Waktu dan Tempat Penelitian Kondisi Awal Data Prototipe Webgis

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat : Nusantara Earth Observation Network NEONet, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT Alamat : Gedung I lt. 20 BPPT Jl. M.H Thamrin No. 8 Jakarta Waktu : 1 April 2009 – Januari 2010

3.4 Kondisi Awal Data

Berdasarkan prinsip kerja radar yang telah dibahas pada Bab 2, diperoleh hasil penyapuan radar berupa data binary RAW data. Meskipun dalam format binary namun ukuran data ini cukup besar untuk satu kali pengambilan data. Oleh karena itu, Data RAW terlebih dahulu diekstrak oleh radar itu sendiri ke dalam bentuk peta dasar yang disimpan dalam format gif. Setiap peta mengandung nilai reflektifitas dan kecepatan hujan dalam bentuk titik point sesuai dengan perhitungan di lokasi mana titik-titik hujan tersebut ditangkap oleh radar. Radar ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas V-sat, untuk melakukan komunikasi data melalui jaringan internet. Dimana gambar hasil sapuan radar dalam format gif tersebut Gambar 3.2 akan terkirim secara otomatis ke web server yang ada di Jepang. Dalam data gambar dari radar Serpong Gambar 3.2 dapat diamati titik- titik hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta, Banten dan hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Sedangkan dari data radar Padang diperoleh informasi titik-titik hujan yang jatuh di wilayah Sumatera Barat. Gambar 3.2 Data Image Radar Serpong Gambar inilah yang kemudian diolah untuk membangun sebuah Webgis informasi radar cuaca secara realtime yang berbasis spasial dan interaktif dengan user , sehingga user tidak hanya dapat mengamati tetapi juga dapat memperoleh informasi secara detail dan dapat mengunduh data sesuai dengan keperluan untuk pengolahan atau penelitian lebih lanjut. Tahapan pengolahan data radar secara lengkap akan dibahas pada Bab 4.

3.5 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem berbasis Webgis pada penelitian ini adalah metode pengembangan aplikasi cepat atau lebih dikenal dengan RAD Rapid Application Development. RAD menurut Whitten, et al 2004 adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan pada kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final atau sebuah versi. Metode ini dipilih karena metode ini yang paling mewakili kebutuhan pengguna yang menginginkan perancangan sistem secara cepat serta melibatkan pengguna secara langsung dalam proses perancangan. Selain itu metode ini lebih efiesien dalam hal biaya dan waktu jika dibandingkan dengan metode pengembangan sistem lainnya. Adapun alur pengembangan sistem dengan menggunakan metode RAD dijelaskan pada diagram pengembangan sistem seperti terlihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Diagram Rapid Apllication Development RAD Dari diagram di atas dapat diketahui aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam pengembangan sistem dengan metode prototipe adalah sebagai berikut:

3.5.1 Pengumpulan Kebutuhan Scope Definition

Pengumpulan kebutuhan pengguna merupakan tahap awal pada proses perancangan sistem. Identifikasi kebutuhan pengguna diperoleh melalui tahapan wawancara dan penelitian secara langsung di BPPT. Hasil dari identifikasi kebutuhan tersebut antara lain: 1. Kebutuhan terhadap database spasial yang mampu menyimpan, mengatur dan mengorganisir data dengan baik. 2. Kebutuhan pembangunan sebuah webgis radar cuaca secara realtime yang memungkinkan query dan pengunduhan data oleh pengguna untuk radar cuaca di daerah Serpong dan Padang.

3.5.2 Analisis Sistem Analysis

Dari hasil pengumpulan kebutuhan dilakukan proses analisis sistem yang berjalan maupun sistem usulan yang menjabarkan berbagai permasalahan yang mungkin terjadi pada sistem untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem sehingga diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi.

3.5.2.1 Sistem yang Berjalan

Webgis radar cuaca untuk wilayah Serpong pernah dibangun oleh BPPT dengan menggunakan mapserver namun web ini belum sepenuhnya berbasis spasial. Dari analisis yang dilakukan diketahui kelemahan sistem yang berjalan yaitu : 1. Sistem yang ada berada di bawah pengawasan BPPT melalui program Harimau Hydrometeorological Array for Intra Session Variation Moonsoon Automonitoring . Sistem ditangani oleh tim yang terdiri dari beberapa orang. 2. Data radar cuaca yang ada di Serpong dikirim melalui jaringan internet ke server BPPT yang ada di Thamrin. 3. Data yang diperoleh berupa RAW_imageradar peta dasar radar yang secara otomatis di convert kedalam format shapefile shp dan textfile txt. Data ini kemudian tersimpan dalam satu direktori yang telah ditentukan. 4. Data radar cuaca kemudian ditampilkan pada webgis radar cuaca. Adapun bagan alir dokumen sistem yang berjalan seperti pada Gambar 4.6. Radar NEONet Gambar 3.4 Bagan Alir Dokumen Sistem yang Berjalan Data disimpan dalam server radar Data Radar RAW Image gif Data hasil pengamatan radar Data dikirim ke server di Thamrin Perekaman Data Hujan Start Koversi data ke dalam format shp txt Data Radar dan peta administrasi Input data ke dalam map file Display data pada Webgis End Data Radar RAW Image gif Data disimpan dalam direktori tertentu Gambar 3.4 menjelaskan aliran dokumen sistem yang berjalan, data hasil perekaman hujan disimpan dalam server radar yang kemudian data radar ini dikirim ke server di Thamrin. Pada server Thamrin data disimpan dalam direktori tertentu untuk kemudian dikonversikan lagi ke dalam format shapefile shp dan textfile txt. Selanjutnya data radar dan peta administrasi di overlay untuk kemudian ditampilkan dalam webgis radar. Dari proses alir dokumen ini dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam sistem ini yaitu: 1. Sistem yang berjalan hanya menampilkan data hujan dari radar cuaca pada sebuah Webgis namun belum berbasis spasial secara penuh. 2. Belum adanya manajemen data radar cuaca dalam sebuah database spasial sehingga sering kali para admin kesulitan melakukan pencarian data. 3. Pada sistem lama saat ini tidak beroperasi lagi pengguna hanya dapat melihat data radar dan tidak dapat melakukan query untuk mengunduh data. 4. Pada sistem yang telah ada, data radar yang ditampilkan hanya berasal dari satu radar cuaca yaitu radar Serpong. 5. Sistem masih bersifat beta dalam artian masih berupa produk uji coba yang masih belum sempurna, sistem juga belum dipublikasikan melalui jaringan internet, tetapi masih sebatas intranet.

