Faktor Pendorong adanya Peningatan Kerjasama Energi Jepang-

80 Namun, ketergantungan Jepang terhadap nuklir sebagai pembangkit Listrik memiliki dua hambatan. Hambatan pertama mengacu pada syarat pembuatan atau disain mesin pembangkit nuklir yang disebabkan oleh kesalahan pekerja atau kesalahan teknis mesin. Hambatan kedua berkaitan dengan keadaan geografis Jepang yang sering mengalami gempa. 184 Kendala geografis ini menjadi ancaman yang paling mungkin dialami Jepang. Penyebab seringnya terjadi gempa di Jepang karena letaknya yang berada di kawasan Ring of Fire lingkaran Api. Lingkaran api ialah sebuah wilayah perairan Pasifik yang rawan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi. Lingkaran api mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Wilayah ini membentang dari Amerika Utara, Pasifik, Eurasia hingga Filipina. Sekitar 90 gempa bumi telah terjadi di wilayah ini. 185 Sementara itu Jepang terletak diantara lempeng Amerika utara dan Eurasia. Oleh sebab itu kejadian alam seperti gempa bumi dan tsunami sulit di prediksi, sehingga amat rentan terhadap PLTN Jepang. Sebelum bencana alam melanda Fukushima, Jepang mengandalkan sumber daya energi bertenaga nuklir sebagai sendi dari strategi keamanan energinya. Dapat dilihat dari data yang ditunjukkan sebelum terjadi bencana tsunami yang melanda Jepang, lebih dari 30 dari konsumsi listrik Jepang bertumpu pada PLTN. 186 Bencana Tsunami pada tahun 2011 tersebut menyebabkan konsumsi 184 Rod Adams, Nuclear Power after Fukushima: It is still, the energy of the Future- Atomic Insights Agustus 2011, tersedia di; http:atomicinsights.comnuclear-power-after- fukushima-it-is-still-the-energy-of-the-future pertama kali terbit di jurnal National Review vol LXIIIno. 11, 20 juni 2011. 185 Mount Ontake Volcano Eruption Death Toll Reaches 55: Reports, oktober 2014 http:en.ria.ruworld20141008193798036Mount-Ontake-Volcano-Eruption-Death-Toll- Reaches-55-Reports.html 186 Linda Mcc Can, Japan’s Energy Security Challenges: The World is Watching, 3. 81 Energi Jepang semakin meningkat. Akibatnya pemerintah Jepang melakukan diversifikasi terhadap konsumsi energi. Dalam hal ini Jepang kembali menggunakan minyak bumi dan mulai menggunakan gas alam sebagai sumber daya energi alternatif dalam negeri. Setelah berangsur-angsur mengalami penurunan konsumsi sejak tahun 2000 hingga pada tahun 2009, konsumsi minyak Jepang kembali meningkat pada tahun 2011 hingga tahun 2014. Pada tahun tersebut konsumsi minyak Jepang mencapai 200 barel perhari. Data konsumsi pada bab sebelumnya gambar 2.2 tersebut berbanding terbalik dengan data produksi minyak yang dihasilkan. Grafik tersebut menunjunkkan hasil produksi energi dalam negeri tidak mencapai 1 dari keseluruhan total konsumsi Jepang. Konsumsi energi Jepang secara tidak langsung mempengaruhi kebijakan luar negeri Jepang. Dalam penjelasan keamanan energi menurut Elkind, terdapat empat elemen dalam keamanan energi, salah satunya adalah keberlanjutan. Dalam pengertiannya, keberlanjutan mengacu pada meminimalkan kerusakan di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan melalui ketersediaan infrastruktur energi yang ramah dan tahan lama. Dalam hal ini, ketersediaan energi dan keamanan suplai energi penting, oleh sebab itu keberlanjutan energi juga menjadi faktor penting untuk mendukung kedua hal tersebut. Sumber daya energi yang langka menyebabkan Jepang tidak dapat mengandalkan PLTN sebagai satu-satunya cadangan energi. Penggunaan PLTN dalam negeri Jepang memberi resiko baru tidak hanya bagi pemerintah, namun juga bagi kesejahteraan masyarakat. Resiko tersebut adalah timbulnya radiasi akibat PLTN yang diakibatkan oleh gempa 82 bumi. Resiko yang diakibatkan oleh bencana nuklir tidak hanya menjadi masalah kelangkaan bagi energi Jepang, namun juga membahayakan keselamatan penduduk Jepang. Hal ini tentu berkaitan langsung dengan letak geografis Jepang. Oleh sebab itu elemen keberlanjutan dalam keamanan energi Jepang tidak dapat hanya mengandalkan PLTN saja. Diversifikasi penggunaan energi lain juga menjadi penting untuk mendukung elemen tersebut.

