3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat : Nusantara Earth Observation Network NEONet, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT
Alamat : Gedung I lt. 20 BPPT Jl. M.H Thamrin No. 8 Jakarta
Waktu : 1 April 2009 – Januari 2010
3.4 Kondisi Awal Data
Berdasarkan prinsip kerja radar yang telah dibahas pada Bab 2, diperoleh hasil penyapuan radar berupa data binary RAW data. Meskipun dalam format
binary namun ukuran data ini cukup besar untuk satu kali pengambilan data. Oleh
karena itu, Data RAW terlebih dahulu diekstrak oleh radar itu sendiri ke dalam bentuk peta dasar yang disimpan dalam format gif. Setiap peta mengandung nilai
reflektifitas dan kecepatan hujan dalam bentuk titik point sesuai dengan perhitungan di lokasi mana titik-titik hujan tersebut ditangkap oleh radar. Radar
ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas V-sat, untuk melakukan komunikasi data melalui jaringan internet. Dimana gambar hasil sapuan radar dalam format gif
tersebut Gambar 3.2 akan terkirim secara otomatis ke web server yang ada di Jepang.
Dalam data gambar dari radar Serpong Gambar 3.2 dapat diamati titik- titik hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta, Banten dan hampir seluruh wilayah
Jawa Barat. Sedangkan dari data radar Padang diperoleh informasi titik-titik hujan yang jatuh di wilayah Sumatera Barat.
Gambar 3.2
Data Image Radar Serpong Gambar inilah yang kemudian diolah untuk membangun sebuah Webgis
informasi radar cuaca secara realtime yang berbasis spasial dan interaktif dengan user
, sehingga user tidak hanya dapat mengamati tetapi juga dapat memperoleh informasi secara detail dan dapat mengunduh data sesuai dengan keperluan untuk
pengolahan atau penelitian lebih lanjut. Tahapan pengolahan data radar secara lengkap akan dibahas pada Bab 4.
3.5 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem berbasis Webgis pada penelitian ini adalah metode pengembangan aplikasi cepat atau lebih dikenal
dengan RAD Rapid Application Development. RAD menurut Whitten, et al 2004 adalah sebuah strategi pengembangan
sistem yang menekankan pada kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah
serangkaian prototype prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang kedalam sistem final atau sebuah versi.
Metode ini dipilih karena metode ini yang paling mewakili kebutuhan pengguna yang menginginkan perancangan sistem secara cepat serta melibatkan
pengguna secara langsung dalam proses perancangan. Selain itu metode ini lebih efiesien dalam hal biaya dan waktu jika dibandingkan dengan metode
pengembangan sistem lainnya. Adapun alur pengembangan sistem dengan menggunakan metode RAD
dijelaskan pada diagram pengembangan sistem seperti terlihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Diagram Rapid Apllication Development RAD
Dari diagram di atas dapat diketahui aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam pengembangan sistem dengan metode prototipe adalah sebagai berikut:
3.5.1 Pengumpulan Kebutuhan Scope Definition
Pengumpulan kebutuhan pengguna merupakan tahap awal pada proses perancangan sistem. Identifikasi kebutuhan pengguna diperoleh melalui tahapan
wawancara dan penelitian secara langsung di BPPT. Hasil dari identifikasi kebutuhan tersebut antara lain:
1. Kebutuhan terhadap database spasial yang mampu menyimpan, mengatur dan mengorganisir data dengan baik.
2. Kebutuhan pembangunan sebuah webgis radar cuaca secara realtime yang memungkinkan query dan pengunduhan data oleh pengguna untuk radar
cuaca di daerah Serpong dan Padang.
3.5.2 Analisis Sistem Analysis
Dari hasil pengumpulan kebutuhan dilakukan proses analisis sistem yang berjalan maupun sistem usulan yang menjabarkan berbagai permasalahan yang
mungkin terjadi pada sistem untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem sehingga diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi.
3.5.2.1 Sistem yang Berjalan
Webgis radar cuaca untuk wilayah Serpong pernah dibangun oleh BPPT
dengan menggunakan mapserver namun web ini belum sepenuhnya berbasis spasial. Dari analisis yang dilakukan diketahui kelemahan sistem yang berjalan
yaitu : 1. Sistem yang ada berada di bawah pengawasan BPPT melalui program
Harimau Hydrometeorological Array for Intra Session Variation Moonsoon Automonitoring
. Sistem ditangani oleh tim yang terdiri dari beberapa orang.
2. Data radar cuaca yang ada di Serpong dikirim melalui jaringan internet ke server BPPT yang ada di Thamrin.
3. Data yang diperoleh berupa RAW_imageradar peta dasar radar yang secara otomatis di convert kedalam format shapefile shp dan textfile txt.
Data ini kemudian tersimpan dalam satu direktori yang telah ditentukan. 4. Data radar cuaca kemudian ditampilkan pada webgis radar cuaca.
Adapun bagan alir dokumen sistem yang berjalan seperti pada Gambar 4.6. Radar
NEONet
Gambar 3.4
Bagan Alir Dokumen Sistem yang Berjalan
Data disimpan dalam server radar
Data Radar RAW Image gif
Data hasil pengamatan radar
Data dikirim ke server di Thamrin
Perekaman Data Hujan
Start
Koversi data ke dalam format
shp txt
Data Radar dan peta
administrasi
Input data ke dalam map file
Display data pada Webgis
End
Data Radar RAW Image gif
Data disimpan dalam direktori
tertentu
Gambar 3.4 menjelaskan aliran dokumen sistem yang berjalan, data hasil
perekaman hujan disimpan dalam server radar yang kemudian data radar ini dikirim ke server di Thamrin. Pada server Thamrin data disimpan dalam direktori
tertentu untuk kemudian dikonversikan lagi ke dalam format shapefile shp dan textfile
txt. Selanjutnya data radar dan peta administrasi di overlay untuk kemudian ditampilkan dalam webgis radar.
Dari proses alir dokumen ini dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam sistem ini yaitu:
1. Sistem yang berjalan hanya menampilkan data hujan dari radar cuaca pada sebuah Webgis namun belum berbasis spasial secara penuh.
2. Belum adanya manajemen data radar cuaca dalam sebuah database spasial sehingga sering kali para admin kesulitan melakukan pencarian data.
3. Pada sistem lama saat ini tidak beroperasi lagi pengguna hanya dapat melihat data radar dan tidak dapat melakukan query untuk mengunduh data.
4. Pada sistem yang telah ada, data radar yang ditampilkan hanya berasal dari satu radar cuaca yaitu radar Serpong.
5. Sistem masih bersifat beta dalam artian masih berupa produk uji coba yang masih belum sempurna, sistem juga belum dipublikasikan melalui jaringan
internet, tetapi masih sebatas intranet.
