Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke pusat konservasi tumbuhan Kebun Raya Bogor

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUNJUNGAN KE PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN

KEBUN RAYA BOGOR

SKRIPSI

LILLAH WEDELIA H34086050

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

RINGKASAN

LILLAH WEDELIA. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah Bimbingan HARMINI).

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia dan memiliki peluang yang cukup besar untuk mengembangkan sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sumber dan potensi wisata alam Indonesia. Pertanian sebagai suatu kegiatan yang dekat dengan alam mempunyai potensi daya tarik wisata, dimana rasa nyaman, nilai estetika lingkungan alami, pemandangan alam dan udara segar dapat memberikan nilai kepuasan tertentu bagi konsumen. Salah satu pemanfaatan sektor pertanian di Indonesia adalah kegiatan pariwisata.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pembangunan pariwisata diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi termasuk sektor-sektor lain yang terkait sehingga pendapatan masyarakat, daerah dan devisa negara akan meningkat. Berbagai perkembangan yang terjadi pada industri pariwisata berdampak pada salah satu bagian kepariwisataan, yaitu ekowisata. Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik yang alami maupun buatan dengan tujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial budaya. Ekowisata dapat berperan sebagai media promosi produk wisata alam, menjadi media pendidikan bagi masyarakat (mulai dari pendidikan tentang kegiatan usaha di bidang pertanian sampai kepada pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam). Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB) adalah salah satu objek ekowisata di Kota Bogor dengan panorama alam indah serta koleksi tumbuhan mencapai 14.000 jenis. Adanya kegiatan ekowisata di PKT-KRB, menjadi salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan.

PKT-KRB merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai orientasi non profit salah satunya yaitu mengkonservasi tumbuhan Indonesia. Bagi PKT-KRB orientasi profit bukanlah hal yang utama, namun profit yang diperoleh dari tiket masuk pengunjung, sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan PKT-KRB yaitu sebagai sumber dana yang digunakan untuk pemeliharaan kebun raya. Dengan demikian, pihak PKT-KRB berusaha untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya agar PKT-KRB yang dikelola dapat berlangsung sesuai dengan tugas dan fungsi kebun raya. Selain menarik pengunjung baru, PKT-KRB juga perlu mempertahankan pengunjung yang telah ada, agar pegunjung mau berkunjung kembali, sehingga jumlah kunjungan tidak menurun. Hal ini terkait dengan permasalahan penurunan pengunjung di PKT-KRB.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan karakteristik pengunjung yang berkunjung ke PKT-KRB, (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke PKT-KRB. Penelitian dilaksanakan di PKT-KRB yang berlokasi di Jalan Ir.H.Juanda No 13 Bogor, pada Bulan September sampai November 2010. Responden penelitian adalah pengunjung PKT-KRB yang


(3)

sedang berkunjung dan menikmati PKT-KRB sebanyak 100 orang yang diambil secara convinience. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi logistik.

Secara umum karakteristik pengunjung PKT-KRB adalah perempuan, memiliki rentang usia 15 hingga 23 tahun, pendidikan terakhir sekolah, berprofesi sebagai pelajar, memiliki pendapatan rata-rata kurang dari Rp.1.000.000 per bulan, belum menikah, berasal dari Jakarta, membutuhkan waktu tempuh selama 1 sampai 3 jam, telah mengunjungi PKT-KRB sebanyak tiga kali, memperoleh informasi mengenai PKT-KRB dari teman dan memiliki keinginan untuk mengunjungi PKT-KRB kembali. Besarnya jumlah pengunjung yang sebagian besar pelajar menjadikan PKT-KRB sebagai kawasan konservasi dan ekowisata yang cocok untuk pelajar pada khususnya dan masyarakat seluruh kalangan pada umummnya, hal ini sesuai dengan segmentasi dan target pasar PKT-KRB yaitu pelajar, dalam rangka peningkatan pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan lingkungan.

Berdasarkan analisis regresi logistik, terdapat dua faktor yang signifikan (pada taraf nyata lima persen) dalam mempengaruhi keinginan pengunjung untuk berkunjung kembali ke PKT-KRB. Faktor-faktot tersebut yaitu persepsi terhadap ketersediaan fasilitas dan persepsi terhadap kenyamanan kawasan di PKT-KRB. Untuk sebelas faktor lainnya tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan pengunjung berkunjung kembali ke PKT-KRB, yaitu jenis kelamin, usia, waktu tempuh, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan rata-rata per bulan, persepsi terhadap harga tiket, persepsi terhadap pelayanan karyawan, persepsi terhadap koleksi tumbuhan, persepsi terhadap kealamiahan kawasan dan persepsi terhadap nilai edukatif.

Hasil penelitian memberikan beberapa rekomendasi alternatif kebijakan yang dapat dipertimbangkan oleh pihak PKT-KRB, diantaranya (1) PKT-KRB sebaiknya menambah fasilitas yang dirasa kurang (rumah makan dengan segmentasi kalangan menengah ke bawah khususnya pelajar, toilet, musholah, tempat berteduh, papan petunjuk arah, peta lokasi dan kereta wisata), melakukan perbaikan serta perawatan terhadap fasilitas yang telah ada. Selain itu, sebaiknya pengunjung pada saat membeli tiket diberikan brosur peta lokasi sekaligus diberitahu mengenai lokasi daya tarik wisata unggulan di PKT-KRB. (2) Menyusun paket-paket wisata baru yang menarik, tetapi tetap dengan tujuan konservasi seperti paket wisata fotoflora, jejak petualang dan save our plant serta melakukan pemasaran, promosi secara inovatif, efektif dan efisien.


(4)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUNJUNGAN KE PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN

KEBUN RAYA BOGOR

LILLAH WEDELIA H34086050

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor

Nama : Lillah Wedelia NIM : H34086050

Disetujui, Pembimbing

Ir. Harmini, MSi NIP. 1960 0921 198703 2002

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Januari 2011

Lillah Wedelia H34086050


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 31 Maret 1987. Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Drs. Sahrun, MS dan Waode Siti Muawiah, SH.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 2 Kendari pada tahun 1993 dan lulus tahun 1999, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kendari pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kendari pada tahun 2002, kemudian lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma Tiga, Program Keahlian Ekowisata, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Reguler dan lulus pada tahun 2008. Selepas itu, penulis melanjutkan pendidikannya di Program Sarjana Agribisnis Penyelanggaraan Khusus IPB pada tahun 2008.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor”. Tidak lupa, shalawat serta salam penulis limpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai panutan dalam menjalani kehidupan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pengunjung dan faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk berkunjung kembali dengan menggunakan model regresi logistik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2011


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ir. Harmini, MSi selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan pengarahan dengan penuh kesabaran selama penulisan skripsi. Ditengah kesibukan yang luar biasa, beliau selalu menyempatkan diri untuk membagikan ilmunya kepada penulis.

2. Tintin Sarianti, SP, MM yang telah bersedia menjadi dosen evaluator dalam kolokium, dengan segala saran dan kritik yang sangat bermanfaat pada penyusunan skripsi ini.

3. Febriantina Dewi, SE, MSc sebagai dosen penguji utama yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MSi, selaku perwakilan dari komisi akademik yang telah memberikan berbagai saran dan masukan untuk penulis dalam upaya memaksimalkan penulisan skripsi ini.

5. Ayahanda tercinta atas segala didikan dan nasehatnya kepada penulis serta ibunda atas perhatian, kepercayaan, kasih sayang dan doa tulus yang selalu membuat penulis menjadi lebih baik. Terima kasih kepada kakak dan adik-adikku tersayang Runtih Gemala Sari, Vatin Tri Gentini, Nadwa Rifada, Muhammad Sayid Faathir dan keluarga besar penulis atas doa dan dukungan yang diberikan. Semoga karya sederhana ini bisa menjadi salah satu persembahan yang terbaik.

6. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, atas kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan dalam menggali lebih dalam mengenai kawasan konservasi dan wisata alam, dalam hal ini perilaku konsumen/pengunjung. 7. Bapak Amas, selaku Kepala Bidang Tata Usaha, Ibu Mita Selaku Kepala

Bidang Jasa dan Informasi, Bapak Yuri, Ibu Nur, Bapak Duding, Teh Iing serta karyawan lainnya, atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.