b. Faktor Eksternal

Kedekatan geografis Jepang-Rusia berada dalam suatu kawasan regional Eurasia. Kedekatan geografis tersebut memberi banyak peluang kerjasama antara keduanya. Selain itu, faktor semakin dinamisnya hubungan internasional menyebabkan Jepang mengkaji ulang hubungannya terhadap Rusia 187 . Beberapa dekade terakhir Jepang memiliki banyak sengketa dengan negara tetangga di kawasan Asia, khususnya beberapa negara di kawasan Asia timur. Pada saat yang sama, Rusia semakin mendapat tempat di kawasan Asia-Pasifik. Hubungan kerjasama Rusia dengan negara Asia semakin meningkat. Di sisi lain, sebagian besar konsumsi minyak Jepang berasal dari Timur tengah. Sekitar 80 hingga 90 energi negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Cina, dan Korea Selatan di impor dari Timur Tengah. 188 Dalam hal ini, terdapat beberapa pertimbangan dan kendala untuk impor energi asing Jepang dari negara-negara Timur-Tengah. Dalam melakukan impor energi sebagian besar negara-negara Asia menggunakan jalur laut. Selain Timur Tengah, Afrika juga menjadi negara pengimpor minyak dalam jumlah besar di 187 Linda Mcc Can, Japan’s Energy Security Challenges: The World is Watching, 3. 188 Ryan Henry, Promoting International Energy Security- Natural Event. RAND, Vol 32, 2012, 6. 83 kawasan Asia. 189 Kapal- kapal pengangkut minyak tersebut biasa melalui perairan Asia Tenggara. Dimulai dengan melewati selat Hormus ke arah Samudra Hindia, kemudian melintasi Selat Malaka, Singapura dan menuju ke Laut Cina Selatan. Sejumlah negara Asia seperti Jepang, Cina, dan Korea Selatan mengimpor minyak yang berasal dari Timur Tengah dan Afrika dengan menggunakan jalur Asia Tenggara 190 . Gambar 4.2 Rute Perdagangan Perairan Asia Tenggara Sumber :Promoting International Energy Security, RAND Project Air Force 191 Peningkatan konsumsi Jepang tersebut juga disertai dengan kelangkaan energi pasca bencana Fukushima. Dengan kembali memasok minyak mentah dan LNG dari negara-negara produsen minyak, maka Jepang telah melakukan diversifikasi dalam bidang energi. Oleh sebab itu, sejauh ini Jepang memenuhi pasokan energi dengan mengimpor minyak mentah dari Timur Tengah. Namun demikian masalah 189 Japan- Overview United State Energy Information Administration,2014, 4. Tersedia di http:www.eia.govcountriesanalysisbriefsJapanjapan.pdf diakses pada 20 juli 2014. 190 Ryan Henry, Promoting International Energy Security-Strategic Significance of the Asian Energy Sea- Lanes, 6. 191 Ibid, 6 84 baru yang dihadapi Jepang muncul ketika menggantungkan pasokan energinya terhadap ekspor minyak Timur Tengah. Resiko yang dihadapi Jepang berkaitan langsung dengan proses pengiriman minyak dari Timur Tengah, juga berkaitan dengan ketidakstabilan politik di kawasan tersebut. Ancaman yang akan di hadapi Jepang meliputi ancaman non-negara dan ancaman antar negara. Ancaman non-negara Non-state treats yaitu, ancaman terorisme terorrism dan ancaman bajak laut Piracy. 192 Pembajakan dan terorisme menjadi salah satu masalah utama dalam proses ekspor impor energi khususnya minyak. Asia Tenggara merupakan jalur utama yang rawan terhadap ancaman tersebut. Tempat yang menjadi masalah utama Asia Tenggara adalah di sekitar perairan Indonesia kepulauan Indonesia dan Laut Cina Selatan. 193 Sebagian besar aksi perampokan dan pembajakan di wilayah perairan Asia Tenggara tersebut berupa kekerasan, pencurian atau penggeledahan kapal. Hal ini memiliki implikasi signifikan bagi keselamatan maritim di jalur laut yang padat. Pada bulan April lalu, terjadi penyerangan oleh perompak di Selat Malaka, 3 awak kapal di sandera oleh perompak. Tanker tersebut di identifikasi milik Jepang. Dalam kejadian tersebut Jepang mengalami kerugian sebesar 2,5 juta liter solar. 194 Sama halnya dengan pembajakan, teroris biasanya bersifat mengancam, mengintimidasi dan memaksa. 195 Hingga saat ini, sebagian besar impor Jepang 192 Ryan Henry, Promoting International Energy Security-Strategic Significance of the Asian Energy Sea- Lanes, 11. 