3.5.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sistem Berjalan
a. Kelebihan Sistem berjalan Sistem informasi cuaca berdasarkan data radar cuaca merupakan teknologi
yang baru diterapkan di Indonesia untuk pengamatan cuaca secara realtime.
b. Kekurangan Sistem berjalan 1. Belum adanya manajemen data yang baik.
2. Penyebaran informasi masih terbatas pada lingkungan tertentu. 3. Pengguna tidak dapat mengunduh data untuk keperluan penelitian lainnya.
3.5.2.3 Sistem Usulan
Berdasarkan permasalahan yang ada pada sistem berjalan yang telah diuraikan di atas, maka solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan
pembangunan prototipe Webgis radar cuaca secara realtime untuk radar di daerah Serpong dan Padang.
Webgis yang dibangun secara penuh berbasis spasial dan terkoneksi
dengan spatial database untuk manajemen data. Informasi yang disajikan pada Webgis
nanti berbasis spatial dan terus ter-update dalam kurun waktu enam menit. Hal ini berarti setiap enam menit data akan terus ter-update secara langsung oleh
sistem tanpa adanya administrator untuk pengolahan data radar. Gambar 3.5 menjelaskan diagram alir dokumen pada sistem yang
diusulkan, yang merepresentasikan kebutuhan dan keinginan pengguna:
Radar NEONet
Pengguna
Gambar 3.5
Diagram Alir Dokumen yang Diusulkan Adapun kelebihan yang diajukan dari sistem usulan jika dibandingkan
dengan sistem yang telah ada antara lain: 1. Data radar disimpan dalam spatial database dengan menggunakan Postgre
SQL. 2. Database terkoneksi langsung dengan webgis sehingga tampilan informasi
cuaca pada webgis terus ter-update. 3. Sistem memungkinkan pengguna melakukan query terhadap data yang ada
untuk memperoleh data yang diinginkan.
Koversi data ke dalam format
shp dan txt
Data Radar dan peta
administrasi Data disimpan
dalam direktori tertentu
Input data dalam spatial
database Data Radar
RAW Image gif
Display data pada Webgis
End
Lihat Informasi Curah hujan
Download data
curah hujan
DB Radar
Data disimpan dalam server
radar
Data Radar RAW Image gif
Data hasil pengamatan radar
Data dikirim ke server di Thamrin
Perekaman Dat a Curah Hujan
rainrat e
Start
4. Tersedianya data history untuk setiap pengunduhan data yang dilakukan oleh pengguna.
3.5.3 Perancangan Cepat Perangkat Lunak Design
Perancangan dilakukan setelah proses analisis selesai dan merupakan tahapan atau proses pemodelan untuk memperoleh pengertian yang lebih baik
terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional, dan informasi- informasi yang terkandung di dalamnya. Terdiri dari logical design dan phisical
design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model atau bentuk representasi
dari entitas yang akan dibangun. Perancangan cepat pada metode prototipe dilakukan dengan melibatkan pengguna sehingga dapat dilakukan evaluasi secara
langsung terhadap sistem yang dirancang. Dalam tahap ini digunakan beberapa alat bantu tools untuk perancangan
sistem yang berguna sebagai alat pemodelan proses dan dokumentasi sistem. Tools
yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Perancangan Proses
Pada tahapan perancangan sistem digunakan alat tools berupa Diagram Aliran Data Data Flow Diagram - DFD untuk menggambarkan
aliran data dalam sistem yang dirancang dan dilengkapi dengan kamus data spasial Spatial Data Dictionary untuk menjelaskan data yang ada pada
DFD. DFD merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan pengguna dan menggambarkan sistem yang diusulkan.
2. Perancangan Basis Data Perancangan basis data dilakukan setelah perancangan proses selesai.
Perancangan ini menggunakan Spatial Entity Relationship Diagram Spatial ERD
sebagai alat bantu untuk menjelaskan hubungan antar entitas-entitas spasial yang ada dalam sistem. Perancangan ER Diagram merupakan bentuk
penggambaran relasihubungan yang terjadi antar tabel. Sedangkan ERD spasial digunakan untuk menggambarkan hubungan antar tabel dengan
menambahkan atribut spasial di dalamnya. Selain itu juga dilakukan normalisasi basis data untuk menghindari duplikasi data dalam database
yang dirancang. 3. Perancangan Struktur Menu Aplikasi
Perancangan struktur menu aplikasi bertujuan untuk menentukan menu-menu yang dibutuhkan pada aplikasi yang akan dikembangkan serta
untuk menjelaskan navigasi menu yang ada kepada pengguna. 4. Perancangan GUI Grafic User Interface
GUI pada Webgis ini dirancang secara sederhana dan optimal sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Perancangan GUI ini penting
untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna pada saat berinterkasi dengan sistem ketika mengakses data.
Rancangan GUI yang diusulkan dijelaskan pada bab selanjutnya.
3.5.4 Pembentukan Prototipe Perangkat Lunak Construction
Pembangunan prototipe merupakan bentuk implementasi dari desain sistem. Prototipe dibangun dengan menggunakan mapserver yang berbasis bahasa
pemograman php dan map script. Sedangkan untuk database digunakan PostGre SQL dengan template PostGIS yang mendukung aspek spasial dalam
pembangunan database. Proses pembentukan prototipe lebih lanjut dijelaskan pada Bab 4.
3.5.5 Evaluasi Prototipe oleh Pengguna Testing
Tahapan pengujian prototipe oleh pengguna untuk mengetahui apakah prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna atau
belum. Pada tahapan ini juga dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada kesalahan dalam interface dan apakah terjadi kesalahan struktur data atau akses
database. Tahapan ini meliputi white-box testing dan black-box testing. Hasil
evaluasi pengguna dibahas pada bab selanjutnya.
3.5.6 Delivery of a version
Merupakan implementasi sistem yang telah dibangun dan telah disetujui oleh user. Namun seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai
pembatasan masalah bahwa skripsi ini hanya membahas pengembangan sistem hingga tahap testing sistem.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tahapan rancang bangun webgis radar cuaca secara realtime
dengan menggunakan mapserver, beserta hasil analisis dan perancangan sistem serta hasil perancangan dan pengujian sistem.
4.2 Hasil Perancangan Cepat Prototipe
Proses perancangan
cepat prototipe
sistem dilakukan
dengan mempertimbangkan hasil analisa dan identifikasi terhadap kebutuhan sistem.
Hasil analisa dan identifikasi kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak sebelum dimulai pengkodean. Ini dilakukan untuk
mendapatkan bentuk yang optimal dari aplikasi yang dibangun. Perancangan ini juga didokumentasikan dengan menggunakan serangkaian alat bantu perancangan
sebagai bagian dari konfigurasi sistem. Tahapan perancangan terdiri dari perancangan arsitektur perangkat lunak,
antarmuka pemakai, masukan, proses dan keluaran. Dengan menggunakan alat bantu perancangan sistem seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Hasil dari proses perancangan tersebut adalah sebagai berikut:
4.1.1 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram DFD digunakan untuk menggambarkan aliran data
dalam sistem. Secara garis besar DFD menggambarkan data masukan dan keluaran yang terjadi pada sistem. Melalui diagram ini pengembang dan user
dapat berkomunikasi mengenai sistem yang dibangun.
