a. Pertumbuhan dan involusi kelenjar payudara
Pada waktu bayi lahir payudara merupakan suatu sistem saluran yang bermuara ke mamilla. Permulaan pubertas antara 10-
15 tahun areola membesar dan lebih mengandung pigmen. Pertumbuhan kelenjar akan berjalan terus sampai umur dewasa
hingga berbentuk seperti kuncup. b. Perubahan kelenjar payudara yang berhubungan dengan haid
Pada masa haid payudara akan sedikit membesar dan tegang bahkan pada beberapa wanita akan timbul rasa nyeri mastoidenia.
Perubahan ini ada hubungannya dengan perubahan vaskular dan limfogen.
c. Perubahan payudara pada waktu hamil dan laktasi Beberapa minggu sesudah konsepsi akan timbul perubahan
pada kelenjar payudara. Payudara menjadi terasa penuh, tegang, areola lebih banyak mengandung pigmen dan puting sedikit
membesar.
B. Masalah Kesehatan Payudara pada Remaja
1. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara Mardiana, 2007. Kanker payudara mungkin ditemukan sewaktu
in situ masih lokal atau ditemukan sebagai neoplasma maligna telah menyebar. Kanker payudara hampir selalu merupakan adenokarsinoma dan
biasanya timbul di duktus. Gen-gen kanker payudara dapat dibawa dan
diwariskan oleh kedua orang tua, tampaknya diwariskan dengan cara dominan-autosom Corwin, 2009.
Gejala yang paling sering terjadi pada kanker payudara yaitu adanya massa terutama jika keras, irregular, tidak nyeri tekan atau penebalan pada
payudara atau daerah aksila; rabas puting payudara unilateral, persisten, spontan yang mempunyai karakter serosanguinosa, mengandung darah, atau
cair; retraksi atau inversi puting susu; perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara asimetris; pengerutan atau pelekukan kulit di sekitarnya; kulit
yang bersisik di sekeliling puting susu. Adapun gejala penyebaran lokal atau regional yaitu adanya kemerahan, ulserasi, edema, atau pelebaran vena;
perubahan peau d’orange seperti kulit jeruk; pembesaran kelenjar getah
bening aksila Otto, 2005.
2 Fibroadenoma FAM
Fibroadenoma adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi padat kenyal dan merupakan tumor primer yang paling banyak
ditemukan pada kelompok umur muda Price, 2005; Underwood, 2000 dalam Sidauruk, 2012. Fibroadenoma Berdasarkan laporan dari NSW
Breast Cancer Institute 2005, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5 terjadi pada usia di atas 50 tahun,
sedangkan prevalensinya lebih dari 9 populasi wanita terkena fibroadenoma. Penelitian Anyikam 2008 di Nigeria Timur menunjukkan
dahwa dari 1.050 spesimen payudara yang diteliti, 722 kasus 68,8 merupakan tumor jinak. Fibroadenoma adalah lesi yang paling banyak dan
umum terjadi dengan 318 kasus 44 yang terjadi pada usia rata-rata 16-32
tahun Anyikam, 2008. Di Indonesia data penyakit masih belum lengkap. Jakarta Breast Center melaporkan bahwa klinik di Jakarta yang
mengkhususkan untuk penanganan keluhan pada payudara, menunjukkan dari 2.495 pasien yang datang pada tahun 2001-2002, 79 pasien menderita
tumor payudara jinak dan hanya 14 pasien yang menderita kanker payudara Diananda, 2009.
3 Papiloma Intraduktal
Papiloma yang terjadi pada duktus puting biasanya terlalu kecil untuk dipalpasi tapi sering mengeluarkan cairan serosanguinosa atau darah dari
puting susu. Apapun yang menyebabkan keluarnya cairan yang abnormal dari puting harus ditentukan dan keganasannya harus dihilangkan Price,
2005.