193 Ibid, 5. 194 Pirates raid oil Tanker in Malacca Straits BBC News. April 2014 Tersedia di http:www.bbc.comnewsworld-asia-27114548 diakses pada 5 September 2014. 195 Defining Terrorism: Urgent Task for the Shipping Industry. Oslo Havn, Norway. Tersedia dihttps:www.duo.uio.nobitstreamhandle1085222826masterthesis_IgnacioVelez.pdf?sequence =1 diakses pada 21 Oktober 2014. 85 berasal dari Timur Tengah, seperti Teluk Persia. Untuk mendapatkan pasokan minyak mentah tersebut Jepang harus mengimpor minyak dengan melewati Selat Hormuz. Dijelaskan dalam administrasi informasi energi AS EIA bahwa selat Hormuz digunakan sebagai kunci Checkpoint dalam pengiriman sumber energi global. Terorisme diakui oleh pemerintah Jepang sebagai salah satu ancaman paling signifikan terhadap keamanan energi negara tersebut. Selain itu Energy security group Jepang pada bulan juni tahun 2006, mengidentifikasi jalur laut khususnya Selat Malaka sebagai daerah yang paling rentan terhadap serangan teroris. Ancaman tersebut akan mengganggu pasokan energi Jepang dari Timur Tengah. 196 Selanjutnya adalah ancaman antar negara state-on state. Ancaman ini akan dihadapi pemasok energi yang menggunakan area Laut Cina Selatan sebagai rute impor pasokan energi. Masalah ini dialami oleh negara-negara Asia, seperti Jepang, Cina dan Korea selatan. Selain itu, masalah lain yang dapat menghambat pasokan impor Jepang, salah satunya sengketa di perairan Laut Cina Selatan. Wilayah tersebut menjadi ajang sengketa bagi negara-negara sekitarnya seperti, Korea Selatan, Cina, Taiwan, Filipina, Malaysia. Keadaan tersebut akan mengancam jika konflik antar negara pecah, dan terjadi peperangan di perairan tersebut. Ketidakpastian tersebut dapat mengancam interaksi ekspor-impor energi melalui jalur laut di wilayah Asia. 197 196 Eric Watkins, Japan’s Energy Supplies at Risk. The Jamestown Foundation – Global Research and Analysis Publication: Terrorism monitor. November 2006. Vol; 4 issue;22, 16. Tersedia di http:www.jamestown.orgsingle?tx_ttnews[tt_news]=972no_cache=1.VA5jLGdg9dh diakses pada 09 September 2014 197 Eric Watkins, Japan’s Energy Supplies at Risk. The Jamestown Foundation, 17 86 Gambar 4.3 Perairan Laut Cina Selatan Sumber :Promoting International Energy Security, RAND Project Air Force. Dalam review kebijakan energi Jepang pada bulan Desember 2013 yang dilansir Institut Ekonomi Energi Jepang, menyatakan kendala yang dihadapi Jepang hingga akhir tahun 2012 adalah lonjakan harga minyak. Pada tahun 2013 harga minyak mencapai 109 dolar AS per barel, harga tersebut mengalami kenaikan sembilan dolar, setelah sebelumnya pada tahun 2011 harga minyak hanya 100 dolar AS per barel. Lonjakan harga minyak tersebut dipengaruhi oleh ketidakstabilan politik negara-negara Arab akibat Arab Spring. Hal tersebut menyebabkan tidak amannya pasokan energi bagi Jepang. 198 Ancaman di atas dapat dikategorikan dalam ancaman negara, yang mana negara menjadi aktor dari ancaman yang ditimbulkan. Ketidakstabilan politik yang dialami Libya, Mesir dan Suriah tidak hanya mengancam ketersedian atau pasokan energi Jepang berdasarkan lonjakan harga, namun juga akan mengancam proses pengiriman minyak ke Jepang. Uraian ini adalah bentuk ancaman yang 198 Ken Koyama, Review of the 2013 Japanese and overseas Energy Situation, Institute of Energy Economic Japan IEEJ, Januari 2014 tersedia di http:eneken.ieej.or.jpdata5334.pdf diakses pada 5 oktober 2014. Merah : Cina Kuning :Philippines Ungu :Vietnam Hijau :Malaysia Coklat :Taiwan 87 akan dihadapi sebagian besar negara Asia dalam menjalankan ekspor-impor energi. Sebagai negara yang bergantung terhadap sumber daya energi negara lain, Jepang menjadi salah satu negara yang memiliki potensi besar untuk mengalami ancaman tersebut. Oleh sebab itu penting untuk melakukan efisiensi di berbagai sektor untuk mengamankan pasokan energi dalam negeri. Jika dalam sub-bab sebelumnya menjelaskan mengenai elemen keberlanjutan dalam keamanan energi Jepang, maka berdasarkan uraian