Perancangan DFD untuk sistem webgis Radar cuaca merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan pengguna. Diagram aliran data tersebut terdiri dari
diagram konteks Context Diagram, Diagram Zero dan DFD level 2.
Diagram Konteks Level 0
Diagram konteks menjelaskan semua entitas luar yang menerima atau memberikan informasi dari webgis radar cuaca. Namun pada diagram ini Gambar
4.1 proses yang masuk dan keluar tidak dijelaskan secara rinci. Gambar 4.1 adalah diagram konteks untuk webgis radar cuaca secara realtime.
Gambar 4.1
Diagram konteks Diagram konteks tersebut menjelaskan hubungan entitas luar yaitu Radar
Serpong dan Padang, NEONet dan Pengguna terhadap sistem. Dimana sistem menerima input berupa gambar hujan, rainrate dan velocity dari Radar Serpong
dan Padang yang kemudian diolah dalam sistem yang menghasilkan Raw_imageradar
yang menjadi masukan bagi NEONet. NEONet meng-input Raw_imageradar
dan peta_administrasi ke dalam sistem, kedua masukan ini diproses menjadi informasi_hujan_harian dan DB_radar yang dapat dimanfaatkan
oleh pengguna. Secara singkat alur Proses webgis radar cuaca digambarkan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Alur Proses Sistem
Nama Proses : Webgis Informasi Radar Cuaca Secara Realtime
Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang sistem berjalan pada
Webgis radar cuaca secara realtime
Input : 1. Proses Konversi
2. Proses Pengolahan Data 3. Proses Web Mapping
4. Webgis Radar Output
: 1. Informasi Data Radar Cuaca
2. Informasi Mengenai Radar dan Program Harimau
Diagram Zero Level 1
Diagram Zero Gambar 4.9 menjelaskan proses-proses yang terdapat pada webgis
Radar Cuaca Secara Realtime, proses utama yang pada sistem ini meliputi Proses rekam data oleh radar, Proses Pengolahan data radar di NEONet, Proses
Lihat Data dan Proses Download Data. Semua proses ini digambarkan pada Diagram Zero seperti pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2
Diagram Zero Proses rekam data oleh radar merupakan proses serangkaian proses dalam
memperoleh gambar hujan, rainrate, dan velovity yang akan menghasilkan RAW
_ImageRadar untuk disimpan pada database Image2_Radar. Alur proses pengamatan curah hujan dijelaskan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Proses Pengamatan Curah Hujan
No. Proses : 1.0
Nama Proses : Proses Pengamatan Curah Hujan
Deskripsi : Proses
mendeskripsikan tentang
tahapan pengamatan curah hujan oleh radar.
Input : Gambar_hujan dari hasil sapuan radar yang
mengandung nilai rainrate curah hujan dan velocity
terhadap wilayah dalam jangkauan radar. Output
: Raw_ImageRadar
Proses Pengamatan Curah Hujan
kemudian dilanjutkan dengan proses pengiriman data ke server NEONet untuk diolah dan di-overlay dengan peta
administrasi wilayah. Alur ke dua proses ini dijelaskan pada Tabel 4.3 dan 4.4. Tabel 4.3 Proses Pengiriman Data
No. Proses : 2.0
Nama Proses : Pengiriman Data Deskripsi
: Proses ini merupakan proses pengiriman data image radar yang ada pada server radar, ke server
NEONet yang ada di Thamrin melalui koneksi jaringan internet.
Input : RAW_ImageRadar
Output : Data RAW_ImageRadar disimpan pada server
NEONet, serta adanya report pengiriman data radar.
Tabel 4.4 Proses Pengolahan Data
No. Proses : 3.0
Nama Proses :
Pengolahan Data
Deskripsi : Proses ini merupakan proses pengolahan data
image radar menjadi informasi yang dapat disajikan dalam webgis informasi cuaca.
Input : RAW_Image Radar,
Peta_administrasi Kab, Kec, Kota, Sungai, Output
: Basisdata spasial data radar DB_Radar.
Hasil olahan ini disimpan pada database radar. Dari database ini data melalui beberapa proses untuk ditampilkan pada webgis radar. Sehingga pengguna
dapat memperoleh informasi mengenai curah hujan dan informasi mengenai radar. Alur proses webgis Radar dijelaskan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Proses Webgis Radar
No. Proses : 4.0
Nama Proses :
Webgis Radar
Deskripsi : Proses ini merupakan proses menampilkan data
radar pada webgis serta proses melihat dan men- download
data yang dilakukan oleh pengguna. Input
: Basis data spasial radar DB_Radar Data_pengguna
Output : Webgis Spasial Informasi Cuaca Secara Realtime
Diagram Rinci Level 2
Proses 1 Level 2 Proses 1 level 2 merupakan penjabaran detail dari proses proses
pengamatan curah hujan. Diagram detail untuk proses ini dijelaskan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Diagram Detail Proses 1
Proses 1 level 2 terdiri dari 2 proses yaitu proses penyapuan daerah untuk mendapatkan data_binary yang berisikan data skala_rainrate dan velocity, dan
proses konversi Data_binary menjadi Raw_ImageRadar. Alur Proses Diagram Detail Proses 1 level 2 dijelaskan pada Tabel 4.6 – Tabel 4.7.
Tabel 4.6 Proses Penyapuan Daerah
No. Proses : 1.1
Nama Proses : Penyapuan daerah pengamatan Deskripsi
: Proses ini merupakan proses penyapuan daerah yang berada dalam jangkauan pengamatan radar
untuk memperoleh data mengenai rainrate serta velocity
hujan pada suatu daerah Input
: Gambar_hujan,
Data rainrate dan velocity Output
: Informasi rainrate dan velocity pada daerah sapuan radar dalam format binary atau disebut
data binary.
Tabel 4.7 Konversi Data
No. Proses : 1.2
Nama Proses :
Konversi Data
Deskripsi : Proses ini merupakan proses konversi data yang
dilakukan dalam server radar untuk merubah format data dari binary menjadi image .gif.
Input : Data binary hasil sapuan radar
Output : RAW_ImageRadar
Proses 3 Level 1 Diagram detail untuk proses 3 level 1 dijelaskan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4
Diagram Detail Proses 3
Gambar 4.4 menjelaskan bahwa terdapat 3 proses yang merupakan penjabaran dari proses 3 yaitu Proses Pengolahan Data. Proses yang pertama yaitu
proses konversi data ke format shapefile shp. Pada proses ini fomat data Raw_Image .gif dikonversikan secara otomatis dengan menggunakan generator
ke dalam format shp. Demikian juga halnya dengan peta administrasi, peta ini dikonversikan ke dalam format shp.
