3.5.1.2. Model Acak atau Model II atau Model Komponen Varians
Dalam hal ini peneliti mempunyai sebuah populasi yang terdiri atas sejumlah taraf faktor A dimana sebanyak a buah taraf telah diambil secara acak
sebagai sampel dan si peneliti juga mempunyai sebuah populasi yang terdiri atas sekumpulan taraf faktor B dimana sebanyak b buah taraf diambil secara acak
sebagai sampel. Dengan demikian, a buah taraf faktor A dan b buah taraf faktor B merupakan sampel acak yang ada didalam eksperimen. Asumsi yang berlaku
untuk Model II adalah: A
I
DNI 0,
2 A
σ
, B
I
DNI 0,
2 B
σ
dan, AB
Ij
DNI 0,
2 AB
σ
Adapun hipotesis nol yang diuji adalah: H
04
:
2 A
σ
= 0 , H
05
:
2 B
σ
= 0 dan H
06
:
2 AB
σ
= 0 sedangkan EKT untuk Model II dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.4. EKT Untuk Eksperimen Faktorial a x b n Observasi Tiap Sel Model Acak
Sumber Variasi EKT
Rata-rata Perlakuan :
A B
AB Kekeliruan E
2 ∈
σ
+ n
2 AB
σ
+ nb
∑
=
−
a i
i
a A
1 2
1
2 ∈
σ
+n
2 AB
σ
+ na
2 B
σ
2 ∈
σ
+ n
2 AB
σ
2 ∈
σ
Universitas Sumatera Utara
Statistik yang diperlukan untuk menguji hipotesis nol adalah: - H
04
adalah statistik F = AAB - H
05
adalah statistik F = BAB - H
06
adalah statistik F = ABE Daerah kritisnya ditentukan oleh:
- F α a – 1, a – 1b – 1 untuk hipotesis H
04
, - F
α b – 1, a – 1b – 1 untuk hipotesis H
05
, dan - F
α a – 1b – 1, abn – 1 untuk hipotesis H
06
, Kriterianya adalah tolak hipotesis nol jika F
α ini terlalu kecil.
3.5.1.3. Model Campuran atau Model III:
A tetap, B acak Ditinjau dari adanya atau didapatnya taraf faktor-faktor, bisa terjadi.
Seluruhnya hanya ada sebanyak a taraf faktor A, semuanya digunakan didalam eksperimen, danEksperimen tersebut menggunakan sebuah sampel yang terdiri
atas b buah taraf faktor B yang telah diambil secara acak dari sebuah populasi terdiri atas taraf-taraf faktor B. Jadi, adanya taraf faktor A di dalam eksperimen
bersifat tetap sedangkan untuk taraf faktor B bersifat acak. Model yang demikian dikenal dengan model campuran atau Model III, dengan A tetap dan B acak.
Asumsi mengenai faktor-faktor merupakan campuran pula yang bentuknya:
∑ ∑
= =
= =
a i
a i
ij i
AB A
1 1
dan B
I
DNI 0,
2 B
σ
Universitas Sumatera Utara
sedangkan
∑
= b
i ij
AB
1
tidak dimisalkan sama dengan nol.
Kuadrat tengah yang diharapkan EKT untuk model campuran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5. EKT Untuk Eksperimen Faktorial a x b n Observasi Tiap Sel
Model III A tetap, B acak
Sumber Variasi EKT
Rata-rata Perlakuan :
A B
AB Kekeliruan E
2 ∈
σ
+ n
2 AB
σ
+ nb
∑
=
−
a i
i
a A
1 2
1
2 ∈
σ
+ na
2 B
σ
2 ∈
σ
+ n
2 AB
σ
2 ∈
σ
Hipotesis nol yang diuji juga merupakan campuran, ialah: H
07
. A
I
= 0 ; I = 1,2,…,a karena A tetap H
08 . 2
B
σ
= 0; karena faktor B acak H
09. 2
AB
σ
= 0; campuran A tetap dan B acak menghasilkan AB acak Dan statistik F yang digunakan adalah:
F = AAB untuk hipotesis H
07
F = BE untuk hipotesis H
08
dan F = ABE untuk hipotesis H
09
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk menguji H
07
, dari EKT dalam daftar, rasio F dibentuk dengan pembilang A.
A acak, B tetap
Universitas Sumatera Utara
Model ini menyangkut sebuah eksperimen yang :menggunakan sebuah sampel acak yang terdiri atas a buah taraf faktor A yang diambil dari sebuah
populasi terdiri atas taraf-taraf faktor A, dan menggunakan semua taraf faktor B sebanyak b buah yang tersedia.
Asumsi yang digunakan untuk Model III ini adalah: A
I
∼ DNI 0,
2 A
σ dan
∑ ∑
= =
= =
b 1
j b
1 j
ij ji
AB B
sedangkan
∑
= a
1 i
ij
AB
tidak dimisalkan nol. Hipotesis nol yang dapat diuji dalam model ini adalah:
H
07
:
2 A
σ = 0 ; karena A acak
H
08 :
j
σ
= 0; j = 1,2,…,b karena B tetap H
09 : 2
AB
σ
= 0; campuran A acak dan B tetap menghasilkan AB acak
Dan statistik F yang digunakan adalah: F = AE untuk hipotesis H
07
F = BAB untuk hipotesis H
08
dan F = ABE untuk hipotesis H
09
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.6. EKT Untuk Eksperimen Faktorial a x b n Observasi Tiap Sel Model III A Acak, B Tetap
Sumber Variasi EKT
Rata-rata Perlakuan :
A B
AB
Kekeliruan E
2 ∈
σ
+ nb
2 A
σ
2 ∈
σ
+ n
2 B
σ
+na
∑
=
−
a 1
i 2
ji
1 b
B
2 ∈
σ
+ n
2 AB
σ
2 ∈
σ
Daerah kritisnya ditentukan oleh:
F α a – 1, abn – 1 untuk hipotesis H
07
, F
α b – 1, a – 1b – 1 untuk hipotesis H
08
, dan F
α a – 1b – 1, abn – 1 untuk hipotesis H
09
, Kriterianya adalah tolak hipotesis nol jika F
α ini terlalu kecil.
3.5.2. Model Anava Desain Eksperimen Faktorial a x b x c