Pengertian Pengenalan Mapserver LANDASAN TEORI

Namun Radar juga memiliki kekurangan dan kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain sensitif terhadap topografi, penutup tanah ground cover, dan gerakan. Kemampuan pendeteksian cuaca oleh radar tidak dapat menembus pohon maupun gedung tinggi sehingga pada ketinggian dan elevasi tertentu curah hujan tidak akan terpantau.

2.6 Pengertian

Realtime Menurut Arlinda 2005 dalam kamus istilah komputer dan internet realtime diartikan sebagai jumlah waktu sesungguhnya waktu aktual yang dibutuhkan menjalankanmenyelesaikan suatu operasi. Sistem komputer yang tetap mampu menjaga hubunganberinteraksi dengan dunia luar. Artinya, memberikan hasil keluaran beberapa saat kemudian setelah masukan diberikan. Contohnya pada sistem informasi cuaca yang dibangun ini. Sistem realtime menurut Pressman 2002 terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut: 1. Komponen pengumpul data yang mengumpulkan dan memformat informasi dari lingkungan eksternal 2. Komponen analisis yang mentransformasikan informasi pada saat dibutuhkan oleh aplikasi. 3. Komponen kontrol yang memberikan respon kepada lingkungan eksternal. 4. Komponen monitor yang mengkoordinasikan semua komponen lain agar respon realtime-nya dapat tetap terjaga.

2.7 Pengenalan Program Harimau

Harimau Hydrometeorological Array for Intra Session Variation Moonsoon Automonitoring merupakan program kerjasama Indonesia dengan JAMSTEC Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology, yang dimulai sejak bulan Maret 2006 – Oktober 2010. Tujuan program HARIMAU untuk mengetahui lebih jauh proses fisik variasi antarmusiman periode 60-90 harian yang terkait langsung dengan aktivitas awan konveksi dan curah hujan di Benua Maritim Indonesia BMI dan mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap perubahan iklim global, seperti El Nino dan La Nina ENSO serta Indian Ocean Dipole IOD. Informasi yang diperoleh antara lain dapat digunakan untuk: a. Penentuan waktu tanam komoditas pertanian. b. Manajemen sumber daya air. c. Transportasi laut, udara dan darat. d. Monitoring polusi udara. e. Peringatan dini. f. Sebagainya. Riset ini memanfaatkan teknologi Radar Cuaca Weather Radar yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sejauh ini sudah dipasang X dan C Band Doppler Radar XDR dan CDR serta Wind Profiler Radar WPR di wilayah ekuator Benua Maritim Indonesia. XDR di Pantai Tiku, Kabupaten Ketaping, Sumatera Barat Sumbar. Sedangkan WPR dipasang di Pontianak dan Biak pada Februari dan Maret 2007. Menyusul kemudian CDR di Laboratorium Teknologi Kebumian dan Mitigasi Bencana GEOSTECH BPPT Puspitek Serpong pada Juni 2007. Program HARIMAU akan berlangsung hingga 2010 dengan target memasang 22 radar di lokasi berbeda di Indonesia pada 2009.

2.7.1 Spesifikasi Radar Cuaca Serpong

Radar cuaca Serpong Gambar 2.9 digunakan untuk pemantauan cuaca di wilayah DKI Jakarta termasuk kepulauan seribu dan hampir seluruh wilayah Jawa Barat spesifikasi secara jelas mengenai radar ini dijelaskan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Spesifikasi Radar Nama Radar Serpong Gambar Gambar 2.9 Radar C-Band Serpong Lokasi PUSPITEK SERPONG Koordinat 106,7 BT dan -6,4 LS Kegunaan Observasi Cuaca Jenis Band Doppler Radar C Band Frekuensi 5,32 GHz Resolusi Temporal 6 menit Radius Jangkauan 105 km Elevasi 1 - 81 18 sudut elevasi, diantaranya 1 , 4,5 , dan 23,8 Ketinggian 4,6 meter Type Observasi Observasi hujan Transmitter Power 140 kW 140.000 watt Sistem Operasi RedHat Enterprise Linux 4 EL4 Output Data RAW dan Data Image Spesifikasi Data Image Resolusi Spatial : 1 km x 1 km Waktu akuisisi data dalam GMT+7 Data Reflectivity awan dan hujan dalam dBz Sumber: www.turbulance.ddo.jp

