Sasaran Pendidikan Kesehatan Metode Pendidikan Kesehatan

Curah pendapat merupakan suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta Fitriani, 2011. 3 Bola salju snow balling Teknik bola salju snow balling dimulai dengan memasang- masangkan sasaran. Satu pasangan terdiri atas dua sasaran. Masing- masing pasangan diberi topik yang sama satu sama lain. Kemudian dilontarkan satu permasalahan, setelah berdiskusi pasangan tersebut bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusi masalah yang sama. Kemudian, tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas Fitriani, 2011; Efendi, 2009. 4 Kelompok kecil Buzz group Sasaran langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil buzz group yang kemudian diberikan sebuah permasalahan. Permasalahan yang diberikan bisa sama atau berbeda antar kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan tersebut dan kemudian dicari kesimpulannya Efendi, 2009; Fitriani, 2011. Biasanya sesi buzz memerlukan waktu 10-20 menit tergantung pada topik yang dibicarakan Suprijanto,2008. 5 Bermain peran role play Role play adalah permainan sebuah situasi dalam hidup manusia dengan atau tanpa melakukan latihan sebelumnya Maulana, 2009. Pada prinsipnya, role play merupakan metode untuk „menghadirkan‟ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam satu „pertunjukkan peran‟ di dalam kelas pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian Fitriani, 2011. 6 Demonstrasi Metode demonstrasi adalah bentuk metode praktik yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan peserta belajar keterampilan mental maupun fisik atau teknis. Metode ini memindahkan suatu kondisi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktik di dalam situasi yang sesungguhnya Fitriani, 2011. Demonstrasi merupakan salah satu metode promosi kesehatan yang sesuai pada tahap perkembangan remaja Efendi, 2009. Sanjaya 2009 mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran atau materi dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik benda sebenarnya maupun hanya tiruan dan tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh pendidik. Penelitian yang dilakukan oleh Wardani 2011 di Surakarta menunjukkan bahwa prestasi belajar dengan penerapan metode demonstrasi lebih baik jika dibandingkan dengan penerapan metode ceramah. Demonstrasi bisa menstimulasi pembelajaran mengenai 1 kompetisi; 2 kerjasama; 3 empati; 4 sistem sosial; 5 konsep; 6 skill; 7 kemanjuran; 8 menjalani hukuman; 9 peran kesempatan atau peluang; 10 kemampuan untuk berpikir kritis menguji strategi alternatif dan mengantisipasi hal-hal lain dan membuat keputusan Nesbitt, 1971 dalam Joyce, 2009. c. Pendidikan Massa Metode pendidikan massa dilakukan untuk mengonsumsikan pesan- pesan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat. Pesan yang disampaikan harus dirancang agar dapat diterima oleh massa karena sasaran pendidikan bersifat umum, dalam arti tidak membeda-bedakan golongan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan Maulana, 2009. Bagan 2.2 Kerucut Edgar Dale Edgar Dale, 1964 dalam Nursalam dan Efendi, 2008 Kerucut Dale 1964 menggambarkan kemampuan partisipan untuk mengingat kembali pesan-pesan atau materi dalam pendidikan kesehatan menurut teknik dan medianya. Teori ini menyatakan bahwa dalam dua minggu setelah partisipan melakukannya, maka partisipan akan dapat melakukan hal-hal seperti: membaca leaflet, slide, booklet, dan sejenisnya, maka ia akan mengingat 10 dari materi yang dibacanya; mendengar tape atau pembicaraan orang lain, maka ia akan mengingat 20 dari apa yang didengarnya; melihat bagan, foto, dan grafik, maka ia akan mengingat 30 dari apa yang dilihatnya; mendengar dan melihat melihat demonstrasi, film, dan video, maka ia akan mengingat 50 dari apa yang didengar dan dilihatnya; mengucapkan sendiri kata-katanya media wayang, script, dan drama, maka ia akan mengingat 70 dari apa yang diucapkannya; dan mengucapkan sambil mengerjakan sendiri suatu materi pendidikan kesehatan biasanya menggunakan media yang mirip dengan objek yang sebenarnya dan melalui pengalaman yang nyata, maka ia akan mengingat 90 dari materi tersebut Nursalam dan Efendi, 2008.

