52
yang paling tepat
3 Kegiatan
Penutup 16.
Membacakan hasil
diskusi kelompok
v 17.
Mendengarkan pembacaan hasil diskusi kelompok lain
v 18.
Memberikan komentar terhadap hasil diskusi kelompok lain
v 19.
Memahami hasil diskusi v
20. Mengajukan pertanyaan kepada
guru tentang materi yang belum dipahami
v
21. Mampu menyimpulkan materi
pembelajaran dengan
bahasa sendiri
v
Total Skor 80
Hasil observasi terhadap siswa menunjukan bahwa: 1
Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
2 Siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw 3
Siswa lebih serius dalam pembelajaran Tabel 4.6
Tingkat Ketercapaian Aktivitas Nilai
Kategori Keaktifan 85
– 100 75
– 84 60
– 74 40
– 59 – 39
Baik sekali Baik
Cukup Kurang
Sangat kurang
53
d. Refleksi
Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini telah menunjukan hasil yang cukup memuaskan karena siswa sudah tampak
keaktifannya dalam pembelajaran. Pada proses pembelajaran juga menunjukan bahwa beberapa rencana perbaikan yang direncanakan pada
siklus I berjalan dengan baik. Berdasarkan data dan hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus
II sudah tercapai maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak perlu
dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
3. Analisis Data
Siklus I Pada penelitian tindakan di siklus I belum menunjukan hasil yang
memuaskan karena siswa masih terasa kaku dalam pembelajaran dan terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat pada guru, siswa terbiasa
dengan metode diskusi model lama yang biasa dilakukan peneliti selama pembelajaran dan tidak terbiasa dengan pembelajaran tipe jigsaw yang
baru diterapkan peneliti sedangkan pada saat mempresentasikan hasil diskusi siswa masih bingung mempresentasikan hasil diskusi dari tim ahli
kepada tim inti hal tersebut karena siswa belum memahami perbedaan antara tim ahli dan tim inti. Karena pada siklus I peneliti belum berhasil
meningkatkan aktifitas belajar siswa, maka peneliti melanjutkan penelitian ini ke siklus II dengan harapan di siklus II akan ada perubahan
peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Siklus II Pada penelitian tindakan siklus II sudah menunjukan hasil yang cukup
memuaskan, hal ini terlihat dari keaktifan siswa yang sudah terlihat. Siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran tipe jigsaw, siswa lebih
aktif dalam pembelajaran, siswa sudah berani mengemukakan
54
pendapatnya didepan kelas, dan siswa lebih serius dalam pembelajaran. Karena peneliti sudah merasa cukup dengan hasil yang diperoleh, maka
penelitian tidak dilanjutkan kesiklus selanjutnya.
4. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al- Amanah Joglo Jakarta Barat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktifitas belajar.
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 April dan 5 Mei 2014, dari pelaksanaan tindakan pada siklus I didapat bahwa:
1. Aktivitas belajar siswa
Aktivitas belajar siswa masih kurang, karena siswa masih terasa kaku dalam pembelajaran dan terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat
pada guru, siswa terbiasa dengan metode diskusi model lama yang biasa dilakukan peneliti selama pembelajaran dan tidak terbiasa
dengan pembelajaran tipe jigsaw yang baru diterapkan peneliti sedangkan pada saat mempresentasikan hasil diskusi siswa masih
bingung mempresentasikan hasil diskusi dari tim ahli kepada tim inti hal tersebut karena siswa belum memahami perbedaan antara tim ahli
dan tim inti. 2.
Observasi aktivitas guru Ada beberapa tahapan pembelajaran yang belum dilaksanakan oleh
peneliti, karenanya dilakukan beberapa perbaikan perencanaan pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II.
3. Observasi aktivitas siswa
Kebanyakan siswa masih pasif dalam pembelajaran, oleh karena itu peneliti perlu perbaikan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada
siklus II. Siklus II di laksanakan pada tanggal 12 Mei dan 2 Juni 2014, dari
pelaksanaan tindakan pada siklus II didapatkan bahwa:
55
1. Aktivitas belajar siswa
Keaktifan siswa sudah terlihat. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya didepan kelas, dan siswa lebih serius dalam pembelajaran.
2. Observasi aktivitas guru
Tahapan pembelajaran sudah dilaksanakan oleh peneliti, karenanya perlu dipertahankan atau ditingkatkan lagi.
3. Observasi aktivitas siswa
Siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran, perlu dipertahankan atau ditingkatkan lagi jika diterapkan dalam proses pembelajaran yang
lainnya. Terjadi peningkatan pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada
tiap aspek yang diteliti ditiap siklusnya, target penelitian tercapai pada siklus II. Banyak hal yang mendukung keberhasilan penelitian ini
diantaranya adalah kepala madrasah, observer, siswa, dan fasilitas pembelajaran yang baik.
Khusus pada peningkatan aktifitas belajar siswa yang menjadi fokus penelitian ini didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan keaktifan belajar
siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi pokok kehidupan bertetangga mulai
dari siklus I sampai dengan siklus II. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan
model pembelajaran
kooperatif tipe
jigsaw dapat
meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas II pada bentuk-bentuk kerjasama.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kegiatan
pembelajaran lebih aktif, menyenangkan, dan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran.
56
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi, analisis, dan pembahasan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw maka, penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS pada bentuk-bentuk kerja sama dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah Joglo Kembangan pada tahun pelajaran 2013-2014. Hal ini terlihat dari peningkatan aktivitas
pada setiap siklusnya. Pada siklus I hasil observasi siswa dengan skor 44 point dengan kategori kurang sedangkan pada siklus II hasil observasi siswa
sudah berhasil dengan skor mencapai 76 point dengan kategori baik. Karena pada siklus II siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw perlu mendapat perhatian dari para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
2. Merekomendasikan kepada para guru untuk mempraktikkan secara terus
menerus tentang metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran.
3. Berdasarkan hasil penelitian ini, hendaknya peneliti lain dapat melakukan
penelitian terhadap beberapa tipe lain yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif agar proses pembelajaran bersifat variatif atau
tidak hanya menggunakan satu metode saja.
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet. 14, 2010.
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Fajar, Arnie, Portofolio Dalam Pelajaran IPS, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. 3, 2004.
Farida, Anna., dkk, Sekolah Yang Menyenangkan, Bandung: Nuansa, 2012. Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, cet. 1, 2007. Huda, Miftahul. Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2011.
Jaya, Tri Suroto, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 2 untuk MI dan SD Kelas II, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Karyadinata, Rahayu., dkk, PIKEM Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2012.
Masitoh, dan Dewi, Laksmi. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, cet. 4, 2012. Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jakarta; Rajawali Pers, 2012.
Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesioanalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
58
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
-----, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS, Bandung: UPI Press, 2006. Sapriya. Pendidikan IPS, Bandung: Laboratorium PKn Press, 2008.
Sardiman. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Silberman, Mel. Active Learning, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Syarifudin, Tatang. Landasan Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Afiah, Lusy. “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran PKn di
SMP Neger i 1 Cikarang Barat”. Jurnal PPKn UNJ Online.
Elyasari, Ratih. “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII B SMP
Negeri 5 Sukadana Kab. Kayong Utara”. http:jurnal.untan.ac.id1682, 2014. Kasyani, Leti. “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan
Teknik Team
Quiz”. http:jurnal.untan.ac.idindex.phpipdpbarticleview1173, 2014.