2.7.2 Spesifikasi Radar Cuaca Padang

Radar cuaca Padang Gambar 2.10 berada di kawasan Minangkabau Internasional Airport MIA. Merupakan jenis radar Doppler band X yang beroperasi pada frekuensi delapan hingga dua belas GHz. Selengkapnya mengenai spesifikasi radar ini dibahas pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Spesifikasi Radar Padang Nama Radar MIA Gambar Gambar 2.10 Radar X-Band Padang Lokasi Bandara Internasiolnal Minangkabau Padang – Sumatera Barat Koordinat 100.3 BT dan -0.79 LS Kegunaan Observasi Cuaca Jenis Band Doppler Radar X Band Frekuensi 9.7 GHz Resolusi Temporal 6 menit Radius Jangkauan 200 km Elevasi 1 - 81 18 sudut elevasi, yaitu 0.6 , 1.1 , 2.4 , 3.2 , 4.1 , 5.1 , 6.3 , 7.8 , 9.6 , 11.8 , 14.5 , 17.8 , 21.8 , 26.6 , 32.6 , 40.0 , 50.0 Ketinggian 5 meter Type Observasi Observasi hujan Transmitter Power 70 KW 700.000 watt Output Data RAW dan Data Image Sistem Operasi RedHat Enterprise Linux 4 EL4 Spesifikasi Data Image Resolusi Spasial : 1km x 1 km Waktu akuisisi data dalam GMT+7 Data Reflectivitas awan dan hujan dalam dBz Sumber: www.turbulance.ddo.jp

2.8 Analisis Data

2.8.1 Data Radar Doppler

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data Image Gambar 2.11 dari hasil penyapuan wilayah dengan menggunakan radar Doppler yang ada di Puspitek Serpong serta di Padang-Sumatera Barat. Dalam data gambar dari radar Serpong Gambar 2.11 dapat diamati titik- titik hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta, Banten dan hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Sedangkan dari data radar Padang diperoleh informasi titik-titik hujan yang jatuh di wilayah Sumatera Barat. Gambar 2.11 Data Image Radar Serpong Pengamatan dilakukan dalam berbagai sudut elevasi dari 1 – 81 , namun yang diambil untuk pengolahan pada laporan ini adalah data dengan elevasi 6.1 karena dinilai paling tinggi tingkat akurasi datanya. Adapun informasi yang ada dalam gambar radar cuaca tersebut Gambar 2.11 adalah informasi mengenai reflektivitas, velocity dan rainrate curah hujan dalam satuan debizle dBz. Reflektivitas adalah nilai pemantulan dari titik air yang jatuh hingga kembali pada radar. Sedangkan velocity adalah pengamatan kecepatan angin atau kecepatan sampainya nilai hujan dari titik pengamatan ke radar. Nilai curah hujan hasil pengamatan radar masih dalam satuan dBz. Nilai ini akan dikonversi untuk mendapatkan nilai curah hujan dalam satuan milimeter per jam.

2.8.2 Curah Hujan

Rainrate Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan bumi. Sedangkan curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya curah hujan diukur dengan menggunakan Rain Gauge. Namun dalam skripsi ini nilai curah hujan didapatkan dari radar Doppler yang merupakan jenis radar cuaca. Curah hujan diukur dalam satuan milimeter, satu milimeter berarti dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau sebanyak satu liter. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1 Bentuk medan atau topografi; 2 Arah lereng medan; 3 Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan 4 Jarak perjalanan angin di atas medan datar. Pola Distribusi Hujan di Indonesia, ada 3 yaitu: 1. Pola Monsoonal Monsun: intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada awal dan akhir tahun, adanya musim kemarau dan musim hujan yang masing-masing berlangsung kurang lebih 6 bulan. 2. Pola Ekuatorial: mengalami dua Puncak curah hujan tertinggi dalam 1 tahun yaitu bulan Maret dan Oktober saat matahari berada di dekat ekuator. 3. Pola Lokal: daerah yang di pengaruhi hujan dengan satu puncak dengan puncak yang terbalik dengan pola hujan munson. Untuk radar sendiri pola yang diamati adalah pola monsoonal yang dianggap paling berpengaruh terhadap kondisi iklim global dan adanya badai El Nino dan La Nina ENSO serta Indian Ocean Dipole IOD.