3.5.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sistem Berjalan

a. Kelebihan Sistem berjalan Sistem informasi cuaca berdasarkan data radar cuaca merupakan teknologi yang baru diterapkan di Indonesia untuk pengamatan cuaca secara realtime. b. Kekurangan Sistem berjalan 1. Belum adanya manajemen data yang baik. 2. Penyebaran informasi masih terbatas pada lingkungan tertentu. 3. Pengguna tidak dapat mengunduh data untuk keperluan penelitian lainnya.

3.5.2.3 Sistem Usulan

Berdasarkan permasalahan yang ada pada sistem berjalan yang telah diuraikan di atas, maka solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan pembangunan prototipe Webgis radar cuaca secara realtime untuk radar di daerah Serpong dan Padang. Webgis yang dibangun secara penuh berbasis spasial dan terkoneksi dengan spatial database untuk manajemen data. Informasi yang disajikan pada Webgis nanti berbasis spatial dan terus ter-update dalam kurun waktu enam menit. Hal ini berarti setiap enam menit data akan terus ter-update secara langsung oleh sistem tanpa adanya administrator untuk pengolahan data radar. Gambar 3.5 menjelaskan diagram alir dokumen pada sistem yang diusulkan, yang merepresentasikan kebutuhan dan keinginan pengguna: Radar NEONet Pengguna Gambar 3.5 Diagram Alir Dokumen yang Diusulkan Adapun kelebihan yang diajukan dari sistem usulan jika dibandingkan dengan sistem yang telah ada antara lain: 1. Data radar disimpan dalam spatial database dengan menggunakan Postgre SQL. 2. Database terkoneksi langsung dengan webgis sehingga tampilan informasi cuaca pada webgis terus ter-update. 3. Sistem memungkinkan pengguna melakukan query terhadap data yang ada untuk memperoleh data yang diinginkan. Koversi data ke dalam format shp dan txt Data Radar dan peta administrasi Data disimpan dalam direktori tertentu Input data dalam spatial database Data Radar RAW Image gif Display data pada Webgis End Lihat Informasi Curah hujan Download data curah hujan DB Radar Data disimpan dalam server radar Data Radar RAW Image gif Data hasil pengamatan radar Data dikirim ke server di Thamrin Perekaman Dat a Curah Hujan rainrat e Start 4. Tersedianya data history untuk setiap pengunduhan data yang dilakukan oleh pengguna.

3.5.3 Perancangan Cepat Perangkat Lunak Design

Perancangan dilakukan setelah proses analisis selesai dan merupakan tahapan atau proses pemodelan untuk memperoleh pengertian yang lebih baik terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional, dan informasi- informasi yang terkandung di dalamnya. Terdiri dari logical design dan phisical design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model atau bentuk representasi dari entitas yang akan dibangun. Perancangan cepat pada metode prototipe dilakukan dengan melibatkan pengguna sehingga dapat dilakukan evaluasi secara langsung terhadap sistem yang dirancang. Dalam tahap ini digunakan beberapa alat bantu tools untuk perancangan sistem yang berguna sebagai alat pemodelan proses dan dokumentasi sistem. Tools yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Perancangan Proses Pada tahapan perancangan sistem digunakan alat tools berupa Diagram Aliran Data Data Flow Diagram - DFD untuk menggambarkan aliran data dalam sistem yang dirancang dan dilengkapi dengan kamus data spasial Spatial Data Dictionary untuk menjelaskan data yang ada pada DFD. DFD merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan pengguna dan menggambarkan sistem yang diusulkan. 2. Perancangan Basis Data Perancangan basis data dilakukan setelah perancangan proses selesai. Perancangan ini menggunakan Spatial Entity Relationship Diagram Spatial ERD sebagai alat bantu untuk menjelaskan hubungan antar entitas-entitas spasial yang ada dalam sistem. Perancangan ER Diagram merupakan bentuk penggambaran relasihubungan yang terjadi antar tabel. Sedangkan ERD spasial digunakan untuk menggambarkan hubungan antar tabel dengan menambahkan atribut spasial di dalamnya. Selain itu juga dilakukan normalisasi basis data untuk menghindari duplikasi data dalam database yang dirancang. 3. Perancangan Struktur Menu Aplikasi Perancangan struktur menu aplikasi bertujuan untuk menentukan menu-menu yang dibutuhkan pada aplikasi yang akan dikembangkan serta untuk menjelaskan navigasi menu yang ada kepada pengguna. 4. Perancangan GUI Grafic User Interface GUI pada Webgis ini dirancang secara sederhana dan optimal sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Perancangan GUI ini penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna pada saat berinterkasi dengan sistem ketika mengakses data. Rancangan GUI yang diusulkan dijelaskan pada bab selanjutnya.

3.5.4 Pembentukan Prototipe Perangkat Lunak Construction

Pembangunan prototipe merupakan bentuk implementasi dari desain sistem. Prototipe dibangun dengan menggunakan mapserver yang berbasis bahasa pemograman php dan map script. Sedangkan untuk database digunakan PostGre SQL dengan template PostGIS yang mendukung aspek spasial dalam pembangunan database. Proses pembentukan prototipe lebih lanjut dijelaskan pada Bab 4.

3.5.5 Evaluasi Prototipe oleh Pengguna Testing

Tahapan pengujian prototipe oleh pengguna untuk mengetahui apakah prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna atau belum. Pada tahapan ini juga dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada kesalahan dalam interface dan apakah terjadi kesalahan struktur data atau akses database. Tahapan ini meliputi white-box testing dan black-box testing. Hasil evaluasi pengguna dibahas pada bab selanjutnya.

3.5.6 Delivery of a version

Merupakan implementasi sistem yang telah dibangun dan telah disetujui oleh user. Namun seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai pembatasan masalah bahwa skripsi ini hanya membahas pengembangan sistem hingga tahap testing sistem. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tahapan rancang bangun webgis radar cuaca secara realtime dengan menggunakan mapserver, beserta hasil analisis dan perancangan sistem serta hasil perancangan dan pengujian sistem.

