xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Perizinan Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Izin Penelitian, Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Satuan Acara Penyuluhan SAP Lampiran 6. Hasil Olahan SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 7. Hasil Olahan SPSS Univariat Lampiran 8. Hasil Olahan SPSS Bivariat
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan seseorang yang berada pada tahapan antara fase anak dan dewasa serta ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosi
Efendi, 2009. Rentang usia remaja menurut World Health Organization WHO pada tahun 2013 adalah antara usia 10-19 tahun, sedangkan menurut Efendi 2009,
remaja yang sudah menikah tidak lagi tergolong sebagai remaja melainkan sebagai dewasa. Data yang diperoleh dari sensus penduduk tahun 2010 yaitu populasi remaja
perempuan sekitar 21.275.092 jiwa atau 8,8 dari jumlah penduduk di Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2012 jumlah remaja perempuan usia muda 15 tahun di
Indonesia akan meningkat menjadi 34.307.709 jiwa Badan Pusat Statistik, 2012. Tahap perkembangan remaja ditandai dengan perubahan fisik, sosial, dan
kematangan emosional. Perubahan fisik terjadi secara cepat pada remaja laki-laki maupun perempuan Funnell, 2009. Periode remaja sering dikenal dengan masa
pubertas. Masa pubertas adalah masa dimana remaja mengalami proses kematangan, hormonal dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai
berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul. Masa pubertas ditandai dengan beberapa perubahan fisik salah satunya yaitu adanya pembesaran payudara
yang dikenal sebagai telarke, terjadi antara usia 9 sampai 13,5 tahun Wong, 2008. Rasjidi 2010 mengungkapkan bahwa seorang remaja putri telah mencapai
masa pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya, maka
Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI perlu dilakukan. SADARI merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini
meliputi inspeksi dan palpasi payudara serta dapat dilakukan pada posisi berdiri maupun berbaring Otto, 2003. Waktu yang paling baik untuk melakukan SADARI
adalah 7 sampai 10 hari setelah menstruasi, saat pembengkakan dan nyeri payudara telah mereda. Benjolan di payudara yang ditemukan saat SADARI harus dievaluasi
terhadap satu dari tiga kemungkinan: 1 kista, 2 tumor jinak, atau 3 tumor ganas Gruendemann, 2005. Upaya SADARI sangat penting sebab sekitar 75-85
keganasan kanker payudara ditemukan pada saat dilakukan SADARI Purwoastuti, 2008. Penderita keganasan payudara sebagian besar datang saat stadium lanjut,
sehingga pengobatannya tidak dapat adekuat atau tepat Manuaba, 2009. Hal ini menjadikan pengetahuan yang baik tentang prosedur SADARI sangat penting
dimiliki oleh remaja putri karena tahu tentang prosedur SADARI merupakan salah satu alasan yang menyebabkan remaja putri mengaplikasikan SADARI Karayurt,
2008. Perempuan yang melakukan SADARI secara rutin akan menemukan penyakit
payudara lebih dini, dan kematian akibat kanker payudara dapat dihindari dengan diagnosis dan pengobatan sedini mungkin Benson, 2008. Kanker payudara
umumnya menyerang perempuan yang telah berumur lebih dari 40 tahun, perempuan muda pun bisa terserang kanker ini Mardiana, 2004. Statistik Kanker RSUP
dr.M.Djamil Padang pada tahun 2010 melaporkan bahwa jumlah kasus kanker payudara pada tahun 2010 yaitu sebanyak 1758 kasus dan usia termuda penderita
kanker payudara berusia 15 tahun Lenggogeni, 2011. Jakarta Breast Center
melaporkan bahwa klinik khusus penanganan keluhan pada payudara di Jakarta menunjukkan dari 2.495 pasien yang datang pada tahun 2001-2002, 79 pasien
diantaranya menderita tumor payudara jinak dan hanya 14 pasien yang menderita kanker payudara Diananda, 2009.