2.9 Pendekatan dalam membangun

Webgis 2.9.1 Basis Data Basis data merupakan suatu komponen penting dalam sistem, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi. Basis data menurut pustaka Prahasta 2005 merupakan kumpulan tabel-tabel atau files yang saling berelasi satu dengan lainnya.. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan data non-redundant yang dapat dipakai secara bersama shared oleh sistem-sistem aplikasi yang berbeda. Basis data adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras hardware komputer dan menggunakan perangkat lunak software dalam memanipulasi basis data tersebut Jogiyanto, 2007. Dengan adanya basis data proses editing dan updating data dapat dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam sistem yang bersangkutan. Perubahan tersebut antara lain proses konversi perubahan format data, struktur file, atau relokasi data dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Keuntungan penggunaan basis data adalah: a. Meminimalkan duplikasi data. b. Efisiensi, kecepatan dan kemudahan dalam pengaksesan data. c. Penjagaan integritas data. d. Data menjadi self-documented dan self-descriptive. e. Meminimalkan biaya pengembangan perangkat lunak. f. Meningkatkan security atau keamanan data.

2.9.2 Basis Data Spasial

Basis data spasial atau basis data SIG atau dikenal juga dengan geodatabase geographic database tidak jauh berbeda dengan basis data lainnya baik dalam hal perancangan, manajemen maupun strukturnya. Perbedaan yang terjadi adalah terdapat dua jenis data yang harus disimpan dan diintegrasikan untuk membangun SIG yang utuh. Suwahyono 1999 dalam BAKOSURTANAL 2002 mendefinisikan basis data spasial sebagai sekumpulan data yang digunakan untuk memberikan informasi keruangan spasial suatu kajian wilayah, terutama untuk menghasilkan informasi keadaan alam dan potensi yang ada pada suatu wilayah. Basis data spasial mendeskripsikan sekumpulan entitas entity-set baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap memiliki kecenderungan untuk berubah, bergerak dan berkembang. Tipe-tipe entitas spasial ini memiliki properties topografi dasar yang meliputi lokasi, dimensi dan bentuk titik, garis, ruang. Prahasta, 2009 Pemanfaatan basis data spasial untuk mendapatkan informasi keruangan dan kajian wilayah dilakukan dalam satu sistem informasi geografis SIG. Pada intinya, SIG mencakup dua kemampuan yang berbeda yaitu: 1 Melakukan pemanggilan query dan menyediakan informasi; 2 Menggabungkan model- model analisis. Namun demikian, kedua kemampuan SIG ini sangat tergantung pada inti core dari SIG itu sendiri yaitu basis data yang terorganisir atau disebut juga basis data spasial. Pentingnya basis data spasial dalam SIG berawal dari kenyataan bahwa elemen dari basis data tersebut saling terkait satu sama lain, sehingga harus dibuat dalam suatu struktur yang mudah untuk diintegrasikan dan dipanggil kembali. Basis data spasial juga harus dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan aplikasi. Pengembangan basis data spasial merupakan bagian penting untuk mewujudkan suatu sistem informasi keruangan spatial. Komponen yang termasuk dalam pengembangan basis data spasial adalah 1 Sub-sistem masukan data; 2 Sub-sistem penyimpanan dan pemanggilan data; 3 Sub-sistem manipulasi dan analisis; 4 Sub-sistem tampilan dan updating data. Prahasta, 2005

2.9.3 Model Basis data

File-file yang disusun tidak berstruktur rentan terutama untuk data yang terdapat dalam jumlah besar atau untuk data yang berubah secara terus-menerus. Semua sistem basis data database ditujukan untuk mempermudah pencarian, penghubung data tabular, serta dapat digunakan untuk memanipulasi berbagai tipe dan variasi hubungan antar obyek. Model basis data menunjukkan mekanisme yang digunakan untuk mengelola atau mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang akan berdampak terhadap bagaimana mengelompokkan dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang ditinjau. Secara konvensional model basis data dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu: model hierarki, jaringan dan relasional. Model basis data yang baru mulai dikembangkan, khususnya pada era 1990-an adalah model berorientasi obyek Barus, 1996.