4.2 Hasil Perancangan Cepat Prototipe

Proses perancangan cepat prototipe sistem dilakukan dengan mempertimbangkan hasil analisa dan identifikasi terhadap kebutuhan sistem. Hasil analisa dan identifikasi kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak sebelum dimulai pengkodean. Ini dilakukan untuk mendapatkan bentuk yang optimal dari aplikasi yang dibangun. Perancangan ini juga didokumentasikan dengan menggunakan serangkaian alat bantu perancangan sebagai bagian dari konfigurasi sistem. Tahapan perancangan terdiri dari perancangan arsitektur perangkat lunak, antarmuka pemakai, masukan, proses dan keluaran. Dengan menggunakan alat bantu perancangan sistem seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Hasil dari proses perancangan tersebut adalah sebagai berikut:

4.1.1 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram DFD digunakan untuk menggambarkan aliran data dalam sistem. Secara garis besar DFD menggambarkan data masukan dan keluaran yang terjadi pada sistem. Melalui diagram ini pengembang dan user dapat berkomunikasi mengenai sistem yang dibangun. Perancangan DFD untuk sistem webgis Radar cuaca merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan pengguna. Diagram aliran data tersebut terdiri dari diagram konteks Context Diagram, Diagram Zero dan DFD level 2. Diagram Konteks Level 0 Diagram konteks menjelaskan semua entitas luar yang menerima atau memberikan informasi dari webgis radar cuaca. Namun pada diagram ini Gambar 4.1 proses yang masuk dan keluar tidak dijelaskan secara rinci. Gambar 4.1 adalah diagram konteks untuk webgis radar cuaca secara realtime. Gambar 4.1 Diagram konteks Diagram konteks tersebut menjelaskan hubungan entitas luar yaitu Radar Serpong dan Padang, NEONet dan Pengguna terhadap sistem. Dimana sistem menerima input berupa gambar hujan, rainrate dan velocity dari Radar Serpong dan Padang yang kemudian diolah dalam sistem yang menghasilkan Raw_imageradar yang menjadi masukan bagi NEONet. NEONet meng-input Raw_imageradar dan peta_administrasi ke dalam sistem, kedua masukan ini diproses menjadi informasi_hujan_harian dan DB_radar yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Secara singkat alur Proses webgis radar cuaca digambarkan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Alur Proses Sistem Nama Proses : Webgis Informasi Radar Cuaca Secara Realtime Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang sistem berjalan pada Webgis radar cuaca secara realtime Input : 1. Proses Konversi 2. Proses Pengolahan Data 3. Proses Web Mapping 4. Webgis Radar Output : 1. Informasi Data Radar Cuaca 2. Informasi Mengenai Radar dan Program Harimau Diagram Zero Level 1 Diagram Zero Gambar 4.9 menjelaskan proses-proses yang terdapat pada webgis Radar Cuaca Secara Realtime, proses utama yang pada sistem ini meliputi Proses rekam data oleh radar, Proses Pengolahan data radar di NEONet, Proses Lihat Data dan Proses Download Data. Semua proses ini digambarkan pada Diagram Zero seperti pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Diagram Zero Proses rekam data oleh radar merupakan proses serangkaian proses dalam memperoleh gambar hujan, rainrate, dan velovity yang akan menghasilkan RAW _ImageRadar untuk disimpan pada database Image2_Radar. Alur proses pengamatan curah hujan dijelaskan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Proses Pengamatan Curah Hujan No. Proses : 1.0 Nama Proses : Proses Pengamatan Curah Hujan Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang tahapan pengamatan curah hujan oleh radar. Input : Gambar_hujan dari hasil sapuan radar yang mengandung nilai rainrate curah hujan dan velocity terhadap wilayah dalam jangkauan radar. Output : Raw_ImageRadar Proses Pengamatan Curah Hujan kemudian dilanjutkan dengan proses pengiriman data ke server NEONet untuk diolah dan di-overlay dengan peta administrasi wilayah. Alur ke dua proses ini dijelaskan pada Tabel 4.3 dan 4.4. Tabel 4.3 Proses Pengiriman Data No. Proses : 2.0 Nama Proses : Pengiriman Data Deskripsi : Proses ini merupakan proses pengiriman data image radar yang ada pada server radar, ke server NEONet yang ada di Thamrin melalui koneksi jaringan internet. Input : RAW_ImageRadar Output : Data RAW_ImageRadar disimpan pada server NEONet, serta adanya report pengiriman data radar. Tabel 4.4 Proses Pengolahan Data No. Proses : 3.0 Nama Proses : Pengolahan Data Deskripsi : Proses ini merupakan proses pengolahan data image radar menjadi informasi yang dapat disajikan dalam webgis informasi cuaca. Input : RAW_Image Radar, Peta_administrasi Kab, Kec, Kota, Sungai, Output : Basisdata spasial data radar DB_Radar. Hasil olahan ini disimpan pada database radar. Dari database ini data melalui beberapa proses untuk ditampilkan pada webgis radar. Sehingga pengguna dapat memperoleh informasi mengenai curah hujan dan informasi mengenai radar. Alur proses webgis Radar dijelaskan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Proses Webgis Radar No. Proses : 4.0 Nama Proses : Webgis Radar Deskripsi : Proses ini merupakan proses menampilkan data radar pada webgis serta proses melihat dan men- download data yang dilakukan oleh pengguna. Input : Basis data spasial radar DB_Radar Data_pengguna Output : Webgis Spasial Informasi Cuaca Secara Realtime Diagram Rinci Level 2 Proses 1 Level 2 Proses 1 level 2 merupakan penjabaran detail dari proses proses pengamatan curah hujan. Diagram detail untuk proses ini dijelaskan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Diagram Detail Proses 1 Proses 1 level 2 terdiri dari 2 proses yaitu proses penyapuan daerah untuk mendapatkan data_binary yang berisikan data skala_rainrate dan velocity, dan proses konversi Data_binary menjadi Raw_ImageRadar. Alur Proses Diagram Detail Proses 1 level 2 dijelaskan pada Tabel 4.6 – Tabel 4.7. Tabel 4.6 Proses Penyapuan Daerah No. Proses : 1.1 Nama Proses : Penyapuan daerah pengamatan Deskripsi : Proses ini merupakan proses penyapuan daerah yang berada dalam jangkauan pengamatan radar untuk memperoleh data mengenai rainrate serta velocity hujan pada suatu daerah Input : Gambar_hujan, Data rainrate dan velocity Output : Informasi rainrate dan velocity pada daerah sapuan radar dalam format binary atau disebut data binary. Tabel 4.7 Konversi Data No. Proses : 1.2 Nama Proses : Konversi Data Deskripsi : Proses ini merupakan proses konversi data yang dilakukan dalam server radar untuk merubah format data dari binary menjadi image .gif. Input : Data binary hasil sapuan radar Output : RAW_ImageRadar Proses 3 Level 1 Diagram detail untuk proses 3 level 1 dijelaskan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Diagram Detail Proses 3 Gambar 4.4 menjelaskan bahwa terdapat 3 proses yang merupakan penjabaran dari proses 3 yaitu Proses Pengolahan Data. Proses yang pertama yaitu proses konversi data ke format shapefile shp. Pada proses ini fomat data Raw_Image .gif dikonversikan secara otomatis dengan menggunakan generator ke dalam format shp. Demikian juga halnya dengan peta administrasi, peta ini dikonversikan ke dalam format shp. Selanjutnya data ini akan masuk ke dalam proses koreksi dan konversi data ke format basis data spasial. Proses koreksi perlu dilakukan untuk meminimalkan persentase kesalahan pada data hasil konversi. Data hasil koreksi kemudian dikonverikan lagi ke dalam basis data spasial dan disimpan dalam database radar. Alur Proses Diagram Detail Proses 3 level 2 Webgis Radar Cuaca Secara Realtime lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 4.8 – Tabel 4.10. Tabel 4.8 Proses Penyapuan Daerah No. Proses : 3.1 Nama Proses : Konversi Data ke Format shp Deskripsi : Proses ini merupakan proses merubah format data image radar yang berformat gif menjadi shapefile shp Input : Raw_ImageRadar, peta_administrasi Output : Shapefile radar. Tabel 4.9 Koreksi Data No. Proses : 3.2 Nama Proses : Koreksi data Deskripsi : Proses ini merupakan tahapan penyaringan data untuk memilih shapefile yang mengandung nilai dan shapefile yang kosong. Input : Semua Shapefile radar Output : Shapefile radar yang hanya memiliki data Tabel 4.10 Konversi data ke dalam basis data spasial No. Proses : 3.3 Nama Proses : Konversi data ke dalam basis data spasial. Deskripsi : Proses ini merupakan proses konversi data dari format shp ke format basis data spasial yang nantinya akan ditampilkan dalam webgis. Input : Shapefile hasil koreksi data, Shapefile peta administrasi Kab, Kec, Kota, Sungai Output : Basis data spasial radar DB_Radar. Proses 4 Level 2 Diagram detail proses 4 level 2 merupakan penjabaran dari proses Webgis Radar. Terdiri dari 4 proses seperti digambarkan pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Diagram Detail Proses 4 Alur Proses Diagram Detail Proses 4 level 2 pada Webgis Radar Cuaca Secara Realtime dijelaskan pada Tabel 4.11 – Tabel 4.14. Tabel 4.11 Lihat_info_cuaca No. Proses : 4.1 Nama Proses : Lihat_ cuaca_harian Deskripsi : Proses untuk mengamati cuaca secara realtime berdasarkan data radar, pada daerah-daerah yang berada dalam jangkauan pengamatan radar. Input : Query lihat cuaca Output : Tampilan cuaca secara realtime Tabel 4.12 Isi form login No. Proses : 4.2 Nama Proses : Isi form login Deskripsi : Merupakan tahapan unt.k user melakukan login ke dalam sistem untuk dapat men-download data radar. Input : Username, password Request_data Output : Validasi user, Menuju halaman download Tabel 4.13 Download No. Proses : 4.3 Nama Proses : Isi Form Download Deskripsi : Proses untuk men-download data radar yang diinginkan Input : Query Request_data Output : Data dalam bentuk zip file Tabel 4.14 Contact Us No. Proses : 4.4 Nama Proses : Contact Us Deskripsi : Proses untuk menghubungi admin web. Input : Comment pengguna Output : Form pengiriman email kepada admin web.