Penelitian yang dilakukan oleh Utama 2008 di SMA Negeri 5 Jambi menunjukkan bahwa sebanyak 72,6 dari 201 responden memiliki pengetahuan
kurang baik mengenai SADARI. Pengetahuan remaja putri mengenai SADARI sangat penting dalam pendeteksian dini serta penanggulangan kanker payudara,
terutama jika mengingat bahwa kejadian kanker payudara saat ini semakin banyak menyerang usia remaja YKPJ, 2011. WHO 2013 melaporkan bahwa kanker
payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh perempuan baik di negara maju maupun di negara kurang berkembang. Diperkirakan bahwa di seluruh
dunia lebih dari 508.000 perempuan meninggal pada tahun 2011 karena kanker payudara Global Health Estimate, WHO 2013. Kanker payudara menempati urutan
kedua yang paling banyak diderita kaum perempuan setelah kanker mulut atau leher rahim serviks Depkes RI, 2013.
Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya remaja putri mengenai bahaya kanker payudara perlu disikapi dengan peningkatan upaya promotif-preventif. Upaya
tersebut salah satunya adalah dengan edukasi di berbagai elemen masyarakat. Edukasi akan lebih efektif jika dilakukan lebih awal, antara lain pada siswa sekolah Depkes
RI, 2013. Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja khususnya mengenai masalah payudara yang dilakukan oleh professional telah terbukti efektif dalam
meningkatkan pengetahuan mengenai kanker payudara dan praktik SADARI Yi
Park, 2012. Kanker payudara biasanya terjadi setelah usia 45 tahun, tetapi saat ini usianya menuruns dan banyak perempuan muda yang menderita kanker payudara
Fry Prentice, 2006 dalam Karayurt, 2008. Kanker payudara yang menyerang perempuan muda lebih agresif dan sedikit yang dapat bertahan hidup, hal ini
membuat deteksi dini lebih penting Rosenberg Levy, 2001 dalam Karayurt, 2008. Permatasari 2013 dalam penelitiannya di SMA Negeri 2 Pontianak Barat
mengungkapkan bahwa penyuluhan tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara efektif dapat meningkatkan pengetahuan siswi tentang SADARI. Hal ini
juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ouyang dan Hu 2014 di Cina yang menunjukan bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan
tentang kanker payudara dan SADARI. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 11 orang siswi SMPN 3
Tangerang Selatan didapatkan data bahwa 9 diantaranya belum mengetahui dan belum pernah mendapat informasi mengenai SADARI. Berdasarkan hal tersebut,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap nilai pengetahuan mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri
SADARI pada remaja putri di SMPN 3 Tangerang Selatan”.
B. Rumusan Masalah
Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta YKPJ pada tahun 2005 menunjukkan 80 masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan
dini payudara. Sebanyak 70 kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut sehingga angka penyembuhannya rendah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya
kesadaran, pengertian, dan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara, sementara penanganan kanker payudara secara lintas sektoral belum mendapat
prioritas dari pemerintah Rasjidi, 2010. Menurut Nursalam 2008, perilaku kesehatan health behavior juga menentukan status kesehatan, perubahan perilaku
menuju kearah hidup yang kondusif untuk kesehatan dapat dilakukan salah satunya melalui pendidikan kesehatan.
Masalah dalam penanggulangan kanker payudara di Indonesia adalah penderita datang ke pelayanan kesehatan sudah dalam stadium lanjut. Data yang
didapatkan berdasarkan survei di RS Kanker Dharmais menunjukkan jumlah penderita yang datang pada stadium lanjut sebanyak 70 Bustan, 2007. Di
Sumatera Barat, data rekam medik RSUP dr. M. Djamil Padang tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker payudara pada tahun 2010 yaitu sebanyak
1758 kasus, sedangkan usia termuda penderita kanker payudara berusia 15 tahun Statistik Kanker RSUP dr.M.Djamil Padang, 2011 dalam Lenggogeni, 2011.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektifitas pendidikan kesehatan terhadap nilai pengetahuan mengenai
SADARI pada remaja putri di SMPN 3 Tangerang Selatan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap skor pengetahuan mengenai SADARI pada remaja putri di
SMPN 3 Tangerang Selatan.