2.9.4 Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem diartikan sebagai sekumpulan aktivitas, metode, best practice, deliverable dan tools-tools otomatis yang digunakan stakeholder untuk mengembangkan sistem informasi dan software secara kontinu, artinya pengembangan yang dilakukan secara bertahap dari hal-hal yang menjadi kendala sistem sampai hal-hal yang menjadi kebutuhan sistem Whitten, 2004:84. Untuk mengembangkan sistem, dibutuhkan metode yang tepat agar memenuhi tujuannya. Pada sistem ini dipilih metode pengembangan RAD. RAD rapid application development adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkain prototype prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final atau sebuah versi. Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, 2004. Berikut diagram yang menerangkan rute dalam RAD, yaitu: Scope Definition Problem Analysis + Requirement Analysis + Decision Analysis Design Construction Testing Delivery of a version Current System Operation Maintenance The User Community Gambar 2.12 Diagram Rapid Apllication Development RAD Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, rapid application development RAD pengembangan aplikasi cepat telah menjadi rute yang populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan RAD adalah Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, 2004 : 104: 1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis, desain, konstruksi. 2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar yang intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer, pembangun sistem. 3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui pendekatan konstruksi berulang. 4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai melihat sebuah sistem yang bekerja. Adapun aktivitas yang terlibat dalam pengembangan sistem dengan metode RAD adalah sebagai berikut: 7. Scope Definition Menentukan tujuan, kebutuhan, batasan dan ukuran sistem yang akan dibangun serta mengumpulkan data yang diperlukan. Selain itu menggambarkan pandangan umum mengenai permasalahan sistem secara singkat dan jelas. Proses pengumpulan kebutuhan juga melibatkan proses 8. Analisis Sistem Analysis Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Bisa juga karena diinginkannya pengembangan dari sistem yang sedang berjalan. Permintaan dapat datang dari seorang manajer di luar departemen sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau menemukan adanya peluang baru. Abdul Kadir, 2003 Namun, adakalanya inisiatif pengembangan sistem baru berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem informasi seperti bagian inventori science pada sistem ini, yang bermaksud mengembangkan sistem yang sudah ada atau mendefinisikan masalah- masalah yang belum tertangani. Pada proses ini dijabarkan mengenai analisis terhadap berbagai permasalahan yang mungkin terjadi pada sistem yang berjalan sehingga diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan analisis terstruktur dengan menggunakan diagram aliran data, contexs diagram, diagram entitas dan diagram pendukung lainnya. 9. Perancangan Cepat Perangkat Lunak Design Perancangan dilakukan setelah proses analisis selesai dan merupakan tahapan atau proses pemodelan untuk memperoleh pengertian yang lebih baik terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional dan informasi-informasi yang terkandung di dalamnya. Terdiri dari logical design dan phisical design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model atau bentuk representasi dari entitas yang akan dibangun. Adapun tools yang digunakan untuk mendukung desain sistem adalah dengan menggunakan diagram aliran data Data Flow Diagram – DFD, ERD Entity Relation Diagram. 10. Implementasi Sistem Construction Testing a. Construction Pembangunan prototipe merupakan bentuk implementasi dari desain sistem. Prototipe dibangun dengan menggunakan mapserver yang berbasis bahasa pemograman php dan map script. Sedangkan untuk database digunakan PostGre SQL dengan template PostGIS yang mendukung aspek spasial dalam pembangunan database. b. Testing Tahapan pengujian prototipe dilakukan oleh pengembang dan pengguna untuk mengurangi kesalahan yang terjadi pada sistem serta untuk mengetahui apakah prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna atau belum. Tahapan ini meliputi dua metode pengujian sistem yaitu, Black Box dan White Box Testing. Black-box testing adalah pengujian yang dilakukan untuk antar muka perangkat lunak, pengujian ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi pada program bekerja dengan baik dan benar, dalam arti masukan yang diterima benar dan keluaran yang dihasilkan benar-benar tepat, pengintegrasian dari eksternal data berjalan dengan baik. Pohan, 2008 White Box Testing adalah pengujian terhadap source code sistem, untuk mengetahui pada browser dan sistem operasi apa sistem ini dapat berjalan dengan baik. 11. Delivery of a version Merupakan tahapan implementasi sistem yang telah melalui proses testing, dan telah disetujui oleh pengguna. Webgis intensitas curah hujan ini tidak sampai pada tahap implementasi sistem karena sistem yang dihasilkan merupakan prototipe sistem yang akan dikembangkan kembali. 12. Maintenace Merupakan tahapan pemeliharaan sistem yang telah diimplementasikan untuk mengurangi kesalahan penggunaan sistem dan menjaga stabilitas sistem.

