3. Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri di Setiap Item Pertanyaan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Tabel 5.3 Deskripsi Hasil Pertanyaan per Item Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
No Kuesioner Item
Pertanyaan Benar
Salah Total Poin
Keseluruhan Pertanyaan
Per Item Poin
Poin
1
II Definisi
48 73
18 27
66 2
Tujuan 26
79 7
21 33
3 Manfaat
75 76
24 24
99 4
Kriteria 187
63 110
34 297
5 Pengetahuan
tentang kanker
payudara 50
76 16
24 66
6
III Posisi
SADARI 71
72 28
23 99
7 Teknik
SADARI 189
64 108
36 297
8 Tanda yang
harus diwaspadai
145 55
119 45
264
Total 1.221
Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan yang paling banyak tidak diketahui oleh responden adalah mengenai tanda yang harus
diwaspadai saat SADARI yaitu sebanyak 55 pertanyaan dijawab benar, hal ini dikarenakan sebagian besar responden belum mendapatkan
pengetahuan mengenai SADARI maupun kanker payudara sebelumnya, sedangkan pengetahuan yang paling banyak diketahui oleh responden
adalah mengenai tujuan dilakukan SADARI yaitu sebesar 79 pertanyaan dijawab benar.
Tabel 5.4 Deskripsi Hasil Pertanyaan per Item Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
No Kuesioner Item
Pertanyaan Benar
Salah Total Poin
Keseluruhan Pertanyaan
Per Item Poin
Poin
1
II Definisi
61 92
5 8
66 2
Tujuan 30
91 3
9 33
3 Manfaat
96 97
3 3
99 4
Kriteria 257
87 40
13 297
5 Pengetahuan
tentang kanker
payudara 60
91 6
9 66
6
III Posisi
SADARI 93
94 6
6 99
7 Teknik
SADARI 246
83 51
17 297
8 Tanda yang
harus diwaspadai
215 81
49 19
264
Total 1.221
Sesudah diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan tentang tanda yang harus diwaspadai saat dilakukan SADARI meningkat menjadi 81
pertanyaan dijawab benar, sedangkan untuk item pertanyaan yang paling banyak diketahui oleh responden yaitu mengenai manfaat dilakukan SADARI
yaitu sebesar 97 pertanyaan dijawab benar. Terdapat perubahan nilai dari sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
C. Analisis Bivariat
1. Uji Normalitas Normalitas hasil pengetahuan remaja putri tentang SADARI
sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Distribusi Hasil Normalitas Pengetahuan Remaja Putri
tentang SADARI Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Variabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
Sebelum Sesudah
Df Sig.
Df Sig.
Pengetahuan 33
0.460 33
0.096
Uji normalitas di atas menggunakan uji One-Sample Kolmogorov- Smirno . Hasil uji normalitas di atas diperoleh nilai signifikan pengetahuan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 0.460, sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan hasilnya menjadi 0.096. Berdasarkan
keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa data sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan berdistribusi normal p0.05. Kesimpulan
dari hasil uji normalitas menunjukkan bahwa penelitian ini dapat menggunakan uji analisis t test berpasangan Paired T Test.
2. Perbedaan pengetahuan tentang SADARI sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
Hasil analisis data perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan uji t berpasangan
two tail. One tail digunakan jika peneliti sudah mengetahui arah hipotesis, apakah pengaruhnya positif atau negatif, baik atau buruk, sedangkan two
tail digunakan jika peneliti belum mengetahui arah hipotesis tersebut. Penelitian ini menggunakan two tail karena peneliti belum mengetahui
arah hipotesis tersebut. Hasil uji t berpasangan dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi Perbedaan Pengeahuan Tentang SADARI Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Mean SD
95 Confidence
Interval of The Difference
t Df
Sig.2- tailed
Eta Squared
Lower Upper
Sebelum- Sesudah
-9,091 3,215 -10,231
-7,951 -16,244 32 0,000 0,89
Uji analisis pada penelitian ini adalah uji T test berpasangan d
engan tingkat kesalahan 5 α=0,05. Data pada tabel diatas menunjukkan nilai mean sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan tentang SADARI adalah -9,091 dengan standart deviasi 3,215. Nilai negatif pada mean didapatkan karena nilai sebelum intervensi lebih
kecil dari nilai sesudah intervensi. Begitu juga dengan nilai t yang bernilai negatif yaitu sebesar -16,244. Nilai t digunakan untuk melihat tingkat
kemaknaan, jika t hitung t tabel maka hasil penelitian bermakna. Nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel pada df 30 2,042 maka didapatkan t
hitung t tabel, hal ini membuktikan bahwa penelitian bermakna. Nilai p dari data di atas didapatkan 0,000, hal ini berarti lebih ke
cil dari nilai α 0,05 p0,05. Berdasarkan perhitungan rumus Eta Squared yang
digunakan untuk mengetahui ukuran efektifitas pendidikan kesehatan yang telah diberikan. Nilai standar dari perhitungan Eta Squared untuk
paired t-test yaitu jika nilai Eta Squared 0,01=efek kecil, 0,06=efek cukup,
≥0,14=efek besar Pallant, 2011. Pada penelitian ini didapatkan
hasil sebesar 0,89, nilai tersebut menunjukkan bahwa efektifitas pendidikan kesehatan sangat besar dalam meningkatkan pengetahuan
remaja putri mengenai SADARI.
