Kondisi Geografis dan Demografis Cina
33 pada tahun 2009 menyebabkan lima kota besar di Cina yang memiliki penduduk
yang paling padat, di antaranya; Shanghai 16.575 juta penduduk, Beijing 12.214 juta penduduk, Chongqing 9.401 juta penduduk, Shenzen 9.005 juta penduduk,
dan Guangzhou 8.884 juta penduduk. Secara geografis, Cina merupakan negara terbesar di Asia Timur dan
negara ketiga terluas di dunia setelah Rusia dan Kanada Naisbitt 2010, 20. Namun, hanya sepertiga wilayah daratan Cina yang dapat ditanami dan dua
pertiganya adalah pegunungan serta gurun. Lieberthal 1995, 278 membagi topografi Cina menjadi tiga daerah. Pertama adalah daerah bagian barat laut yang
merupakan daerah kering yang disebabkan oleh kencangnya hembusan angin erosi angin. Kedua adalah daerah bagian barat daya yang merupakan daerah
dingin karena terdiri dari dataran tinggi. Terakhir merupakan daerah bagian timur yang merupakan daerah aliran sungai.
Kondisi geografis Cina yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, menyebabkan terjadinya beberapa masalah yang muncul seperti masalah
kekurangan air dibeberapa daerah dan penyebarannya tidak merata. Menurut Presiden Hu dikutip dalam Naisbitt 2010, 108 menyatakan bahwa: “20 persen
jumlah penduduk Cina merupakan populasi dunia, namun Cina hanya memiliki tujuh persen sumber daya air”. Salah satu contohnya adalah daerah Cina Utara.
Cina Utara adalah daerah kering secara alami dan hanya memiliki kurang dari 20 persen air dari total jumlah air di Cina tetapi memiliki 40 persen penduduk
negaranya. Selain karena perbedaan topografi daerah, menurut Lieberthal 1995, 284
masalah kekurangan air di Cina juga disebabkan oleh tingginya tingkat polusi yang diakibatkan oleh kegiatan industri di negaranya. Salah satu contohnya adalah
34 hanya satu dari tujuh desa dan hanya setengah dari masyarakat perkotaan di Cina
yang dapat mengkonsumsi air bersih. Selanjutnya, Liberthal 1995, 287 menjelaskan berdasarkan survei dari 434 kota di Cina ditemukan bahwa 188 kota
diantaranya kekurangan air dan 40 kota mengalami kekurangan air yang parah. Pesatnya kemajuan industri Cina tidak hanya menyebabkan kekurangan air
bersih tetapi juga menyebabkan polusi udara. Menurut Saragih Darmawan ed. 2006, 133 dari 20 kota di Asia yang mempunyai udara kotor, 11 kota diantaranya
berada di Cina. Dari kesebelas kota tersebut adalah Beijing, Chengdu, Chongqing, Guangzhou, Harbin, Jinan, Shanghai, Shenyang, Tianjin, Wuhan, dan Xi’an.
Faktor penyumbang terbesar polusi di Cina adalah gas buangan dari mesin-mesin dan penggunaan batubara oleh industri.
Dari kerusakan-kerusakan lingkungan yang telah disebutkan di atas maka hal tersebut mempengaruhi pemerintah Cina untuk turut serta dalam pembuatan
komitmen pada saat konferensi perubahan iklim terutama pada saat konferensi perubahan iklim tahun 2009 di Copenhagen. Selain itu, pemerintah Cina
menyadari bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi di negaranya jika terus menerus diabaikan maka akan semakin memburuk di masa depan sehingga
tentunya sangat mengkhawatirkan bagi kehidupan masyarakatnya.