Selanjutnya data ini akan masuk ke dalam proses koreksi dan konversi data ke format basis data spasial. Proses koreksi perlu dilakukan untuk meminimalkan
persentase kesalahan pada data hasil konversi. Data hasil koreksi kemudian dikonverikan lagi ke dalam basis data spasial dan disimpan dalam database radar.
Alur Proses Diagram Detail Proses 3 level 2 Webgis Radar Cuaca Secara Realtime
lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 4.8 – Tabel 4.10. Tabel 4.8 Proses Penyapuan Daerah
No. Proses : 3.1
Nama Proses :
Konversi Data ke Format shp
Deskripsi : Proses ini merupakan proses merubah format data
image radar yang berformat gif menjadi shapefile shp
Input : Raw_ImageRadar,
peta_administrasi Output
: Shapefile radar.
Tabel 4.9 Koreksi Data
No. Proses : 3.2
Nama Proses :
Koreksi data
Deskripsi : Proses ini merupakan tahapan penyaringan data
untuk memilih shapefile yang mengandung nilai dan shapefile yang kosong.
Input : Semua Shapefile radar
Output : Shapefile radar yang hanya memiliki data
Tabel 4.10 Konversi data ke dalam basis data spasial
No. Proses : 3.3
Nama Proses :
Konversi data ke dalam basis data spasial.
Deskripsi : Proses ini merupakan proses konversi data dari
format shp ke format basis data spasial yang nantinya akan ditampilkan dalam webgis.
Input : Shapefile hasil koreksi data,
Shapefile peta administrasi Kab, Kec, Kota,
Sungai Output
: Basis data spasial radar DB_Radar.
Proses 4 Level 2 Diagram detail proses 4 level 2 merupakan penjabaran dari proses Webgis
Radar. Terdiri dari 4 proses seperti digambarkan pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5
Diagram Detail Proses 4 Alur Proses Diagram Detail Proses 4 level 2 pada Webgis Radar Cuaca
Secara Realtime dijelaskan pada Tabel 4.11 – Tabel 4.14. Tabel 4.11 Lihat_info_cuaca
No. Proses : 4.1
Nama Proses :
Lihat_ cuaca_harian
Deskripsi : Proses untuk mengamati cuaca secara realtime
berdasarkan data radar, pada daerah-daerah yang berada dalam jangkauan pengamatan radar.
Input : Query lihat cuaca
Output : Tampilan cuaca secara realtime
Tabel 4.12 Isi form login
No. Proses : 4.2
Nama Proses :
Isi form login
Deskripsi : Merupakan tahapan unt.k user melakukan login
ke dalam sistem untuk dapat men-download data radar.
Input : Username, password
Request_data Output
: Validasi user, Menuju halaman download
Tabel 4.13 Download
No. Proses : 4.3
Nama Proses :
Isi Form Download
Deskripsi : Proses untuk men-download data radar yang
diinginkan Input
: Query Request_data Output
: Data dalam bentuk zip file
Tabel 4.14 Contact Us
No. Proses : 4.4
Nama Proses :
Contact Us
Deskripsi : Proses untuk menghubungi admin web.
Input : Comment pengguna
Output : Form pengiriman email kepada admin web.
4.1.2 Desain Kamus Data
Perancangan kamus data diperlukan untuk menjelaskan kepada pengguna mengenai aliran data dan informasi yang terdapat pada saat analisa dan
perancangan sistem. Tabel 4.15 menggambarkan kamus data untuk webgis informasi radar cuaca secara realtime.
Tabel 4.15 Kamus Data Radarserpong
=file radarserpong.pgsql {oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal +
jam + menit + the_geom} Radarpadang
=file radarpadang.pgsql {oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal +
jam + menit + the_geom} spatial_ref_sys
=file spatial_ref_sys.pgsql {
srid + auth_name + auth_srid + srtext + proj4text}
geometry_columns =file geometry_columns.pgsql {oid +
f_table_catalog + f_table_schema + f_table_name
+ f_geometry_column
+ coord_dimension +
srid + type} Pengguna
=file pengguna.pgsql {id_user + pass + nama + email + keperluan}
Komentar =file komentar.pgsql
{id + nama + email + pesan} Kab_serpong
=file Kab_serpong.pgsql {oid + id_kab + nama_kab + provinsi +
type_kab + sumber_kab + the_geom } Kec_serpong
=file Kec_serpong.pgsql {oid + id_kec + nama_kec + type_kec +
sumber_kec + id_kab + the_geom } Kab_padang
=file Kab_padang.pgsql {oid + id_kab + nama_kab + provinsi +
type_kab + sumber_kab + the_geom } Kec_padang
=file Kec_padang.pgsql {oid + id_kec + nama_kec + type_kec +
sumber_kec + id_kab + the_geom }
4.1.3 Desain Basis Data
Desain basis data dimulai dengan membuat sebuah pemodelan data konseptual yang akan dijadikan landasan dalam pembangunan basis data. Setelah
didapatkan model basis data yang sesuai kebutuhan, maka tahapan selanjutnya adalah membangun hubungan relational antar tabel berdasarkan pada model data
konseptual yang menghasilkan model data relational. Tahapan perancangan basis data pada sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Perangancangan Entity Relationship Diagram ERD
Rancangan ERD untuk data non-spasial pada sistem yang dibangun sebelum normalisasi data seperti pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6
ERD Non-Spasial Sebelum Normalisasi 2. Perangancangan Spatial Entity Relationship Diagram ERD Spasial
Rancangan ERD untuk data spasial pada sistem yang dibangun dijelaskan melalui relational tabel atau hubungan antar tabel pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Relational tabel
Normalisasi data pada sistem ini merupakan tahapan pemisahan data spasial dan data non-spasial. Adapun bentuk data spasial dan non-spasial sebelum
dinormalisasi pada sistem ini adalah seperti pada Gambar 4.8.
id_kec nama_kec
type_kec sumber_kec
id_kab nama_kab
provinsi
rainrate tahun
bulan tanggal
jam menit
rainrate tahun
bulan tanggal
jam menit
Id_user pass
Email Tlpn
Instansi Keperluan
Id Nama
Email
id_kec nama_kec
type_kec sumber_kec
id_kab nama_kab
provinsi
Gambar 4.8
Bentuk Tidak Normal Unnormalized Kemudian data ini dipisah berdasarkan data spasial dan data non-spasial.