5. Media Pendidikan Kesehatan

Media adalah alat bantu yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran, semakin banyak pancaindera yang digunakan maka akan semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh Maulana, 2009; Fitriani, 2011. Nursalam 2008 menyatakan bahwa ada beberapa media pendidikan kesehatan, antara lain: a. Media cetak seperti booklet, leaflet, selebaran flyer, lembar balik flip chart, poster surat kabar newspaper, tabloid, jurnal, majalah, dan foto atua gambar. Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan- pesan kesehatan dalam bentuk buku. Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk sasaran yang dapat membaca. Leaflet terdiri dari 200-400 kata dan berseling dengan gambar. Flyer adalah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan. Flip chart merupakan media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Poster ialah suatu bentuk media cetak yang memuat pesan atau informasi kesehatan dan biasanya di tempel di dinding, tempat umum, atau di kendaraan umum Fitriani, 2011; Nursalam, 2008. b. Media elektronik antara lain televisi, radio, video, filmstrip, dan slide power point. Televisi adalah media yang dapat menampilkan pesan secara audiovisual dan gerak. Radio ialah media audio yang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar. Filmstrip adalah media visual proyeksi diam, yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide Hassan, 2010. Power point merupakan salah satu media untuk menyampaikan presentasi. Powerpoint dapat sebagai bagian dari keseluruhan presentasi maupun menjadi satu-satunya sarana penyampaian informasi, dapat pula sebagai pendukung presentasi, misalnya adalah power point sebagai alat bantu visual dalam presentasi oral Isroi, 2005. c. Benda asli atau benda tiruan. Benda asli yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati. Sedangkan benda tiruan yaitu benda yang menyerupai benda asli. Benda tiruan bisa digunakan sebagai media alat peraga dalam pendidikan kesehatan Depkes, 2004. Alat peraga, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anindityas 2012 di SMPN 3 Kandangan Semarang menunjukkan hasil bahwa penggunaan alat peraga benda tiruan dapat mengoptimalkan kualitas belajar siswa.

6. Tahapan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Manurung 2009 membagi tahapan pelaksanaan pendidikan kesehatan menjadi beberapa tahapan, yaitu: a. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman dan pengetahuan tentang kesehatan, bahasa dan budaya, masalah kesehatan, dan tingkat kemampuan untuk menerima serta kebutuhan peserta didik. Hal ini bertujuan untuk menentukan metode, materi dan media yang cocok yang akan di berikan Nursalam, 2008. b. Menentukan tujuan dari pendidikan kesehatan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. c. Membuat perencanaan isi, metode, dan teknik pendidikan kesehatan agara dapat tercapai tujuan umum dan tujuan khusus yang telah direncanakan. d. Membuat rencana metode evaluasi yang sesuai untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan kesehatan. e. Mengevaluasi proses dan hasil dari pendidikan kesehatan.

F. Pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia adakalanya berasal dari pengalaman dan dari pikiran. Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman meliputi semua hal yang dialami baik oleh panca indera, intuisi, atau kata hati. Sedangkan, pengetahuan yang berasal dari pikiran yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui proses penalaran Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, 2007. Pengetahuan mempunyai 6 enam tingkatan. Pertama, tahu know, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali termasuk recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima. Cara untuk mengetahui bahwa seseorang dianggap tahu tentang apa yang dipelajari adalah mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan mendatakan materi yang telah dipelajari. Kedua, memahami comprehension, yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Seseorang dapat dianggap telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap materi yang telah dipelajari. Ketiga, aplikasi application, adalah sebuah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. Aplikasi yang dimaksud adalah sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip, prosedur, dan sebagainya dalam konteks lain. Keempat, analisis analysis, merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. Kelima, sintesis synthesis, menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan dan dapat meringkas, dan menyesuaikan terhadap suatu teori yang telah ada. Keenam, evaluasi evaluation, evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek Fitriani, 2011; Mubarak, 2007; Notoatmodjo, 2007. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan antara lain Notoatmodjo, 2005 dan Mubarak, 2007. 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pendidikan formal maupun pendidikan non formal, sistema pendidikan berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu Notoatmodjo, 2005. 2. Usia Usia individu berkaitan erat dengan pengetahuan individu. Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin berkembang pula daya tangkap

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan patudara Sendiri (SADARI) Pada Siswi Kelas II Di SMA Negeri 9 Medan

12 74 66

EFEKTIFITAS PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP MOTIVASI KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

14 61 22

Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

0 6 107

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADPA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMK NEGERI 1 GODEAN YOGYAKARTA

2 10 87

PEMERIKSAAN SADARI pada mahasiswi fakultas

0 0 5

PENGARUH PEER GROUP EDUCATION TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) DI SMAN 1 GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

1 0 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMAN 2 NGAGLIK SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SM

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SADARI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Sadari Terhadap Sikap Remaja Putri dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri di

0 0 11

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMAN KASIHAN BANTUL

0 0 9