Cina dalam Sistem Ekonomi Internasional

53 peningkatan besar-besaran industrialisasi dalam negeri dan volume perdagangannya Irham 2009, 5. Namun, menurut Wong dikutip dalam Irham 2009, 5 keanggotaan Cina di WTO mempunyai dampak pada terintegrasinya kegiatan perekonomian, perdagangan, dan industri Cina dalam pasar global yang menyebabkan terjadinya ekspansi besar-besaran dari industri manufaktur Cina ke seluruh dunia. Dengan demikian, menambahkan keanggotaan Cina di WTO turut mendorong terbukanya berbagai kegiatan industri diberbagai sektor di tingkat domestik, mulai dari industri manufaktur dan kendaraan bermotor ke retail domestik serta menciptakan kompetisi usaha yang lebih kompetitif. Untuk meningkatkan perekonomiannya, Cina bekerjasama dengan negara lain atau organisasi regional seperti Association of Southeast Asian ASEAN. Hal ini diperkuat dengan pernyataan PM Wen Jiabao Jiabao 2011 mengatakan bahwa Cina akan lebih memperkuat hubungan kerjasama ekonomi dengan ASEAN. Selain itu, Cina merupakan negara pertama yang mendirikan kemitraan strategis untuk mencapai kemakmuran dan perdamaian dengan ASEAN. PM Wen menambahkan, antara Cina dan ASEAN memiliki target perdagangan hingga 500 milliar USD pada tahun 2015.

2. Masalah Isu Lingkungan Hidup Global

Pada beberapa dekade terakhir ini, masalah lingkungan hidup global menjadi salah satu isu yang menjadi fokus pembicaraan oleh seluruh negara di belahan bumi. Manusia mengeksploitasi secara besar-besaran berbagai macam sumber daya alam SDA tanpa memperbaharuinya sehingga mengabaikan kepentingan dan kelestarian lingkungan. Berbagai macam eksploitasi SDA dilakukan oleh manusia seperti penebangan hutan, pelepasan gas CO2 ke udara 54 yang menghasilkan efek gas rumah kaca pada lapisan ozon, dan penggunaan SDA yang tidak dapat diperbaharui secara berlebihan seperti minyak bumi dan batubara. Kemudian, pada saat ini, penggunaan bahan kimia berbahaya pada industri serta pembuangan limbah secara sembarangan berdampak pada pencemaran tanah dan air sehingga sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Masalah perubahan iklim global merupakan ancaman bagi kehidupan manusia secara global. Dampak perubahan iklim global juga terjadi di Cina. Menurut Zhidong 2009 kerusakan ekologi dan pencemaran lingkungan Cina semakin akut dan bersifat lintas batas cross-border. Kerusakan ekologi yang terjadi di Cina seperti; air, tanah, dan udara mengalami pencemaran berat. Dalam skala domestik sekarang ini hampir 70 persen populasi perkotaan telah tercemar oleh polusi udara, 70 persen sumber air telah tercemar berat, serta 400 kota kekurangan air bersih dan yang lebih mengkhawatirkan lagi akan terjadinya proses desertifikasi yakni proses menjadi padang gurun. Selain itu, akibat dari peningkatan industri Cina menyebabkan terjadinya polusi lintas batas transboundary pollution, terutama hujan asam acid rain dan debu kuning yellow dust yang telah mencapai Semenanjung Korea dan Jepang Irham 2009, 9. Wihardi dan Manusiwa dikutip dalam Irham 2009, 9 menjelaskan bahwa polusi hujan asam diakibatkan oleh aktifitas pembakaran batubara yang berlebihan di stasiun-stasiun pembangkit energi di Cina. Hujan asam menyebabkan penurunan produktivitas biologis dari laut dan tanah di mana sehingga pada jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan serta kerawanan pangan yang serius di kawasan Asia Timur. Jika melihat masalah lingkungan hidup global di atas, maka sudah saatnya seluruh negara di dunia mengambil tindakan nyata dalam penanggulangannya.