2.4.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah suatu bahan pelengkap yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk meningkatkan citra atau mutu produk yang
dihasilkan dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah asam formitsemut dengan konsentrasi 3-5, cuka 7.5 kgton,
amoniak 6.5 kgton.
2.4.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk menambah mutu produk. Bahan penolong yang dipakai adalah plastik, dan
kardus.
2.4.2. Uraian Proses Produksi
Flow process pabrik Ribbed Smoked Sheet Gunung Para kapasitas 16.800 Kg kering per hari adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Skema Pengolahan Ribbed Smoked Sheet Pabrik Gunung Para
Penerimaan Lateks di Pabrik
Lateks yang datang dari kebun-kebun sebelum dimasukkan dalam main bak terlebih dahulu dilakukan pengukuran volume lateks dalam tangki dengan
memakai talang ukuran tangki dan kemudian penuangan lateks ke main bak harus disaring menggunakan saringan 20 mesh dan di tampung dalam main bak
penampungan yang juga berfungsi untuk tempat pengenceran lateks. Penerimaan PENERIMAAN LATEX
BAK PENERIMAAN
BAK KOAGULASI
PENGGILINGAN SHEET
PENIRISAN DILORI
KAMAR ASAP
SORTASI
PACKING
GUDANG PRODUKSI
Universitas Sumatera Utara
lateks di pabrik harus ditentukan kadar karet keringnya DRC dengan menggunakan alat metrolac.
1. Cara menentukan DRC dengan metrolac
Setiap tangki lateks afdeling diambil contoh lateks sebanyak 500 cc, kemudian ditambahkan air sebanyak 1000 cc perbandingan 1 : 2, aduk perlahan-
lahan sampai campuran lateks dengan air merata, lalu dimasukkan kedalam tabung. Busa lateks yang ada di atas permukaan dihilangkan untuk
menghindarkan kesalahan baca pada skala metrolac. Kemudian masukkan metrolac kedalam tabung yang berisi contoh lateks, penunjukan skala metrolac
pada batas permukaan contoh lateks tersebut dikali tiga kali, maka itulah kadar karet keringnya DRC. Misalnya metrolac menunjukkan skala ke 7 maka
kadar karet keringnya = 7.3 = 21. 2.
Cara lain untuk menentukan DRC Dry Rubber Counteen Untuk mengetahui kadar karet kering selain menggunakan metrolac dapat
juga ditentukan dengan cara mencari faktor pengeringannya sebagai berikut : a.
Ambil contoh lateks yang datang ke pabrik sebanyak 200 cc b.
Tambahkan asam semut ± 2 cc
c. Diaduk sampai menggumpal ± 1 jam
d. Digiling dengan jumlah penggilingan 8 kali dengan tebal lembaran kira-
kira 2.5 mm
e. Setelah digiling dikibaskan sampai air tuntas.
Universitas Sumatera Utara
f. Kemudian lembaran karet basah ditimbang dan dicatat berat basahnya lalu
dikeringkan di kamar asap, setelah kering ditimbang lagi dan dicatat
keringnya.
3. Pengenceran Lateks
Pengenceran lateks dilakukan sampai kadar karet bakunya 15 . Tujuan pengenceran adalah sebagai berikut :
a. Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga giling tidak terlalu besar.
b. Untuk memudahkan penghilangan gelembung udara.
c. Untuk memudahkan pencampuran asam semut.
Selama pengenceran lateks di main bak harus dilakukan pengadukan dengan suatu alat yang dinamakan agitator agar pencampuran lateks dengan air
merata atau homogen.
PembekuanKoagulasi
Setelah lateks diencerkan sampai 15 kemudian dialirkan melalui gutther talang dan dimasukkan kedalam bak pembekuan setelah terlebih
dahulu melewati saringan 60 mesh. Setelah permukaan lateks mencapai ketinggian tertentu, aliran lateks dihentikan dan pindah ke bak berikutnya.
Busa yang terbentuk pada permukaan lateks harus diambil dengan alat serok, atau saringan 60 mesh.
Tambahan asam formitsemut 500 cc-600 cc dengan konsentrasi 3 -5 bak pembekuan, waktu pembekuan 6-8 jam. Selama penuangan asam semut harus
diikuti dengan pengadukan dari belakang sebanyak 14-16 kali. Sebelum dituangkan asam semut tersebut harus diencerkan terlebih dahulu menjadi
Universitas Sumatera Utara
konsentrasi 3 -5 dengan cara menambahkan air 9 liter. Busa yang terbentuk setelah pengadukan diambil lagi dengan serok busa dari alumunium.