(10)

8. Ari Alkautsar, atas kebersamaan selama di IPB, doa, bantuan, dorongan, dukungan dan semangat yang diberikan. Semoga kebersamaan ini akan tetap ada.

9. Keluarga besar Taman Malabar 3, Tiara Restiani, Dwi Puji Rastina, Dewi Anisa, Hesti Nur Qoriah, Anna Maria Lubis, Riri Arifin, Aci, Rizky Irawati, Rizky Aulia, Iftah, Ayu, Icha, Fatma, Sarah, April, Isni, Nita, Gita, Evrina, Nayla, Cintya, Anis, Kania, Ocha, yang telah memberi semangat dan dukungan.

10.Teman dan sahabat terbaikku, Anggi Meiri, Widodo Hardian, Heru, Cyntia Natalia, Dini Silfianti, Mayang Dewi Apriyatni, Rissa Astria, Ranti Syarief, Ria Puspita Sari, Sani Dewi, Fitri Siregar, Alvera, Pipin dan seluruh teman-teman Ekstensi Agribisnis angkatan satu sampai tujuh, atas doa, semangat, dorongan, dan sharing selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. Merci beaucoup!

Bogor, Januari 2011 Lillah Wedelia


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 6

1.4 Manfaat ... 7

1.5 Ruang Lingkup ... 7

II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pariwisata ... 8

2.2 Konsep Ekowisata ... 8

2.3 Konservasi ... 9

2.4 Kebun Raya ... 10

2.5 Sifat atau Karakteristik Objek dan Daya Tarik Wisata Alam ... 10

2.6 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Persepsi Pengunjung Terhadap Kebun Raya Bogor ... 11

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Kawasan Wisata ... 12

2.3 Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu ... 13

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 11

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 11

3.1.1 Pemasaran dan Riset Pemasaran ... 11

3.1.2 Konsumen dan Perilaku Konsumen ... 12

3.1.3 Persepsi Konsumen ... 12

3.1.4 Karakteristik Konsumen ... 13

3.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen ... 14

3.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Berwisata ... 14

3.1.7 Analisis Regresi Logistik ... 27

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 28

IV METODE PENELITIAN ... 32

4.1 Lokasi dan Waktu ... 32

4.2 Metode Penentuan Sampel ... 32

4.3 Data dan Instrumentasi ... 33

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 33

4.5 Metode Pengolahan Data ... 34

4.5.1 Analisis Dekriptif ... 34

4.5.2 Analisis Regresi Logistik ... 34


(12)

V GAMBARAN UMUM PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN

KEBUN RAYA BOGOR ... 44

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 44

5.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 45

5.3 Tugas dan Fungsi ... 46

5.4 Sumberdaya Manusia ... 46

5.5 Sumber Dana ... 47

5.6 Struktur Organisasi ... 47

5.7 Jasa dan Pelayanan ... 48

5.8 Manajemen Pengelolaan Koleksi Tanaman ... 49

5.9 Objek dan Daya Tarik Wisata ... 49

5.10 Manajemen Pengelolaan Koleksi Tanaman ... 52

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR ... 54

6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 55

6.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

6.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 57

6.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 58

6.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 58

6.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Tempuh ... 59

6.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 60

6.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... 61

6.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 62

6.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan Kunjungan ... 62

6.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Minat Kunjungan Ulang .. 63

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN KE KEBUN RAYA BOGOR ... 66

7.1 Uji Signifikansi Model dan Variabel Bebas ... 67

7.2 Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keinginan Berkunjung Ulang ke Kebun Raya Bogor ... 68

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

8.1 Kesimpulan ... 94

8.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik yang

Berkunjung ke Indonesia Tahun 2005–2009 ... 1 2. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik

yang Berkunjung ke Kota Bogor Tahun 2005–2009 ... 2 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Bogor Tahun 2004 –2008 ... 4 4. Data Kawasan Konservasi dan Jumlah Wisatawan Nusantara

yang Berkunjung ke Kota Bogor Tahun 2005–2009 ... 5 5. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 54 6. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Status Pernikahan ... 55 7. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Usia ... 56 8. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir ... 57 9. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Jenis Pekerjaan ... 58 10. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Pendapatan ... 59 11. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Waktu Tempuh ... 59 12. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Daerah Asal ... 60

13. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Sumber Informasi ... 61 14. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan

Frekuensi Kunjungan ... 62 15. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan


(14)

16. Sebaran Jumlah dan Persentase Reponden Berdasarkan

Berdasarkan Minat Kunjungan Ulang ... 64 17. Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kunjungan Ulang ... 66 18. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut

Usia dan Minat Kunjungan Ulang ... 69 19. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut

Waktu Tempuh dan Minat Kunjungan Ulang ... 71 20. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsi

Terhadap Ketersediaan Fasilitas dan Minat Kunjungan Ulang... 73 21. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut

Jenis Kelamin dan Minat Kunjungan Ulang ... 75 22. Sebaran Jumlah dan Persentasi Responden Menurut

Pendapatan dan Minat Kunjungan Ulang ... 76 23. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut

Pekerjaan dan Minat Kunjungan Ulang ... 79 24. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut

Pendidikan Terakhir dan Minat Kunjungan Ulang ... 80 25. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsi

Terhadap Harga Tiket Masuk dan Minat Kunjungan Ulang ... 83 26. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsi

Terhadap Pelayanan Karyawan dan Minat Kunjungan Ulang ... 85 27. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsi

Terhadap Kenyamanan Kawasan dan Minat Kunjungan Ulang ... 87 28. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsi

Terhadap Koleksi Tumbuhan dan Minat Kunjungan Ulang ... 89 29. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsi

Terhadap Kealamiahan dan Minat Kunjungan Ulang ... 90 30. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden Menurut Persepsi

Terhadap Nilai Edukatif dan Minat Kunjungan Ulang ... 92


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Perilaku Konsumen dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhinya ... 21 2. Bagan Alur Pemikiran Operasional Penelitian ... 31 3. Struktur Organisasi PKT-KRB ... 48

                                 


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Output Hasil Regresi Logistik ... 99 2. Daftar Harga Tiket Masuk Kebun Raya Bogor dan Fasilitas yang

Tersedia Tahun 2010 ... 103

         


(17)

I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia dan memiliki peluang yang cukup besar untuk mengembangkan sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sumber dan potensi wisata alam Indonesia. Pertanian sebagai suatu kegiatan yang dekat dengan alam mempunyai potensi daya tarik wisata, dimana rasa nyaman, nilai estetika lingkungan alami, pemandangan alam dan udara segar dapat memberikan nilai kepuasan tertentu bagi konsumen. Salah satu pemanfaatan sektor pertanian di Indonesia adalah kegiatan pariwisata.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tentang kepariwisataan tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Salah satu tujuan penyelenggaraan pariwisata adalah untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat. Adanya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara akan berpengaruh pada pengeluaran wisatawan. Hal ini akan berpengaruh terhadap kesempatan bekerja, pendapatan dan penerimaan devisa bagi daerah tujuan wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mengalami peningkatan dari Tahun 2005 hingga Tahun 2009 (Tabel 1).

Tabel 1. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik yang berkunjung ke Indonesia Tahun 2005-2009

Tahun

Wisatawan Mancanegara (orang)

Wisatawan Domestik (orang)

Total Wisatawan (orang)

Pertumbuhan Total Wisatawan (%)

2005 5.002.101 112.701.000 117.703.101 0,88

2006 4.871.351 114.270.000 119.141.351 1,22

2007 5.505.759 115.335.000 120.840.759 1,43

2008 6.429.027 117.213.000 123.642.027 2,32

2009 6.452.259 119.150.000 125.602.259 1,59

Sumber: Departemen Budaya dan Pariwisata Nasional (2009)1       

1 

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Nasional. Statistik Kunjungan Mancanegara dan Perkembangan Wisatawan Nusantara Tahun 2004-2009 http://www.budpar.go.id[28 Juli 2010] 


(18)

World Tourism Organization (WTO) memprediksikan bahwa pariwisata akan terus mengalami perkembangan, dengan rata-rata pertumbuhan jumlah wisatawan internasional sekitar empat persen per tahun (Pitana dan Gayatri, 2005). Berbagai perkembangan yang terjadi pada industri pariwisata berdampak pada salah satu bagian kepariwisataan, yaitu ekowisata (wisata alam). Saat ini preferensi konsumen dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan yang mengacu pada bentuk wisata minat khusus yaitu ekowisata (Fandeli, 2002).

Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik yang alami maupun buatan dengan tujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial budaya. Ekowisata bukan semata merupakan usaha yang menjual jasa bagi pemenuhan kebutuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk wisata alam, menjadi media pendidikan bagi masyarakat (mulai dari pendidikan tentang kegiatan usaha di bidang pertanian sampai kepada pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam).

Saat ini ekowisata sudah mulai berkembang, ditandai dengan hadirnya sejumlah tempat yang diusahakan sebagai objek ekowisata. Propinsi Jawa Barat memiliki tempat-tempat wisata dengan bentuk dan ciri khas masing-masing yang sama-sama mengandalkan nuansa alam sebagai jasa yang ditawarkannya. Bogor sebagai salah satu kota di Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi cukup besar dalam mengembangkan ekowisata. Perkembangan ini ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kota Bogor (Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik yang Berkunjung ke Kota Bogor Tahun 2005-2009

Tahun

Jumlah Wisatawan Mancanegara (orang)

Jumlah Wisatawan Domestik (orang)

Total Wisatawan (orang)

Pertumbuhan Wisatawan (%)

2005 11.211 1.360.374 1.371.585  ‐ 

2006 13.732 1.267.839 1.281.571 -6,56

2007 18.714 1.370.119 1.388.833 8,36

2008 41.377 1.163.110 1.204.487 -13,27

2009 42.812 1.524.044 1.566.856 30


(19)

Bogor memiliki beberapa objek wisata yang menawarkan wisata alam di kawasan konservasi, salah satunya adalah di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB). PKT-KRB sebagai kawasan konservasi dan wisata alam, berada di tengah kota dan dekat dengan Jakarta, sehingga dijadikan sebagai salah satu tempat tujuan wisatawan. PKT-KRB memiliki daya tarik wisata berupa pemandangan arsitektur lanskap yang alami serta koleksi tanaman tropika yang lengkap dibandingkan dengan kebun raya lainnya, yaitu sebanyak 15.000 jenis koleksi tumbuhan dan pohon2. Adanya kegiatan ekowisata di PKT-KRB, menjadi salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan.

PKT-KRB merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai orientasi mengkonservasi tumbuhan Indonesia, meningkatkan pendidikan lingkungan, melakukan reintroduksi (pemulihan) tanaman langka dan orientasi non profit

lainnya. Bagi PKT-KRB orientasi profit bukanlah hal yang utama, namun profit

yang diperoleh dari tiket masuk pengunjung, sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan PKT-KRB yaitu sebagai sumber dana yang digunakan untuk pemeliharaan kebun raya. Dengan demikian, pihak PKT-KRB berusaha untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya agar PKT-KRB yang dikelola dapat berlangsung sesuai dengan tugas dan fungsi kebun raya. Selain menarik pengunjung baru, PKT-KRB juga perlu mempertahankan pengunjung yang telah ada, agar pegunjung mau berkunjung kembali. Menurut Engel Blackwall dan Miniard (1994), upaya mempertahankan pelanggan harus mendapatkan prioritas yang lebih besar dibandingkan upaya mendapatkan pelanggan baru. Upaya mempertahankan pelanggan dilakukan dalam rangka memastikan produk atau jasa memenuhi harapan konsumen sehingga jumlah kunjungan tidak menurun, oleh sebab itu diperlukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke PKT-KRB.

1.2Perumusan Masalah

PKT-KRB merupakan salah satu objek wisata di Kota Bogor yang sudah dikenal luas. Peran utama PKT-KRB adalah melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan melalui kegiatan konservasi, penelitian,       

2 

[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2010. Biodiversity For Better Life. Berita Kebun Raya (Mei): 9:5. 


(20)

pendidikan, rekreasi serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kebun raya. PKT-KRB menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat diminati oleh wisatawan, karena menyajikan panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami. Pengunjung dapat menikmati keindahan PKT-KRB sekaligus menambah wawasan dan pengetahuannya tentang tumbuh-tumbuhan dalam satu tempat. Semua peran PKT-KRB tersebut memposisikannya sebagai lembaga multifungsi dan memerlukan penanganan manajemen yang kompleks.

PKT-KRB sebagai taman koleksi tumbuh-tumbuhan dan pendidikan dengan daya tarik wisata alam yang sudah dikenal luas, banyak dikunjungi oleh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Jumlah kunjungan wisatawan lebih banyak dari dalam negeri yaitu sekitar 860.872 orang per tahunnya. Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan nusantara PKT-KRB pada Tahun 2004-2008, (Tabel 3).

Tabel 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Tahun 2004-2008

Tahun

Jumlah Kunjungan Wisatawan (orang)

Pertumbuhan Wisatawan (%)

2004 870.667

-2005 892.974 2,5

2006 855.180 -4,5

2007 903.914 5,6

2008 781.623 -13,5

Rata-rata 860.872 -2

Sumber: Laporan Tahunan Kebun Raya Bogor (2008)

Berdasarkan Tabel 3, diperoleh informasi bahwa pengunjung yang berkunjung di PKT-KRB mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Pada tahun 2008 terjadi penurunan pengunjung yang sangat besar yaitu mencapai 13,5 persen. Penurunan jumlah pengunjung menyebabkan rata-rata perkembangan jumlah kunjungan wisatawan nusantara menjadi negatif yaitu mencapai dua persen. Penurunan ini dapat disebabkan oleh persaingan di sektor pariwisata yang semakin meningkat di daerah kabupaten dan Kota Bogor. Persaingan ini tidak hanya disebabkan oleh bermunculannya tempat wisata baru, tetapi dapat disebabkan oleh pelayanan yang kurang optimal dan keragaman keinginan konsumen dalam berwisata. Adanya perkembangan objek wisata lain dapat


(21)

Adapun beberapa kawasan wisata di kabupaten dan Kota Bogor yang menjadi pesaing PKT-KRB serta jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke objek wisata tersebut Tahun 2007-2008 ditunjukkan oleh Tabel 4.

Tabel 4. Data Kawasan Wisata dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara yang Berkunjung di Daerah Bogor Tahun 2007-2008

Objek Wisata

Kunjungan Wisatawan Nusantara Pertumbuhan Wisatawan

(%) 2007 2008

Kebun Raya Bogor 903.914 781.623 -13,5 Taman Safari 690.945 613.791 -11,1 Curug Cilember 109.711 124.362 13,3 Taman Wisata Mekarsari 166.693 294.000 76 Taman Wisata Matahari 12.900 110.504 756 Warso Farm 67.895 75.152 10,6 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor (2009)

Tabel 4, menunjukkan bahwa pengunjung lebih banyak mengunjungi PKT-KRB, akan tetapi PKT-KRB mengalami penurunan pengunjung yang signifikan sebesar 122.291 orang pada tahun berikutnya. Peningkatan jumlah kunjungan dapat diupayakan dengan berfokus pada pengunjung yang telah ada, agar pengunjung mau berkunjung kembali, yaitu dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan dalam hal ini keinginan untuk melakukan kunjungan ulang. Beragamnya karakteristik pengunjung juga mempengaruhi keputusan untuk melakukan kunjungan ulang. Menurut Sumarwan (2003) konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pembelian, dalam hal ini pembelian ulang. Hal ini menuntut pihak PKT-KRB mengenali pengunjungnya sebelum menganalisis faktor yang mempengaruhi kunjungan yaitu dengan mengidentifikasi karakteristik pengunjung.

