Komitmen UNFCCC Peserta dalam Konferensi Perubahan Iklim UNFCCC

22 n.d. 3. Negara-negara yang menjadi anggota UNFCCC ini terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu; kelompok negara Annex I, kelompok negara non-Annex, dan observer. Annex I merupakan negara-negara industri maju yang telah menjalankan industrinya sejak tahun 1950-an dan merupakan anggota dari Organisation for Economic Cooperation and Development OECD 10 , ditambah dengan negara- negara dengan ekonomi dalam transisi Economic in TransitionEIT, seperti; pecahan Uni Soviet dan beberapa negara dari Eropa Tengah dan Timur UNFCCC n.d. 15. Kelompok negara Annex I ini harus menyediakan keuangan untuk negara- negara berkembang dalam melakukan kegiatan pengurangan emisi sesuai amanat konvensi serta membantu mereka untuk beradaptasi terhadap dampak dari perubahan iklim. Tabel 2.1. Daftar Negara-negara yang Tergabung dalam Kelompok Annex 1 No. Kelompok Annex I Negara 1. Negara yang tergabung dalam OECD Australia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kanada, Denmark, Estonia, European Union, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Luxembourg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Polandia, Portugal, Republik Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat. 2. Negara yang tergabung dalam EIT Latvia, Lithuania, Malta, Belarus, Romania, Kroasia, Lietchtenstein, Monako, Federasi Rusia, dan Ukraina. Sumber: UNFCCC n.d. 14 Kelompok kedua adalah kelompok negara non-Annex. Kelompok ini terdiri dari negara-negara berkembang dan beberapa di antaranya diakui oleh konvensi sebagai negara yang rentan terhadap dampak negatif dari perubahan iklim karena 10 OECD merupakan forum di mana pemerintah negara-negara anggota dapat bekerja sama dan mendorong perubahan ekonomi meningkatkan produktivitas, arus perdagangan global dan investasi, sosial, dan lingkungan. 23 merupakan negara kepulauan kecil yang mempunyai daratan rendah dan rentan terhadap penggurunan dan kekeringan UNFCCC n.d. 15. Selanjutnya, dalam kelompok non-Annex terdapat 49 negara anggota UNFCCC yang diklasifikasikan sebagai Least Development Countries LDCs oleh PBB yang diberi pertimbangan khusus di bawah konvensi karena negara-negara tersebut mempunyai keterbatasan dalam merespon dan beradaptasi pada efek perubahan iklim. Dalam hal ini, Cina digolongkan ke dalam kelompok negara non-Annex UNFCCC n.d. 1. Pada tahun 2009 Cina merupakan negara penghasil emisi GRK terbesar di dunia Saragih 2010, sehingga Cina mempunyai pengaruh di dalam pembuatan kesepakatan dalam konferensi perubahan iklim. Jika melihat posisi Cina sebagai negara penghasil emisi terbesar di dunia, maka konferensi perubahan iklim tidak hanya dikuasai oleh negara-negara industri maju namun juga oleh segelintir kelompok negara berkembang yang mempunyai peranan penting terutama dalam konferensi perubahan iklim tahun 2009 di Copenhagen, Denmark. Konferensi perubahan iklim yang diselenggarakan oleh UNFCCC selain dihadiri oleh negara-negara anggota juga dihadiri oleh kelompok observer. Observer merupakan kelompok atau lembaga yang diizinkan untuk menghadiri dan bahkan berbicara di pertemuan internasional tetapi tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan UNFCCC n.d. 15. Observer termasuk orang yang berasal dari organisasi non pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. LSM sebagai observer dapat mewakili kepentingan bisnis dan industri, kelompok lingkungan hidup, pemerintah daerah, lembaga penelitian dan akademik, badan- badan keagamaan, organisasi buruh, dan kelompok penduduk seperti masyarakat adat. 24 Dalam konferensi perubahan iklim, observer yang diizinkan untuk menghadiri konvensi UNFCCC adalah lembaga antarpemerintah, seperti; the United Nations Development Programme UNDP, the United Nations Environment Programme UNEP, the World Meteorogical Organization WMO, the Organization for Economic Cooperation and Development OECD, the International Energy Agency, dan the Organization of Petroleum Exporting Countries OPEC UNFCCC n.d. 15. Hingga saat ini, lebih dari 50 lembaga antarpemerintah dan organisasi internasional menghadiri sesi dari COP. Selain itu, lebih dari 600 LSM yang terakreditasi dapat berpartisipasi dalam pertemuan yang berkaitan dengan konferensi perubahan iklim yang diselenggarakan oleh UNFCCC.