2.10 Tools Analysis and Design Sistem

2.10.1 Data Flow Diagram DFD

Pada tahap perancangan sistem dibutuhkan rancangan sistem dalam suatu bagan yang menunjukkan prosedur-prosedur dari sistem tersebut. Alat yang digunakan untuk merancang sistem ada bermacam-macam, di antaranya adalah DFD dan Bagan Alir Flow Chart. Menurut Whitten, et al 2006 DFD adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Diagram aliran data juga diartikan sebagai gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir dari suatu proses yang saling berkaitan. McLeod, 2004 Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah, yaitu: a. Diagram Konteks Level 0 Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Menurut Pressman 2002 DFD level 0 merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal dengan data input dan output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan. Hal yang digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam suatu proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan antar terminator dan data store. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar diagram konteks: a. Terminologi sistem: a Batas Sistem adalah batas antara “daerah kepentingan sistem”. b Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau mempengaruhi sistem tersebut. c Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan lingkungan sistem tersebut. b. Menggunakan satu simbol proses, c. Nama atau keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi sistem tersebut, d. Antara entitas eksternal atau terminator tidak diperbolehkan komunikasi secara langsung, e. Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik atau garis silang , f. Jika terminator mewakili individu personil sebaiknya diwakili oleh peran yang dipermainkan personil tersebut, g. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda. b. Diagram Zero Level 1 Merupakan diagram yang berada diantara Diagram Konteks dan Diagram Detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam Diagram Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan Entity, Proses, alur data dan data store. c. Diagram Detail Diagram Rinci Menurut Ladjamudin 2005 diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level diatasnya. Menggambarkan rincian tiap proses yang terdapat pada diagram nol, dimana proses rinci ini dapat dipecahkan sampai pada proses yang paling rinci hingga tidak dapat diuraikan lagi. Ada dua versi simbol atau notasi grafik yang digunakan untuk pemodelan entitas dalam DFD. Notasi grafis simbol yang digunakan dalam DFD dalam dua versi berbeda dijelaskan pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Simbol dan Notasi DFD Gene dan Serson Keterangan Yourdan dan DeM arco Terminator External ent it y Proses Dat a Flow Arus Data Dat a St ore Penyimpanan Data Sumber: Whitten, Bentey Dittman, 2004 a. Terminator External entity; Mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem. Terminator diberi nama yang berhubungan dengan sistem tersebut dan biasanya menggunakan kata benda. Simbol ini menggambarkan asal dan tujuan dari data dan atau informasi. b. Proses; Kerja yang dilakukan pada atau sebagai respon terhadap aliran data masukkondisi. Komponen proses menggambarkan transformasi input menjadi output. Penamaan proses disesuaikan dgn proseskegiatan yang sedang dilakukan. c. Alur data garis berarah; Digunakan untuk menerangkan perpindahan datapaket data dari satu bagian ke bagian lainnya. Alur data dapat berupa kata, pesan, formulir informasi. Arah panah menjelaskan arah aliran data dalam sistem. d. Data store ; Menggambarkan tempat penyimpanan data sementara yang akan digunakan oleh proses-proses yang ada di dalam sistem. Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda bersifat jamak. Data store dapat berupa file database yang tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat manual seperti buku alamat, file folder. Whitten, 2004