Analisis terhadap karakteristik pengunjung juga memberikan informasi mengenai target pasar yang diinginkan dengan keadaan pengunjung sebenarnya. Kajian untuk melihat kesesuaian ini bermanfaat bagi PKT-KRB agar PKT-KRB mengetahui apakah kebijakan yang diterapkan selama ini telah sesuai dengan target pengunjungnya. Selanjutnya, sebagian hasil identifikasi terhadap karakteristik pengunjung digunakan sebagai faktor yang diduga mempengaruhi keinginan pengunjung untuk melakukan kunjungan ulang ke PKT-KRB.


(22)

Analisis terhadap faktor-faktor tersebut memberikan informasi bagi pengelola mengenai hal yang mempengaruhi pengunjung untuk berkunjung kembali. Dengan demikian, pengelola dapat memperbaiki berbagai kekurangan yang menjadi pemicu pengunjung tidak ingin berkunjung ulang. Perbaikan tersebut diharapkan dapat mempengaruhi pengunjung agar kembali mengunjungi PKT-KRB sebagai kawasan konservasi yang tidak hanya untuk berwisata, tetapi juga untuk belajar beragam jenis tumbuhan tropika. Dampak lebih lanjut diharapkan pengunjung dapat mempromosikan baik langsung maupun tidak langsung PKT-KRB terhadap masyarakat lainnya. Selain itu, faktor-faktor yang diperoleh dapat menjadi indikator untuk memprediksi hal-hal apa saja yang menjadi pemicu dan mempengaruhi pengunjung untuk berkunjung ke PKT-KRB. Hasil dari analisis tersebut dapat menjadi masukan yang berguna bagi pihak pengelola dalam merumuskan kebijakan.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pengunjung PKT-KRB?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kunjungan ke PKT-KRB?

1.3Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian adalah:

1. Mendeskripsikan karakteristik pengunjung yang berkunjung ke PKT-KRB 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke PKT-KRB

1.4Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan juga informasi dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Bagi pihak Kebun Raya Bogor, hasil analisis diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan manajerial perusahaan.


(23)

2. Bagi pembaca, dapat dijadikan rujukan atau referensi untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam atau penelitian lanjutan mengenai faktor yang mempengaruhi kunjungan ke PKT-KRB.

3. Bagi penulis, sebagai sarana penambah pengetahuan dan pengalaman di lapangan serta untuk pengaplikasian berbagai teori yang telah dipelajari dalam perkulian pada kondisi aktual.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian dibatasi hanya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kunjungan ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (keinginan pengunjung untuk melakukan kunjungan ulang). Penelitian berusaha menjawab permasalahan perusahaan dalam hal ini pihak pengelola PKT-KRB dengan berlandaskan pada pengunjung yang telah ada.


(24)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Wisata menurut Undang-Undang tentang kepariwisataan No. 9 Tahun 1990, didefinisikan sebagai suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Sedangkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan objek wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang wisata.

Menurut Marpaung (2002), pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin dan keluar dari tempat kediamannya. Secara filosofis, kegiatan pariwisata berawal dari faktor dan perilaku manusia. Secara periodik, manusia senantiasa membutuhkan aktifitas-aktifitas baru di luar aktivitas rutin yang dapat menumbuhkan kembali kesegaran dan semangat baru.

Mengacu pada definisi yang dipaparkan, dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan objek dan daya tarik wisata. PKT-KRB merupakan salah satu kawasan yang menjadi bagian dari pariwisata sebagai objek peneliti.

2.2 Konsep Ekowisata

Konsep wisata yang berbasis ekologi atau yang lebih dikenal dengan ekowisata dilatarbelakangi dengan perubahan pasar global yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada negara-negara asal wisatawan. Selain itu, ekowisata memiliki ekspektasi yang lebih mendalam dan lebih berkualitas dalam melakukan perjalanan wisata (Fandeli, 2002). Konsep wisata ini disebut wisata minat khusus. Wisatawan minat khusus umumnya memiliki intelektual yang lebih tinggi dan pemahaman serta kepekaan terhadap etika, moralitas dan nilai-nilai tertentu, sehingga bentuk wisata ini adalah bentuk pencarian pengalaman baru. Wisatawan cenderung beralih kepada alam dibandingkan pola-pola wisata buatan yang dirasakann telah jenuh dan kurang menantang.


(25)

Menurut Damanik dan Weber (2006) ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik yang alami maupun buatan dimana budaya yang ada bersifat informatif dan partisipatif dengan tujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial budaya. Ekowisata memiliki tiga pilar penting berupa keberlangsungan alam atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi dan secara psikologi dapat diterima dalam kehidupan sosial masyarakat, sehingga secara langsung kegiatan ekowisata memberi akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui dan menikmati pengalaman alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal.

Menurut The International Ecotourism Society dalam Damanik dan Weber (2006) mendefinisikan ekowisata sebagai perjalanan wisata yang berbasiskan alam yang mana dalam kegiatannya sangat tergantung kepada alam, sehingga lingkungan, ekosistem dan kearifan-kearifan lokal yang ada di dalamnya harus dilestarikan keberadaannya. Konsep ekowisata telah dikembangkan sejak tahun 1980, sebagai pencarian jawaban dari upaya meminimalkan dampak negatif bagi kelestarian keanekaragaman hayati, yang diakibatkan oleh kegiatan pariwisata.

Mengacu pada definisi yang dipaparkan, dapat dikatakan bahwa ekowisata merupakan perjalanan wisata berbasis alam yang mampu memberikan manfaat ekonomi dan pendidikan lingkungan. PKT-KRB merupakan salah satu kawasan konservasi yang juga dijadikan sebagai tempat tujuan wisata yang berada di Kota Bogor dan menjadi objek peneliti.

2.3 Konservasi

Konservasi adalah salah satu pengelolaan sumberdaya alam yang menjamin pemanfatannya secara bijaksana, sehingga mutu dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dapat dipertahankan untuk menjamin pembangunan yang berkesinambungan (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 2004). Kegiatan konservasi meliputi tiga hal yaitu 1) melindungi keanekaragaman hayati (biological diversity), 2) mempelajari fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati, 3) memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan umat manusia. Bentuk konservasi dapat dibagi menjadi dua yaitu konservasi ex-situ dan konservasi in-situ.


(26)

Konservasi ex-situ adalah perlindungan spesies di luar distribusi alami dari populasi tetuanya. Konservasi ini merupakan proses melindungi spesies tumbuhan dan hewan (langka) dengan mengambilnya dari habitat yang tidak aman. Sedangkan konservasi in-situ adalah perlindungan spesies dan habitat alami serta pemeliharaan keanekaragaman hayati dalam lingkungan alaminya, seperti kebun binatang.

PKT-KRB merupakan kawasan konservasi ex-situ terbesar di Indonesia dengan koleksi tanaman sebagian besar berasal dari kepulauan Indonesia dan sebagian lagi berasal dari mancanegara. Selain itu, PKT- KRB menjadi salah satu kawasan konservasi tujuan wisata alam di Kota Bogor.

2.4 Kebun Raya

Kebun raya atau Botanic Garden adalah suatu kawasan konservasi ex situ

yang mengoleksi berbagai jenis tumbuhan yang ditata dalam tatanan arsitektur lanskap. Jenis-jenis tumbuhan koleksinya diutamakan berasal dari Indonesia. Kebun raya dimanfaatkan sebagai tempat penelitian, pendidikan lingkungan dan rekreasi. Koleksi kebun raya dicatat di bagian registrasi agar menjadi jelas asal-usul tumbuhan tersebut (Manual Pembangunan Kebun Raya, 2006).

2.5 Sifat atau Karakteristik Objek dan Daya Tarik Wisata Alam

Menurut Fandeli dalam Razak (2008), sifat dan karakter kepariwisataan alam terkait dengan objek dan daya tarik wisata (ODTW) alam, antara lain:

1) In Situ; ODTW alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna di ekowistemnya. Pemindahan objek ex situ, akan menyebabkan terjadinya perubahan objek dan atraksinya. Pada umumnya wisatawan kurang puas apabila tidak mendapatkan sesuatu secara utuh dan apa adanya.

2) Perishable; suatu proses ekosistem hanya terjadi pada waktu tertentu. Proses alam ini berulang dalam kurun waktu tertentu, kadang siklusnya beberapa tahun bahkan ada puluhan tahun atau ratusan tahun. Objek daya tarik wisata alam yang demikian membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam untuk dipasarkan.