4.1.2 Desain Kamus Data

Perancangan kamus data diperlukan untuk menjelaskan kepada pengguna mengenai aliran data dan informasi yang terdapat pada saat analisa dan perancangan sistem. Tabel 4.15 menggambarkan kamus data untuk webgis informasi radar cuaca secara realtime. Tabel 4.15 Kamus Data Radarserpong =file radarserpong.pgsql {oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal + jam + menit + the_geom} Radarpadang =file radarpadang.pgsql {oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal + jam + menit + the_geom} spatial_ref_sys =file spatial_ref_sys.pgsql { srid + auth_name + auth_srid + srtext + proj4text} geometry_columns =file geometry_columns.pgsql {oid + f_table_catalog + f_table_schema + f_table_name + f_geometry_column + coord_dimension + srid + type} Pengguna =file pengguna.pgsql {id_user + pass + nama + email + keperluan} Komentar =file komentar.pgsql {id + nama + email + pesan} Kab_serpong =file Kab_serpong.pgsql {oid + id_kab + nama_kab + provinsi + type_kab + sumber_kab + the_geom } Kec_serpong =file Kec_serpong.pgsql {oid + id_kec + nama_kec + type_kec + sumber_kec + id_kab + the_geom } Kab_padang =file Kab_padang.pgsql {oid + id_kab + nama_kab + provinsi + type_kab + sumber_kab + the_geom } Kec_padang =file Kec_padang.pgsql {oid + id_kec + nama_kec + type_kec + sumber_kec + id_kab + the_geom }