Pemasangan sekat sisir di mulai dari tengah kemudian kedua bagian yang terbentuk dibagi dua lagi dan seterusnya, untuk mengurangi gelembung-
gelembung yang melekat pada sekat-sekat maka sekat ini harus dibasahi terlebih
dahulu dengan air. Penggilingan
Penggilingan koagulum dilakukan dengan gilingan sheet yang konstruksinya terdiri dari 6 buah rol yang disebut “six in one” gilingan rol 1
sampai dengan 5 rolnya licin tidak berbunga sedangkan gilingan rolnya terakhir atau finisher rolnya diberi berbunga grooving. Tujuan diberi bunga adalah agar
lebih mudah dalam pengeringan dan tidak lengket bila ditumpuk, masing-masing rol gilingan dilengkapi dengan saluran air pelican, di depan gilingan terakhir
dibuat bak air empat persegi, untuk pencucian terakhir lembaran sheet. Adapun tujuan penggilingan yaitu :
1. Mengeluarkan kandungan air dari koagulum
2. Menghilangkanmembuang lendir dan serum yang terdapat di permukaan
lembaran 3.
Menipiskan koagulum menjadi lembaran sheet setebal 2-4 mm.
Pengenceran
Untuk menentukan pengenceran yang standart di pabrik karet yaitu 13 - 15 dengan isi lateks dalam bak pembekuan 600 liter dengan beratnya lateks
kering 90 kg.k.
Universitas Sumatera Utara
Terlebih dahulu kita mengetahui yaitu : Panjang bak = 3 m
Lebar bak = 0,72 m
Tinggi bak = 0,39 m
Maka untuk mencari ketinggian lateks pengenceran, lateks dalam bak pembekuan terlebih dahulu kita mencari bak pembekuan 1 cm maka kita gunakan
dalam meter yaitu 1 cm = 0,01 m maka didapat yaitu : Panjang bak = 3 m
Lebar bak = 0.72
Tinggi bak = 0.1 m
Maka didapatlah tinggi air dalam 0,01 m yaitu : Ap
= P x L x T = 3 m x 0.72 m x 0,01 m
= 0.0216 x 1000 = 21.6 aircm
Pengeringan dan Pengasapan
Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air sehingga di dapat sheet yang kering, agar kondisi mutu dapat dipertahankan selama penyimpanan
dan pengangkutan. Sedangkan fungsi asap adalah untuk memberikan warna coklat terang pada sheet dan untuk mencegah pertumbuhan sporajamur.
Cara pengeringan dan pengasapan dilakukan dengan menggantungkan sheet di atas gantar-gantar bambukayu, laori dengan kapasitas lebih kurang 504
lembarlori. Sebelum lori-lori yang berisi sheet dimasukkan ke kamar pengeringan
Universitas Sumatera Utara
terlebih dahulu dibiarkan atau ditiriskan di luar selama 2 jam atau lebih supaya air yang terdapat di permukaan lembaran sheet jatuh ke bawah sheet untuk
menghindarkan kelembaban yang tinggi di dalam kamar pengeringan, setelah pengasapan selama satu malam lori-lori tersebut di keluarkan dan dilakukan
penyambretan, selama pengeringan 4-5 hari. a.
Pengaturan suhu di dalam kamar asap a.
Hari I suhu 40-45 Ventilasi terbuka penuh
b. Hari II suhu 40-55
Ventilasi setengah terbuka c.
Hari III suhu 55-60 Ventilasi seperempat terbuka
d. Hari IV suhu 60-65
Ventilasi tertutup e.
Hari V suhu 65 Ventilasi tertutup
b. Spesifikasi kamar asap
a. Type : subur kamar
Jumlah kamar : 8 kamar
Kapasitas kamar : 6 lorikamar b. Type
: airwood Jumlah kamar
: 6 kamar Kapasitas kamar : 12 lorikamar
Pengepresan
Pengepresan dilakukan pada mesin press hidrolik, pada setiap sisi dipasang cantelan atau gelengan dari besi yang berfungsi untuk menahan
lembaran sheet yang di press setelah terpenuhi dengan ukuran :
Universitas Sumatera Utara
1. Panjang : 55 cm – 57 cm
2. Lebar
: 50 cm –56 cm 3.
Tinggi : 40 cm - 47 cm
Setelah pengepresan cantelan gelangan besi jangan dibuka, biarkan sheet berada dalam peti press selama satu malam, keesokan harinya baru di buka
cantelan gelangan besinya.
Pengepakan
Pembungkusan dilakukan dengan menusuk-nusuk lembaran pembungkus dengan alat tusuk dari baja yang runcing, sehingga pembungkusan benar-benar
melekat. Setelah selesai pembungkusan, ball tersebut di kapur.
2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1. Mesin Produksi