(27)

3) Non Recoverable; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan perilaku pemulihan yang tidak sama. Pemulihan secara alami sangat tergantung dari faktor dalam dan faktor luar. Pemulihan secara alami terjadi dalam waktu panjang, bahkan ada sesuatu objek yang hampir tidak terpulihkan bila ada perubahan. Untuk mempercepat pemulihan biasanya dibutuhkan tenaga dan dana yang sangat besar, apabila upaya ini berhasil tetapi tidak akan sama dengan kondisi semula.

4) Non Substitutable; di dalam suatu daerah atau mungkin kawasan terdapat banyak objek alam, jarang sekali yang memiliki kemiripan yang sama.

2.6 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Persepsi Pengunjung Terhadap Kebun Raya Bogor

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai beberapa persepsi pengunjung terhadap kawasan PKT-KRB dengan mengacu pada beberapa penelitian terdahulu. Persepsi tersebut antara lain persepsi terhadap harga tiket masuk, persepsi terhadap keamanan lokasi, persepsi terhadap koleksi tumbuhan, persepsi terhadap nilai edukatif dan persepsi terhadap kealamiahan kawasan kebun raya.

Albertus (2010) menganalisis proses keputusan berwisata dan kepuasan pengunjung di PKT-KRB menggunakan analisis deskriptif Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil analisis menunjukkan bahwa PKT-KRB memiliki kinerja yang baik dan mampu memberikan kepuasan pengunjung, ini terlihat dari enam atribut yang dinilai baik, secara berturut-turut yaitu keamanan lokasi, kesopanan pemandu, Rumah Anggrek, Bunga Bangkai, koleksi tumbuhan dan Museum Zoology, sedangkan atribut kemudahan menghubungi PKT-KRB, kecepatan melayani konsumen dan ketanggapan karyawan dinilai pelaksanaannya masih rendah oleh konsumen.

Nugraha (2006) menganalisis tentang segmentasi dan preferensi konsumen terhadap PKT-KRB dan implikasi pemasaran. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Cohran, Gap, Cluster dan Biplot. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya indikasi permasalahan dalam manajemen untuk wisata PKT-KRB yang terlihat dari penurunan pengunjung. Hal ini disebabkan


(28)

karena sebagian besar konsumen menganggap harga tiket masuk PKT-KRB terlalu mahal.

Ardiyanti (2005) meneliti mengenai nilai ekonomi ekotourisme PKT-KRB menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa PKT-KRB memiliki nilai ekonomi ekotourisme yang tinggi, terlihat dari persepsi pengunjung terhadap fungsi kealamiahan dan ekologis PKT-KRB sebagai pengatur komposisi kimia, pencegahan erosi dan pengontrol sedimen. Dalam memenuhi kriteria ekoturisme, pengelolaan PKT-KRB sebagai objek ekowisata harus berkesinambungan, oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi semua pihak.

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Kawasan Wisata

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kunjungan ke suatu kawasan wisata. Faktor-faktor tersebut seperti jenis kelamin, usia, pendapatan rata-rata per bulan, pendidikan, status perkawinan, biaya, informasi dan persepsi terhadap ketersediaan produk wisata. Penelitian yang di acu adalah penelitian Sunitomo (2004), Ferdiansyah (2005) dan Lestari (2009).  

Lestari (2009) melakukan penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan konsumen untuk berkunjung kembali ke wisata mancing

Fishing Valley Bogor, menggunakan alat analisis regresi logistik. Hasil penelitian memperlihatkan lima faktor yang paling signifikan dalam mempengaruhi keinginan konsumen untuk berkunjung kembali ke wisata mancing Fishing valley, yaitu jenis kelamin, pendapatan, persepsi terhadap harga ikan dan tiket memancing, persepsi terhadap kondisi kolam, serta persepsi terhadap ketersediaan ikan di setiap kolam pemancingan.

Ferdiansyah (2005) melakukan penelitian mengenai peramalan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke agrowisata Little Farmes unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma Cisarua, Lembang menggunakan analisis faktor. Hasil penelitian memperlihatkan tujuh faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kunjungan ke Little Farmers, secara berturut-turut adalah status


(29)

perkawinan, umur, pendapatan, pendidikan, biaya rekreasi, pekerjaan dan informasi.

Sunitomo (2004) melakukan penelitian tentang peramalan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke PKT-KRB. Dari hasil penelitiannya dengan menggunakan analisis logit, diketahui bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi keinginan wisatawan nusantara untuk berkunjung kembali ke PKT-KRB adalah pendidikan, biaya rekreasi, status pernikahan, daya tarik objek wisata dan pengalaman berkunjung sebelumnya. Selain itu, berdasarkan model peramalan terbaik, diperoleh bahwa jumlah pengunjung PKT-KRB akan terus mengalami peningkatan.

2.8 Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan beberapa studi pada PKT-KRB dan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke kawasan wisata, terdapat perbedaan dan persamaan dengan kajian dan metode analisis yang digunakan oleh peneliti. Metode analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke PKT-KRB yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode analisis regresi logistik.

Hasil penelitian Sunitomo (2004), Ferdiansyah (2005) dan Lestari (2009) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke kawasan wisata antara lain jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, biaya rekreasi dan daya tarik objek wisata. Sementara itu, Albertus (2010) dan Nugraha (2006) dalam penelitiannya di PKT-KRB, mengungkapkan bahwa pengunjung yang melakukan kunjungan mempertimbangkan harga tiket masuk, keamanan lokasi, serta kualitas pelayanan dan fasilitas yang tersedia seperti ketanggapan karyawan dan kecepatan melayani. Sedangkan Ardiyanti (2005) meneliti mengenai nilai ekonomi ekotourisme PKT-KRB, hasilnya yaitu dalam memenuhi kriteria ekoturisme, pengelolaan PKT-KRB sebagai objek ekowisata harus berkesinambungan, oleh sebab itu, diperlukan pengelolaan yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Untuk melihat pengaruh antara variabel dependent dan variabel

indipendent, faktor apa saja yang mempengaruhi, digunakan metode analisis Regresi Logistik. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke


(30)

kawasan wisata pada penelitian Lestari (2009) dan Sunitomo (2004) menggunakan pendekatan analisis regresi logistik sama dengan metode analisis yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Sementara itu penelitian Ferdiansyah (2005) menggunakan analisis faktor. Metode analisis yang digunakan oleh Albertus (2010) dan Nugraha (2006) masing-masing adalah analisis deskriptif IPA dan CSI serta analisis Cohran, Gap, Cluster dan Biplot

Berdasarkan kajian penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah objek wisata penting untuk melakukan riset pemasaran, dalam hal ini terkait dengan perilaku konsumen meliputi proses pencarian informasi, pengambilan keputusan, pembelian, penggunaan, pembuangan produk, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Pada penelitian yang dilakukan, lebih difokuskan terhadap pengunjung yang telah ada, agar mau berkunjung kembali, oleh sebab itu perlunya mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk melakukan kunjungan dengan mengidentifikasi karaktersistik serta persepsi pengunjung. Penelitian mengenai perilaku konsumen di PKT-KRB sudah banyak dilakukan, namun lebih banyak berfokus kepada kepuasan pengunjung. Pada penelitian yang dilakukan, menekankan pada pengaruh kepuasan pengunjung terhadap loyalitas di PKT-KRB yaitu keinginan untuk melakukan kunjungan ulang.


(31)

III KERANGKA PEMIKIRAN

Peneliti menggunakan pengetahuan, teori, dalil dan preposisi untuk dapat membangun suatu kerangka pemikiran yang utuh dalam menjawab tujuan penelitian. Kerangka pemikiran terdiri dari kerangka teoritis dan kerangka operasional.

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang model perilaku pengambilan keputusan konsumen, dalam hal ini pengunjung dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengunjung. Menurut Engel et al. (1994), faktor-faktor yang menjadi determinan dalam proses keputusan pembelian adalah proses psikologis, perbedaan individu dan pengaruh lingkungan. Alat analisis yang dipakai dalam kerangka teoritis adalah analisis regresi logistik.