4.1.3 Desain Basis Data

Desain basis data dimulai dengan membuat sebuah pemodelan data konseptual yang akan dijadikan landasan dalam pembangunan basis data. Setelah didapatkan model basis data yang sesuai kebutuhan, maka tahapan selanjutnya adalah membangun hubungan relational antar tabel berdasarkan pada model data konseptual yang menghasilkan model data relational. Tahapan perancangan basis data pada sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Perangancangan Entity Relationship Diagram ERD Rancangan ERD untuk data non-spasial pada sistem yang dibangun sebelum normalisasi data seperti pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 ERD Non-Spasial Sebelum Normalisasi 2. Perangancangan Spatial Entity Relationship Diagram ERD Spasial Rancangan ERD untuk data spasial pada sistem yang dibangun dijelaskan melalui relational tabel atau hubungan antar tabel pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Relational tabel Normalisasi data pada sistem ini merupakan tahapan pemisahan data spasial dan data non-spasial. Adapun bentuk data spasial dan non-spasial sebelum dinormalisasi pada sistem ini adalah seperti pada Gambar 4.8. id_kec nama_kec type_kec sumber_kec id_kab nama_kab provinsi rainrate tahun bulan tanggal jam menit rainrate tahun bulan tanggal jam menit Id_user pass Email Tlpn Instansi Keperluan Id Nama Email id_kec nama_kec type_kec sumber_kec id_kab nama_kab provinsi Gambar 4.8 Bentuk Tidak Normal Unnormalized Kemudian data ini dipisah berdasarkan data spasial dan data non-spasial. Tahapan normalisasi pada data non-spasial meliputi proses menghilangkan elemen data yang berulang, menghilangkan ketergantungan fungsional serta menghilangkan ketergantungan transitif pada atribut data yang ada. Bentuk data setelah proses normalisasi digambarkan dalam sebuah diagram hubungan antar entitas atau yang lebih dikenal dengan Entity Relationship Diagram ERD, dimana data saling berelasi dalam suatu database seperti pada Gambar 4.9. Gambar 4.9 ERD non-spasial Pada basis data spasial normalisasi dilakukan secara otomatis dimana data dikonfersikan dari format shapefile ke dalam format database spatial pgsql sehingga tabel data yang ada merupakan bentuk data yang telah dinormalisasikan. Hasil normalisasi data tersebut digambarkan pada Gambar 4.10. Gambar 4.10 ERD Spasial 3. Struktur Data a. Spasial Rancangan basis data atribut spasial dalam aplikasi webgis ini terdiri dari tabel-tabel sebagai berikut: 1. Tabel Kabupaten 1 Nama File : kab_serpong.pgsql 2 Isi : Data Atribut Kabupaten 3 Primary Key : oid 4 Foreign Key : the_geom Tabel 4.16 Tabel kab_serpong Nama Field Type Lebar Keterangan oid Integer 10 Penomoran field sebagai primary key id_kab Varchar 11 Id Kabupaten nama_kab Varchar 30 Nama Kabupaten provinsi Varchar 20 Nama Provinsi type_kab Varchar 20 Tipe shp Kabupaten Sumber_kab Varchar 20 Sumber data Kabupaten The_geom Geometry - Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key 2. Tabel Kecamatan 1 Nama File : kec_serpong.pgsql 2 Isi : Data Atribut Kecamatan 3 Primary Key : oid 4 Foreign Key : id_kab, the_geom Tabel 4.17 Tabel kec_serpong Nama Field Type Lebar Keterangan oid Integer 10 Penomoran field sebagai primary key id_kec Varchar 11 Id Kecamatan sebagai primary key nama_kec Varchar 30 Nama Kecamatan type_kab Varchar 20 Tipe shp Kecamatan Sumber_kab Varchar 50 Sumber data Kecamatan Id_kab Varchar 20 Foreign Key The_geom Geometry - Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key 3. Tabel Kabupaten 1 Nama File : kab_padang.pgsql 2 Isi : Data Atribut Kabupaten 3 Primary Key : oid 4 Foreign Key : the_geom Tabel 4.18 Tabel kab_padang Nama Field Type Lebar Keterangan oid Integer 10 Penomoran field sebagai primary key id_kab Varchar 11 Id Kabupaten nama_kab Varchar 30 Nama Kabupaten provinsi Varchar 20 Nama Provinsi type_kab Varchar 20 Tipe shp Kabupaten Sumber_kab Varchar 20 Sumber data Kabupaten The_geom Geometry - Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key 4. Tabel Kecamatan 1 Nama File : kec_padang.pgsql 2 Isi : Data Atribut Kecamatan 3 Primary Key : oid 4 Foreign Key : id_kab, the_geom Tabel 4.19 Tabel kec_padang Nama Field Type Lebar Keterangan oid Integer 10 Penomoran field sebagai primary key id_kec Varchar 11 Id Kecamatan sebagai primary key nama_kec Varchar 30 Nama Kecamatan type_kab Varchar 20 Tipe shp Kecamatan Sumber_kab Varchar 50 Sumber data Kecamatan Id_kab Varchar 20 Foreign Key The_geom Geometry - Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key 5. Tabel Radarserpong 1 Nama File : Radarserpong.pgsql 2 Isi : Data radarserpong 3 Primary Key : oid 4 Foreign Key : the_geom Tabel 4.20 Tabel Radarserpong Nama Field Type Lebar Keterangan oid Integer default Penomoran field sebagai primary key Id Integer default Id Kecamatan sebagai primary key rainrate Varchar 30 Skala rainrate tahun Integer - Tahun pengamatan bulan Varchar 10 Bulan Pengamatan tanggal Integer - Tanggal Pengamatan Jam Integer - Jam pengamatan menit Integer - Menit Pengamatan The_geom Geometry - Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key 6. Tabel RadarPadang 1 Nama File : RadarPadang.pgsql 2 Isi : Data radarserpong 3 Primary Key : oid 4 Foreign Key : the_geom Tabel 4.21 Tabel RadarPadang Nama Field Type Lebar Keterangan Oid Integer default Penomoran field sebagai primary key Id Integer default Id Kecamatan sebagai primary key rainrate Varchar 30 Skala rainrate tahun Integer - Tahun pengamatan bulan Varchar 10 Bulan Pengamatan tanggal Integer - Tanggal Pengamatan Jam Integer - Jam pengamatan menit Integer - Menit Pengamatan The_geom Geometry - Nilai geometri sebagai Foreign Key 7. Tabel spatial_ref_sys 1 Nama File : spatial_ref_sys.pgsql 2 Isi : Data atribut referensi spasial 3 Primary Key : srid Tabel 4.22 Tabel spatial_ref_sys Nama Field Type Lebar Keterangan srid Integer Default primary key auth_name Varchar 256 Id Kecamatan sebagai primary key auth_srid Integer - Skala rainrate srtext Varchar 2048 Tahun pengamatan proj4text Varchar 2048 Bulan Pengamatan 8. geometry_columns 1 Nama File : geometry_columns.pgsql 2 Isi : Data atribut geometry 3 Primary Key : f_table_schema, f_table_name, f_table_catalog, f_geometry_column 4 Foreign Key : oid, srid Tabel 4.23 Tabel geometry_columns Nama Field Type Lebar Keterangan Oid integer default Foreign Key f_table_catalog varchar 256 primary key f_table_schema varchar 256 primary key f_table_name varchar 256 primary key f_geometry_column varchar 256 primary key coord_dimension integer Srid integer Foreign key Type varchar 30 b. Non-Spasial Rancangan basis data non-spasial terdiri dari dua tabel yaitu tabel data pengguna serta tabel komentar untuk menyimpan saran dan pesan dari pengguna. 1. Tabel Pengguna 1 Nama File : pengguna.pgsql 2 Isi : Data Atribut pengguna 3 Primary Key : id_user Tabel 4.24 Tabel pengguna Nama Field Type Lebar Keterangan id_user varchar 50 Primary key Pass varchar 50 Password pengguna Nama Text Nama pengguna Email Text Email pengguna Tlpn Text Telepon pengguna Instansi Text Instansi pengguna Keperluan Text Keperluan pengguna terhadap data 2. Tabel komentar 1 Nama File : komentar.pgsql 2 Isi : Data komentar pengguna 3 Primary Key : id Tabel 4.25 Tabel komentar Nama Field Type Lebar Keterangan Id Integer 10 Primary key Nama Text Nama pengguna Email Text Email pengguna Pesan Text Komentar pengguna

