Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

berada di sekolah dan bagaimana mereka merasakan diri mereka. Hal ini terutama selama tahun-tahun pertama atau kedua mereka masuk sekolah. 12 Berbagai bentuk bimbingan telah diupayakan guru dalam menanggulangi kenakalan siswa. Mulai dari aturan-aturan yang ketat sampai pada kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan sekolah guna memberikan hal-hal positif dan menghindari perilaku negatif siswa. Sebagai bagian dari lembaga pendidikan, SMP Dwi Putra yang berada di daerah Tangerang Selatan dan sudah berdiri sejak tahun 1987 ini juga memiliki masalah yang sama dengan lembaga pendidikan lainnya yaitu masalah kenakalan sisiwa. Sebagai mana sekolah pada umumnya pada SMP ini juga kerap ditemukan kenakalan-kenakalan siswa meskipun masih dalam katagori ringan seperti bolos, tidak patuh kepada guru, dan sebagainya. Dengan memperhatikan berbagai fenomena kenakalan yang terjadi pada kalangan siswa termasuk siswa SMP Dwi Putra yang menjadi objek penelitian, dan mengingat pentingnya peran guru sebagai pendidik, maka penulis terdorong untuk meneliti mengenai “Peranan Guru dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di SMP Dwi Putra – Ciputat”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Kenakalan siswa yang semakin marak . 2. Sekolah yang lebih mementingkan pendidikan intelektual. 3. Masih adanya guru-guru yang memahami tugas mereka hanya sebatas mengajar. 4. Guru masih kurang berperan aktif dalam hal perilaku siswa. 5. Penegakan disiplin yang lemah. 6. Perhatian guru terhadap perilaku siswa yang buruk. 7. Kurangnya perhatian orang tua. 12 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, h. 188 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan terbatasnya waktu pada penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagai berikut: 1. Tentang peranan guru di SMP Dwi Putra - Ciputat. 2. Tentang kenakalan siswai di SMP Dwi Putra - Ciputat. D. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan, yaitu; Adakah korelasi yang positif antara peranan guru-guru dengan penanggulangan kenakalan siswa di SMP Dwi Putra - Ciputat? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan persoalan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapakan ada atau tidaknya korelasi Antara peranan guru dengan penanggulangan kenakalan siswa di SMP Dwi Putra – Ciputat F. Kegunaan Penelitian Selain untuk mencapai tujuan yang di harapkan di atas, penelitian ini nantinya di harapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan berfikir kritis dalam melatih kemampuan, untuk memahami dan menganalisis masalah-masalah pendidikan. 2. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk mengantisipasi adanya kenakalan siswa. 3. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk dapat menambah pembendaharaan kepustakaan, terutama bagi Jurusan Pendidikan Agama Islam. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Guru

1. Pengertian Guru

Guru adalah salah satu unsur terpenting dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di dalam bidang pembangunan. 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , guru diartikan sebagai “orang yang pekerjaannya mata pencahariannya mengajar”. Tapi sesederhana inikah arti guru? Kata guru dalam bahasa arab disebut muallim dan dalam bahasa inggris teacher itu memang memeliki arti sederhana, yakni a teacher whose occupation is teaching others. Artinya, guru ialah orang yang pekerjaannya mengajar orang lain. 2 Roestiyah NK berpendat bahwa dalam pandangan tradisonal guru dilihat sebagai seseorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. 3 Pada dasarnya, setiap orang adalah guru, contoh yang digugu dan ditiru, terutama oleh anak-anak yang sering meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya. 4 Dalam literatur kependidikan Islam seorang guru disebut sebagai ustadz, mu’allim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan muaddib. 5 Bahkan Al-Ghazali, dalam kitab Ihya Ulumuddin telah menyejajarkan para pendidik dengan deretan para nabi, sebagaimana ditulis: “Makhluk Allah yang paling utama diatas bumi adalah manusia. Bagian manusia yang paling utama adalah hatinya. Sedangkan seorang pendidik sibuk memperbaiki, membersihkan, menyempurnakan dan mengarahkan hati agar selalu dekat kepada Allah SWT. Maka mengajar imu adalah ibadah dan pemenuhan tugas sebagqai khilafah Allaw, bahkan merupakan tugas kekhilafahan Allah yang paling utama. Sebab Allah telah membukak hati 1 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 125 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995, h. 223. 3 Hadi Supeno, Potret Guru, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995, h. 26 4 Andi Yudha, Kenapa Guru harus Kreaktif, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2009 h. 17 5 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009, h. 44-51. seorang alim untuk menerima suatu pengetahuan dan sifat-sifat-Nya yang paling istimewa. Hati itu berisi gudang yang berisi benda-benda yang paling berharga, kemudian ia diberi izin untuk membagikan kepada orang yang membutuhkan. Maka derajat mana yang lebih tinggi dari seorang hamba yang menjadi perantara antara tuhan dan makhluk-Nya dalam mendekatkan diri kepada Allah dan mengiringi mereka menuju surga tempat peristirahatan abadi. ” 6 “Guru adalah pribadi yang menentukan maju atau tidaknya sebuah bangsa dan peradaban manusia. Di tangannya, seorang anak yang awalnya tidak tahu apa- apa menjadi pribadi yang jenius. Melalui didikannya, lahir generasi-generasi unggul. Ia “turun” untuk memberantas kebodohan umat manusia, sekaligus menghujamkan kearifan sehingga manusia bisa paham tentang makna kedirian dan makna kehidupan. 7 Guru pun harus mampu melaksanakan fungsi pendidikan yang secara garis besar dapat dilihat dari dua bentuk yaitu: memelihara kebudayaan nasional dan mengembangkan skill peserta didik. ” 8 Guru adalah sang pejuang dan pembebas yang berusaha sekuat dayanya untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak didikanya, seperti yang dilakukan oleh Ibu Muslimah, seorang guru dari pedalaman Belitung, yang menjadi penulisan tetralogi novel laskar pelangi oleh Andrea Hirata. Selain ibu muslimah, tentu masih banyak guru dengan pengabdian luar biasa, diatas ambang batas rasionalisme manusia pada umumnya, tetapi mungkin belum terekspos dan terpublikasi. 9 Secara formal, menurut Undang-undang no. 142005, pasal 1, butir 1 tentang guru dan dosen, „yang disebut dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 10 Berbagai pengertian-pengertian guru di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki keahlian khusus di dalam bidang keguruan, selalu digugu dan ditiru dimanapun ia berada serta mempunyai andil yang sangat besar bagi pembangunan sumber daya manusia suatu bangsa. 6 Asrorun Ni’am Sholeh, Reorintasi Pendidikan Islam, Jakarta: Elsas, 2006, h.71-72 7 Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, Jogjakarta, Diva Press, 2009, h. 8 8 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Ciputat Pers, 2002, h. 34 9 Ibid., h. 91-92 10 Undang-Undang Guru Dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, h. 3

