Mega Resti Wulandari mahasiswa FSH, UIN Syarif Hidayatullah
dana pada pos-pos yang telah dipilah-pilah berdasarkan kebutuhan dan juga pengeluaran diprioritaskan untuk kebutuhan primer terlebih dahulu.
Tingkat pendapatan dan pendidikan seseorang sangat berkaitan erat satu dengan yang lainnya, sehingga biasanya orang yang memiliki tingkat pendapatan
yang besar cenderung mengenyam pendidikan yang tinggi begitu pula sebaliknya. Dengan pendapatan dan pendidikan yang berbeda seseorang akan mempunyai
persepsi yang berbeda pula pada suatu hak, misalnya dalam membuat perencanaan keuangan syariah.
Dan untuk dapat mengetahui semua itu perlu adanya pendataan pada penelitian ini, langkah pertama adalah mengobservasi masalah, kemudian
membuat perumusan dari permasalahan tersebut serta penentuan metode dan teknis analisis data. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini, maka diperlukan adanya pengumpulan data. Data yang penulis kumpulkan merupakan data kuantitatif dengan media berupa kuesioner atau
angket untuk mengetahui pemahaman atau tingkat kesadaran pegawai Baitul Maal wat Tamwil BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah yang
bekerja pada BMT. Kemudian diuji validitas dan reliabilitas dari angket yang diisi oleh para responden terpilih dan data yang diambil dipersentasekan untuk
memperoleh gambaran bagaimana tingkat kesadaran pegawai Baitul Maal wat Tamwil BMT dalam membuat perencanaan keuangan syariah.
Setelah hasilnya diketahui, penulis akan menarik kesimpulan dan memberikan saran baik untuk penulis sendiri, maupun untuk peneliti lain yang
ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perencanaan keuangan syariah.
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Perencanaan Keuangan Syariah
Fenomena perencanaan keuangan syariah makin dikenal oleh masyarakat, seiring berjalan dengan kesadaran masyarakat akan kebutuhan penerapan
syariah dalam kegiatan keuangan atau tergerak dengan maraknya pertumbuhan perbankan syariah. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diikuti
dengan perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah nonbank lainnya. Program linkage antara bank syariah dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah
BPRS dan BMT, dan sinergitas lembaga-lembaga keuangan sosial seperti institusi zakat dan wakaf untuk menopang perluasan sektor riil dan UKM.
Pentingnya Perencanaan Keuangan
Adanya tujuan keuangan yang ingin dicapai Mengontrol pola
belanja, Mengantisipasi semakin melambungnya
biaya hidup,
mengantisipasi kondisi
perekonomian yang cenderung labil, dan mengantisipasi masa
pascaproduktif manusia.
Kondisi Gaji yang Kurang Mencukupi Seorang Pegawai
Melambungnya biaya
hidup, Peningkatan
biaya hidup
yang Berkelanjutan, Pola belanja konsumtif
Yang masih dibudayakan, kurangnya kesadaran merencanakan keuangan
dengan baik dan Hilangnya kesadaran
menyisihkan gaji.
52