Strategi Pegawai BMT Dalam Mengelola Harta

d. Rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang Tabel 4.34 rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak setuju 2 5.1 5.1 5.1 ragu-ragu 5 12.8 12.8 17.9 setuju 22 56.4 56.4 74.4 sangat setuju 10 25.6 25.6 100.0 Total 39 100.0 100.0 Tabel diatas menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang. Hal ini terlihat dari tabel di atas sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4 setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang. e. Rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi Tabel 4.35 rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak setuju 6 15.4 15.4 15.4 ragu-ragu 10 25.6 25.6 41.0 setuju 15 38.5 38.5 79.5 sangat setuju 8 20.5 20.5 100.0 Total 39 100.0 100.0 Tabel diatas menggambarkan bahwa dari 39 responden sebagian besar sangat setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi. Hal ini terlihat dari tabel di atas sebanyak 15 responden dengan presentase 38,5 setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang.

C. Hasil Analisis Data

Pada hasil penelitian ini, kuesioner dibagi menjadi empat bagian yaitu tentang pemahaman perencanaan keuangan, tentang pemahaman perencanaan keuangan syariah, tingkat kesadaran pegawai BMT termasuk tentang pengetahuan aspek kognitif, tingkat keyakinan sikap aspek afektif, dan tingkat kecenderungan bertindak aspek psikomotorik, dan perilaku pegawai BMT dalam mengelola harta. Dalam bagian ini terdapat aspek pemahaman perencanaan keuangan pegawai BMT diberikan pertanyaan seputar perencanaan keuangan, produk-produk perencanaan keuangan, cara mengelola keuangan dengan baik dan produk-produk keuangan yang merupakan produk untuk membantu perencanaan keuangan. Dalam bagian pemahaman tentang perencanaan syariah pegawai BMT diberikan pertanyaan seputar arti dari perencanaan keuangan syariah, cara berinvestasi sesuai dengan syariah, perbedaan perencanaan keuangan dengan perencanaan keuangan syariah, produk-produk PKS dan juga cara mengelola keuangan syariah dengan baik. Kemudian dalam bagian ketiga yang termasuk ke dalam tingkat kesadaran pegawai BMT dalam membuat PKS yaitu terdapat tiga indikator diantaranya, tingkat pengetahuan aspek kognitif pegawai BMT diberikan pernyataan seputar perencanaan keuangan syariah dengan konsep kubah kebutuhan atau dengan teori ISLAMIC yang berisi pendapatan yang halal, mempersiapkan bekal di kehidupan akhirat, mempersiapkan biaya pensiun, mengetahui produk asuransi syariah, mengelola hutang dengan baik, dan juga mensucikan harta. Dalam indikator yang kedua yaitu tentang keyakinan sikap aspek afektif pegawai BMT yang diberikan pernyataan seputar paham bagaimana memperoleh harta dengan baik, paham membedakan antara kebutuhan dengan keinginan, paham dalam memanfaatkan fasilitas hutang dan paham dengan jelas perintah Allah untuk berzakat. Indikator terakhir yaitu kecenderungan bertindak aspek psikomotorik pegawai BMT yang diberikan pernyataan seputar sudah melakukan investasi, sudah mempersiapkan biayafinancial untuk masa pensiun, sudah membatasi hutang dan juga sudah mengeluarkan zakat. Dalam bagian keempat terdapat strategi pegawai BMT dalam mengelola harta yaitu diberikan pernyataan seputar sudah rutin merencanakan keuangan untuk kebutuhan pendidikan anak, rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga, rutin merencanakan keuangan untuk membayar zakat, rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang dan rutin merencanakan keuangan untuk berinvestasi. Berdasarkan analisis tersebut di atas, hasil pada penelitian ini adalah pegawai BMT tahu, paham, setuju dan sadar pada perencanaan keuangan syariah. Berdasarkan hasil penelitian, dari dari 39 responden sebanyak 27 responden dengan persentase 69,2 sudah mengetahui arti dari perencanaan keuangan dan dari 39 responden juga sebanyak 24 responden dengan persentase 61,5 sudah mengetahui arti dari perencanaan keuangan syariah. Adapun strategi pegawai BMT dalam mengelola harta adalah sangat baik. Dari 39 responden sebagian besar sangat setuju sebanyak 21 responden dengan presentase 53,8 setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk pendidikan anak, sebanyak 17 responden dengan presentase 43,6 setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk asuransi kesehatan keluarga, sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4 setuju dengan rutin keuangan untuk membayar zakat setiap tahunnya, dan sebanyak 22 responden dengan presentase 56,4 setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang dan sebanyak 15 responden dengan presentase 38,5 setuju dengan rutin merencanakan keuangan untuk mengelola hutang. Sesuai dengan apa yang dijelaskan diatas bahwa tingkat kesadaran seseorang itu mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik. Maka tingkat pemahaman pegawai BMT ini terletak pada aspek kognitif yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir; aspek afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri; dan aspek psikomotorik berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti berjalan, memancing, memanah, berenang dan berkuda.