2. Syarat-syarat Guru

Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus, antara lain: mempunyai pengetahuan yang mendalam, ahli dalam bidang tertentu, memiliki tingkat pendidikan keguruan, memiliki kepekaan, terdepan dalam sains, teknologi dan informasi. 11 Dalam konteks pendidikan Islam, guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi murid. Oleh karena itu menjadi pendidik hendaknya memiliki sifat- sifat sebagai berikut: zuhud, bersih tubuhnya, ikhlas, pemaaf, mejadi orang tua kedua bagi murid, mengetahui tabiat murid, menguasai mata pelajaran. 12 Selain itu juga yang tak kalah pentingnya yaitu mampu mencontohkan prilaku seperti dalam al-Quran dan hadist. 13 “Al-Ghazali memberikan prasyarat yang harus dipenuhi oleh pendidik yaitu: mempunyai kasih sayang, melakukan aktifitas karena Allah SWT, mampu memberi nasehat, mampu mengarahakan anak didik kepada hal-hal yang positif, mengenali tingkat nalar dan intelektualitas anak didik, mampu menumbuhkan kegairahan semangat kepada murid terhadap ilmu yang dipelajarinya, mampu mengklasifikasikan kelompok anak didiknya dan memberikan materi yang sesuai dengannya. ” 14

3. Tugas Guru

Tugas guru itu luas, bukan hanya melakukan tugas pengajaran, ia juga harus membimbing, akhlak, mengembangkan seluruh kemampuan-kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari murid. 15 Mengingat lingkup pekerjaan guru seperti yang digambarkan di atas, maka tugas guru itu meliputi: tugas pengajaran, tugas bimbingan, tugas administrasi. Dengan terjadinya pengelolaan yang baik, maka guru akan lebih mudah mempengaruhi murid di kelasnya. 16 Ag. Soejono merinci tugas guru sebagai berikut 17 : mengetahui karakter anak didik, membantu mengembangkan karakter yang baik dari mereka, mengajarkan 11 Fakhruddin, op. cit., h. 21-22 12 Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 111 13 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 94 14 Asrorun Ni’am Sholeh, op. cit., h.72-74 15 Zakiah Darajat, Pendidikan Islam, Jakarta: Ruhama, 1995, h.99 16 Zakiah Darajat. Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h, 265-268 17 Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, h. 79

Dokumen yang terkait

Peranan guru bimbingan konseling dalam menanggulangi perilaku menyimpang siswa di SMP Muhammadiyah 44 Pamulang

2 6 95

UPAYA GURU MATA PELAJARAN AKHLAK DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN Upaya Guru Mata Pelajaran Akhlak Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 1 16

UPAYA GURU MATA PELAJARAN AKHLAK DALAM MMENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP Upaya Guru Mata Pelajaran Akhlak Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 1 19

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 1 15

PENDAHULUAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

1 2 17

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 2 16

PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI BOYOLALI Peran Pendidikan Karakter Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 4 Sambi Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14

PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SAMBI BOYOLALI Peran Pendidikan Karakter Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di Smp Muhammadiyah 4 Sambi Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 13

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Kedunglengkong, Simo, Boyolali.

0 1 15

STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF GURU PAI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMK BRAWIJAYA KEPUNG KEDIRI

0 0 22