BAB II BANTUAN HUKUM
A. Pengertian Bantuan Hukum
Persoalan mengenai bantuan hukum dalam artian yang lua yaitu bantuan hukum yang diberikan oleh advokat dan prosecurer dimuka pengadilan, sebenarnya
hal seperti ini bukanlah barang baru bagi kita, masalah demikian sebenarnya sudah cukup lama dikaji dalam pembelajaran hukum acara pidana maupun perdata atau
dalam hubungannya dengan tugas dan wewenang pengadilan, namun demikian hingga sekarang masalah ini masih tetap menarik untuk dipelajari dan diteliti lebih
lanjut baik dalam konteks dengan penegakan hukum mapun hak asasi manusia. Sedangkan mengenai bantuan hukum sebagai suatu konsep, program dan
lembaga yang sekarang ini diperkembangkan oleh Negara kita sebenarnya bukanlah merupkan suatu masalah yang masih baru.
Menurut Adnan Buyung Nasution program bantuan hukum bagi rakyat kecil yang tidak mampu dan buta akan hukum adalah hal yang relative baru di Negara
berkembang
14
. Penelitian tentang masaah ini pada saat sekarang masih cukup langka karena pengembangannya lebih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan
tinggi hukum.
14
Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hukum di Negara-negara berkembang Sebuah Kasus di Indonesia, dalam 5 tahun Lembaga Batuan Hukum, Jakarta:LBH , 1976 h. 41
Sebenarnya tidaklah mudah untuk membuat suatu rumusan yang tepat mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan bantuan hukum itu, secara
konvensional dinegara kita sejak dahulu bantuan hukum diartikan sebagai bantuan hukum yang diberikan oleh pembelapengacara terhadap kliennya baik dalam perkara
pidana maupun perdata dimuka persidangan, walaupun istilah ini kurang begitu popular dipergunakan pada masa lampau bagi Negara kita istilah ini baru
dipopulerkan sekitar tahun 1964 semenjak dikeluarkannya UU No. 191969 yang secara tegas mengatur tentang permasalahan bantuan hukum.
Dalam UUD 1945 tidak dikenal adanya istilah bantuan hukum, akan tetapi dalam konstitusi RIS dan UUD 1950 dapat ditemui dalam perkataan bantuan hukum
ini, meskipun demikian mengandung makna yang berbeda dari pada bantuan hukum kita sekarang.
Dalam pasal 7 ayat 4 konstitusi RIS disebutkan bahwa setiap orang berhak mendapat bantuan hukum yang sungguh dari hakim-hakim yang ditentukan,
sedangkan pada pasal 7 ayat 4 UUD 1950 menyebutkan bahwa setiap orang berhak mendapat bantuan hukum yang sungguh dari hakim-hakim yang ditentukan untuk itu,
melawan perbuatan yang berkawanan dengan hak-hak dasar yang diperkenankan kepadanya menurut hukum, jadi disini bantuan hukum berarti pertolongan yang
diberikan oleh hakim terhadap seseorang yang tertuduhpara pihak dalam suatu perkara yang diadilinya.
15
15
Abdurrahman, Aspek-Aspek bantuan Hukum di Indonesia, Jakarta: Cendana Press. 1983 h. 17