Pembuatan Database Konversi Data

g h i Gambar 4.12 Rancangan tampilan ahalaman home, bhalaman Radar Serpong, chalaman Radar Padang, dhalaman login user, e halaman registrasi user, f halaman download data, g halaman Gallery, h halaman About us, ihalaman Contact Us

4.3 Pembentukan Prototipe

Pembentukan prototipe dapat diartikan sebagai tahapan implementasi dari rancangan sistem yang telah ditentukan sebelumnya. Proses pembentukan prototipe pada webgis radar cuaca ini meliputi beberapa tahapan yaitu:

4.2.1 Pembuatan Database

Database yang digunakan pada webgis ini adalah PostGRE SQL 8.3, dengan langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut; 1. Buka aplikasi PostGRE melalui start menu  program files  PostGRE SQL 8.3  PgAdmin III. 2. Klik close pada layar “tips of the day” atau klik “next tip” untuk membaca beberapa keterangan mengenai PostGRE SQL. 3. Klik ganda pada postgreSQL 8.3 Gambar 4.13, kemudian masukkan password yang telah ditentukan pada saat instalasi postgre, default password yang ditentukan oleh postgre adalah root. Kemudian klik ok. Gambar 4.13 Halaman Utama pgAdmin III 4. Klik edit pada menu bar kemudian pilih new object  new database. Selanjutnya masukkan data mengenai database yang akan dibangun. Pada web ini database dibangun dengan nama DBRadar, dengan menggunakan template postgis dan owner postgres, seperti pada Gambar 4.14. Gambar 4.14 data new database 5. Setelah database berhasil dibuat, klik kanan pada DBRadar  schema  public kemudian klik new object kemudian pilih new table, seperti Gambar 4.15. Gambar 4.15 Create New Table 6. Kemudian masukkan nama tabel yang akan dibuat Gambar 4.16 Data Tabel Baru 7. Klik columns yang ada pada menu bar untuk membuat, menambah, maupun menghapus kolom yang ada pada tabel. Gambar 4.17 Halaman Kolom 8. Kemudian klik add dan masukkan atribut kolom yang diinginkan pada tampilan new columns…. Jika semua kolom yang dibutuhkan telah dibuat klik ok. Untuk membuat atau menambah kolom Menu bar columns Gambar 4.18 Data Kolom Baru 9. Untuk menghapus kolom yang telah dibuat klik kolom yang telah dibuat kemudian klik Remove, dan klik yes pada box klarifikasi untuk menghapus kolom. Gambar 4.19 Daftar Kolom Setelah semua tabel beserta atributnya selesai dibuat. Selanjutnya adalah mengkonversikan data shapefile kedalam format basis data spasial.

4.2.2 Konversi Data

Konversi data dilakukan untuk menyamakan format data yang akan ditampilkan dalam web GIS ke dalam format basisdata spasial format pgsql. Untuk menghapus kolom Dengan mengkonversikan data ke dalam basisdata spasial, ukuran data menjadi lebih kecil, data terintegrasi dan tersimpan dengan baik serta menjadikan data lebih mudah diakses. Proses konversi sebenarnya sudah terjadi sebelum data radar diterima di server NEONet, proses ini terjadi pada radar itu sendiri yaitu konversi dari format binary ke dalam format Image. Konversi data dilakukan dengan mengubah format data dari Image menjadi shapefile dengan menggunakan generator yang telah tersedia di server NEONet. Selanjutnya data radar dan peta administrasi dikonversikan dari format shapefile shp ke dalam format basis data spasial pgsql, dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Buka program command prompt melalui start menu  run kemudian ketik cmd dan klik ok. Kemudian masuk ke direktori postgre sql hingga ke direktori bin Gambar 4.20. Gambar 4.20 Command Prompt 2. Ketik “dir” kemudian tekan “enter” untuk mengetahui content dari direktori bin Gambar 4.21. Direktori bin merupakan tempat penyimpanan data dan fungsi-fungsi postgre yang dapat dieksekusi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Gambar 4.21 Direktori Bin 3. Ketik “shp2pgsql.exe” kemudian tekan “enter” Gambar 4.22 untuk merubah format shapefile menjadi pgsql. Sehingga layar akan menampilkan aturan pengetikkan sintak untuk mengkonversi file, serta beberapa “option” atau pilihan fungsi pendukung yang dapat digunakan sebagai alternatif tabel database yang akan dihasilkan. aturan penulisan sintak Pilihan fungsi options Gambar 4.22 shp2pgsql.exe 4. Selanjutnya file dapat langsung dikonversikan dari shapefile ke dalam format sql, kemudian dikonversikan lagi ke dalam format postgres sql pgsql dengan menggunakan syntax seperti Gambar 4.23. Gambar 4.23 Import Shapefile 5. Dengan demikian table hasil konversi data dari shapefile ke dalam format pgsql telah berhasil dibentuk seperti pada Gambar 4.24. Gambar 4.24 Tabel Data Spasial Proses konversi manual ini kemudian di-generate menjadi program sederhana dalam format bat file .bat yang disebut generator. Generator ini berfungsi mengkonversi setiap file radar baru secara otomatis ke dalam format pgsql dengan interval enam menit. Alur kerja generator otomatis ini dijelaskan pada Gambar 4.25 berikut: Gambar 4.25 Alur Kerja Generator Radar Pada Gambar 4.25 dianalogikan bahwa shp radar masuk ke dalam direktori server setiap enam menit melalui jaringan internet, namun pada skripsi ini karena keterbatasan jaringan maka shp radar akan di-input ke dalam direktori server secara manual. Kemudian generator akan membaca adanya file baru dalam direktori, dan menyalin file tersebut ke dalam direktori baru yaitu direktori conv. Selanjutnya semua file dalam direktori conv akan otomatis dikonversi ke dalam format database spasial. Hasil konversi disimpan pada database DB_Radar dalam dua tabel yang berbeda, yaitu tabel yang menyimpan semua data dan tabel yang hanya menyimpan data terbaru. Tabel yang hanya menyimpan data terbaru inilah yang ditampilkan pada webgis radar.

4.2.3 Pembuatan Webmapping