serangkaian prototype prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final atau sebuah versi.
Metode ini dipilih karena metode ini yang paling mewakili kebutuhan pengguna yang menginginkan perancangan sistem secara cepat serta melibatkan
pengguna secara langsung dalam proses perancangan. Selain itu metode ini lebih efiesien dalam hal biaya dan waktu jika dibandingkan dengan metode
pengembangan sistem lainnya. Adapun alur pengembangan sistem dengan menggunakan metode RAD
dijelaskan pada diagram pengembangan sistem seperti terlihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Diagram Rapid Apllication Development RAD
Dari diagram di atas dapat diketahui aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam pengembangan sistem dengan metode prototipe adalah sebagai berikut:
3.5.1 Pengumpulan Kebutuhan Scope Definition
Pengumpulan kebutuhan pengguna merupakan tahap awal pada proses perancangan sistem. Identifikasi kebutuhan pengguna diperoleh melalui tahapan
wawancara dan penelitian secara langsung di BPPT. Hasil dari identifikasi kebutuhan tersebut antara lain:
1. Kebutuhan terhadap database spasial yang mampu menyimpan, mengatur dan mengorganisir data dengan baik.
2. Kebutuhan pembangunan sebuah webgis radar cuaca secara realtime yang memungkinkan query dan pengunduhan data oleh pengguna untuk radar
cuaca di daerah Serpong dan Padang.
3.5.2 Analisis Sistem Analysis
Dari hasil pengumpulan kebutuhan dilakukan proses analisis sistem yang berjalan maupun sistem usulan yang menjabarkan berbagai permasalahan yang
mungkin terjadi pada sistem untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem sehingga diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi.
3.5.2.1 Sistem yang Berjalan
Webgis radar cuaca untuk wilayah Serpong pernah dibangun oleh BPPT
dengan menggunakan mapserver namun web ini belum sepenuhnya berbasis spasial. Dari analisis yang dilakukan diketahui kelemahan sistem yang berjalan
yaitu : 1. Sistem yang ada berada di bawah pengawasan BPPT melalui program
Harimau Hydrometeorological Array for Intra Session Variation Moonsoon Automonitoring
. Sistem ditangani oleh tim yang terdiri dari beberapa orang.
2. Data radar cuaca yang ada di Serpong dikirim melalui jaringan internet ke server BPPT yang ada di Thamrin.
3. Data yang diperoleh berupa RAW_imageradar peta dasar radar yang secara otomatis di convert kedalam format shapefile shp dan textfile txt.
Data ini kemudian tersimpan dalam satu direktori yang telah ditentukan. 4. Data radar cuaca kemudian ditampilkan pada webgis radar cuaca.
Adapun bagan alir dokumen sistem yang berjalan seperti pada Gambar 4.6. Radar
NEONet
Gambar 3.4
Bagan Alir Dokumen Sistem yang Berjalan
Data disimpan dalam server radar
Data Radar RAW Image gif
Data hasil pengamatan radar
Data dikirim ke server di Thamrin
Perekaman Data Hujan
Start
Koversi data ke dalam format
shp txt
Data Radar dan peta
administrasi
Input data ke dalam map file
Display data pada Webgis
End
Data Radar RAW Image gif
Data disimpan dalam direktori
tertentu
Gambar 3.4 menjelaskan aliran dokumen sistem yang berjalan, data hasil
perekaman hujan disimpan dalam server radar yang kemudian data radar ini dikirim ke server di Thamrin. Pada server Thamrin data disimpan dalam direktori
tertentu untuk kemudian dikonversikan lagi ke dalam format shapefile shp dan textfile
txt. Selanjutnya data radar dan peta administrasi di overlay untuk kemudian ditampilkan dalam webgis radar.
Dari proses alir dokumen ini dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam sistem ini yaitu:
1. Sistem yang berjalan hanya menampilkan data hujan dari radar cuaca pada sebuah Webgis namun belum berbasis spasial secara penuh.
2. Belum adanya manajemen data radar cuaca dalam sebuah database spasial sehingga sering kali para admin kesulitan melakukan pencarian data.
3. Pada sistem lama saat ini tidak beroperasi lagi pengguna hanya dapat melihat data radar dan tidak dapat melakukan query untuk mengunduh data.
4. Pada sistem yang telah ada, data radar yang ditampilkan hanya berasal dari satu radar cuaca yaitu radar Serpong.
5. Sistem masih bersifat beta dalam artian masih berupa produk uji coba yang masih belum sempurna, sistem juga belum dipublikasikan melalui jaringan
internet, tetapi masih sebatas intranet.
3.5.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sistem Berjalan
a. Kelebihan Sistem berjalan Sistem informasi cuaca berdasarkan data radar cuaca merupakan teknologi
yang baru diterapkan di Indonesia untuk pengamatan cuaca secara realtime.
b. Kekurangan Sistem berjalan 1. Belum adanya manajemen data yang baik.
