Kuat tekan LANDASAN TEORI

Cut Retno Masnul : Analisa Prestress Post-Tension Pada Precast Concrete U Girder Studi Kasus Pada Jembatan Flyover Amplas, 2009. USU Repository © 2009 ACI, beton yang boleh mengalami prategang adalah beton yang telah berumur 28 hari dengan kuat tekan beton telah mencapai 30 sampai 40 MPA. Dalam segala hal, beton dengan kuat tekan benda uji silinder yang kurang dari 20 MPa tidak dibenarkan untuk digunakan dalam pekerjaan struktur beton untuk jembatan, kecuali untuk pembetonan yang tidak dituntut persyaratan kekuatan. Dalam hal komponen struktur beton prategang, sehubungan dengan pengaruh gaya prategang pada tegangan dan regangan beton, baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang, maka kuat tekan beton disyaratkan untuk tidak lebih rendah dari 30 MPa. Besaran mekanis beton yang telah mengeras dapat dibedakan dalam dua kategori, besaran sesaat atau jangka pendek dan besaran jangka panjang. Besaran jangka pendek yaitu kuat tekan, tarik, geser, dan kuat yang diukur dengan modulus elastisitas. Sedang besaran jangka panjang yaitu rangkak dan susut beton.

a. Kuat tekan

Kuat tekan beton tergantung dari jenis campuran, besaran agregat, waktu dan kualitas perawatan. Beton dengan kekuatan tinggi jelas jauh lebih menguntungkan. Kuat tekan beton f`c didasarkan pada pengujian benda uji slinder standart 6in. x 12in. yang diolah pada kondisi laboratorium standart dan diuji pada laju pembebanan tertentu selama 28 hari. Spesifikasi standart yang digunakan di Indonesia adalah dari SNI. Penggunaan bentuk benda uji beton untuk pengetesan kuat tekan memiliki perbedaan. Benda uji berupa kubus dengan rusuk 150 mm digunakan di Eropa, dan selinder dengan diameter 150 mm tinggi 300mm digunakan di Amerika dan Cut Retno Masnul : Analisa Prestress Post-Tension Pada Precast Concrete U Girder Studi Kasus Pada Jembatan Flyover Amplas, 2009. USU Repository © 2009 Australia. Kuat tekan yang diperoleh dari benda uji kubus akan lebih besar dari benda uji selinder, dan rasio antara keduanya R diberikan pada persamaan berikut Bridge Management System:       + = C R bk σ log 2 . 76 . 2.1 dengan : bk σ = Tegangan pada benda uji kubus c = 150 Maka besarnya f`c f`c = R cu σ 2.2 Nilai f`c desain tidak sama dengan kuat tekan silinder rata-rata, namun kuat tekan silinder yang dipandang minimum Gambar 2.7 . Penegangan post-tension [Gilbert,1990] Ketentuan beton untuk post-tension terlihat pada Gambar 2.7. Sebagian besar komponen struktur beton prategang dibebani oleh tegangan yang tinggi. Jika kita tinjau beton prategang diatas dua perletakan seperti pada gambar maka terlihat Cut Retno Masnul : Analisa Prestress Post-Tension Pada Precast Concrete U Girder Studi Kasus Pada Jembatan Flyover Amplas, 2009. USU Repository © 2009 serat-serat atas tertekan kuat akibat beban eksternal yang besar, serat bawah tertekan pula saat peralihan gaya prategang. Selain itu sementara bagian tengah bentang menahan momen lentur yang terbesar, bagian tepiujung menahan dan mendistribusikan gaya prategang. Sehingga pada komponen beton prategang lebih diutamakan keseragaman kekuatan beton. Untuk menentukan kekuatan beton pada t waktu pada umur beton 28 hari dengan menggunakan persamaan 28 ` ` c f t t c f β α + = 2.3 dengan: f`ct = kekuatan beton umur t hari f`c28 = kekuatan beton usia 28 hari Dan nilai β α pada tabel berikut Kondisi α β Normal Portland cement Beton moist cured 4.0 0.85 Beton steam cured 1.0 0.95 High early cement Beton moist cured 2.3 0.92 Beton steam cured 0.7 0.98 Tabel 2.1 . Nilai β α [Gilbert,1990]

b. Kuat tarik