4.1.4 Desain Struktur Menu Webgis

Desain struktur menu pada webgis radar cuaca ini bertujuan untuk menentukan menu-menu yang diperlukan dalam aplikasi yang akan dibangun sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Webgis ini terdiri dari webfront atau halaman pembuka yang akan menghubungkan pengguna dengan webgis. Karena produk aplikasi yang dihasilkan adalah prototipe untuk sistem yang akan dikembangkan nantinya, maka menu pada sistem ini dirancang secara sederhana. Halaman pembuka pada web ini terdiri dari beberapa menu utama yaitu halaman pembuka Home, About, Download, Gallery, Contact Us, serta beberapa menu pendukung yang menghubungkan ke halaman web pendukung lainnya, seperti website UIN Jakarta, website Neonet dan beberapa web pendukung lainnya. Gambar 4.11 adalah gambaran hierarki struktur menu webgis radar cuaca: Gambar 4.11 Struktur Menu

4.1.5 Desain Antar Muka Pengguna

Desain antar muka pengguna user interface bertujuan untuk menemukan bentuk yang paling optimal untuk tampilan webgis radar cuaca. Sehingga interaksi pengguna dengan sistem dapat berjalan dengan baik, dan sistem dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Rancangan desain antar muka yang akan digunakan pada web GIS radar cuaca ini adalah seperti pada Gambar 4.12. a b c d e f g h i Gambar 4.12 Rancangan tampilan ahalaman home, bhalaman Radar Serpong, chalaman Radar Padang, dhalaman login user, e halaman registrasi user, f halaman download data, g halaman Gallery, h halaman About us, ihalaman Contact Us

4.3 Pembentukan Prototipe

Pembentukan prototipe dapat diartikan sebagai tahapan implementasi dari rancangan sistem yang telah ditentukan sebelumnya. Proses pembentukan prototipe pada webgis radar cuaca ini meliputi beberapa tahapan yaitu:

4.2.1 Pembuatan Database

Database yang digunakan pada webgis ini adalah PostGRE SQL 8.3, dengan langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut; 1. Buka aplikasi PostGRE melalui start menu  program files  PostGRE SQL 8.3  PgAdmin III. 2. Klik close pada layar “tips of the day” atau klik “next tip” untuk membaca beberapa keterangan mengenai PostGRE SQL. 3. Klik ganda pada postgreSQL 8.3 Gambar 4.13, kemudian masukkan password yang telah ditentukan pada saat instalasi postgre, default password yang ditentukan oleh postgre adalah root. Kemudian klik ok. Gambar 4.13 Halaman Utama pgAdmin III 4. Klik edit pada menu bar kemudian pilih new object  new database. Selanjutnya masukkan data mengenai database yang akan dibangun. Pada web ini database dibangun dengan nama DBRadar, dengan menggunakan template postgis dan owner postgres, seperti pada Gambar 4.14. Gambar 4.14 data new database 5. Setelah database berhasil dibuat, klik kanan pada DBRadar  schema  public kemudian klik new object kemudian pilih new table, seperti Gambar 4.15. Gambar 4.15 Create New Table 6. Kemudian masukkan nama tabel yang akan dibuat Gambar 4.16 Data Tabel Baru 7. Klik columns yang ada pada menu bar untuk membuat, menambah, maupun menghapus kolom yang ada pada tabel. Gambar 4.17 Halaman Kolom 8. Kemudian klik add dan masukkan atribut kolom yang diinginkan pada tampilan new columns…. Jika semua kolom yang dibutuhkan telah dibuat klik ok. Untuk membuat atau menambah kolom Menu bar columns Gambar 4.18 Data Kolom Baru 9. Untuk menghapus kolom yang telah dibuat klik kolom yang telah dibuat kemudian klik Remove, dan klik yes pada box klarifikasi untuk menghapus kolom. Gambar 4.19 Daftar Kolom Setelah semua tabel beserta atributnya selesai dibuat. Selanjutnya adalah mengkonversikan data shapefile kedalam format basis data spasial.

4.2.2 Konversi Data

Konversi data dilakukan untuk menyamakan format data yang akan ditampilkan dalam web GIS ke dalam format basisdata spasial format pgsql. Untuk menghapus kolom Dengan mengkonversikan data ke dalam basisdata spasial, ukuran data menjadi lebih kecil, data terintegrasi dan tersimpan dengan baik serta menjadikan data lebih mudah diakses. Proses konversi sebenarnya sudah terjadi sebelum data radar diterima di server NEONet, proses ini terjadi pada radar itu sendiri yaitu konversi dari format binary ke dalam format Image. Konversi data dilakukan dengan mengubah format data dari Image menjadi shapefile dengan menggunakan generator yang telah tersedia di server NEONet. Selanjutnya data radar dan peta administrasi dikonversikan dari format shapefile shp ke dalam format basis data spasial pgsql, dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Buka program command prompt melalui start menu  run kemudian ketik cmd dan klik ok. Kemudian masuk ke direktori postgre sql hingga ke direktori bin Gambar 4.20. Gambar 4.20 Command Prompt 2. Ketik “dir” kemudian tekan “enter” untuk mengetahui content dari direktori bin Gambar 4.21. Direktori bin merupakan tempat penyimpanan data dan fungsi-fungsi postgre yang dapat dieksekusi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Gambar 4.21 Direktori Bin 3. Ketik “shp2pgsql.exe” kemudian tekan “enter” Gambar 4.22 untuk merubah format shapefile menjadi pgsql. Sehingga layar akan menampilkan aturan pengetikkan sintak untuk mengkonversi file, serta beberapa “option” atau pilihan fungsi pendukung yang dapat digunakan sebagai alternatif tabel database yang akan dihasilkan. aturan penulisan sintak Pilihan fungsi options Gambar 4.22 shp2pgsql.exe 4. Selanjutnya file dapat langsung dikonversikan dari shapefile ke dalam format sql, kemudian dikonversikan lagi ke dalam format postgres sql pgsql dengan menggunakan syntax seperti Gambar 4.23. Gambar 4.23 Import Shapefile 5. Dengan demikian table hasil konversi data dari shapefile ke dalam format pgsql telah berhasil dibentuk seperti pada Gambar 4.24. Gambar 4.24 Tabel Data Spasial Proses konversi manual ini kemudian di-generate menjadi program sederhana dalam format bat file .bat yang disebut generator. Generator ini berfungsi mengkonversi setiap file radar baru secara otomatis ke dalam format pgsql dengan interval enam menit. Alur kerja generator otomatis ini dijelaskan pada Gambar 4.25 berikut: Gambar 4.25 Alur Kerja Generator Radar Pada Gambar 4.25 dianalogikan bahwa shp radar masuk ke dalam direktori server setiap enam menit melalui jaringan internet, namun pada skripsi ini karena keterbatasan jaringan maka shp radar akan di-input ke dalam direktori server secara manual. Kemudian generator akan membaca adanya file baru dalam direktori, dan menyalin file tersebut ke dalam direktori baru yaitu direktori conv. Selanjutnya semua file dalam direktori conv akan otomatis dikonversi ke dalam format database spasial. Hasil konversi disimpan pada database DB_Radar dalam dua tabel yang berbeda, yaitu tabel yang menyimpan semua data dan tabel yang hanya menyimpan data terbaru. Tabel yang hanya menyimpan data terbaru inilah yang ditampilkan pada webgis radar.