66
BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian tentang efektifitas pendidikan kesehatan terhadap nilai pengetahuan mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI
serta keterbatasan dalam penelitian. Hasil penelitian akan dibandingkan dengan teori dan penelitian sebelumnya.
A. Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap nilai pengetahuan responden mengenai
SADARI
Pengetahuan responden di SMPN 3 Tangerang Selatan mengenai SADARI sebelum diberikan pendidikan kesehatan memiliki nilai rata-rata 23.97 atau 64,7 dari jumlah
total nilai tertinggi. Berdasarkan penelitian ini didapatkan data bahwa responden sudah dapat menjawab pertanyaan dengan benar lebih dari 50 sebelum diberikan pendidikan
kesehatan walaupun hanya 6 responden yang pernah mendapatkan informasi mengenai SADARI, baik dari orang tua maupun media massa. Hal ini bertentangan dengan teori
yang dikemukakan oleh Piaget 1967 dalam Suparno 2004 yaitu manusia atau lingkungan sosial lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan pengetahuan seseorang
sebagai pemacu, pengkritik, dan menantang sehingga proses pembentukan pengetahuan lebih mudah. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Permatasari 2013 di Pontianak yang menyatakan bahwa pengetahuan remaja putri sebelum diberikan pendidikan kesehatan sudah cukup baik salah satunya karena
dipengaruhi oleh kemudahan dalam mencari sumber informasi melalui akses internet dan petugas kesehatan sebanyak 40.
Pengetahuan remaja putri mengenai SADARI sangat penting dalam pendeteksian dini serta penanggulangan kanker payudara, terutama jika mengingat bahwa kejadian
kanker payudara saat ini semakin banyak menyerang usia remaja YKPJ, 2011. Notoatmodjo 2005 menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu pendidikan, usia, minat dan kreatifitas, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar, dan informasi. Pada penelitian ini, lingkungan turut mempengaruhi
hasil kuesioner, lingkungan pada saat pengisian kuesioner kurang kondusif yaitu terdapat beberapa responden yang melakukan kerjasama dalam pengisian kuesioner walaupun
sudah beberapa kali diperingatkan oleh peneliti. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, terjadi peningkatan nilai pengetahuan dari
nilai rata-rata 23,97 atau 64,7 menjadi 33,06 atau 89,35. Hasil ini menunjukkan
bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan mengenai SADARI dapat meningkatkan
pengetahuan responden. Diharapkan dengan peningkatan pengetahuan mengenai SADARI maka terbentuknya perilaku dalam pencegahan masalah kesehatan payudara.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan yaitu terjadinya perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus, dan
masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Nursalam, 2008.
Peningkatan nilai rata-rata pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai SADARI terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah informasi. Informasi yang didapatkan dari media massa mempengaruhi fungsi kognitif dan afektif seseorang Notoatmodjo, 2005. Informasi juga bisa
didapatkan dari pendidikan formal maupun non formal, contohnya penyuluhan. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan metode ceramah tanya jawab dan demonstrasi. Pemilihan metode pendidikan kesehatan bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
karakteristik sasaran atau responden jumlah, sosial ekonomi, umur, jenis kelamin,