2. Penyebaran informasi masih terbatas pada lingkungan tertentu. 3. Pengguna tidak dapat mengunduh data untuk keperluan penelitian lainnya.
3.5.2.3 Sistem Usulan
Berdasarkan permasalahan yang ada pada sistem berjalan yang telah diuraikan di atas, maka solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan
pembangunan prototipe Webgis radar cuaca secara realtime untuk radar di daerah Serpong dan Padang.
Webgis yang dibangun secara penuh berbasis spasial dan terkoneksi
dengan spatial database untuk manajemen data. Informasi yang disajikan pada Webgis
nanti berbasis spatial dan terus ter-update dalam kurun waktu enam menit. Hal ini berarti setiap enam menit data akan terus ter-update secara langsung oleh
sistem tanpa adanya administrator untuk pengolahan data radar. Gambar 3.5 menjelaskan diagram alir dokumen pada sistem yang
diusulkan, yang merepresentasikan kebutuhan dan keinginan pengguna:
Radar NEONet
Pengguna
Gambar 3.5
Diagram Alir Dokumen yang Diusulkan Adapun kelebihan yang diajukan dari sistem usulan jika dibandingkan
dengan sistem yang telah ada antara lain: 1. Data radar disimpan dalam spatial database dengan menggunakan Postgre
SQL. 2. Database terkoneksi langsung dengan webgis sehingga tampilan informasi
cuaca pada webgis terus ter-update. 3. Sistem memungkinkan pengguna melakukan query terhadap data yang ada
untuk memperoleh data yang diinginkan.
Koversi data ke dalam format
shp dan txt
Data Radar dan peta
administrasi Data disimpan
dalam direktori tertentu
Input data dalam spatial
database Data Radar
RAW Image gif
Display data pada Webgis
End
Lihat Informasi Curah hujan
Download data
curah hujan
DB Radar
Data disimpan dalam server
radar
Data Radar RAW Image gif
Data hasil pengamatan radar
Data dikirim ke server di Thamrin
Perekaman Dat a Curah Hujan
rainrat e
Start
4. Tersedianya data history untuk setiap pengunduhan data yang dilakukan oleh pengguna.
3.5.3 Perancangan Cepat Perangkat Lunak Design
Perancangan dilakukan setelah proses analisis selesai dan merupakan tahapan atau proses pemodelan untuk memperoleh pengertian yang lebih baik
terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional, dan informasi- informasi yang terkandung di dalamnya. Terdiri dari logical design dan phisical
design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model atau bentuk representasi
dari entitas yang akan dibangun. Perancangan cepat pada metode prototipe dilakukan dengan melibatkan pengguna sehingga dapat dilakukan evaluasi secara
langsung terhadap sistem yang dirancang. Dalam tahap ini digunakan beberapa alat bantu tools untuk perancangan
sistem yang berguna sebagai alat pemodelan proses dan dokumentasi sistem. Tools
yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Perancangan Proses
Pada tahapan perancangan sistem digunakan alat tools berupa Diagram Aliran Data Data Flow Diagram - DFD untuk menggambarkan
aliran data dalam sistem yang dirancang dan dilengkapi dengan kamus data spasial Spatial Data Dictionary untuk menjelaskan data yang ada pada
DFD. DFD merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan pengguna dan menggambarkan sistem yang diusulkan.
2. Perancangan Basis Data Perancangan basis data dilakukan setelah perancangan proses selesai.
Perancangan ini menggunakan Spatial Entity Relationship Diagram Spatial ERD
sebagai alat bantu untuk menjelaskan hubungan antar entitas-entitas spasial yang ada dalam sistem. Perancangan ER Diagram merupakan bentuk
penggambaran relasihubungan yang terjadi antar tabel. Sedangkan ERD spasial digunakan untuk menggambarkan hubungan antar tabel dengan
menambahkan atribut spasial di dalamnya. Selain itu juga dilakukan normalisasi basis data untuk menghindari duplikasi data dalam database
yang dirancang. 3. Perancangan Struktur Menu Aplikasi
Perancangan struktur menu aplikasi bertujuan untuk menentukan menu-menu yang dibutuhkan pada aplikasi yang akan dikembangkan serta
untuk menjelaskan navigasi menu yang ada kepada pengguna. 4. Perancangan GUI Grafic User Interface
GUI pada Webgis ini dirancang secara sederhana dan optimal sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Perancangan GUI ini penting
untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna pada saat berinterkasi dengan sistem ketika mengakses data.
Rancangan GUI yang diusulkan dijelaskan pada bab selanjutnya.
3.5.4 Pembentukan Prototipe Perangkat Lunak Construction