2.10.2 Entity Relationship Diagram ERD

ERD adalah diagram yang menunjukan hubungan antar entitas. ERD digunakan untuk menggambarkan struktur logika dari database secara keseluruhan. Menurut McLeod 2004 ERD adalah mendokumentasikan data dengan mengindentifikasikan jenis entitas dan hubungannya. ERD merupakan peralatan pembuatan data yang paling fleksibel, dapat di adaptasi untuk berbagai pendekatan dalam pengembangan sistem. Pada Tabel 2.6 dijelaskan notasi Entity Relationship Diagram menurut McLeod 2004: Tabel 2.6 Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram No Simbol Keterangan 1. Persegi panjang Ent it as t ipe ent it as menyatakan objek atau kejadian 2. Ellips menyatakan atribut-atribut ent it y set Atribut adalah item data yang menjadi bagian dari entitas 3. Belah ketupat Diamond menggambarkan relat ionship set . Relat ionship adalah asosiasi antara dua ent itas 4. Garis, menghubungkan antara ent it y set dengan atribut-atributnya dan antara ent it y set dengan relat ionship set nya. Sumber: McLeod, 2006 Derajat hubungan antar entitas dapat di katagorikan dalam tiga jenis, yaitu: 1. Derajat hubungan 1 : 1 One to one Derajat hubungan antar entitas 1 : 1 terjadi bila entitas A hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas B. Demikian pula sebaliknya. 2. Derajat hubungan 1 : m One to many atau m :1 Many to one Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B. Sebaliknya setiap anggota entitas B hanya boleh berpasangan dengan satu anggota entitas A. 3. Derajat hubungan m : n Many to many Terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B. Demikian pula sebaliknya.

2.10.3 Kamus Data

Menurut Jogiyanto 2005, kamus data adalah sistem fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap dan terstruktur. Kamus data dibuat pada tahap analisis sistem dan perancangan suatu sistem. Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan, kamus data digunakan untuk merancang input , laporan-laporan dan basis data. Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya. Simbol dan notasi yang digunakan dalam kamus data dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Notasi Kamus Data No Simbol Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. = + { } [ ] Terdiri dari Dan Opsional Pengulangan Memilih salah satu dari sejumlah alternatif Komentar Identifikasi atribut kunci Sumber: Jogiyanto, 2005

2.11 Pengenalan Software

2.11.1 Mapserver MS4W

a. Pengenalan Mapserver

Mapserver merupakan salah satu perangkat lunak software open source untuk pemetaan online webgis yang pertama kali dikembangkan oleh Universitas Minnesota, NASA dan Departemen Sumber Daya Alam Minnesota Minnesota Department of Natural Resource. Mapserver compatible dengan sistem operasi Windows, UnixLinux dan MacOS. Map Server for Windows atau yang lebih dikenal dengan MS4W merupakan bundle instalasi mapserver untuk windows yang disediakan secara gratis oleh mapserver.org, untuk memudahkan pengguna mapserver dalam proses instalasi maupun dalam pembangunan dan distribusi aplikasi mapserver. MS4W juga dilengkapi dengan berbagai macam modul tambahan yang memberikan kemudahan bagi pengguna dalam membangun dan mengadministrasikan sistem webgis, antara lain : MapLab, KaMap, Chameleon, Pmapper, Gmap dan lain-lain. Adapun fitur yang didukung oleh mapserver adalah: 1 Format vektor: ESRI shapefile, ESRI ArcSDE, serta Format raster: TIFFGeoTIFF, GIF, PNG, ERDAS, JPEG, EPPL7 dan mendukung penggabungan kedua format data dalam penyajian. 2 Quadtree spatial indexing untuk shapefile. 3 Dapat sepenuhnya dikustomisasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. 4 Mendukung TrueType font. 5 Mendukung OpenGIS. 6 Legenda dan skala yang otomatis. 7 Mendukung pengembangan peta tematik online. 8 Pelabelan fitur 9 Konfigurasi dapat dilakukan secara online on-the fly configuration 10 Proyeksi dapat dilakukan secara online on-the-fly projection

b. Pengenalan PHP dan Map Script