Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pengacara di Peradilan Agama, ini membuktikan bahwa MA benar-benar ingin sekali membantu para masyarakat yang dikatagorikan kedalam masyarakat kalangan kelas bawah atau miskin itu untuk mendapatkan layanan bantuan hukum dari para advokat secara cuma-cuma. Seperti yang dikatakan oleh Santoso Poedjosoebroto bahwa bantuan hukum adalah bantuan hukum baik berupa pemberian nasihat hukum, maupun yang berupa menjadi kuasa dari pada seseorang yang berpekara yang diberikan kepada orang yang tidak mampu ekonominya, sehingga ia tidak dapat membayar honorarium kepada seorang pembela atau pengacara. 7 Dengan lahirnya Pos Bantuan Hukum di Lingkungan PA, menurut peneliti ini merupakan kajian yang menarik untuk dibahas mengingat program ini merupakan program yang sangat baik untuk bisa menolong para pencari keadilan bagi mereka yang tidak mampu untuk membayar pengacara aatu sekedar konsultasi tentang permasalahan hukum dalam ruang lingkup Peradilan Agama dengan melihat apakah Pos Bantuan Hukum yang tertuang didalam UU No 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua UU No 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama pasal 60 C ayat 1 Pada setiap pengadilan agama dibentuk Pos Bantuan Hukum untuk pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum. Ayat 2 Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan secara cuma-cuma kepada semua tingkat peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap. 7 Soerjono Soekanto, Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio Yuridis Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983 h. 21 Kajian ini menarik untuk dibahas karena peraturan yang mengatur mengenai Pos Bantuan Hukum di Lingkungan Peradilan Agama itu masih bersifat SEMA belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Pos Bantuan Hukum itu sendiri baik berupa mekanismenya maupun masyarakat yang berhak menerima jasa bantuan ini, dan berhubung program Pos Bantuan Hukum ini adalah program baru dari Mahkamah Agung dalam menegakan keadilan bagi setiap masyarakat, ini perlu dikaji lebih dalam kembali sehingga penerapannya tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itulah peneliti mengangkat skripsi ini dengan judul Tinjauan Yuridis Pos Bantuan Hukum di Lingkungan Peradilan Agama Analisis SEMA NO. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terhadap skripsi ini lebih terarah, maka dalam hal ini peneliti memberikan batasan masalah yang akan dikaji, yaitu tentang tinjauan yuridis mengenai lahirnya SEMA No. 10 tahun 2010 Tentang Pedoman Bantuan Hukum. Khususnya mengenai Pos Bantuan hukum di Lingkungan Pengadilan Agama, dengan memfokuskan penelitan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan Badilag Badan peradilan Agama

2. Perumusan Masalah

Melihat masih banyak warga yang ada dibawah garis kemiskinan bahkan hampir semuanya buta akan hukum dan pada umumnya mereka tidak tahu bagaimana menghadapi dan menyelesaikan perkara-perkara dalam kehidupan yang mereka alami, terutama menyangkut masalah perdata mereka, dan dengan kemiskinan yang menimpanya mereka tidak mampu untuk membayar seorang pengacara untuk sekedar konsultasi ataupun untuk mendampingi. Dengan melihat realita yang ada maka untuk membantu masyarakat yang tidak mampu dalam mendapatkan keadilannya diddalam hukum Mahkamah Agung membentuk Pos Bantuan Hukum yang tercantum dalam SEMA Surat Edaran Mahkamah Agung No. 10 tahun 2010 dan sekaligus untuk melengkapi bantuan hukum bagi masyarakat yang tidak mampu yaitu prodeo dan sidang keliling yang sudah berjalan. Oleh karena itu untuk memperjelas rumusan di atas, dalam hal ini penulis merumuskan dengan beberpa pertanyaan sebagai berikut: 1. Siapa saja yang berhak mendapatkan jasa bantuan hukum dari Pos Bantuan Hukum di Lingkungan Peradilan Agama? 2. Bagaimana mekanisme pembentukan, pelaksanaan, dan proses mendapatkan jasa bantuan hukum dari Pos Bantuan Hukum di Lingkungan Peradilan Agama? 3. Bagaimana kedudukan Pos Bantuan Hukum di Lingkungan Peradilan Agama ditinjau dari Hukum yang berlaku di Negara Indonesia mengingat dasar hukumnya adalah SEMA No. 10 tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian bantuan Hukum, dan apa tujuan didirikannya? Dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas, diharapkan skripsi ini dapat menjelaskan sesuai dengan judul yang penulis ambil, yaitu “Tinjauan Yuridis Pos Bantuan Hukum di Lingkungan Peradilan Agama Analisis SEMA NO. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian skripsi ini adalah: a. Untuk mengetahui masyarakat dengan kriteria seperti apa yang boleh mendapatkan layanan bantuan hukum dari Pos Bantuan Hukum yang ada di Lingkungan Peradilan Agama. b. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan, dan tata cara mendapatkan bantuan hukum dari Pos Bantuan Hukum di lingkungan Peradilan Agama. c. Untuk mengetahui tujuan dari dirikannya Pos Bantuan Hukum itu sendiri. d. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan Pos Bantuan Hukum yang ada di Lingkungan Peradilan Agama di tinjau hukum yang berlaku di Indonesia

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: a. Memberikan penjelasan kepada masyarakat secara tidak langsung akan adanya Pos Bantuan Hukum yang bergerak memberikan jasa bantuan hukum bagi mereka yang tidak mampu di Lingkungan Peradilan Agama. b. Bagi para mahasiswa khususnya dibidang hukum ini memberikan khazanah keilmuan baru dalam hukum di lingkungan Peradilan Agama c. Bagi para cendikiawan ini juga memberikan khzanah kelimuan baru dalam memberikan masukan terhadap Pos Pos Bantuan Hukum dengan melihat kelebihan dan kekurangannya terhadap program ini.

D. Kerangka Teori

Banyak para pakar hukum yang mendefinisikan tentang bantuan hukum, Santoso Poedjosoebroto mengungkapkan bahwa bantuan hukum adalah bantuan hukum baik berupa pemberian nasihat hukum, maupun yang berupa menjadi kuasa dari pada seseorang yang berpekara yang diberikan kepada orang yang tidak mampu ekonominya sehingga ia tidak dapat membayar honorarium kepada seorang pembela atau pengacara. Crul merumuskan bantuan hukum sebagai “bijstand door deskundigen aan degenen, die hulp behoeven ter realisering van hun rechten, dan wel tot het verkrijegen van rechtsbesherming”bantuan hukum sebagai bantuan yang diberikan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

6 68 115

Bantuan hukum administratif bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan agama

0 12 130

TINJAUAN YURIDIS TENTANG ITSBAT NIKAH (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta) Tinjauan Yuridis Tentang Itsbat Nikah (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta).

0 1 16

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN WARISAN OLEH Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan Oleh Pengadilan Agama Surakarta.

0 0 13

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 8

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 16

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 29

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 5

Eksistensi Pos Bantuan Hukum (POSBAKUM) di Pengadilan Agama Sungguminasa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 84