layanan jasa bantuan, serta bagaiman bentuk pengawasan yang dilakukan noleh Pengadilan Agama dalam mengoptimalkan pelaksanaan POSBAKUM itu sendirii
Bab IV, membahas bagaimana kedudukannya Pos Bantuan Hukum ditinjau
dari segi yuridisnya, mengingat dasarnya adalah SEMA Surat Edaran Mahkamah Agung, dan bagaimana kedudukan SEMA sebagai peraturan yang mengingat
institusi Peradilan di Indonesia, dan menganilisis apakah Pos Bantuan Hukum ini sudah sesuai baik dari segi peraturannya, pelaksanaanya, dan kekuatan hukumnya
dengan peraturan yang berkaitan dengannya. Bab V berisi kesimpulan dan saran-saran penulis, penulis juga melampirkan
daftar pustaka dan lain-lain.
BAB II BANTUAN HUKUM
A. Pengertian Bantuan Hukum
Persoalan mengenai bantuan hukum dalam artian yang lua yaitu bantuan hukum yang diberikan oleh advokat dan prosecurer dimuka pengadilan, sebenarnya
hal seperti ini bukanlah barang baru bagi kita, masalah demikian sebenarnya sudah cukup lama dikaji dalam pembelajaran hukum acara pidana maupun perdata atau
dalam hubungannya dengan tugas dan wewenang pengadilan, namun demikian hingga sekarang masalah ini masih tetap menarik untuk dipelajari dan diteliti lebih
lanjut baik dalam konteks dengan penegakan hukum mapun hak asasi manusia. Sedangkan mengenai bantuan hukum sebagai suatu konsep, program dan
lembaga yang sekarang ini diperkembangkan oleh Negara kita sebenarnya bukanlah merupkan suatu masalah yang masih baru.
Menurut Adnan Buyung Nasution program bantuan hukum bagi rakyat kecil yang tidak mampu dan buta akan hukum adalah hal yang relative baru di Negara
berkembang
14
. Penelitian tentang masaah ini pada saat sekarang masih cukup langka karena pengembangannya lebih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan
tinggi hukum.
14
Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hukum di Negara-negara berkembang Sebuah Kasus di Indonesia, dalam 5 tahun Lembaga Batuan Hukum, Jakarta:LBH , 1976 h. 41