G. Conference of the Parties COP-15 di Copenhagen Tahun 2009

UNFCCC hingga tahun 2009, telah melaksanakan Conference of the Parties COP selama lima belas kali. COP-15 diadakan di Copenhagen, Denmark. Sebelum COP-15 berlangsung, terdapat beberapa konferensi sebelumnya yang dilaksanakan oleh UNFCCC. Salah satunya yang terpenting adalah COP-3 pada tahun 1997 yang dilaksanakan di Kyoto, Jepang. Konferensi tersebut menghasilkan Protokol Kyoto yang dipandang sebagai langkah penting pertama menuju rezim pengurangan emisi secara global yang akan menstabilkan emisi GRK dan menyediakan arsitektur penting dalam setiap perjanjian internasional tentang perubahan iklim di masa mendatang UNFCCC n.d. 16. Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-limabelas COP-15 diselenggarakan oleh pemerintah Denmark pada tanggal 7 – 19 Desember 2009 di Copenhagen UNFCCC n.d. 17. Pada konferensi tersebut dianggap penting bagi iklim dunia, 25 pemerintah Denmark, dan negara-negara anggota UNFCCC. Untuk itu, baik pemerintah Denmark maupun negara-negara anggota UNFCCC berusaha keras agar konferensi Copenhagen berjalan sukses dengan menghasilkan Protokol Copenhagen untuk mencegah pemanasan global dan perubahan iklim Erantis 2009. Hal tersebut dilaksanakan karena pada tahun 2012 Protokol Kyoto akan habis masa berlakunya. Konferensi perubahan iklim di Copenhagen tahun 2009 dihadiri oleh 120 kepala negara dan kepala pemerintahan, delegasi dari 190 negara sebanyak 10.500 orang, 13.500 pengamat, dan lebih dari 3.000 perwakilan media yang meliput konferensi ini UNFCCC n.d. 17. Dengan banyaknya undangan yang hadir dan mengikuti konferensi ini mengindikasikan bahwa kepedulian masalah iklim global dalam dunia dan masyarakat internasional makin meningkat. Konferensi Copenhagen terdiri dari dua konferensi UNFCCC n.d. 17. Pertama adalah konferensi sidang COP-15 15 th Conference of the Parties – COP15 yang terlibat dalam Konvensi PBB tentang agenda perubahan iklim, UNFCCC. Kedua adalah pertemuan kelima CMP yang berfungsi sebagai sidang yang terkait dengan Protokol Kyoto. Dalam konferensi Copenhagen terdapat negosiasi intensif antarnegara anggota UNFCCC yang menghasilkan lebih dari 1000 pertemuan, baik resmi maupun informal dan kelompok antarnegara. Selain itu, pembahasan perubahan iklim terjadi di lebih dari 400 pertemuan dan lebih dari 300 konferensi pers. Menurut Rendra Kurnia, 11 “dalam pelaksanaan konferensi Copenhagen terjadi perdebatan yang cukup alot antara negara- 11 Unit M it igasi dan Pelest arian Fungsi dan Pelest arian Fungsi At mosfer, Kement erian Lingkungan Hidup dalam w aw ancara di Jakart a, 19 April 2011.