Data Radar Doppler Curah Hujan

Jenis Band Doppler Radar X Band Frekuensi 9.7 GHz Resolusi Temporal 6 menit Radius Jangkauan 200 km Elevasi 1 - 81 18 sudut elevasi, yaitu 0.6 , 1.1 , 2.4 , 3.2 , 4.1 , 5.1 , 6.3 , 7.8 , 9.6 , 11.8 , 14.5 , 17.8 , 21.8 , 26.6 , 32.6 , 40.0 , 50.0 Ketinggian 5 meter Type Observasi Observasi hujan Transmitter Power 70 KW 700.000 watt Output Data RAW dan Data Image Sistem Operasi RedHat Enterprise Linux 4 EL4 Spesifikasi Data Image Resolusi Spasial : 1km x 1 km Waktu akuisisi data dalam GMT+7 Data Reflectivitas awan dan hujan dalam dBz Sumber: www.turbulance.ddo.jp

2.8 Analisis Data

2.8.1 Data Radar Doppler

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data Image Gambar 2.11 dari hasil penyapuan wilayah dengan menggunakan radar Doppler yang ada di Puspitek Serpong serta di Padang-Sumatera Barat. Dalam data gambar dari radar Serpong Gambar 2.11 dapat diamati titik- titik hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta, Banten dan hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Sedangkan dari data radar Padang diperoleh informasi titik-titik hujan yang jatuh di wilayah Sumatera Barat. Gambar 2.11 Data Image Radar Serpong Pengamatan dilakukan dalam berbagai sudut elevasi dari 1 – 81 , namun yang diambil untuk pengolahan pada laporan ini adalah data dengan elevasi 6.1 karena dinilai paling tinggi tingkat akurasi datanya. Adapun informasi yang ada dalam gambar radar cuaca tersebut Gambar 2.11 adalah informasi mengenai reflektivitas, velocity dan rainrate curah hujan dalam satuan debizle dBz. Reflektivitas adalah nilai pemantulan dari titik air yang jatuh hingga kembali pada radar. Sedangkan velocity adalah pengamatan kecepatan angin atau kecepatan sampainya nilai hujan dari titik pengamatan ke radar. Nilai curah hujan hasil pengamatan radar masih dalam satuan dBz. Nilai ini akan dikonversi untuk mendapatkan nilai curah hujan dalam satuan milimeter per jam.

2.8.2 Curah Hujan

Rainrate Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan bumi. Sedangkan curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya curah hujan diukur dengan menggunakan Rain Gauge. Namun dalam skripsi ini nilai curah hujan didapatkan dari radar Doppler yang merupakan jenis radar cuaca. Curah hujan diukur dalam satuan milimeter, satu milimeter berarti dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau sebanyak satu liter. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1 Bentuk medan atau topografi; 2 Arah lereng medan; 3 Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan 4 Jarak perjalanan angin di atas medan datar. Pola Distribusi Hujan di Indonesia, ada 3 yaitu: 1. Pola Monsoonal Monsun: intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada awal dan akhir tahun, adanya musim kemarau dan musim hujan yang masing-masing berlangsung kurang lebih 6 bulan. 2. Pola Ekuatorial: mengalami dua Puncak curah hujan tertinggi dalam 1 tahun yaitu bulan Maret dan Oktober saat matahari berada di dekat ekuator. 3. Pola Lokal: daerah yang di pengaruhi hujan dengan satu puncak dengan puncak yang terbalik dengan pola hujan munson. Untuk radar sendiri pola yang diamati adalah pola monsoonal yang dianggap paling berpengaruh terhadap kondisi iklim global dan adanya badai El Nino dan La Nina ENSO serta Indian Ocean Dipole IOD.

2.9 Pendekatan dalam membangun