Tahapan normalisasi pada data non-spasial meliputi proses menghilangkan elemen data yang berulang, menghilangkan ketergantungan fungsional serta
menghilangkan ketergantungan transitif pada atribut data yang ada. Bentuk data setelah proses normalisasi digambarkan dalam sebuah diagram
hubungan antar entitas atau yang lebih dikenal dengan Entity Relationship Diagram
ERD, dimana data saling berelasi dalam suatu database seperti pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 ERD non-spasial
Pada basis data spasial normalisasi dilakukan secara otomatis dimana data dikonfersikan dari format shapefile ke dalam format database spatial pgsql
sehingga tabel data yang ada merupakan bentuk data yang telah dinormalisasikan. Hasil normalisasi data tersebut digambarkan pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10
ERD Spasial 3. Struktur Data
a. Spasial
Rancangan basis data atribut spasial dalam aplikasi webgis ini terdiri dari tabel-tabel sebagai berikut:
1. Tabel Kabupaten 1 Nama File
: kab_serpong.pgsql 2 Isi
: Data Atribut Kabupaten 3 Primary Key
: oid 4 Foreign Key
: the_geom
Tabel 4.16 Tabel kab_serpong Nama Field
Type Lebar
Keterangan
oid
Integer 10
Penomoran field sebagai primary key id_kab
Varchar 11
Id Kabupaten nama_kab
Varchar 30
Nama Kabupaten provinsi
Varchar 20
Nama Provinsi type_kab
Varchar 20
Tipe shp Kabupaten Sumber_kab
Varchar 20
Sumber data Kabupaten
The_geom
Geometry -
Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key
2. Tabel Kecamatan 1 Nama File
: kec_serpong.pgsql 2 Isi
: Data Atribut Kecamatan 3 Primary Key
: oid 4 Foreign Key
: id_kab, the_geom Tabel 4.17 Tabel kec_serpong
Nama Field Type
Lebar Keterangan
oid
Integer 10
Penomoran field sebagai primary key id_kec
Varchar 11
Id Kecamatan sebagai primary key nama_kec
Varchar 30
Nama Kecamatan type_kab
Varchar 20
Tipe shp Kecamatan Sumber_kab
Varchar 50
Sumber data Kecamatan
Id_kab
Varchar 20
Foreign Key
The_geom
Geometry -
Nilai geometri dari data kabupaten
sebagai Foreign Key
3. Tabel Kabupaten 1 Nama File
: kab_padang.pgsql 2 Isi
: Data Atribut Kabupaten 3 Primary Key
: oid 4 Foreign Key
: the_geom Tabel 4.18 Tabel kab_padang
Nama Field Type
Lebar Keterangan
oid Integer
10 Penomoran field sebagai primary
key id_kab
Varchar 11
Id Kabupaten nama_kab
Varchar 30
Nama Kabupaten provinsi
Varchar 20
Nama Provinsi type_kab
Varchar 20
Tipe shp Kabupaten Sumber_kab
Varchar 20
Sumber data Kabupaten
The_geom
Geometry -
Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key
4. Tabel Kecamatan 1 Nama File
: kec_padang.pgsql 2 Isi
: Data Atribut Kecamatan
3 Primary Key : oid
4 Foreign Key : id_kab, the_geom
Tabel 4.19 Tabel kec_padang Nama Field
Type Lebar
Keterangan
oid
Integer 10
Penomoran field sebagai primary key id_kec
Varchar 11
Id Kecamatan sebagai primary key nama_kec
Varchar 30
Nama Kecamatan type_kab
Varchar 20
Tipe shp Kecamatan Sumber_kab
Varchar 50
Sumber data Kecamatan
Id_kab
Varchar 20
Foreign Key
The_geom Geometry
- Nilai geometri dari data kabupaten
sebagai Foreign Key 5. Tabel Radarserpong
1 Nama File : Radarserpong.pgsql
2 Isi : Data radarserpong
3 Primary Key : oid
4 Foreign Key : the_geom
Tabel 4.20 Tabel Radarserpong Nama Field
Type Lebar
Keterangan
oid
Integer default
Penomoran field sebagai primary key
Id Integer
default Id Kecamatan sebagai primary key rainrate
Varchar 30
Skala rainrate tahun
Integer -
Tahun pengamatan bulan
Varchar 10
Bulan Pengamatan tanggal
Integer -
Tanggal Pengamatan
Jam Integer
- Jam pengamatan
menit Integer
- Menit Pengamatan
The_geom
Geometry -
Nilai geometri dari data kabupaten sebagai Foreign Key
6. Tabel RadarPadang 1 Nama File
: RadarPadang.pgsql 2 Isi
: Data radarserpong 3 Primary Key
: oid 4 Foreign Key
: the_geom Tabel 4.21 Tabel RadarPadang
Nama Field Type
Lebar Keterangan
Oid
Integer default Penomoran field sebagai primary key
Id Integer
default Id Kecamatan sebagai primary key rainrate
Varchar 30
Skala rainrate tahun
Integer -
Tahun pengamatan bulan
Varchar 10
Bulan Pengamatan tanggal
Integer -
Tanggal Pengamatan Jam
Integer -
Jam pengamatan menit
Integer -
Menit Pengamatan
The_geom Geometry
- Nilai geometri sebagai Foreign Key
7. Tabel spatial_ref_sys 1 Nama File
: spatial_ref_sys.pgsql 2 Isi
: Data atribut referensi spasial
3 Primary Key : srid
Tabel 4.22 Tabel spatial_ref_sys Nama Field
Type Lebar
Keterangan
srid
Integer Default primary key
auth_name Varchar
256 Id Kecamatan sebagai primary key
auth_srid Integer
- Skala rainrate
srtext Varchar
2048 Tahun pengamatan
proj4text Varchar
2048 Bulan Pengamatan
8. geometry_columns 1 Nama File
: geometry_columns.pgsql 2 Isi
: Data atribut geometry 3
Primary Key : f_table_schema,
f_table_name, f_table_catalog, f_geometry_column 4 Foreign Key
: oid, srid Tabel 4.23 Tabel geometry_columns
Nama Field Type
Lebar Keterangan
Oid integer
default Foreign Key f_table_catalog
varchar 256
primary key f_table_schema
varchar 256
primary key f_table_name
varchar 256
primary key f_geometry_column
varchar 256
primary key
coord_dimension integer
Srid integer
Foreign key Type
varchar 30
b. Non-Spasial Rancangan basis data non-spasial terdiri dari dua tabel yaitu tabel data
pengguna serta tabel komentar untuk menyimpan saran dan pesan dari pengguna.