4.2.3 Pembuatan Webmapping

Webmapping adalah proses menampilkan peta spasial dalam aplikasi berbasis internet. Proses ini menggunakan perangkat lunak MS4W yang dikhususkan bagi sistem operasi windows dan menggunakan kamap sebagai framework -nya. Tahapan pembuatan webmapping webgis radar cuaca adalah sebagai berikut: MS4W Proses pertama yang diperlukan dalam pembuatan webmapping adalah menginstall ms4w. perangkat lunak ini dapat di-download secara gratis di situs resmi mapserver 3 , aplikasi ini dapat di download dalam versi lengkap atau paket sudah termasuk aplikasi apache webserver,php,pgsql,gmap seperti file ms4w_1.2.2.zip atau ms4w_1.0.1.zip maupun file tunggal hanya aplikasi ms4w seperti file ms4w-4.4.0-win32-php4.3.7.zip. MS4W yang digunakan pada pengembangan ini adalah ms4w_1.2.2.zip. Karena pada versi paket ini terdapat aplikasi php. 1 Untuk meng-install ms4w ekstrak file ms4w_1.2.2.zip pada direktori C:\ sehingga menjadi C:\ms4w, setelah itu double-click pada apache-install.bat untuk instalasi aplikasi web server-nya. 3 http:mapserver.gis.umn.edudownload Gambar 4.26 Install Apache 2 Untuk memeriksa hasil instalasi jalankan browser IE, firefox, opera atau aplikasi browser lainnya dengan mengetikkan http:localhost . Kita dapat menggunakan program Apache Monitor untuk mengontrol web server Apache dengan lebih mudah. Jalankan program ApacheMonitor.exe pada direktori C:\ms4w\Apache\bin klik kanan lalu pilih Create Shortcut. Mapfile Mapfile digunakan untuk menampilkan data spasial yaitu peta administrasi wilayah Serpong dan Padang sebagai peta dasar dan menampilkan peta hujan untuk wilyah jangkauan radar Serpong dan Padang. Dimana semua peta tersebut sudah dalam format pgsql. Sehingga pada setiap layer dalam mapfile ditambahkan script seperti berikut: LAYER NAME radarserpong CONNECTI ONTYPE post gis CONNECTI ON user= postgres dbname= DBRadar password= root host= localhost DATA t he_geom from radarserpong OPACI TY 60 PROJECTI ON + proj = lat long + ellps= WGS84 END end project ion METADATA DESCRI PTI ON Radar RESULT_FI ELDS rainrate RESULT_HEADERS rainrate ows_t it le Radar END Jika ingin menggunakan template dalam penyajian mapfile, buat template dalam format htm atau html template.html. Kemudian di dalam mapfile tambahkan baris template, seperti: WEB TEMPLATE m ap.ht m l I MAGEPATH m s4w tm p m s_t mp I MAGEURL ms_t mp END KaMap Kamap yang digunakan pada aplikasi ini adalah versi 1.0. Langkah- langkah penggunaan modul kamap dalam aplikasi web gis adalah sebagai berikut: 1 Download paket modul kamap secara gratis dari situs resmi http:ka- map.maptools.org. Pada sistem ini digunakan KaMap versi 1.0. 2 Unzip file ke dalam suatu sub-direktori sementara sehingga akan menghasilkan beberapa file dan sub-direktori seperti berikut: 1 file “ms4wapachehtdocka-map.pkg.html”, 2 file “downloadsms4whttp.d httpd_ka-map.conf”, dan 3 sub-direktori “ms4wappska-map-1.0. 3 Salin sub-direktori ka-map-1.0 ke direktori webserver yang diinginkan, contoh “c:ms4wapachewebgisradar”. Kemudian ganti nama sub-direktori tadi menjadi kamap. 4 Salin file “ka-map.pkg.html” ke dalam direktori “c:ms4wapachehtdoc”. 5 Salin file “downloadsms4whttp.dhttpd_ ka-map.conf” ke dalam sub- direktori mapserver “c:ms4whttp.d. Edit file ini sesuai dengan konfigurasi yang sebenarnya, seperti berikut ini : Alias kamap m s4w apps WebgisRadar kamap ht docs Directory m s4w apps WebgisRadar kamap AllowOverride None Opt ions I ndexes FollowSymLinks Mult iviews Order allow,deny Allow from all Directory 6 Buka file “..htdocskamapincludeconfig.php”, kemudian sesuaikan kode versi atau nama file DLL yang berhubungan dengan setting pustaka PHP dan modul GD dengan lingkungan MapServer lihat di dalam sub-direktori “c:ms4wapachephpextentions”. 7 Kemudian edit file “config.php” untuk mendeklarasikan data lokasi mapfile, format image, skala dan lain-lain. Data ini diisimpan dalam variabel “aszMapfile” sebagai fungsi array. Setelah selesai test dengan menggunakan browser dengan alamat http:localhostkamap.