di atas penulis akan mengaitkan tiga elemen lain selain elemen keberlanjutan menurut Elkind, yakni Ketersediaan, Keandalan dan Keterjangkauan. Pada dasarnya empat elemen seperti yang dijelaskan oleh Elkind, yang tercantum pada bab 1 merujuk pada kepastian suplai dan ketersediaan pasokan. Jika dikaitkan dalam masalah Jepang, tiga elemen yang terdiri dari ketersediaan, keandalan dan keterjangkauan ini mengacu pada impor energi Jepang. Kepastian suplai atau impor energi Jepang ditentukan oleh negara produsen. Bagaimana ketersediaan sumber daya energi di negara produsen terjamin. Selain sumber daya energi negara produsen yang harus terjamin, proses transportasi juga dipertimbangkan agar tidak menambah resiko bagi negara pengimpor energi. Kemampuan negara untuk mengurangi resiko dan mengatasi kendala dalam memasok sumber daya energi merupakan unsur penting dalam keamanan energi. Oleh sebab itu negara diharapkan mampu melakukan efisiensi di berbagai aspek, baik biaya, transport, meminimalisir resiko, penyimpanan pasokan hingga kepastian suplai sumber daya energi. 88 Berdasarkan beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa inti keamanan energi adalah melindungi ketersediaan sumber daya energi dengan keanekaragaman untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, melindungi perekonomian dan politik sebuah negara. 199 Untuk menjaga ketahanan energi sebuah negara diharapakan dengan dua pertimbangan sebagai strateginya, seperti peningkatan ketersediaan sumber daya energi sebagai langkah efisiensi, atau menjamin pasokan impor energi sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Strategi peningkatan ketersediaan sumber daya energi tidak sesuai jika diterapkan di Jepang. Hal ini karena tidak adanya sumber daya energi yang mampu dieksplorasi untuk meningkatkan ketersediaan sumber daya energi. Maka sebagai jalan keluarnya adalah dengan cara memperkuat suplai energi dari negara lain penghasil energi seperti Rusia dan Timur Tengah. Oleh sebab itu penting bagi Jepang untuk mempertimbangkan untung dan rugi dalam mengimpor energi dengan kembali mengkaji ancaman dan resiko yang akan didapatkan ketika melakukan impor dari negara-negara yang sedang mengalami ketidak stabilan politik dan negara yang dikhawatirkan berpotensi konflik. Sementara, adanya peningkatan hubungan Rusia dengan negara-negara Asia menimbulkan kekhawatiran baru bagi hubungan Jepang di kawasan, mengingat Jepang memiliki isu teritorial dengan beberapa negara Asia Timur. Hal ini merupakan salah satu pemicu hubungan baik Jepang-Rusia kembali terjalin. Menurut Rosenau dalam bukunya Foreign Policy Analysis menyebutkan terdapat beberapa faktor pengambilan kebijakan luar negeri salah satunya adalah faktor 199 Baca definisi menurut; International Energy Agency IEA, World Economic Forum, United Nation development Programm dikutip dari Makmur Keliat, dan Institute of Energy, Economic Jepan IEEJ. 89 geografi, 200 dimana kedekatan geografis suatu negara akan mempengaruhi pengambilan keputusannya. Seperti halnya kepentingan nasional yang dijelaskan oleh Paul Seabury, untuk menentukan tujuan suatu negara pemerintah memiliki tujuan jangka panjang dan tujuan jangka menengah. 201 Dalam pengambilan keputusan tersebut negara akan dihadapkan dengan keputusan yang mendesak. Seperti halnya Jepang karena kebutuhan energinya yang cukup besar dan pemulihan hubungan baik di negara-negara Asia, menyebabkan Jepang menimbang kebijakan energinya. Dalam sebuah pidato kebijakan luar negeri oleh menteri luar negeri Fumio Kishida yang dirangkum dalam laporan Kementerian Luar negeri Jepang pada bulan Februari tahun 2013 menyebutkan bahwa: With regard to the Japan-Russia relationship, we will make efforts, from a strategic point, for the development of cooperation in all areas, including security and economic relations, with a view to building appropriate relations as partners in the Asia-Pacific region. Although there still remains a wide gap between the positions of Japan and Russia concerning the issue of the Northern Territories, the main pending issue between the two countries, we will work persistently toward the conclusion of a peace treaty with Russia by resolving the issue of the attribution of the four islands. In this light, we expect that the Prime Minister’s visit to Russia scheduled to take place this year will lend new momentum to the development of Japan-Russia relations. 