31
hingga transportasi disebut dengan energi sekunder, selanjutnya konservasi hingga distribusi disebut sebagai energi akhir.
4. Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh energi. Berdasarkan sudut
pandang ini dapat dilihat dari dua kategori, yaitu energi bersih clean energy dan energi kotor dirty energy atau energi yang tidak ramah
lingkungan. Dalam kategori tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa sektor; sektor rumah tangga, sektor industrial, sektor komersial, dan sektor
transportasi.
51
Pembagian sektor ini menentukan penggunaan energi. Misalnya, gas alam yang dipandang lebih bersih dibandingkan dengan
batu bara dan bahan bakar minyak karena beresiko menghasilkan carbon dioxide CO
2
. Resiko ini lebih kecil jika dibandingkan dengan penggunaan batu bara.
B. Sumber Daya Energi Jepang
1. Kebutuhan Sumber Daya Energi Jepang.
Sejarah agresi Jepang ke negara-negara Asia Tenggara selama Perang Dunia II tidak lepas dari motivasi Jepang dalam mencari sumber mineral strategis
yang ada di sepanjang kawasan ini, mulai dari minyak bumi, timah, batu bara, alumunium hingga besi. Keseluruhan sumber mineral tersebut merupakan bahan
baku utama pembangkit energi bagi proses industrialisasi di negeri mata hari terbit tersebut.
52
Pasca mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II pada tahun
51
Makmur Keliat. Kebijakan Keamanan Energi, 37.
52
Daniel Yergin, The Prize: The Epic Quest for Oil, Money and Power, NewYork: Simon Schuster Publishing, 1992. Dikutip dari Nurul Isnaeni Jepang dan Isu Keamanan Energi : Dari
Krisis Minyak Dunia Hinga Politik Perubahan Iklim, Jurnal Politik Internasional; Krisis Energi. Departmen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia
V. 8, n. 2, 2006. 56.
32
1950-1970-an, Jepang bangkit dari kehancuran dan memacu pertumbuhan perekonomiannya. Sementara itu, proses pertumbuhan ekonomi Jepang
berkorelasi positif dengan tingkat konsumsi energi yang tinggi. Pemakaian bahan bakar fosil fossil- fuels, khususnya minyak bumi telah mendominasi konsumsi
energi komersial Jepang selama masa pertumbuhan ekonominya. Pada saat itu minyak bumi memang merupakan sumber energi yang paling murah dan efisien,
sehigga menjadi basis dari industrialisasi dan modernisasi di banyak negara, termasuk Jepang.
53
Sejalan dengan industrialisasinya, intensitas konsumsi Jepang terhadap minyak bumi pun terus berlangsung hingga mencapai 77,4 pada tahun 1973.
ekonomi Jepang mencapai pertumbuhan yang signifikan pada tahun 1973-1974 krisis minyak dunia, yakni mencapai 10,9 per tahun.
54
Prestasi ini menyaingi kemajuan negara-negara Organization for Economic Cooperation and
Development OECD lainnya, pada saat yang sama Jepang menduduki peringkat kedua sebagai negara konsumen minyak bumi terbesar di dunia.
Seiring dengan semakin meningkatnya perekonomian Jepang, jumlah permintaan energi domestik Jepang pun terus meningkat. Peningkatan jumlah
konsumsi Jepang digambarkan sebagaimana diagram di bawah ini.
53
Nurul Isnaeni. Jepang dan Isu Keamanan Energi : Dari Krisis Minyak Dunia Hinga Politik Perubahan Iklim, 57.
54
Damian Grammaticas, Japan Earthquake: Explosion at Fukushima Nuclear Plan Tokyo, BBC News Asia- Pasific, Maret 201. Tersedia di http:www.bbc.co.uknewsworld-asia-
pacific-12720219 diakses pada 28 April 2013.
33 Gambar 2.2. Grafik Produksi dan Konsumsi Jepang pada tahun 2000-2015
Sumber: U. S Energi Information Administration EIA
Grafik di atas menunjukkan bahwa konsumsi Jepang mengalami peningkatan di tiap tahunnya. Hal ini berseberangan dengan tingkat produksi
Jepang yang statis dan tidak mampu memenuhi kebutuhan energi domestik. Jumlah konsumsi semakin meningkat pada tahun 2009. Sedangkan, pada tahun
2014 Data Energy Information Administration EIA menunjukkan bahwa Jepang hanya memiliki 10 dari total kebutuhan energi primer sebagai sumber daya
domestik.
55
Data tersebut menunjukkan kecilnya jumlah sumber daya energi yang dimiliki Jepang. Jumlah populasi yang relatif kecil yakni sekitar 126.757.591
pada tahun 2014, tidak menurunkan tingkat kebutuhan energi Jepang.
56
55
Report; Japan is The World’s Largest liquefied Natural Gas Importer, Second Largest Coal Importer,and Third Largest Net Oil Importer, United State Energy Information
Administration EIA, 2013. http:www.eia.govcountriesanalysisbriefsJapanjapan.pdf dan http:www.eia.govcountriesanalysisbriefsJapanjapan.pdf diakses pada 15 April 2013.
56
World Population
Review. Tersedia
di http:worldpopulationreview.comcountriesjapan-population dan
Japan’s 2010 Census: Moving To Tokyo. Tersedia di http:www.newgeography.comcontent002227-japanE28099s-2010-
census-moving-tokyo diakses pada 01 Juni 2014.
34
Sebaliknya, kebutuhan energi negara tersebut setiap tahunnya semakin bertambah, seiring dengan semakin meningkatnya industrialisasi di Jepang.
2. Kelangkaan Sumber Daya Energi Jepang