Tugas Perkembangan Remaja Periode Remaja
jaringan intraseluler yang terlihat secara fisik dan dapat diukur dengan menggunakan satuan panjang atau satuan berat dengan proses yang
berkesinambungan dipengaruhi oleh faktor genetik ras atau keluarga dan faktor lingkungan bio-psikososial yang dimulai dari masa
konsepsi hingga masa dewasa. Potter Perry 2005 menjelaskan mengenai empat fokus
utama pada pertumbuhan fisik remaja, yaitu: peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera; perubahan spesifik-seks, seperti
perubahan bahu dan lebar pinggul; perubahan distribusi otot dan lemak; perkembangan system reproduksi dan karakteristik seks
sekunder. Pertumbuhan pada remaja dipengaruhi oleh beberapa hormon
Soetjiningsih, 2004, antara lain: a Hormon Pertumbuhan Growth Hormone
Hormon yang paling berpengaruh selama remaja, yang dihasilkan terutama pada saat tidur nyenyak malam hari. Mempunyai dua efek
terhadap tulang rawan epifisis, serta berefek langsung pada metabolism protein, karbohidrat, dan lemak dengan bersifat
anabolik. b Hormon Tiroid
Hormon tiroid berefek langsung pada maturasi tulang, selain itu juga hormon tiroid ini mempengaruhi produksi hormon
pertumbuhan dan sebaliknya hormon tiroid juga tidak dapat bekerja tanpa adanya hormon pertumbuhan.
c Glukokortikoid Glukokortikoid berfungsi untuk menekan sintesis tulang dan tulang
rawan serta
mineralisasi, sehingga
produksi glikoprotein
meningkat. d
Calcium Regulating Hormone Kalsium diatur oleh hormon paratiroid yang berpengaruh besar
pada elemen jaringan tulang yang terlibat dalam osteogenesis.
Selain itu juga ada vitamin D yang mempengaruhi maturasi tulang. c.
Anatomi dan Fisiologi Payudara
Payudara wanita disebut juga glandula mammae merupakan alat reproduksi tambahan. Setiap payudara terletak pada setiap sisi sternum
dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam. Payudara terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada di atas musculus
pectoralis major dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensorium. Masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan
mempunyai ekor cauda dari jaringan yang meluas ke ketiak atau aksila cauda axillaris Spence. Ukuran payudara berbeda untuk setiap
individu, juga bergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada
payudara yang lain Verralls, 2004. Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan
bukan pada jumlah jaringan glandular aktual Sloane, 2003. Struktur payudara terdiri dari beberapa jaringan dan lobus, yaitu
1 jaringan glandular terdiri dari 15-20 lobus mayor, setiap lobus dialiri
duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus laktiferus ampula sebelum muncul untuk memperforasi puting dengan 15-20
mulut opening. 2 lobus-lobus dikelilingi jaringan adiposa dan dipisahkan oleh ligament suspensorium cooper berkas jaringan ikat
adiposa. Ligamen suspensorium ini merentang dari fasia dalam pada otot pektoralis sampai fasia superfisial tepat dibawah kulit. 3 Lobus
mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobus, setiap lobulus kemudian bercabang menjadi duktus menjadi duktus-duktus kecil yang
berakhir di alveoli sekretori. 4 Puting dikelilingi oleh area kulit berpigmen dengan diameter sekitar 3 cm yang disebut dengan areola.
Diatas permukaan areola terdapat beberapa kelenjar sebasea montgomery’s tubercles yang berguna sebagai penghasil lubrikasi
puting ketika menyusui Ross, 2001; Sloane, 2003; Monkhouse, 2007. Masa pubertas merupakan masa terjadinya peningkatan kadar
hormon. Peningkatan kadar hormon pada perempuan saat pubertas akan terjadi pekembangan payudara lebih lanjut dan biasanya mendahului
saat datangnya menstruasi, yaitu dua tahun sebelumnya. Peningkatan kadar estrogen memacu pertumbuhan pembuluh lactifer dan papilla
serta areola mammae akan menjadi lebih nyata. Peningkatan kadar progesteron memacu proliferasi alveoli. Jumlah jaringan lemak dan
fibrosa akan meningkat dan jaringan lemak ini terutama yang menyebabkan bertambah besarnya payudara Verralls, 2004.
Perubahan fisiologis kelenjar payudara dapat dibedakan menjadi 3 tiga menurut Prawirohardjo 2009, yaitu:
a. Pertumbuhan dan involusi kelenjar payudara
Pada waktu bayi lahir payudara merupakan suatu sistem saluran yang bermuara ke mamilla. Permulaan pubertas antara 10-
15 tahun areola membesar dan lebih mengandung pigmen. Pertumbuhan kelenjar akan berjalan terus sampai umur dewasa
hingga berbentuk seperti kuncup. b. Perubahan kelenjar payudara yang berhubungan dengan haid
Pada masa haid payudara akan sedikit membesar dan tegang bahkan pada beberapa wanita akan timbul rasa nyeri mastoidenia.
Perubahan ini ada hubungannya dengan perubahan vaskular dan limfogen.
c. Perubahan payudara pada waktu hamil dan laktasi Beberapa minggu sesudah konsepsi akan timbul perubahan
pada kelenjar payudara. Payudara menjadi terasa penuh, tegang, areola lebih banyak mengandung pigmen dan puting sedikit
membesar.