Cut Retno Masnul : Analisa Prestress Post-Tension Pada Precast Concrete U Girder Studi Kasus Pada Jembatan Flyover Amplas, 2009.
USU Repository © 2009
2.6. Erection PC U Girder Dengan Portal Hoise
BSebelum dilakukan pekerjaan erection dengan menggunakan portal dan mesin hoise, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu:
2.6.1. Survey lapangan
1. Penetapan penempatan stock girder
2. Penetapan jalan portal hoise
3. Penetapan penempatan kaki portal hoise tanah harus keras
4. Membuat metode kerja sistem pelaksanaan erection dengan portal hoise
2.6.2. Persiapan lokasi kerja
1. Persiapan material dan alat pendukung pekerjaan erection
2. Persiapan lokasi kerja penempatan setting portal dan hoise crane
3. Persiapan lokasi penempatan stock girder dan jalan portal harus betul-betul padat
dan rata 4.
Lokasi kerja erection kemiringan tanah tidak lebih dari 5 5.
Penempatan stock girder dibawah jembatan dan diatur sesuai rencana 6.
Susunan penempatan stock girder harus disesuaikan dengan urutan erection 7.
Mengukur jarak bentangan apakah sudah sesuai dengan girder yang akan dipasang
8. Grouting penempatan bearing pad harus rata dan penempatan bearing pad diberi
tanda yang jelas 9.
Mengukur jarak aman portal gantry terhadap jalan lalu lintas kendaraan 10.
Perencanaan manajemen traffic meliputi SMK3 dan 5R
Cut Retno Masnul : Analisa Prestress Post-Tension Pada Precast Concrete U Girder Studi Kasus Pada Jembatan Flyover Amplas, 2009.
USU Repository © 2009
2.6.3. Persiapan stock girder
1. Menentukan lokasi stok girder sesuai kondisi aktual ruang yang ada
2. Pengaturan posisi letak girder sebelum diStressing
3. Lokasi penempatan stok girder harus benar-benar padat dan rata.
4. Penempatan stok girder diantara antar pier pilar sebagian sisi kiri, dan sebagian
sisi kanan. 5.
Susunan penempatan girder disesuaikan urutan erection. 6.
Stock girder disetting diatas sleeper dengan posisi sejajar dengan jembatan 7.
Pondasi stressing bagian ujung harus betul-betul kuat
2.6.1. Proses Erection
1. Pelaksanaan penyetelan portal dilokasi pengangkatan.
2. Pemasangan sabuk angkat pada girder.
3. Tes beban angkat
4. Proses pengangkatan girder.
5. Proses peletakan girder diatas bearing pad
6. Pengangkatan girder selanjutnya
Untuk penjelasan lebih rinci proses erection PC U girder dengan portal hoise dibahas pada Bab III. Tahapan metode erection portal hoise dapat dilihat dalam
diagram alir pada Gambar 3.24 berikut ini :
Cut Retno Masnul : Analisa Prestress Post-Tension Pada Precast Concrete U Girder Studi Kasus Pada Jembatan Flyover Amplas, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.23. Diagram alur metode erection PCU Girder dengan Portal Hoise
Mulai
Survey lapangan
Persiapan lokasi kerja
Pemasangan Portal Hoise
Persiapan Stock PCU Girder
Pengangkatan girder dengan portal hoise
Menggeser girder keatas pier Finishing memasang brussing
pengaman
Selesai Pemindahan portal hoise ke pilar
selanjutnya
Cut Retno Masnul : Analisa Prestress Post-Tension Pada Precast Concrete U Girder Studi Kasus Pada Jembatan Flyover Amplas, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III APLIKASI DAN PEMBAHASAN U GIRDER
3.1. Umum
Pada FO Amplas, panjang bentang balok girder bervariasi antara 31.9 m sampai dengan 37.9 m. Dalam tulisan ini bentang yang akan dianalisa adalah betang
dengan panjang L = 31.9 m. Girder jembatan Flyover Amplas berbentuk U dengan material beton mutu
600kgcm2 yang dikompositkan dengan pelat lantai beton mutu 350 kgcm2. Girder jembatan menggunakan konstruksi beton prategang sistem penarikan pasca
tarik pada beton girder precast segmental. Dalam pekerjaan prategang digunakan baja prategang kabel strand diameter
standart dengan bentuk tendon parabola, Gambar 3.1 menunjukkan lay out tendon pada girder. Jumlah tendon sebanyak 8 delapan buah dengan 12 kabel strand setiap
tendon-nya. Susunan tendon berpasangan dan sejajar 4 empat baris. Setiap baris tendon
memiliki trase kurva parabola yang besarnya berbeda-beda. Hal ini menyebabkan ada salah satu dari keempatnya memiliki bentuk kurva yang mendekati garis lurus.
Trase tendon yang mendekati garis lurus ini diperlukan untuk menentukan baris mana yang terlabih dahulu diberi gaya prategang.
Dari Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa trase tendon yang parabola-nya mendekati garis lurus adalah C1 C2, sehingga penarikan dimulai dari
baris ini.