Aktor-aktor dalam Pembuatan Kebijakan Luar Negeri Cina dalam

62 memainkan peranan penting dalam proses politik internasional tentang perubahan iklim meskipun instansi ini kurang dilibatkan dalam bidang sains dan teknis. Selain itu, Heggelund menambahkan 2007, 173 dengan MFA mewakili pemerintah Cina sebagai kepala negosiasi, perubahan iklim dipandang sebagai masalah dalam kebijakan luar negeri dan karena itu dipengaruhi oleh isu lainnya di bawah lingkup kementerian. Selain MFA juga terdapat The National Development and Reform Commission NDRC. Menurut Heggelund 2007, 171 NDRC merupakan salah satu komisi yang paling kuat di Cina dan merupakan komisi utama perencanaan ekonomi serta bertanggung jawab bagi pembangunan ekonomi. Heggelund menambahkan 2007, 172 selain menangani masalah ekonomi, NDRC juga bertanggung jawab untuk mengembangkan energy security. Ketika NDRC menjadi wakil ketua delegasi untuk negosiasi dalam perubahan iklim dan memimpin diskusi tingkat tinggi, serta bekerjasama dengan MFA maka perkembangan ekonomi dan isu-isu energi merupakan perhatian utama Cina Heggelund 2007, 172.

C. Tujuan Kebijakan Luar Negeri Cina dalam UNFCCC pada saat

Konferensi Copenhagen Tahun 2009 Kebijakan perubahan iklim internasional secara umum merupakan topik yang sensitif karena terkesan menghambat perkembangan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, pada saat negosiasi, bagi MFA negara-negara industri maju harus bertanggung jawab atas perubahan iklim global yang terjadi dan selalu menekankan perlunya melakukan transfer teknologi dan membentuk mekanisme pendanaan internasional Heggelund 2007, 173. Transfer teknologi merupakan pemberian teknologi maju dari negara industri maju ke negara berkembang, agar 63 dalam melakukan kegiatan industrinya dapat meminimalisasi pelepasan emisi ke udara sehingga mampu mengurangi penyebab perubahan iklim. Meskipun demikian, Cina sebagai salah satu negara yang menyumbangkan pelepasan emisi ke udara, menurut PM Wen Jiabao Jiabao 2011, akan bersedia untuk melakukan transfer teknologi karena bagi Cina pembangunan suatu negara harus berdasarkan ilmu pengetahuan iptek. Pada setiap konferensi perubahan iklim, tentu akan ada suatu komitmen yang harus diikuti oleh negara anggotanya untuk memotong tingkat pelepasan emisi. Namun, pemotongan emisi tersebut bagi Cina harus disesuaikan dengan kondisi perekonomian negaranya. Menlu Cina, Yang Jiechi Xianzhi ed. 2009 konferensi perubahan iklim tahun 2009 di Copenhagen merupakan kesempatan penting untuk meningkatkan kerjasama internasional untuk menangani masalah perubahan iklim. Yang Jiechi Xianzhi ed. 2009 menambahkan bahwa upaya bersama dari semua pihak dalam konferensi harus menghasilkan hal yang signifikan dan positif yang terdiri dari tiga aspek. Aspek pertama adalah tegas menjunjung tinggi prinsip common but differentiated responsibilities di mana setiap negara bersama-sama menekan laju peningkatan emisi gas rumah kaca GRK di negaranya namun memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda yang ditetapkan oleh UNFCCC. Aspek kedua adalah konferensi ini membuat langkah maju dengan adanya pemotongan emisi yang mengikat bagi negara industri maju dan bagi negara berkembang harus melakukan tindakan sukarela melakukan mitigasi pengurangan emisi. Aspek terakhir adalah konferensi menghasilkan konsensus penting mengenai isu-isu lingkungan dalam jangka panjang untuk target pengurangan emisi global, dengan dukungan dana dan transfer teknologi bagi negara-negara berkembang.