Media Pendidikan Kesehatan Pendidikan Kesehatan

Keempat, analisis analysis, merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. Kelima, sintesis synthesis, menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan dan dapat meringkas, dan menyesuaikan terhadap suatu teori yang telah ada. Keenam, evaluasi evaluation, evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek Fitriani, 2011; Mubarak, 2007; Notoatmodjo, 2007. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan antara lain Notoatmodjo, 2005 dan Mubarak, 2007. 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pendidikan formal maupun pendidikan non formal, sistema pendidikan berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu Notoatmodjo, 2005. 2. Usia Usia individu berkaitan erat dengan pengetahuan individu. Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik Notoatmodjo, 2007. 3. Minat dan kreativitas Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu objek atau dalam melakukan suatu kegiatan perbuatan, yang didasari oleh rasa tertarik, senang, yang muncul dalam diri bukan tekanan dari luar Notoatmodjo, 2005. Adanya perasaan tertarik dan perasaansenang menimbulkan adanya minat, maka minat ini merupakan kondisi psikologis yang dapat mendorong memotivasi munculnya kreativitas. Hurlock 1978 dalam Mataro 2012 menyatakan bahwa ada delapan pengertian menurut para ahli yang populer. Pertama, menekankan kreativitas sebagai pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Kedua, kretaivitass dipandang sebagai kreasi sesuatu yang baru dan orisinal. Ketiga, kreativitas mempunyai anggapan bahwa apa saja yang diciptakan selalu baru dan berbeda dari yang telah ada dan oleh karenanya unik. Keempat, memandang kreativitas sebagai proses mental yang unik, yang dilakukan semata-mata untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinal. Kelima, kreativitas sering dianggap sama dengan kecerdasan yang tinggi. Keenam, ada anggapan bahwa kreativitas adalah suatu yang diperoleh atau diwariskan. Ketujuh, kreativitas selalu dianggap sinonim dengan imajinasi dan fantasi. Kedelapan, kreativitas adalah pencipta, bukan penurut. 4. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Teori determinan menganalisa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain Notoatmodjo, 2005. Chandra 2009 dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang mengenai SADARI tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh status perkawinan seseorang, namun lebih dipengaruhi oleh paparan informasi yang diperolehnya. 5. Kebudayaan lingkungan sekitar Lingkungan sosial budaya yang mempengaruhi pengetahuan seseorang dapat bersumber dari pandangan agama, kelompok etnis yang mempengaruhi proses memperoleh informasi atau pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap seseorang Notoatmodjo, 2005. 6. Informasi Informasi yang didapatkan dari media massa mempengaruhi fungsi kognitif dan afektif. Fungsi kognitif diantaranya berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu Notoatmodjo, 2005.

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan patudara Sendiri (SADARI) Pada Siswi Kelas II Di SMA Negeri 9 Medan

12 74 66

EFEKTIFITAS PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP MOTIVASI KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

14 61 22

Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

0 6 107

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADPA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMK NEGERI 1 GODEAN YOGYAKARTA

2 10 87

PEMERIKSAAN SADARI pada mahasiswi fakultas

0 0 5

PENGARUH PEER GROUP EDUCATION TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) DI SMAN 1 GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

1 0 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMAN 2 NGAGLIK SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SM

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SADARI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Sadari Terhadap Sikap Remaja Putri dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri di

0 0 11

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMAN KASIHAN BANTUL

0 0 9