202 “Berkenaan dengan hubungan Jepang-Rusia, kami akan melakukan upaya, dari sudut pandang strategis, untuk pengembangan kerjasama di segala bidang, termasuk keamanan dan hubungan ekonomi, dengan maksud untuk membangun hubungan yang tepat sebagai mitra di kawasan Asia- Pasifik. Meskipun masih terdapat kesenjangan yang besar antara posisi Jepang dan Rusia mengenai isu di wilayah Utara tertunda, kita 200 Rosenau 1976 dalam Buku Scott Burchill dan Andrew Linklater. “Teori- Teori Hubungan Internasional”. Bandung, 2009: 40. Lihat juga, Steve Smith, Rosenau’s Contriibution. Review of International Studies. Vol. 9 no. 2 April 1983. 201 Paul Seabury, Power Fredom and Diplomacy: The Foreign Policy of te united States of America New York: Random House, 1963, hal 86. Dikutip dalam buku K. J.Holsti, Politik Internasional- Kerangka Untuk Analisis 1983 h.136- 137 202 Fumio Kishida, Foreign Policy Speech by Menister for Foregn Affairs Fumio Kishida to the 183rd session of the Diet. Menistry of Foreign Affairs of Japan MOFA, Tokyo, 28 Februari 2013. 90 akan bekerja terus-menerus ke arah kesimpulan dari perjanjian damai dengan Rusia dengan memecahkan isu distribusi empat pulau tersebut ”. terjemahan oleh penulis. Dalam pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Jepang menyambut baik terkait hubungan kerjasama energi dengan Rusia. Selain membicarakan isu teritorial dalam pidato tersebut, Menteri Luar Negeri Fumio Kishina menyebutkan bahwa Jepang akan meningkatkan hubungan baik dengan Rusia dan memperluas kerjasamanya tidak hanya di bidang energi, namun juga dalam berbagai sektor, seperti kesehatan. 2. Sikap Rusia dalam Peningkatan Kerjasama Energi Dewasa ini Rusia semakin memperluas hubungan luar negerinya di wilayah Asia. Rusia mulai membuka peluang investasi bagi investor asing di wilayah timur Siberia, dan mengundang negara negara investor untuk bersama sama menjalankan kerjasama energi di wilayah tersebut. 203 Dalam sebuah penelitian di jelaskan bahwa Rusia kini melihat kawasan Asia sebagai pasar baru 204 . Perekonomian Rusia bergantung terhadap hasil produksi sumber daya energinya. Ketergantungan Rusia terhadap produksi minyak dan energi dalam negerinya tersebut membawa Rusia pada keuntungan baru dari ladang investasi di wilayah timur. Beberapa keuntungan yang akan dicapai oleh Rusia berkaitan 203 President of Russia, Vladimir Putin made annual Presidential address to the Federal Assembly of the Russian federation which outlines Priority Targets for National Political and Economic Development. Address to the Federal Assembly. Tersedia di http:eng.kremlin.runews4739 diakses pada tanggal 3 Oktober 2014. 204 Marlene Laruelle, Russia’s National Identity and Foreign Policy toward the Asia- Pacific. Central Asia Program, GeorgeWoshington University. September- October 2014 Vol. 2 no. 5 .The ASAN forum http:www.theasanforum.orgrussias-national-identity-and-foreign- policy-toward-the-asia-pacific 91 dengan dibukanya ladang kerjasama baru, sebagai awal kerjasama energi dengan negara-negara Asia khususnya Jepang, pertama adalah adanya keanekaragaman dalam melakukan suplai energi, yakni dengan tujuan ekspor yang lebih luas tidak hanya melakukan ekspor di kawasan Eropa dan Asia Tengah. Dua, Rusia tidak hanya melakukan kerjasama ekspor-impor minyak, lebih lanjut Rusia telah mengembangkan produksi energinya kepada LNG. Dengan produksi LNG tersebut Rusia dapat menghindari persaingan di pasar Internasional. Hal tersebut karena dalam memproduksi LNG membutuhkan biaya besar dan teknologi tinggi. Saat ini perekonomian Rusia tidak dalam keadaan baik, maka ekspor LNG mampu meningkatkan pendapatan negara. Ketiga, dalam hal ini pendapatan atau keuntungan yang didapatkan Rusia akan lebih tinggi. 