3.1.1 Pemasaran dan Riset Pemasaran

Menurut Kotler (2007) pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai secara bebas dengan pihak lain. Riset pemasaran adalah rancangan yang sistematis dan obyektif terhadap pengembangan penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan dalam manajemen pemasaran. Sistematis harus menunjukkan bahwa proyek riset harus benar-benar direncanakan dan diorganisasi dengan rapih.

Riset pemasaran menurut Rangkuti (2003) adalah kegiatan penelitian yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan interpretasi hasil penelitian. Hasil riset pemasaran ini digunakan oleh pihak manajemen dalam rangka mengidentifikasi masalah dan pengambilan keputusan serta perumusan strategi untuk merebut peluang pasar.

Mengacu pada definisi yang dipaparkan, dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan suatu riset pemasaran bagi PKT-KRB dengan ruang lingkup tertentu, yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah hingga interpretasi hasil penelitian. Penelitian juga dilakukan sedemikian rupa agar


(32)

memiliki objektivitas, dimana informasi yang disajikan berdasarkan deskripsi sebagai terperinci dari data dan fakta. Hasil penelitian memberikan beberapa rekomendasi sebagai implikasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi manajemen PKT- KRB dalam merumuskan manajerial.

3.1.2 Konsumen dan Perilaku Konsumen

Menurut Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, yang disebut konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan untuk diperdagangkan.

Menurut Engel, Blackwall dan Miniard (1994), perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat.

Dapat dijelaskan bahwa penelitian mengenai perilaku konsumen merupakan sebuah proses yang tidak pernah berhenti dan meliputi aspek yang sangat luas, dari proses pencarian informasi, pengambilan keputusan, pembelian, penggunaan, pembuangan produk, jasa, idea atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Studi tentang perilaku konsumen merupakan proses yang harus dilakukan secara kontinu seiring perubahan yang terjadi pada konsumen dari waktu ke waktu.

3.1.3 Persepsi Konsumen

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1994) Persepsi adalah suatu gambaran, pengertian serta interpretasi seseorang mengenai suatu objek terutama bagaimana orang tersebut menghubungkan informasi dengan dirinya dan lingkungan dimana ia berada. Persepsi individu sebagai proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan mengartikan stimulus (faktor yang berada di luar individu) yang diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna (Rangkuti,


(33)

2003). Meskipun demikian, makna dari proses suatu persepsi tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu individu yang bersangkutan. Proses persepsi terhadap suatu jasa tidak mengharuskan pengunjung menggunakan jasa tersebut terlebih dahulu. Persepsi merupakan cara seseorang melihat realitas di luar dirinya atau di dunia sekelilingnya. Dalam hal ini pengunjung seringkali memutuskan pembelian berdasarkan persepsinya terhadap produk atau jasa tersebut (Sumarwan,2003).

Rakhmat (2002) mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan demikian, persepsi merupakan pemberian makna pada stimuli inderawi. Persepsi sebagai proses dimana tiap individu menyeleksi, mengorganisasi dan menginterpretasikan stimulus ke dalam bentuk yang berharga dan divisualisasikan sebagai gambaran dunia.

Persepsi menurut Kotler (2007) termasuk ke dalam kelompok faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Seseorang yang termotivasi untuk bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama, mungkin bertindak berbeda karena perbedaan persepsi terhadap situasi tersebut.

Menurut Setiadi (2003), persepsi merupakan proses yang terdiri dari seleksi organisasi dan interpretasi terhadap stimulus:

1) Seleksi perseptual; terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychology set yang dimiliki, yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, maka terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen.

2) Organisasi persepsi; konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti ini memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yangterintegrasi terhadap stimulus.


(34)

3) Interpretasi Perseptual; memberikan interpretasi atas stimuli yang diterima konsumen. Setiap stimuli yang menarik perhatian konsumen, baik disadari atau tidak akan diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam proses interpretasi konsumen membuka kembali berbagai informasi yang telah tersimpan dalam memori.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi dan selain itu, memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi antar individu terhadap objek yang sama. Faktor-faktor tersebut yaitu:

1) Keadaan pribadi orang yang mempersepsi

Hal ini merupakan faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempersepsikan. Misalnya, kebutuhan, suasana hati, pengalaman masa lalu, dan karakteristik lain yang terdapat dalam individu. Adanya faktor fungsional yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi pada setiap orang terhadap suatu objek yang sama.

2) Karakteristik target yang dipersepsi

Dalam hal ini target tidak dilihat sebagai suatu yang terisolasi, maka hubungan antara target dan latar belakang, serta kedekatan/kemiripan serta hal-hal yang dipersepsi dapat mempengaruhi persepsi orang.

3) Konteks situasi terjadinya persepsi

Waktu dipersepsinya suatu kejadian juga dapat mempengaruhi persepsi. Demikian pula dengan lokasi, cahaya panas atau faktor situasional lainnya.

Mengacu pada uraian mengenai persepsi di atas, dapat dijelaskan bahwa persepsi merupakan proses dimana individu mengartikan pesan yang diterima dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tersebut. Pada penelitian yang dilakukan, persepsi menjadi penting mengingat seseorang tidak hanya mengenal objek, tetapi juga terdorong untuk mengetahui prospek suatu objek bagi orang tersebut dikemudian hari, sehingga hal ini dapat menjadi dasar seseorang melakukan kunjungan ulang atau tidak ke kawasan wisata. Persepsi dari konsumen akan sangat berguna bagi suatu perusahaan dalam merumuskan strategi pemasaran.


(35)

3.1.4 Karakteristik Konsumen

Menurut Sumarwan (2004) konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pembelian. Karakteristik konsumen meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi, karena konsumen sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan. Konsumen yang mempunyai kepribadian sebagai seorang yang senang mencari informasi (information seeker) akan meluangkan waktu untuk mencari informasi lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang penting. Konsumen yang berpendidikan tinggi cenderung mencari informasi yang lebih banyak mengenai suatu produk sebelum memutuskan untuk membelinya.

Semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen (Sumarwan 2004). Oleh sebab itu, pemasar harus memahami distribusi usia penduduk dari suatu wilayah yang akan dijadikan target pasarnya. Perbedaan usia akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk. Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan presepsi konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu yang baru, baik produk maupun jasa. Pendapatan merupakan imbalan yang diterima seseorang dari pekerjaan yang dilakukan. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli seorang konsumen, oleh sebab itu pemasar perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasarannya. Besar kecilnya pendapatan yang diterima konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan formal penting dalam membentuk pribadi dengan wawasan berpikir yang lebih baik.

Yoeti (2005) menggolongkan umur dan kelompok ke dalam dua faktor yang sering digunakan untuk melakukan segmentasi pasar dalam industry pariwisata. Umur, status dan struktur dapat mempengaruhi pilihan melakukan perjalanan wisata ataupun tidak. Usaha penganekaragaman untuk memilihi didasarkan pada beberapa faktor, yaitu faktor tujuan pariwisata, jenis kelamin, umur dan mode. Pengaruh karakteristik demografi dan kaitannya dengan keinginan konsumen khususnya dalam aktivitas wisata adalah sebagai berikut:


(36)

1) Umur; Para remaja banyak yang menginginkan objek wisata yang agak sulit untuk dicapai dan petualangan, sebaliknya untuk orang yang lebih tua tidak lagi kuat untuk melakukan aktivitas yang memerlukan kekuatan tubuh seperti mendaki gunung.

2) Jenis kelamin; Minat dan kebutuhan wisatawan pria hampir sama dengan wisatawan wanita, hanya ada beberapa yang berbeda. Wanita lebih memperhatikan masalah keberadaan fasiitas dan pelayanan terutama makanan, wanita lebih membelanjakan uangnya, dalam perjalanan wanita cenderung mudah lelah dan cepat kehilangan rasa antusias terhadap atraksi atraksi wisata. Wanita umumnya lebih senang pada yang indah dan halus serta tidak menyukai hal kasar.

3) Status pernikahan; Status seseorang turut mempengaruhi pilihannya untuk melakukan perjalanan pariwisata. Oleh karena itu suatu package tour lebih banyak dibeli oleh orang yang tidak mempunyai tanggung jawab, seperti bujangan.

