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 1 15

PENDAHULUAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

1 2 17

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 2 16

PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI BOYOLALI Peran Pendidikan Karakter Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 4 Sambi Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14

PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI BOYOLALI Peran Pendidikan Karakter Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 4 Sambi Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 13

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 1 15

STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF GURU PAI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMK BRAWIJAYA KEPUNG KEDIRI

0 0 22