Perawatan tidak terencana dilakukan jika terjadi gangguan mesin produksi pada saat mesin sedang berproduksi. Hal seperti ini sangat dihindari
karena dapat mengganggu jalannya produksi.
2.4.3.2. Peralatan
Pada PT. Nusantara III Gunung Para peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan sheet adalah sebagai berikut :
1. Bak Penerimaan
Bak penerimaan berfungsi tempat penerimaan latex dari lapangan sekaligus proses pengenceran latex menjadi DRC 13-15 .
2. Bak Koagulasi
Bak koagulasi berfungsi sebagai tempat latex yang telah diencerkan untuk pembekuan dengan Formic acid 7.5-9.00 kgton kering dengan kapasitas
bak 650 literbak. Panjang
: 3 meter Lebar
: 0.72 meter Tinggi
: 0.39 meter Isi
: 650 liter Penyekat
: 74 buah Banyak lembaran
: 75 lembar Jumlah bak : 80 buah
Jarak antara sekat : 10 cm
Universitas Sumatera Utara
3. Lori sheet
Lori sheet berfungsi tempat penjemuran sheetpengeringan sheet sebelum masuk kamar Asap kapasitas Lori sheet = 456 lembar.
a. Tempat kayu kilas terbuat dari kayu Satu baris terbuat dari
: 42 batang Satu batang terdiri dari : 3 lembar
Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan Satu lembar beratnya ada : 4 tingkat
Satu lembar beratnya :1,2 kg Berat sheet 1 lori 42 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg
Banyaknya lembaran sheet 42 x 3 x 4 = 504 lembar b. Tempat kayu kilas terbuat dari besi
Satu baris terbuat dari : 46 batang
Satu batang terdiri dari : 3 lembar Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan
Satu lembar beratnya ada : 4 tingkat Satu lembar beratnya :1,2 kg
Berat sheet 1 lori 46 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 46 x 3 x 4 = 552 lembar
4. Kamar Asap
Kamar asap berfungsi untuk mengeringkan sekaligus membentuk warna sheet selama 5 hari temperatur 45-65 ºC, kapasiatas kamar asap = 3000
kgkamar, dengan tahapan temperatur :
Universitas Sumatera Utara
Hari Pertama : 40-45 ºC Hari kedua : 45-50 ºC
Hari Ketiga : 50-55 ºC
Hari Keempat : 55-60 ºC Hari Kelima : 60-65 ºC
Kamar asap subur Jumlah kamar
: 8 kamar Kapasitas kamar
: 6 lorikamar Kamar asap air wood
Jumlah kamar : 6 kamar
Kapasitas kamar : 12 lorikamar
5. Ruangan Sortasi
Ruangan sortasi berfungsi menyortir lembaran sheet untuk memperoleh mutu RSS-I, RSS-II, RSS-III, dan cutting. Dimana RSS-I adalah harus
bebas dari segala kotoran dan gelembung-gelembung, karet cukup kering, bebas jamur, dan elastisitas cukup baik tidak melekat. RSS-II adalah harus
bebas dari segala kotoran, gelembung-gelembung yang sangat halus serta terpencar-pencar masih dibenarkan, sedangkan syarat lain sama dengan
mutu RSS-I. RSS-III adalah dibenarkan sedikit kotoran serta gelembung- gelembung yaitu gelembung-gelembung halus merata dan gelembung
besar yang menumpuk terpencar-pencar, bekas-bekas jamur yang telah dibersihkan, serta lembaran yang koyak dapat dibenarkan. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran sheet sewaktu pensortiran, ukuran cutting maximal 15 cm persegi.
6. Packing
Packing lose ball menjadi 113 kgball dan untuk bentuk pallet 1200 kg pallet.
7. Gudang Produksi
Untuk menyimpan produksi siap ekspor. Sarana pendukung pada Kebun PT. Nusantara III Kebun Gunung Para
antara lain : b. Listrik
Energi listrik diperoleh dari PLN dan jika listrik padam digunakan genset untuk menggerakkan mesin-mesin.
c. Air
Air yang digunakan oleh Kebun PTP. Nusantara III Kebun Gunung Para berasal dari PDAM Tirtanadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Temperatur
Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda. Panas- dinginnya suatu benda berkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam
benda tersebut. Makin besar energi termisnya, makin besar temperaturnya.
3.2. Karet
1
Dibalik peluang yang sangat besar tersebut, tuntutan terhadap bahan baku yang bermutu merupakan suatu tantangan yang besar bagi Indonesia. Mutu bahan
baku karet yang diekspor ke luar negeri sangat ditentukan oleh penanganan bahan olah karet di tingkat petani. Semenjak Indonesia dikenalkan dengan produk crumb
Indonesia merupakan negara penghasil dan pengekspor karet alam urutan ke 2 dua di dunia setelah Thailand. Meskipun produksi karet Indonesia masih
dibawah Thailand namun dari sisi luasan Indonesia menduduki areal karet terluas di dunia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas karet Indonesia
per satuan luas masih dibawah tingkat produktivitas di negara lain Thailand dan Malaysia. Namun demikian peluang ekspor karet alam Indonesia ke depan masih
tetap cerah bahkan Indonesia dapat menjadi negara pemasok karet utama mengingat 2 pemasok utama lainnya Thailand dan Malaysia sudah tidak mampu
lagi meningkatkan produksinya karena keterbatasan lahan pengembangan.
1
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Pedoman Penanganan Pasca Panen.
Universitas Sumatera Utara