1. Tabel Pengguna
1 Nama File : pengguna.pgsql
2 Isi : Data Atribut pengguna
3 Primary Key : id_user
Tabel 4.24 Tabel pengguna Nama Field
Type Lebar
Keterangan id_user
varchar 50
Primary key Pass
varchar 50
Password pengguna Nama
Text Nama pengguna
Email Text
Email pengguna Tlpn
Text Telepon pengguna
Instansi Text
Instansi pengguna Keperluan
Text Keperluan pengguna terhadap data
2. Tabel komentar
1 Nama File : komentar.pgsql
2 Isi : Data komentar pengguna
3 Primary Key : id
Tabel 4.25 Tabel komentar Nama Field
Type Lebar
Keterangan Id
Integer 10
Primary key Nama
Text Nama pengguna
Email Text
Email pengguna Pesan
Text Komentar pengguna
4.1.4 Desain Struktur Menu Webgis
Desain struktur menu pada webgis radar cuaca ini bertujuan untuk menentukan menu-menu yang diperlukan dalam aplikasi yang akan dibangun
sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Webgis ini terdiri dari webfront atau halaman pembuka yang akan menghubungkan pengguna dengan webgis.
Karena produk aplikasi yang dihasilkan adalah prototipe untuk sistem yang akan dikembangkan nantinya, maka menu pada sistem ini dirancang secara sederhana.
Halaman pembuka pada web ini terdiri dari beberapa menu utama yaitu halaman pembuka Home, About, Download, Gallery, Contact Us, serta beberapa
menu pendukung yang menghubungkan ke halaman web pendukung lainnya, seperti website UIN Jakarta, website Neonet dan beberapa web pendukung
lainnya. Gambar 4.11 adalah gambaran hierarki struktur menu webgis radar cuaca:
Gambar 4.11 Struktur Menu
4.1.5 Desain Antar Muka Pengguna
Desain antar muka pengguna user interface bertujuan untuk menemukan bentuk yang paling optimal untuk tampilan webgis radar cuaca. Sehingga interaksi
pengguna dengan sistem dapat berjalan dengan baik, dan sistem dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
Rancangan desain antar muka yang akan digunakan pada web GIS radar cuaca ini adalah seperti pada Gambar 4.12.
a b
c d
e f
g h
i
Gambar 4.12
Rancangan tampilan ahalaman home, bhalaman Radar Serpong, chalaman Radar Padang, dhalaman login user, e halaman registrasi user, f
halaman download data, g halaman Gallery, h halaman About us, ihalaman Contact Us
4.3 Pembentukan Prototipe
Pembentukan prototipe dapat diartikan sebagai tahapan implementasi dari rancangan sistem yang telah ditentukan sebelumnya. Proses pembentukan
prototipe pada webgis radar cuaca ini meliputi beberapa tahapan yaitu:
4.2.1 Pembuatan Database
Database yang digunakan pada webgis ini adalah PostGRE SQL 8.3,
dengan langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut; 1. Buka aplikasi PostGRE melalui start menu program files PostGRE
SQL 8.3 PgAdmin III. 2. Klik close pada layar “tips of the day” atau klik “next tip” untuk membaca
beberapa keterangan mengenai PostGRE SQL. 3. Klik ganda pada postgreSQL 8.3 Gambar 4.13, kemudian masukkan
password yang telah ditentukan pada saat instalasi postgre, default password yang ditentukan oleh postgre adalah root. Kemudian klik ok.
Gambar 4.13
Halaman Utama pgAdmin III 4. Klik edit pada menu bar kemudian pilih new object new database.
Selanjutnya masukkan data mengenai database yang akan dibangun. Pada web
ini database dibangun dengan nama DBRadar, dengan menggunakan template
postgis dan owner postgres, seperti pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14 data new database
5. Setelah database berhasil dibuat, klik kanan pada DBRadar schema public
kemudian klik new object kemudian pilih new table, seperti Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Create New Table
6. Kemudian masukkan nama tabel yang akan dibuat
Gambar 4.16
Data Tabel Baru 7. Klik columns yang ada pada menu bar untuk membuat, menambah, maupun
menghapus kolom yang ada pada tabel.
Gambar 4.17
Halaman Kolom 8. Kemudian klik add dan masukkan atribut kolom yang diinginkan pada
tampilan new columns…. Jika semua kolom yang dibutuhkan telah dibuat klik ok.
Untuk membuat atau menambah
kolom
Menu bar columns
Gambar 4.18
Data Kolom Baru 9. Untuk menghapus kolom yang telah dibuat klik kolom yang telah dibuat
kemudian klik Remove, dan klik yes pada box klarifikasi untuk menghapus kolom.
Gambar 4.19
Daftar Kolom Setelah semua tabel beserta atributnya selesai dibuat. Selanjutnya adalah
mengkonversikan data shapefile kedalam format basis data spasial.
4.2.2 Konversi Data
Konversi data dilakukan untuk menyamakan format data yang akan ditampilkan dalam web GIS ke dalam format basisdata spasial format pgsql.
Untuk menghapus kolom
Dengan mengkonversikan data ke dalam basisdata spasial, ukuran data menjadi lebih kecil, data terintegrasi dan tersimpan dengan baik serta menjadikan data
lebih mudah diakses. Proses konversi sebenarnya sudah terjadi sebelum data radar diterima di
server NEONet, proses ini terjadi pada radar itu sendiri yaitu konversi dari format binary ke dalam format Image. Konversi data dilakukan dengan mengubah
format data dari Image menjadi shapefile dengan menggunakan generator yang telah tersedia di server NEONet.
Selanjutnya data radar dan peta administrasi dikonversikan dari format shapefile
shp ke dalam format basis data spasial pgsql, dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Buka program command prompt melalui start menu run
kemudian ketik cmd dan klik ok. Kemudian masuk ke direktori postgre sql hingga ke direktori bin Gambar 4.20.
Gambar 4.20 Command Prompt
2. Ketik “dir” kemudian tekan “enter” untuk mengetahui content
dari direktori bin Gambar 4.21. Direktori bin merupakan tempat
penyimpanan data dan fungsi-fungsi postgre yang dapat dieksekusi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Gambar 4.21
Direktori Bin 3.
Ketik “shp2pgsql.exe” kemudian tekan “enter” Gambar 4.22 untuk merubah format shapefile menjadi pgsql. Sehingga layar akan
menampilkan aturan pengetikkan sintak untuk mengkonversi file, serta beberapa “option” atau pilihan fungsi pendukung yang dapat digunakan
sebagai alternatif tabel database yang akan dihasilkan.
aturan penulisan sintak Pilihan fungsi options
Gambar 4.22
shp2pgsql.exe 4.
Selanjutnya file dapat langsung dikonversikan dari shapefile ke dalam format sql, kemudian dikonversikan lagi ke dalam format postgres sql
pgsql dengan menggunakan syntax seperti Gambar 4.23.
Gambar 4.23
Import Shapefile 5.
Dengan demikian table hasil konversi data dari shapefile ke dalam format pgsql telah berhasil dibentuk seperti pada Gambar 4.24.
