Pengertian Pos Bantuan Hukum

pelaksanakanan Pos Bantuan Hukum itu sendiri diinstansi peradilan khususnya Peradilan Agama seperti Pengadilan Agama Jakarta Selatan itu baru diresmikan pada tanggal 15 Maret 2011, Pengadilan Agama Jakarta Timur pada tanggal 29 Maret, Pengadilan Agana Jakarta Barat pada tanggal 22 Maret 2011, Pengadilan Agama Tigaraksa pada tanggal 11 Maret 29 , Pengadilan Agama Sleman pada tanggal 28 Maret, ini semua dikarenakan bayak proses yang harus dilewati agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan. Di Pengadilan Agama Jakarta Selatan misalnya, mereka baru bisa melaksanakan program Pos Bantuan Hukum ini pada tanggal 15 Maret 2011 karena harus melewati proses terlebih dahulu, seperti tanggal 1 Maret 2011 menunggu hasil juklak dari Ketua Muda Urusan Peradilan Agama dan Sekretaris MA, tanggal 11 Maret mengadakan Launching dan sosialiasi kepada masyarakat serta mengadakan proses rekrutmenseleksi untuk menduduki Pos Bantuan Hukum di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, tanggal 14 Maret 2011 membuat kesepakartan MoU antara Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan LBH yang telah terpilih, dan tanggal 15 Maret 2011 baru pelaksanaan Pos Bantuan Hukum itu sendiri. 30 29 Peremian Pos Bantuan Hukum di Lingkungan Pengadilan Agama, diakses dari www.badilag.net tanggal 21 Mei 2011 30 Hasil Wawancara dengan PANSEK Pengadilan Agama Jakarta Seltan pada tanggal 26 April 2011

B. Tujuan Dirikannya Pos Bantuan Hukum

Tujuan didirikannya Pos Bantuan Hukum di Lingkungan Pengadilan Agama sebenarnya tidak lepas dari perhatian Pemerintah dalam hal ini Mahkamah Agung dalam memberikan keadilan yang merata justice for all kepada seluruh rakyat Indonesia. Melihat masih banyak masyarakat yang tidak mampu atau awam hukum dalam mengajukannya perkaranya ke pengadilan sering kali dihadapkan pada aturan dan bahasa hukum yang kadang terkesan kaku dan procedural, baik dalam tahapan ligitasi maupun non ligitasi semuanya harus dilakuakan sesuai dengan aturan hukum itu sendiri atau jika tidak permohonan atau gugatan yang diajukan akan ditolak pengadilan padahal bisa jadi karena tidak memenuhi aspek prosedural hukum. Menjawab permasalahan seperti itu, Mahkamah Agung mengeluarkan SEMA No. 10 tahun 2010 Tentang Pedoman Bantuan Hukum, dan didalam SEMA tersebut dalam Lampiran A Mengenai Pedoman Pemberian Bantuan Hukum Di Lingkungan Pengadilan Agama pasal 2 menyatakan bahwa: Bantuan Hukum bertujuan untuk: a. Membantu masyarakat pencari keadilan yang tidak mampu secara ekonomis dalam proses hukum di Pengadilan; b. Meningkatkan akses terhadap keadilan c. Meningkatkan kesadaran dan Pengetahuan masyarakat tentang hukum melalui penghargaan, pemenuhan dan perlindungan hukum terhadap hak dan kewajiban; d. Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pencari keadilan. Dengan berdirinya Pos Bantuan Hukum di Pengadilan Agama, ini membatu kepada mereka yang membutuhkan jasa hukum seperti dalam memberikan informasi, konsultasi, advis, dan pembuatan surat gugatan. Sehingga dengan adanya Pos Bantuan Hukum ini, bisa memberikan akses keadilan bagi mereka yang tidak mampu “miskin” dan mereka yang tidak mampu dalam membayar jasa advokat.

C. Dasar Hukum Pos Bantuan Hukum

POSBAKUM Pos Bantuan Hukum merupakan bentuk realisasi dari peraturan Perundang-Undangan yang ada di Indonesia, yang menjadi dasar hukumnya adalah: a. Pasal 28 D 1 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan secara tegas bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakukan hukum yang sama dihadapan hukum. b. Pasal 56 dan 57 Undang-Undang No. 482009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan bahwa: Pasal 56 1 Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum 2 Negara menanggung biaya perkara bagi para pencari keadilan yang tidak mampu. Pasal 57 1 Pada setiap pengadilan negeri dibentuk pos bantuan hukum kepada pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum. 2 Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diberikan secara cuma-cuma pada semua tingkat peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 3 Bantuan hukum dan pos bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-udangan. c. Pasal 60 B dan 60 C Undang-Undang No. 50 tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama 1 Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum. 2 Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu. 3 Pihak yang tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat 2 harus melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan tempat domisili yang bersangkutan. Pasal 60 C 1 Pada setiap pengadilan agama dibentuk pos bantuan hukum untuk pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum. 2 Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan secara cuma-cuma kepada semua tingkat peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap. 3 Bantuan hukum dan pos bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. d. Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan Berkeadilan, yang memberikan penekanan pada pentingnya „keadilan bagi semua‟ dalam mencapai tujuan-tujuan penanggulangan kemiskinan di Indonesia yang lebih luas, termasuk Tujuan Pembangunan Milenium. Salah satu program yang tercantum dalam Inpres tersebut bertujuan meningkatkan akses hukum untuk perkara-perkara hukum keluarga bagi perempuan miskin dan kelompok- kelompok terpinggirkan lainnya. Dalam Inpres No. 32010 tersebut Presiden memerintahkan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM untuk berkoordinasi dengan Mahkamah Agung dalam menjalankan program Justice for All, terutama dalam pelaksanaan sidang keliling dan fasilitas perkara prodeo. e. Surat Edaran Mahkamah Agung No. 10 tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum, dalam SEMA ini Mahkamah Agung mengatur tentang hak setiap orang yang tersangkut perkara untuk memperoleh bantuan hukum dan Negara menanggung biaya perkara bagi mereka yang tidak mampu serta pembentukan Pos Bantuan Hukum pada setiap Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, dan Pengadilan Tata Usaha Negara bagi pencari keadilan yang tidak mampu.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

6 68 115

Bantuan hukum administratif bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan agama

0 12 130

TINJAUAN YURIDIS TENTANG ITSBAT NIKAH (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta) Tinjauan Yuridis Tentang Itsbat Nikah (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta).

0 1 16

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN WARISAN OLEH Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan Oleh Pengadilan Agama Surakarta.

0 0 13

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 8

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 16

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 29

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 5

Eksistensi Pos Bantuan Hukum (POSBAKUM) di Pengadilan Agama Sungguminasa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 84