4 Fibrokistik Payudara
Penyakit yang tergolong penyakit fibrokistik payudara antara lain pembentukan kista, proliferasi duktus epitelial, papilomatosis difusa, dan
adenosis duktus dengan pembentukan jaringan fibrosa. Gejala klinisnya yaitu perubahan ini dapat menimbulkan nodula teraba, massa, dan keluarnya
cairan dari puting. Sekitar 50 perempuan mengalami penyakit fibrokistik payudara. Keadaan ini biasanya terjadi bilateral Price, 2005. Hubungan
antara penyakit fibrokistik dan kanker payudara belum pasti. Hampir semua peneliti mempercayai bahwa penyakit fibrokistik bukan pencetus kanker
payudara, kecuali jika klien menunjukkan bukti-bukti hiperplasia epitelial penambahan abnormal pada sel-sel epitel, yang disebut juga penyakit
fibrokistik florid Morton, 2004.
C. Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI
1. Pengertian SADARI
Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara sebenarnya dapat diketahui secara tepat dengan pemeriksaan sendiri Mardiana, 2007.
Pemeriksaan awal dapat dilakukan dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI dan pemeriksaan klinis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
terlatih. SADARI dilakukan oleh setiap perempuan tiap bulan dimulai pada usia 20 tahun atau sejak menikah. SADARI adalah metode termudah,
tercepat termurah, dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara Nisman, 2011. Pemeriksaan klinis oleh petugas
kesehatan terlatih sebaiknya dilakukan pada perempuan berusia 30-50 tahun setiap tiga tahun sekali, kecuali bagi mereka yang memiliki faktor risiko,
pemeriksaan mammografi dilakukan setahun sekali setelah berusia di atas 40 tahun dan dilakukan USG satu tahun sekali dibawah 40 tahun Depkes,
2009. Perempuan yang melakukan SADARI secara rutin akan menemukan
penyakit payudara lebih dini, dan kematian akibat kanker payudara dapat dihindari dengan diagnosis dan pengobatan sedini mungkin Benson, 2008.
Pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri dengan belajar melihat dan memeriksa perubahan payudaranya sendiri setiap bulan. Melalui
pemeriksaan secara teratur akan diketahui adanya benjolan atau masalah lain sejak dini walaupun masih berukuran kecil sehingga lebih efektif untuk
diobati. SADARI dilakukan pada hari ke 7-10 yang dihitung sejak hari pertama mulai haid saat payudara sudah tidak mengeras dan nyeri atau
bagi yang telah menopause pemeriksaan dilakukan dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya misalnya setiap tanggal 1 atau tanggal lahirnya.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis yang digerakkan secara bersamaan pada payudara yang
sedang dilakukan pemeriksaan Depkes, 2009.
2. Langkah-langkah SADARI
Ada 7 tujuh langkah dalam melakukan SADARI menurut Depkes 2009, yaitu:
1. Perhatikan kedua payudara. Berdirilah di depan cermin dengan tangan di sisi tubuh dan lihat apakah ada perubahan pada payudara. Lihat
perubahan dalam hal ukuran, bentuk atau warna kulit, atau jika ada kerutan, lekukan seperti lesung pipi pada kulit.
2. Perhatikan kembali kedua payudara sambil mengangkat kedua tangan di atas kepala, dilanjutkan dengan meletakkan kedua tangan di pinggang
sambil menekan agar otot dada berkontraksi. Bungkukkan badan untuk melihat apakah kedua payudara menggantung seimbang.
3. Tekan masing-masing puting dengan ibu jari dan jari telunjuk secara lembut untuk melihat apakah ada cairan yang keluar.
4. Lakukan perabaan payudara. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil berdiri atau berbaring. Jika memeriksa payudara sambil berbaring,
diletakkan sebuah bantal di bawah pundak sisi payudara yang akan diperiksa.
5. Angkat lengan kiri ke atas kepala. Gunakan tangan kanan untuk menekan payudara kiri dengan ketiga jari tengah telunjuk, tengah, dan