205 Sebagaimana yang telah diketahui, hubungan Rusia dengan kawasan Asia Timur seringkali dikaitkan dengan hubungan baik Rusia-Cina. Namun pada kenyataannya, baik Rusia maupun Cina keduanya juga bersaing di wilayah Asia Tengah. 206 Rusia tidak ingin kehilangan pasar di Asia Tengah, sedangkan Cina semakin menambah investasinya untuk pengembangan sumber daya energi di wilayah tersebut. 207 Sebaliknya, hubungan Jepang-Rusia yang selalu dikaitkan dengan sejarah sengketa, justru meningkatakan intensitas kerjasamanya beberapa 205 Executive Summary . A New Option for Russia’s Gas Supply to Japan. Energy Research Institute of the Russian Academy of Sciences and The Institute of Energy Economics, Japan . World Petroleum Congress, Moskow. Tersedia di https:eneken.ieej.or.jpdata5517.pdf diakses pda tnggal 5 Oktober 2013. 206 Yoko Hirose, Executive Summary, Japan’s Global Diplomasi:Japan-Russia Relations, Keio University,2014. Tersedia di http:www.stimson.orgimagesuploadshirose_workshop_summary.pdf . Diakses pada 01 Januari 2015. 207 Virdinia Marantidou, Ralph A. Cossa. Ch ina and Russia’s Great Game in Central Asia. The National Interest. Tersedia di http:nationalinterest.orgblogthe-buzzchina-russias- great-game-central-asia-11385 di akses pada 01 Januari 2015 92 tahun belakangan 208 . Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku yang diterapkan sebagai interaksi antar negara selalu berdasarkan pada kepentingan nasional negara tersebut. Terdapat beberapa perkembangan penting serta munculnya tantangan baru terkait dengan situasi energi domestik dan luar negeri Jepang. Dalam tinjauan tersebut salah satu perhatian Jepang pada akhir 2013 berkaitan dengan hubungannya dengan negara tetangga Rusia. Meskipun kedua negara masih terlibat beberapa masalah di kawasan regional di luar sengketa kepulauan, namun usaha untuk meningkatkan hubungan kerjasama antar keduanya masih berjalan. 209 Hal tersebut di atas, disebabkan adanya pergeseran kepentingan Rusia di arah Timur. Saat ini perekonomian Rusia melambat, sementara itu Rusia harus tetap memperkuat struktur ekonominya dari sektor minyak dan gas di kawasan Eropa. Namun demikian pasar minyak dan Gas Rusia di Eropa sebagai penghasilan utamanya kini telah mengalami kemunduran, karena terdapat beberapa negara produsen penyuplai minyak dan gas lain. Saat ini Rusia telah meningkatkan strategi pasar Asia dengan meningkatkan negosiasi pipa gas dan melakukan pengembangan LNG di kawasan Asia, seperti yang dilakukan dengan Cina dan Jepang. Dalam bab-bab telah dsebutkan bahwa LNG bukan hanya digunakan sebagai alternatif baru sumber 208 Alex Calvo. Can Russia Assist Japan in Fueling Its Energy Future?. Journal of Security. International Association of Genocide Scholar IAGS. 2012. Tersedia di http:www.ensec.orgindex.php?option=com_contentview=articleid=376:can-russia-assist- japan-in-fueling-its-energy-futurecatid=128:issue-contentItemid=402 209 Ken Koyama, A Japanese Perspective on the International Energy Landscape- A Review of the 2013 Japanese and Overseas Energy Situation, The Institute of Energy Economics Japan, 27 Desember 2013. Tersedia di http:eneken.ieej.or.jpdata5334.pdf, diakses pada tanggal 5 oktober 2014. 93 daya energi, namun LNG merupakan energi alternatif baru yang ramah lingkungan. Selain itu kualitas sumber daya energi yang dihasilkan oleh Rusia lebih baik jika dibandingkan dengan kualitas sumber daya energi negara lain, seperti Timur Tengah. Lebih Lanjut, peningkatan ekspor minyak mentah dan LNG bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan sumber daya energi bagi Jepang dan negara-negara pemasok energi lain. Namun sebaliknya, bagi Rusia melakukan ekspor dan membuka ladang investasi bagi negara-negara Asia seperti Jepang merupakan bentuk diversifikasi suplai. 