Gambar 4.24
Tabel Data Spasial Proses konversi manual ini kemudian di-generate menjadi program
sederhana dalam format bat file .bat yang disebut generator. Generator ini berfungsi mengkonversi setiap file radar baru secara otomatis ke dalam
format pgsql dengan interval enam menit. Alur kerja generator otomatis ini dijelaskan pada Gambar 4.25 berikut:
Gambar 4.25
Alur Kerja Generator Radar Pada Gambar 4.25 dianalogikan bahwa shp radar masuk ke dalam
direktori server setiap enam menit melalui jaringan internet, namun pada skripsi ini karena keterbatasan jaringan maka shp radar akan di-input ke
dalam direktori server secara manual. Kemudian generator akan membaca adanya file baru dalam direktori, dan menyalin file tersebut ke dalam direktori
baru yaitu direktori conv. Selanjutnya semua file dalam direktori conv akan otomatis dikonversi ke dalam format database spasial. Hasil konversi
disimpan pada database DB_Radar dalam dua tabel yang berbeda, yaitu tabel yang menyimpan semua data dan tabel yang hanya menyimpan data terbaru.
Tabel yang hanya menyimpan data terbaru inilah yang ditampilkan pada webgis
radar.
4.2.3 Pembuatan Webmapping
Webmapping adalah proses menampilkan peta spasial dalam aplikasi
berbasis internet. Proses ini menggunakan perangkat lunak MS4W yang dikhususkan bagi sistem operasi windows dan menggunakan kamap sebagai
framework -nya.
Tahapan pembuatan webmapping webgis radar cuaca adalah sebagai berikut:
MS4W
Proses pertama yang diperlukan dalam pembuatan webmapping adalah menginstall ms4w. perangkat lunak ini dapat di-download secara gratis di situs
resmi mapserver
3
, aplikasi ini dapat di download dalam versi lengkap atau paket
sudah termasuk aplikasi apache webserver,php,pgsql,gmap seperti file ms4w_1.2.2.zip atau ms4w_1.0.1.zip maupun file tunggal hanya aplikasi ms4w
seperti file ms4w-4.4.0-win32-php4.3.7.zip. MS4W yang digunakan pada pengembangan ini adalah ms4w_1.2.2.zip. Karena pada versi paket ini terdapat
aplikasi php. 1 Untuk meng-install ms4w ekstrak file ms4w_1.2.2.zip pada direktori C:\
sehingga menjadi C:\ms4w, setelah itu double-click pada apache-install.bat untuk instalasi aplikasi web server-nya.
3
http:mapserver.gis.umn.edudownload
Gambar 4.26 Install Apache
2 Untuk memeriksa hasil instalasi jalankan browser IE, firefox, opera atau aplikasi browser lainnya dengan mengetikkan
http:localhost .
Kita dapat menggunakan program Apache Monitor untuk mengontrol web server
Apache dengan lebih mudah. Jalankan program ApacheMonitor.exe pada direktori C:\ms4w\Apache\bin klik kanan lalu pilih Create Shortcut.
Mapfile
Mapfile digunakan untuk menampilkan data spasial yaitu peta administrasi
wilayah Serpong dan Padang sebagai peta dasar dan menampilkan peta hujan untuk wilyah jangkauan radar Serpong dan Padang. Dimana semua peta tersebut
sudah dalam format pgsql. Sehingga pada setiap layer dalam mapfile ditambahkan script
seperti berikut:
LAYER NAME radarserpong
CONNECTI ONTYPE post gis
CONNECTI ON user= postgres
dbname= DBRadar password= root
host= localhost DATA t he_geom from radarserpong
OPACI TY 60 PROJECTI ON
+ proj = lat long + ellps= WGS84
END end project ion METADATA
DESCRI PTI ON Radar RESULT_FI ELDS rainrate
RESULT_HEADERS rainrate ows_t it le Radar
END
Jika ingin menggunakan template dalam penyajian mapfile, buat template dalam format htm atau html template.html. Kemudian di dalam mapfile
tambahkan baris template, seperti:
WEB TEMPLATE m ap.ht m l
I MAGEPATH m s4w tm p m s_t mp I MAGEURL ms_t mp
END
KaMap
Kamap yang digunakan pada aplikasi ini adalah versi 1.0. Langkah- langkah penggunaan modul kamap dalam aplikasi web gis adalah sebagai berikut:
1 Download paket modul kamap secara gratis dari situs resmi http:ka- map.maptools.org. Pada sistem ini digunakan KaMap versi 1.0.
2 Unzip file ke dalam suatu sub-direktori sementara sehingga akan menghasilkan beberapa file dan sub-direktori seperti berikut: 1 file
“ms4wapachehtdocka-map.pkg.html”, 2 file “downloadsms4whttp.d httpd_ka-map.conf”, dan 3 sub-direktori “ms4wappska-map-1.0.
3 Salin sub-direktori ka-map-1.0 ke direktori webserver yang diinginkan, contoh “c:ms4wapachewebgisradar”. Kemudian ganti nama sub-direktori
tadi menjadi kamap. 4 Salin file “ka-map.pkg.html” ke dalam direktori “c:ms4wapachehtdoc”.
5 Salin file “downloadsms4whttp.dhttpd_ ka-map.conf” ke dalam sub- direktori mapserver “c:ms4whttp.d. Edit file ini sesuai dengan konfigurasi
yang sebenarnya, seperti berikut ini :
Alias kamap m s4w apps WebgisRadar kamap ht docs Directory m s4w apps WebgisRadar kamap
AllowOverride None Opt ions I ndexes FollowSymLinks Mult iviews
Order allow,deny Allow from all
Directory
6 Buka file “..htdocskamapincludeconfig.php”, kemudian sesuaikan kode versi atau nama file DLL yang berhubungan dengan setting pustaka PHP
dan modul GD dengan lingkungan MapServer lihat di dalam sub-direktori “c:ms4wapachephpextentions”.
7 Kemudian edit file “config.php” untuk mendeklarasikan data lokasi mapfile, format image, skala dan lain-lain. Data ini diisimpan dalam variabel
“aszMapfile” sebagai fungsi array. Setelah selesai test dengan menggunakan browser
dengan alamat http:localhostkamap.
4.2.4 Pembangunan Web Front
Pembuatan web Front sistem ini menggunakan software Macromedia Dreamweaver MX 2004, berikut adalah tampilan jendela Macromedia
Dreamweaver saat pertama kali digunakan pada Gambar 4.27:
Macromedia Dreamweaver digunakan untuk memudahkan dalam proses pembuatan rancangan tampilan antar muka pengguna beserta source code-nya.
