Pengertian Bantuan Hukum BANTUAN HUKUM
Menurutnya adalah sangat berbahaya untuk mengandalkan bahwa aturan hukum yang ada sekarang ini sudah sempurna sama sekali dan sudah cukup tangguh
untuk melindungi masyarakat yang tidak mampu, terhadap aturan ini perlu dikaji ulang untuk perbaikan maupun penambahan, usaha semacam ini perlu dilakukan
secara terus menerus agar aturan hukum dapat mengimbangi dinamika masyarakat. Aspek kedua tampaknya masih kurang mendapat perhatian dalam kegiatan
bantuan hukum, hal ini terjadi terlatarbelakangi oleh faktor kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh organisasi bantuan hukum, baik dana maupun tenaga ahli, kegiatan
semacam ini membawa konsekuensi organisasi-organisasi bantuan hukum itu melakukan penelitian atau setiudak-tidaknya bekerja sama dengan lembaga-lembaga
penelitian untuk mengetahui keadaan dan kepentingan yang mendesak dari golongan yang tidak mampu ataupun meneliti apakah peraturan hukum yang ada masih perlu
dipertahankan, diperbaiki, ditambah atau bahakan diganti sama sekali. Aspek ketiga besar artian bagi pendidikan masyarakat khususnya untuk
membangkitkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak dan kewajibannya.
Dari pemikiran Adnan Buyung diatas dapat menangkap setidak-tidaknya dua hal penting yang berkaitan dengan bantuan hukum dalam pengertian yang luas
pertama, ia merupakan suatu gerakan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat sehingga akan menyadari hak-hak dan kewajiban mereka sebagai
manusia dan sebagai warga negar Republik Indonesia., kedua bantuan juga berarti
usaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan hukum agar hukum dapat memenuhi kebutuhan rakyat dan mengikuti perubahan keadaan.
18
Pengertian bantuan hukum yang ditetapkan oleh Lokakarya bantuan Hukum Tingkat Nasional 1978 yang menyatakan bahwa bantuan hukum merupakan kegiatan
pelayanan hukum dan diberiakan kepada golongan yang tidak mampu miskin baik secara perorangan maupun kelompok masyarakat yang tidak mampu secara kolektif.
Lingkup kegiatannya meliputi pembelaan perwakilan baik diluar maupun didalam pengadilan.
Pada tahun 1976 Simposium Badan Kontak Profesi Hukum Lampung juga merumuskan pengertian bantuan hukum, sebagai pemberian bantuan kepada pencari
keadilan yang tidak mampu yang sedang menghadapi kesulitan dibidang hukum diluar maupun dimuka pengadilan.
Pengertian yang agak luas tentang bantuan hukum ini pernah juga disampaikan oleh Kepala Kepolisian Republik
Indonesia kapolri “ pendidikan klinis sebenarnya tidak hany terbatas untuk jurusan pidana maupun perdata untuk
akhirnya tampil dimuka pengadilan, tetapi juga untuk jurusan-jurusan lain seperti Jurusan Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Pemerintahan, Hukum
Internasional dan lain-lain, yang memungkinkan pemberinan bantuan hukum dluar pengadilan misalnya dalam soal-soal perumahan di kantor urusan perumahan KUP,
atau imigrasi atau departemen kehakiman, bantuan hukum kepada seseorang yang menyangkut urusan Internasional di Departemen Luar Negri bahkan memberikan
18
Ibid, h. 10
bimbingan dan penyuluhan dibidang hukum termasuk sasaran bantuan hukum dan lain sebagainya.
19
Sementara pengertian bantuan bantuan hukum oleh jaksa Agung RI menyatakan bawa bantuan hukum adalah pembelaan yang diperoleh seorang
terdakwa dari seorang penasehat hukum sewaktu perkaranya diperiksa dalam pemeriksaaan pendahuluan atau proses perkaranya dimuka pengadilan.
20
Seminar Pembinaan profesi hukum berpendapat bahwa pengertian bantuan hukum terdiri dari bantuan hukum diluar pengadilan. Pemberian bantuan hukum
didalam pengadilan menimbulakan masalah verpilichte procururstelling yang berarti hak dan kewajiban mendaptkan bantuan hukum. Hak untuk mendapatkan bantuan
hukum tersebut dilayani sebagai berikut: 1.
Mewajibkan oengadilan untuk menunjukan secara langsung atau melalui organisasi profesi advokat untuk mendampingimewakili setiap orang yang
berurusan di muka pengadilan. 2.
mewajibkan seseorang dari kalangan profesi hukum untuk memberikan bantuan hukum tersebut diatas.
Menurut Clerence J Dias. Menyatakan bahwa bantuan hukum “legal aid
refers to the provision of the service of the legal profession to eneure that
19
Soeerjono Sekanto, Bantuan Hukum: Suatu tinjauan Sosio Yuridis, Jakarta: Ghalia, 1983 h. 22
20
Ibid h. 23