210 Dalam sebuah pidato terkait kebijakan tahunan pada bulan Desember yang disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan peningkatan pertumbuhan ekonominya melalui reformasi struktural dan memberikan prioritas kepada perbaikan kecenderungan investasi penanaman modal. 211 Saat ini Rusia melakukan peroses pengembangan di wilayah Siberia Timur dan mulai membuka investasi bagi penanam modal asing. Hal ini yang menarik perhatian, bahwa Rusia akan menjadi pasar tidak hanya bagi Eropa, namun Rusia telah membuat kemajuan dalam memperluas strateginya di Pasar Asia khususnya Jepang. 210 Russia: The Second Putin Administration’s Stance toward China and Focus on Asia, 263 tersedia di http:www.nids.go.jpenglishpublicationeast-asianpdf2013east- asian_e2013_07.pdf diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 211 President of Russia, Vladimir Putin made annual Presidential address to the Federal Assembly of the Russian federation which outlines Priority Targets for National Political and Economic Development. Address to the Federal Assembly. Tersedia di http:eng.kremlin.runews4739 lihat juga, Russia: The Second Putin Administration’s Stance toward China and Focus on Asia. tersedia di http:www.nids.go.jpenglishpublicationeast- asianpdf2013east-asian_e2013_07.pdf diakses pada tanggal 3 Oktober 2014 94

C. Kebijakan Luar Negeri Jepang dalam Peningkatan Kerjasama Energi

dengan Rusia. Ken Keyoma menyebutkan pada akhir 2011, 212 pasca gempa bumi di Fukushima, Jepang kembali mengkaji kebijakan terkait dengan energi. Pemerintah mengindikasikan adanya rencana revisi kebijakan energi yang memposisikan energi nuklir sebagai sumber energi penting bagi negara tersebut. Namun pemerintah dihadapkan dengan tanggung jawab atas kebijakan energi yang nantinya akan diambil. Hal ini berkaitan dengan pemberian prioritas utama bagi keselamatan seluruh masyarakat, oleh sebab itu pemerintah diminta untuk mengembangkan kebijakan dengan menerapkan kebijakan energi yang spesifik. Progres dari peningkatan kerjasama energi Jepang-Rusia juga dapat dilihat pada pertemuan yang diselengarakan oleh petinggi Jepang dengan perusahaan gas dan minyak Rusia, Gazprom. Pada bulan April tahun 2012 Chikahito Harada, duta besar Jepang untuk Rusia, mengunjungi markas perusahaan minyak dan gas Gazprom untuk berdiskusi dengan para eksekutif Gazprom terkait pentingnya pasokan LNG dari proyek Sakhalin II untuk memenuhi permintaan Jepang untuk gas. Selain itu, Duta Besar Harada juga mengkonfirmasi kemajuan yang dibuat dalam proyek bersama Jepang-Rusia untuk membangun kilang LNG di Vladivostok. Selanjutnya pada bulan Juni 2012, Seiji Maehara, Ketua Dewan Riset Partai Demokrat Jepang juga melakukan kunjungan ke Gazprom dan menerima konfirmasi bahwa LNG dari proyek Sakhalin II akan dikirim ke 212 Kan Kayoma, A Japanese Perspective on the International Energy Landscape, Resource- Rich Russia Attempting to Enhance Energy Conservation. IEEJ, Januari 2011, 2. 95 Jepang. 213 Adanya kemajuan dalam proyek tersebut dapat dilihat dari hasil impor Jepang yang terus meningkat dari proyek LNG Vladivostok. Tidak dapat dipungkiri hal ini merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan konsumsi Jepang, dan salah satu bentuk upaya Jepang dalam mengamankan energinya. Definisi keamanan energi menurut International energy Agency IEA. Pertama adalah keamanan energi jangka panjang yang berkaitan dengan investasi tepat waktu untuk memasok energi sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kebutuhan lingkungan yang berelanjutan. Kedua adalah keamanan energi jangka pendek yang berfokus pada kemampuan sistem energi untuk bereaksi secara cepat terhadap perubahan mendadak dalam keseimbangan permintaan. 