PENUTUP A. Tinjauan Yuridis pos bantuan hukum dilingkungan pengadilan agama
perdata dan pidana di Peradilan Umum, perkara perdata dan jinayah di Peradilan Agama serta perkara tata usaha Negara di Peradilan Tata Usaha Negara.
Tata cara dan mekanisme pemberian bantuan hukum tersebut diatur didalam lampiran SEMA, dan khusus di lingkungan Peradilan Agama diatur dalam lampiran
B SEMA No. 10 tahun 2010 tentang Pedoman Bantuan Hukum Di Lingkungan Peradilan Agama.
Dalam lampiran B Pasal 1 ayat 4 disebutkan, bantuan hukum adalah pemberian jasa hukum yang difasilitasi oleh negara melalui Peradilan Agama, baik
dalam perkara perdata gugatan dan permohonan maupun perkara jinayat. Selanjutnya dalam Pasal 1 ayat 5 dijelaskan, bantuan hukum dalam perkara perdata meliputi
pelayanan perkara prodeo, penyelenggaraan sidang keliling dan penyediaan Pos Bantuan Hukum.
Seperti yang telah diterangkan diatas bahwa bantuan hukum dalam perkara perdata dalam lingkungan Peradilan Agama meliputi pelayanan prodeo,
penyelenggaraan sidang keliling, dan penyediaan Pos Bantuan Hukum, dengan melihat mayoritas pihak berperkara di Pengadilan adalah masyarakat miskin, dan
menurut hasil penelitian PEKKA, Masyarakat yang berperkara di PA berpenghasilan rata-rata Rp 200 ribu perbulan. Padahal secara Nasional, rata-rata biaya berperkara di
PA adalah Rp 789.260,- atau empat kali lipat dari pendapatan rata-rata.
6
Dengan adanya Posbakum Pos Bantuan Hukum yang lahir dari masih banyaknya masyarakat yang masih buta akan hukum dan tidak mampu membayar
6
www.badilag.net
pengacara di Peradilan Agama, ini membuktikan bahwa MA benar-benar ingin sekali membantu para masyarakat yang dikatagorikan kedalam masyarakat kalangan kelas
bawah atau miskin itu untuk mendapatkan layanan bantuan hukum dari para advokat secara cuma-cuma.
Seperti yang dikatakan oleh Santoso Poedjosoebroto bahwa bantuan hukum adalah bantuan hukum baik berupa pemberian nasihat hukum, maupun yang berupa
menjadi kuasa dari pada seseorang yang berpekara yang diberikan kepada orang yang tidak mampu ekonominya, sehingga ia tidak dapat membayar honorarium
kepada seorang pembela atau pengacara.
7
Dengan lahirnya Pos Bantuan Hukum di Lingkungan PA, menurut peneliti ini merupakan kajian yang menarik untuk dibahas mengingat program ini merupakan
program yang sangat baik untuk bisa menolong para pencari keadilan bagi mereka yang tidak mampu untuk membayar pengacara aatu sekedar konsultasi tentang
permasalahan hukum dalam ruang lingkup Peradilan Agama dengan melihat apakah Pos Bantuan Hukum yang tertuang didalam UU No 50 tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua UU No 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama pasal 60 C ayat 1 Pada setiap pengadilan agama dibentuk Pos Bantuan Hukum untuk pencari keadilan yang tidak
mampu dalam memperoleh bantuan hukum. Ayat 2 Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan secara cuma-cuma kepada semua tingkat peradilan
sampai putusan terhadap perkara tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap.
7
Soerjono Soekanto, Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio Yuridis Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983 h. 21