3.3.3. Kontrol Lokal.
Kontrol lokal merupakan sebagian daripada keseluruhan prinsip desain yang harus dilaksanakan. Biasanya merupakan langkah-langkah yang berbentuk
penyeimbangan, pemblokan, dan pengelompokan unit-unit eksperimen yang digunakan dalam desain. Kontrol lokal menyebabkan desain lebih efisien, yaitu
menghasilkan prosedur pengujian dengan kuasa yang lebih tinggi. Pengelompokan dapat diartikan sebagai penempatan sekelompok unit
eksperimen yang homogen ke dalam kelompok-kelompok agar kelompok yang berbeda memungkinkan untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda pula.
Pemblokan berarti pengalokasian unit-unit eksperimen ke dalam blok sedemikian sehingga unit-unit dalam blok secara relatif bersifat homogen sedangkan sebagian
besar dari variasi yang dapat diperkirakan di antara unit-unit telah baur dengan blok. Penyeimbangan diartikan usaha memperoleh unit-unit eksperimen, usaha
pengelompokan, pemblokan, dan penggunaan perlakuan terhadap unit-unit eksperimen sedemikian sehingga dihasilkan suatu konfigurasi atau formasi yang
seimbang.
3.3.4. Efek dan Interaksi
Dalam banyak penelitian, kita sering terlihat dengan lebih dari satu macam variabel bebas yang memberikan efek, pengaruh atau akibat pada variabel tak
bebas atau variabel respon yang hasilnya ingin diketahui. Bias juga kita berhadapan dengan variabel respon yang nilainya berubah-ubah dikarenakan efek
variabel bebas dengan nilai yang berubah-ubah pula. Untuk keperluan disain,
Universitas Sumatera Utara
variabel bebas akan dinamakan factor dan nilai-nilai atau klasifikasi-klasifikasi daripada sebuah factor dinamakan taraf faktor. Faktor-faktor biasanya dinyatakan
dengan bilangan 1, 2, 3, dan seterusnya yang dituliskan sebagai indeks untuk faktor yang bersangkutan.
Beberapa hal yang penting dalam disain eksperimen, yaitu: Perlakuan adalah semua tindakan coba-coba yang dilakukan terhadap
suatu proyek, yang pengaruhnya akan diselidiki untuk menguji hipotesis. Perlakuan ini dapat berasal dari factor kualitas, yaitu perlakuan yang hanya
memperhitungkan mutu perlakuan X, misalnya : mutu macam pupuk, mutu macam pestisida, mutu macam alat, mutu macam tanah. Perlakuan juga dapat
berasal dari factor kuantitas, yaitu perlakuan yang memperhitungkan takaran perlakuan X, misalnya : takaran kapur, takaran pupuk, takaran pestisida
konsentrasi, takaran air. Disini diartikan sebagai skumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup disain yang
dipilih. Perlakuan ini bisa berbentuk tunggal maupun kombinasi. Unit eksperimen, dapat dimaksudkan unit yang dikenai perlakuan tunggal
mungkin merupakan gabungan beberapa faktor dalam sebuah replikasi eksperimen dasar.
Kekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan dari dua unit eksperimen identik yang dikenai perlakuan untuk memberikan hasil yang sama. Ini bias terjadi
karena, misalnya kekeliruan waktu menjalankan eksperimen, kekeliruan pengamatan, variasi bahan eksperimen, variasi antara unit ekperimen, dan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh gabungan semua factor tambahan yang mempengaruhi karakteristik yang sedang dipelajari.
3.4. Uji Kenormalan Data dengan Chi Kuadrat