214 Dalam definisi tersebut di atas menekankan pada perkembangan ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini berkaitan langsung dengan tingkat kebutuhan Jepang terhadap pasokan energi, dalam hal ini Jepang mengalami benturan dalam kebijakan energinya dengan menetapkan pembangkit tenaga nuklir sebagai sendi dari strategi pertahanan energinya. Dalam kebijakan tersebut terdapat beberapa resiko rusaknya pabrik yang diakibatkan oleh alam maupun secara teknis, hal ini dapat mempertaruhkan keselamatan masyarakat pada umumnya. Juga di tingkat ekonomi, Jepang dihadapkan dengan harga minyak yang melonjak dan biaya transportasi yang tinggi. Jika dilihat berdasarkan uraian tersebut di atas maka peningkatan kerjasama energi Jepang-Rusia akan memberikan dampak positif dalam keamanan 213 Russia: The Second Putin Administration’s Stance toward China and Focus on Asia, 268 214 What is Energy?. International Energy Agency IEA tersedia di http:www.iea.orgtopicsenergysecuritysubtopicswhatsenergysecurity diakses pada 20 Juli 2014. 96 energi Jepang. Resiko terjadinya bencana nuklir dapat diminimalisir, yang akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Juga dapat mengurangi biaya transportasi impor minyak dari timur tengah. Biaya transportasi termasuk didalamnya adalah transportasi baik dari segi harga maupun ancaman lain seperti teroris dan pembajakan. Kemudian Jepang akan mendapatkan perubahan secara signifikan, seperti pengiriman minyak dan LNG yang cepat, memperluas investasi di kawasar Siberia sebagai bentuk kerjasama, serta mampu mendapatkan kualitas energi yang lebih baik. Sementara itu, Jepang selama tiga tahun terakhir mengalami kelangkaan energi terbesar akibat terjadinya bencana gempa dan tsunami. Dalam tiga tahun terakhir 2011-2013 Jepang harus menentukan kebijakan energinya. Hal ini yang seharusnya menjadi pertimbangan Jepang, sesuai dengan tujuan jangka menengah, Jepang harus menentukan kepentingan nasional negaranya dengan cepat dan tepat. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, juga untuk menjamin suplai energi dalam negeri. Terbukanya lapangan investasi Rusia di wilayah Jepang merupakan langkah awal Jepang untuk meningkatkan kerjasama energinya. Peningkatan kerjasama energi yang terjalin akan menguntungkan tidak hanya dari sisi Jepang, namun juga dari sudut pandang Rusia. Rusia dengan pertumbuhan ekonomi yang saat ini sedang lambat dapat memperluas ekspansi energinya di wilayah Asia. Secara garis besar, keuntungan Jepang adalah pasokan energi Jepang akan terjamin ketika Jepang melakukan impor dari Rusia. Peningkatan impor sumber daya energi Jepang melalui proyek yang telah disebutkan pada bab 3, pada dasarnya tidak secara signifikan mampu memenuhi 97 kebutuhan energi Jepang, namun demikian mengingat hubungan kedua negara tersebut mengalami pasang- surut akibat isu teritorial, peningkatan jumlah impor energi dalam proyek Sakhalin II, dan pipa gas tersebut memberi harapan baru bagi perkembangan hubungan kedua negara tersebut. Hal tersebut menujukkan bahwa kepentingan nasional sebuah negara dapat bergeser, namun pergeseran tersebut tidak lain digunakan untuk mencapai kepentingan nasional yang lebih luas dan menyeluruh. Selain untuk mencapai kepentingan yang lebih luas, diharapkan pada gilirannya dimasa depan Rusia tidak hanya sebagai tetangga negara bagi Jepang, namun juga mampu menjadi mitra kerjasama yang komprehensif bagi Jepang. Sementara itu, diantara hubungan dua negara Jepang-Rusia terdapat sengketa kepulauan yang masih terjadi. Kepentingan Jepang atas klaim Kepulauan Kuril cukup besar. Seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumya, sejarah geografi Jepang dengan pulau-pulau yang menjadi ajang sengketa sangat dekat. Selain itu potensi sumber daya alam yang melimpah di dalam kepulauan tersebut juga menjadi daya tarik bagi Jepang. Oleh sebab itu kepentingan energi Jepang dan sengketa saling tarik menarik. Meskipun sengketa merupakan isu yang tidak dapat dinegosiasikan namun pada praktiknya, negara mampu mengesampingkan masalah teritori untuk mendapatkan tujuan negara yang lebih komprehensif dan rasional. Maka dalam hal ini, kebutuhan energi Jepang, dan diversifikasi suplai Rusia menjadi pilihan kebijakan bagi kedua negara tersebut, dengan kata lain untuk saat ini, isu teritorial tidak mampu mengurangi impor energi Jepang dari Rusia.