Hasil dari pembuatan rancangan kode interface ini disimpan dalam format .php atau .htm. Namun dalam web ini setiap halaman utama disimpan dalam format
.php untuk mendukung fungsi php pada coding web. Gambar 4.28 merupakan
Property Panel
Insert Bar Document Toolbar
Coding Area
Tag Selector Design Area
Gam bar 4.27
Main Menu Macromedia Dreamweaver
salah satu contoh fungsi Macromedia Dreamweaver dalam membuat tampilan menu web database:
Gambar 4.28
Tampilan Menu Utama Web Setelah semua tampilan dan coding program diselesaikan dengan baik, file
disimpan dalam satu folder pada “C:ms4wapps”. Kemudian edit file konfigurasi MS4W httpd.conf yang terdapat pada direktori “C:ms4wApacheconf” sehingga
terlihat seperti script berikut:
Alias WebgisRadar C: \ m s4w\ apps\ WebgisRadar Directory C: \ ms4w\ apps\ WebgisRadar
AllowOverride None Direct oryI ndex ndex.ht m
Opt ions None Order allow,deny
Allow from all Directory
Fungsi script tersebut adalah untuk memanggil halaman utama web dengan alamat “http:localhostWebgisRadar”. Tampilan layar yang terdapat dalam web GIS
radar cuaca dilampirkan pada lampiran.
4.4 Prototipe Webgis
Prototipe sistem hasil perancangan dan analisa sistem adalah berupa webgis radar cuaca dengan tampilan halaman utama seperti terlihat pada Gambar 4.29.
Gambar 4.29 Halaman Utama Menu pembuka pada halaman utama prototipe radar menampilkan gambar
peta Indonesia yang menampilkan lokasi-lokasi radar. Apabila salah satu halaman ini di klik maka akan menuju ke halaman radar Serpong ataupun radar Padang.
Pada halaman ini juga terdapat button atau tombol menuju halaman lain, yaitu menuju halaman “About”, “Download”,”Gallery”, dan “’Contact”. Tampilan
untuk setiap halaman tersebut digambarkan pada Gambar 4.30.
KLik M enuju halaman radar
a b
c d
Gambar 4.30 Tampilan Halaman a About, b Download, c Galery, d
Contact
Pada Halaman About Gambar 4.30 a ditampilkan mengenai radar dan program HARIMAU secara singkat. Hal ini diperlukan untuk memperkenalkan
teknologi radar kepada pengguna sehingga pengguna tidak hanya menggunakan data radar tetapi juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan teknologi radar
saat ini.
Halaman selanjutnya adalah halaman Download [lihat Gambar 4.30 b]. Halaman ini adalah halaman untuk download data radar, pengguna dapat
mengunduh data radar sesuai dengan kebutuhan, namun sebelumnya pengguna diminta untuk melakukan login terhadap sistem. Hal ini diperlukan untuk
mendapatkan history pengunduhan data yang dilakukan oleh pengguna. Pengguna yang tidak memiliki account dapat melakukan registrasi secara gratis. Halaman
untuk registrasi pengguna digambarkan seperti pada Gambar 4.31.
Gamba r 4.31
Halaman Registrasi Pada halaman ini pengguna diminta untuk mengisi data-data untuk
mengetahui identitas dan kepentingan pengguna terhadap data yang akan diunduh. Setelah melakukan registrasi pengguna dapat melakukan login dan masuk ke
dalam halaman download data. Tampilan halaman download data pada radar Serpong dan Padang ditunjukkan pada Gambar 4.32.
a b
c d
Gambar 4.32 Tampilan halaman a Pilih radar, b Data Serpong, c Download
Data Serpong, d Data Padang Pada download data, pengguna dapat memilih data radar mana yang akan
diunduh Gambar 4.32.a. Pengguna dapat memilih untuk menngunduh data radar Serpong atau Padang, kemudian dapat memilih kembali data pada tanggal, bulan
dan tahun apa yang akan diunduh. Data hasil unduhan yang diperoleh oleh pengguna berupa data spasial dengan format shp, shx, dan dbf.
Halaman lainnya adalah halaman contact Gambar 4.32 [d] yang dapat digunakan pengguna untuk menghubungi administrator web. Sedangkan tampilan
untuk webgis radar adalah seperti Gambar 4.33.
Gambar 4.33
Tampilan Webgis Radar Serpong Pada halaman ini ditampilkan curah hujan secara realtime dari radar
Serpong. Curah hujan ditunjukkan oleh point-point kecil yang ada pada peta administrasi. Pengamatan dilakukan pada ketinggian 2000 meter dari permukaan
tanah. Sehingga terkadang adanya distorsi jarak jatuhnya titik hujan apabila terjadi angin di bawah ketinggian 2000 meter. Pada Gambar 4.33 juga diperlihatkan
daerah jangkauan radar dalam lingkaran dengan radius 200 km dari titik pusat radar Serpong pada koordinat 106.7 BT dan -6.4 LS.
Pada layar Web GIS radar di atas, terdapat sub menu yang mengantarkan pengguna untuk kembali ke halaman depan dan ke halaman bantuan penggunaan
web GIS ini. Layar Web GIS mempunyai button yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan fungsi kendali peta. Berikut ini merupakan penjelasan dari button
tersebut: 1. Tombol zoom, terdapat empat jenis tombol zoom pada layar peta ini yang
pertama adalah zoom in yang digunakan untuk memperbesar tampilan
peta. Kedua, tombol zoom out yang berfungsi untuk memperkecil
tampilan peta. Menu zoom lainnya adalah rubber zoom untuk
memperbesar tampilan peta pada area tertentu dan zoom to full extents untuk menampilkan peta secara penuh.
2. Tombol map info untuk menampilkan informasi mengenai peta di
sebelah kiri peta. 3. Tombol
untuk menampilkan legenda peta pada layar di sebelah peta. 4. Tombol
untuk mencetak peta yang ada pada layar peta dalam format pdf. 5. Tombol
untuk menggeser tampilan peta sesuai dengan keinginan. 6. Pilihan untuk mengatur skala peta pada menu
skala dapat dipilih dari 1:1000000 hingga 1:40000000.
7. Tombol untuk menampilkan query peta.
8. Tombol untuk melakukan pencarian daerah melalui database.
9. Tombol untuk mengirimkan tampilan peta dalam format gambar .jpg
melalui email kepada seseorang.
10. Selain tombol-tombol tersebut, terdapat juga beberapa fungsi yang dapat dilakukan dengan bantuan mouse, seperti memperbesar peta dengan
melakukan klik ganda pada peta, atau klik kanan untuk melakukan drag and drop
peta. 11. Selain itu, tampilan peta juga dapat diatur dengan menggunakan tombol-
tombol pada keyboard, tombol-tombol tersebut antara lain : a.
untuk memperbesar tampilan peta, melihat peta lebih dekat dan lebih rinci.
b. untuk memperkecil tampilan peta.
c. untuk menggeser tampilan peta ke arah kiri.
d. untuk menggeser tampilan peta ke arah kanan.
e. untuk menggeser tampilan peta ke arah atas.
f. untuk menggeser tampilan peta ke arah bawah.
4.5 Testing Sistem