4.2.4 Pembangunan Web Front

Pembuatan web Front sistem ini menggunakan software Macromedia Dreamweaver MX 2004, berikut adalah tampilan jendela Macromedia Dreamweaver saat pertama kali digunakan pada Gambar 4.27: Macromedia Dreamweaver digunakan untuk memudahkan dalam proses pembuatan rancangan tampilan antar muka pengguna beserta source code-nya. Hasil dari pembuatan rancangan kode interface ini disimpan dalam format .php atau .htm. Namun dalam web ini setiap halaman utama disimpan dalam format .php untuk mendukung fungsi php pada coding web. Gambar 4.28 merupakan Property Panel Insert Bar Document Toolbar Coding Area Tag Selector Design Area Gam bar 4.27 Main Menu Macromedia Dreamweaver salah satu contoh fungsi Macromedia Dreamweaver dalam membuat tampilan menu web database: Gambar 4.28 Tampilan Menu Utama Web Setelah semua tampilan dan coding program diselesaikan dengan baik, file disimpan dalam satu folder pada “C:ms4wapps”. Kemudian edit file konfigurasi MS4W httpd.conf yang terdapat pada direktori “C:ms4wApacheconf” sehingga terlihat seperti script berikut: Alias WebgisRadar C: \ m s4w\ apps\ WebgisRadar Directory C: \ ms4w\ apps\ WebgisRadar AllowOverride None Direct oryI ndex ndex.ht m Opt ions None Order allow,deny Allow from all Directory Fungsi script tersebut adalah untuk memanggil halaman utama web dengan alamat “http:localhostWebgisRadar”. Tampilan layar yang terdapat dalam web GIS radar cuaca dilampirkan pada lampiran.

4.4 Prototipe Webgis

Prototipe sistem hasil perancangan dan analisa sistem adalah berupa webgis radar cuaca dengan tampilan halaman utama seperti terlihat pada Gambar 4.29. Gambar 4.29 Halaman Utama Menu pembuka pada halaman utama prototipe radar menampilkan gambar peta Indonesia yang menampilkan lokasi-lokasi radar. Apabila salah satu halaman ini di klik maka akan menuju ke halaman radar Serpong ataupun radar Padang. Pada halaman ini juga terdapat button atau tombol menuju halaman lain, yaitu menuju halaman “About”, “Download”,”Gallery”, dan “’Contact”. Tampilan untuk setiap halaman tersebut digambarkan pada Gambar 4.30. KLik M enuju halaman radar a b c d Gambar 4.30 Tampilan Halaman a About, b Download, c Galery, d Contact Pada Halaman About Gambar 4.30 a ditampilkan mengenai radar dan program HARIMAU secara singkat. Hal ini diperlukan untuk memperkenalkan teknologi radar kepada pengguna sehingga pengguna tidak hanya menggunakan data radar tetapi juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan teknologi radar saat ini. Halaman selanjutnya adalah halaman Download [lihat Gambar 4.30 b]. Halaman ini adalah halaman untuk download data radar, pengguna dapat mengunduh data radar sesuai dengan kebutuhan, namun sebelumnya pengguna diminta untuk melakukan login terhadap sistem. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan history pengunduhan data yang dilakukan oleh pengguna. Pengguna yang tidak memiliki account dapat melakukan registrasi secara gratis. Halaman untuk registrasi pengguna digambarkan seperti pada Gambar 4.31. Gamba r 4.31 Halaman Registrasi Pada halaman ini pengguna diminta untuk mengisi data-data untuk mengetahui identitas dan kepentingan pengguna terhadap data yang akan diunduh. Setelah melakukan registrasi pengguna dapat melakukan login dan masuk ke dalam halaman download data. Tampilan halaman download data pada radar Serpong dan Padang ditunjukkan pada Gambar 4.32. a b c d Gambar 4.32 Tampilan halaman a Pilih radar, b Data Serpong, c Download Data Serpong, d Data Padang Pada download data, pengguna dapat memilih data radar mana yang akan diunduh Gambar 4.32.a. Pengguna dapat memilih untuk menngunduh data radar Serpong atau Padang, kemudian dapat memilih kembali data pada tanggal, bulan dan tahun apa yang akan diunduh. Data hasil unduhan yang diperoleh oleh pengguna berupa data spasial dengan format shp, shx, dan dbf. Halaman lainnya adalah halaman contact Gambar 4.32 [d] yang dapat digunakan pengguna untuk menghubungi administrator web. Sedangkan tampilan untuk webgis radar adalah seperti Gambar 4.33. Gambar 4.33 Tampilan Webgis Radar Serpong Pada halaman ini ditampilkan curah hujan secara realtime dari radar Serpong. Curah hujan ditunjukkan oleh point-point kecil yang ada pada peta administrasi. Pengamatan dilakukan pada ketinggian 2000 meter dari permukaan tanah. Sehingga terkadang adanya distorsi jarak jatuhnya titik hujan apabila terjadi angin di bawah ketinggian 2000 meter. Pada Gambar 4.33 juga diperlihatkan daerah jangkauan radar dalam lingkaran dengan radius 200 km dari titik pusat radar Serpong pada koordinat 106.7 BT dan -6.4 LS. Pada layar Web GIS radar di atas, terdapat sub menu yang mengantarkan pengguna untuk kembali ke halaman depan dan ke halaman bantuan penggunaan web GIS ini. Layar Web GIS mempunyai button yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan fungsi kendali peta. Berikut ini merupakan penjelasan dari button tersebut: 1. Tombol zoom, terdapat empat jenis tombol zoom pada layar peta ini yang pertama adalah zoom in yang digunakan untuk memperbesar tampilan peta. Kedua, tombol zoom out yang berfungsi untuk memperkecil tampilan peta. Menu zoom lainnya adalah rubber zoom untuk memperbesar tampilan peta pada area tertentu dan zoom to full extents untuk menampilkan peta secara penuh. 2. Tombol map info untuk menampilkan informasi mengenai peta di sebelah kiri peta. 3. Tombol untuk menampilkan legenda peta pada layar di sebelah peta. 4. Tombol untuk mencetak peta yang ada pada layar peta dalam format pdf. 5. Tombol untuk menggeser tampilan peta sesuai dengan keinginan. 6. Pilihan untuk mengatur skala peta pada menu skala dapat dipilih dari 1:1000000 hingga 1:40000000. 7. Tombol untuk menampilkan query peta. 8. Tombol untuk melakukan pencarian daerah melalui database. 9. Tombol untuk mengirimkan tampilan peta dalam format gambar .jpg melalui email kepada seseorang. 10. Selain tombol-tombol tersebut, terdapat juga beberapa fungsi yang dapat dilakukan dengan bantuan mouse, seperti memperbesar peta dengan melakukan klik ganda pada peta, atau klik kanan untuk melakukan drag and drop peta. 11. Selain itu, tampilan peta juga dapat diatur dengan menggunakan tombol- tombol pada keyboard, tombol-tombol tersebut antara lain : a. untuk memperbesar tampilan peta, melihat peta lebih dekat dan lebih rinci. b. untuk memperkecil tampilan peta. c. untuk menggeser tampilan peta ke arah kiri. d. untuk menggeser tampilan peta ke arah kanan. e. untuk menggeser tampilan peta ke arah atas. f. untuk menggeser tampilan peta ke arah bawah.

4.5 Testing Sistem