4) Pendapatan; Pendapatan seseorang banyak sekali menentukan apakah ia dapat mengikuti suatu perjalanan atau tidak. Biasanya orang baru akan melakukan perjalanan wisata kalau kebutuhan pokoknya terpenuhi. Umumnya jika pendapatan bertambah maka orang cenderung membelanjakan uangnya untuk bersenang-senang, membeli TV, radio, lemari es dan perjalanan wisata (tours).

5) Pendidikan; Hubungan yang positif biasanya terjadi antara pendidikan dan pencarian. Konsumen yang lebih tinggi pendidikannya memiliki kepercayaan yang lebih besar akan menggunakan pencarian secara lebih efektif.

3.1.5 Faktor-Faktor Mempengaruhi Keputusan Konsumen

Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menjelaskan mengenai pengambilan keputusan konsumen dilakukan melalui suatu proses yang disebut proses keputusan pembelian, yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Beragamnya proses keputusan ditentukan oleh faktor pengaruh lingkungan, perbedaan individu, serta proses psikologis. Hubungan antara ketiga faktor tersebut dalam proses


(37)

keputusan konsumen yang menunjukkan model perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Gambar 1).

Gambar 1. Model Perilaku Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard (1994)

Perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk proses keputusan pembelian berupa pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman terhadap pembentuk proses keputusan tersebut. Setelah

Pengaruh Lingkungan •Budaya

•Kelas sosial •Pengaruh pribadi •Keluarga •Situasi

Perbedaan Individu •Sumberdaya konsumen •Motivasi & keterlibatan •Pengetahun

•Sikap

•Kepribadian, gaya hidup •Demografi

Proses Keputusan • Pengenalan kebutuhan • Pencarian informasi • Evaluasi alternatif • Pembelian dan hasil   

 

Proses Psikologis •Pengolahan informasi •Pembelajaran •Perubahan sikap •Pengolahan informasi •Pembelajaran •Perubahan sikap

Strategi Pemasaran •Harga

•Produk •Promosi •Distribusi

     


(38)

diperoleh faktor yang membentuk proses keputusan, kemudian diperoleh implikasi untuk pengembangan strategi pemasaran.

1) Pengaruh Lingkungan

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1994), konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku konsumen. Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh konsumen yaitu budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.

Budaya mengarah pada seperangkat nilai, gagasan, sikap dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya memberikan pengaruh penting dalam penciptaan dan komunikasi produk. Pada penelitian yang dilakukan, budaya mempengaruhi seseorang dalam melakukan kunjungan, sehingga akan memberi dampak pada implikasi strategi pemasaran.

Kelas sosial mengarah pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku konsumsi berdasarkan kelas ekonomi di pasar. Kelompok kelas ekonomi dan sosial akan mencerminkan perilaku yang berbeda terhadap pembelian produk sesuai dengan gaya hidup masing-masing kelas. Pada penelitian yang dilakukan, kelas sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan kunjungan ke kawasan wisata. Kelas sosial yang dimaksud adalah pendapatan. Dengan melihat kelas sosial, pengelola dapat memberikan implikasi strategi pemasaran terhadap kawasan wisata.

Pengaruh pribadi kerap memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen, khususnya bila ada tingkat keterlibatan yang tinggi dan risiko yang dirasakan dan produk atau jasa memiliki visibilitas publik. Diekspresikan baik melalui kelompok acuan maupun komunikasi lisan. Pengaruh pribadi juga diekspresikan secara tradisional diacu sebagai “kepemimpinan opini”, yang berarti orang yang dapat dipercaya yang diacu sebagai “pemberi pengaruh” (influential), diterima sebagai sumber informasi mengenai pembelian dan pemakaian. Biasanya pemberi pengaruh serupa dalam karakteristik dan keduanya dipengaruhi oleh media massa. Semakin besar kredibilitas pemberi pengaruh,


(39)

maka semakin besar dampaknya pada orang lain. Pada penelitian yang dilakukan, pengaruh pribadi mempengaruhi seseorang melakukan kunjungan ke kawasan wisata sehingga memberikan implikasi strategi pemasaran.

Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal bersama. Keluarga besar (extended family) mencakup keluarga inti ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman-bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan. Keluarga orientasi (family of orientation) merupakan keluarga dimana seseorang dilahirkan sedangkan prokreasi (family of procreation) adalah keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan. Keluarga mempengaruhi seseorang dalam melakukan kunjungan ke kawasan wisata, pada penelitian yang dilakukan, sehingga akan memberikan implikasi pemasaran terhadap pihak pengelola.

Situasi memberikan pengaruh yang kuat pada perilaku konsumen. Situasi mengacu pada latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan objek. Pada penelitian yang dilakukan, situasi mempengaruhi seseorang dalam melakukan kunjungan wisata, sehingga situasi mempengaruhi kunjungan. Situasi yang dimaksud adalah kenyamanan kawasan. Hal ini memberikan implikasi pemasaran.

2) Perbedaan Individu

Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam melakukan pembelian, hal ini disebabkan adanya perbedaan individu. Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan ada lima komponen yang mendasari individu berbeda dalam melakukan pembelian yaitu sumberdaya konsumen, motivasi, keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.

Sumberdaya konsumen terdiri atas waktu, uang dan perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki konsumen menjadi pertimbangan utama dalam membuat keputusan pembelian. Pada penelitian yang dilakukan, sumberdaya konsumen berupa waktu luang yang


(40)

dapat dilihat dari jenis pekerjaan, mempengaruhi seseorang melakukan kunjungan dan mempengaruhi kunjungan. Hal ini memberikan implikasi strategi pemasaran bagi pengelola.

Motivasi dan keterlibatan motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dan memperoleh kepuasan dari pemenuhan kebutuhan tersebut. Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan, kebutuhan diaktifkan ketika ada ketidakcocokan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual. Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan. Keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat dalam bentuk relevansi pribadi yang dirasakan dari produk atau jasa dalam konteks tertentu. Pada penelitian yang dilakukan, motivasi mempengaruhi seseorang dalam melakukan kunjungan wisata. Hal ini memberikan implikasi pemasaran bagi pengelola.

Pengetahuan mengacu pada informasi yang disimpan dalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakup informasi seperti ketersediaan produk, lokasi dan waktu pembelian serta cara penggunaan produk bergantung pada pengetahuan yang relevan tentang keputusan pembelian. Pada penelitian yang dilakukan, pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam melakukan kunjungan wisata. Hal ini memberikan implikasi pemasaran terhadap pengelola.

Sikap didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap akan muncul pada saat seseorang suka atau tidak suka terhadap suatu obyek. Pada penelitian yang dilakukan, sikap mempengaruhi seseorang dalam melakukan kunjungan wisata, sehingga mempengaruhi kunjungan. Hal ini memberikan implikasi pemasaran terhadap pengelola.

Kepribadian, gaya hidup dan demografi. Kepribadian pada perilaku konsumen didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulasi lingkungan. Gaya hidup merupakan pola yang digerakkan orang untuk menghabiskan sumberdaya yang dimilikinya. Demografi mendeskripsikan pasar konsumen dalam usia, pendapatan dan pendidikan. Pada penelitian yang dilakukan, kepribadian, gaya hidup dan demografi mempengaruhi seseorang


(41)

dalam melakukan kunjungan wisata, sehingga termasuk dalam variabel yang menjadi faktor yang mempengaruhi kunjungan. Variabel tersebut meliputi usia, pendapatan dan pendidikan. Hal ini memberikan implikasi strategi pemasaran bagi pengelola.

3) Proses Psikologis

Engel, Blackwell dan Miniard (1994) mengemukakan tiga proses psikologis sentral yang membentuk semua aspek motivasi dan perilaku konsumen. Proses tersebut yaitu pemrosesan informasi, pembelajaran serta perubahan sikap dan perilaku.

Pengolahan informasi merupakan reaksi konsumen terhadap stimulus yang akan bergantung pada cara stimulus diproses, ini dapat sangat membentuk sikap dan perilaku. Pemrosesan informasi juga mengacu pada proses yang suatu stimulus dapat diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan akan diambil kembali.

Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. Perspektif yang digunakan dalam perilaku konsumen terdiri dari perspektif pembelajaran kognitif dan pembelajaran behavoirisme.

Perubahan sikap dan perilaku mempengaruhi sikap dan mengetahui perilaku konsumen adalah salah satu tugas yang paling mendasar tetapi menantang yang dihadapi oleh perusahaan. Mengetahui cara mempengaruhi sikap dan atau perilaku konsumen merupakan salah satu dari keterampilan paling berharga yang mungkin dimiliki oleh seorang pemasar.

Pada penelitian yang dilakukan, proses psikologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan kunjungan ke kawasan wisata, hal ini terwakili dengan persepsi pengunjung mengenai beberpa atribut wisata yang ada di PKT-KRB.

3.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Berwisata

Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh kuatnya faktor-faktor pendorong (push factors) dan faktor-faktor penarik (pull


(42)

factors). Faktor pendorong dan penarik ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan. Pitana dan Gayatri (2005) mengemukakan faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata antara lain:

1) Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.

2) Relaxation. Keinginan untuk penyegaran, yang berhubungan dengan motivasi untuk escape.

3) Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan pemunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.

4) Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations). Keakraban hubungan kekerabatan ini juga terjadi diantara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama.

5) Prestige. Untuk menunjukan gengsi dengan mengunjungi destinasi yang menunjukan kelas dan gaya hidup yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status sosial.

6) Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau masyarakat lokal yang dikunjungi.

7) Romance. Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang biasa memberikan suasana romantis.

8) Educational opportunity. Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain.

9) Self-fullfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri karena biasanya bias ditemukan pada saat kita menemukan daerah baru.

10) Wish-fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang lama dicita-citakan, sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat agar bisa melakukan perjalanan.

Pitana dan Gayatri (2005) menyatakan, ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam melakukan perjalanan wisata, yaitu:


(43)

1) Karakteristik wisatawan, baik karakteristik sosial, ekonomi (umur, pendidikan, pendapatan dan pengalaman sebelumnya), maupun karakteristik perilaku (seperti motivasi, sikap dan nilai edukatif).

2) Kesadaran akan manfaat perjalanan, pengetahuan terhadap destinasi yang akan dikunjungi dan citra destinasi.

3) Gambaran perjalanan, meliputi jarak, lama tinggal di daerah tujuan wisata, kendala waktu dan biaya, bayangan akan risiko, katidakpastian dan tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan wisata.

4) Keunggulan daerah tujuan wisata, yang meliputi jenis dan sifat atraksi yang ditawarkan, kualitas layanan, lingkungan fisik dan sosial, situasi politik, aksesibilitas dan perilaku masyarakat lokal terhadap wisatawan yang juga sangat penting sebagai salah satu atribut daerah tujuan wisata adalah citra (image) yang dimiliki.

3.1.7 Analisis Regresi Logistik

Regresi Logistik atau yang dikenal dengan logit merupakan bagian dari analisis regresi. Analisis ini mengkaji hubungan pengaruh peubah (-peubah) penjelas (X) terhadap peubah respon (Y) melalui model matematis tertentu. Apabila peubah Y berupa peubah dengan skala numerik, maka analisis regresi yang diterapkan dapat menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (Firdaus 2008). Sedangkan jika peubah respon dalam analisis regresi berupa peubah kategorik, maka analisis regresi yang dapat digunakan antara lain analisis regresi logistik.

Menurut Firdaus (2008) berdasarkan tipe peubah kategorik peubah responnya, analisis regresi logistik dapat dibagi menjadi tiga yaitu regresi logistik biner, regresi logistik nominal dan regresi logistik ordinal. Pada penelitian ini digunakan regresi logistik biner, dimana variabel responnya (Y) bersifat biner. Istilah biner merujuk pada penggunaan dua buah bilangan 0 dan 1 untuk menggantikan dua kategori pada variabel respon.

Secara umum, analisis regresi logistik menggunakan peubah penjelasnya, yang dapat berupa peubah kategorik ataupun peubah numerik, untuk menduga besarnya peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon. Dengan kata lain,


(44)

analisis regresi logistik merupakan suatu teknik untuk menerangkan peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon. Dalam analisis regresi logistik, pemodelan peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon dilakukan melalui transformasi dari regresi linier ke logit.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

PKT-KRB merupakan lembaga pusat konservasi tumbuhan yang sudah sangat dikenal menjadi salah satu pilar utama bagi penyelamatan jenis-jenis tumbuhan yang hampir punah. Program yang dilakukan PKT-KRB mencakup pelestarian dan pengembangan pemanfaatannya. Pelestarian tumbuhan dilakukan dengan cara mengoleksi tumbuhan yang terancam punah untuk dikonservasi di kebun raya. Tidak hanya sebagai kawasan konservasi, PKT-KRB juga sebagai salah satu fasilitas publik dengan daya tarik wisata yang sudah dikenal luas, kebun raya banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Menginjak usianya yang ke 192 tahun, PKT-KRB mengalami penurunan pengunjung yang sangat signifikan sebesar 13,5 persen. Hal ini menjadi permasalahan yang cukup serius bagi PKT KRB, mengingat pengunjung yang walaupun bukan sebagai faktor utama dalam keberlangsungan kawasan, pemasukan yang berasal dari tiket masuk pengunjung, dijadikan sebagai dana pemeliharaan kebun raya, seperti pemeliharaan tanaman, perbaikan fasilitas dan lain-lain. Penurunan pengunjung tersebut dapat disebabkan oleh persaingan di sektor pariwisata yang semakin meningkat di daerah kabupaten dan Kota Bogor. Persaingan ini tidak hanya disebabkan oleh bermunculannya tempat wisata baru, tetapi dapat disebabkan oleh pelayanan kurang optimal dan keragaman keinginan konsumen dalam berwisata.

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan adalah dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke PKT-KRB, agar pengunjung mau berkunjung kembali. Pada penelitian ini, peneliti mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Engel, Blackwell dan Miniard (1994) dan Pitana & Gayatri (2005) untuk mendapatkan faktor yang diduga mempengaruhi pengunjung berkunjung, namun dilakukan penyesuaian.


(45)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan, dimulai dengan mengidentifikasi karakteristik pengunjung, yang terdiri dari karakteristik demografi (usia, pendidikan, pendapatan, pekerjaan), pengetahuan pengunjung, dan pengalaman. Dengan dilakukannya identifikasi terhadap karakteristik pengunjung akan diperoleh kesesuaian mengenai target atau pasar sasaran yang ditetapkan oleh pihak PKT-KRB dengan keadaan sebenarnya. Kajian tersebut bermanfaat bagi PKT-KRB agar mengetahui apakah kebijakan yang diterapkan selama ini telah sesuai dengan target pengunjung. Karakteristik pengunjung yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan tabulasi. Beberapa variabel dari karakteristik pengunjung selanjutnya diduga menjadi faktor yang mempengaruhi kunjungan ke PKT-KRB.

Selain informasi dari karakteristik pengunjung, faktor yang diduga berpengaruh terhadap keinginan pengunjung untuk melakukan kunjungan, dalam hal ini kunjungan ulang, juga terdapat pada pihak PKT-KRB yaitu berupa daya tarik objek yang diukur melalui persepsi pengunjung mengenai beberapa atribut utama PKT-KRB. Atribut wisata PKT-KRB yang dianggap penting dalam mempengaruhi kunjungan antara lain harga tiket masuk, ketersediaan fasilitas, pelayanan karyawan, keamanan lokasi, koleksi tumbuhan, kenyamanan kawasan serta nilai edukatif.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, PKT-KRB mengalami penurunan pengunjung. Penurunan ini diindikasikan oleh adanya objek wisata sejenis yang terdapat di kabupaten dan Kota Bogor serta optimalisasi objek wisata PKT-KRB dalam hal sarana dan prasarana penunjang kurang baik. Hal ini menjadikan pengunjung semakin selektif dalam memilih suatu objek wisata, termasuk ke PKT-KRB. Selain itu, pengunjung juga melakukan penilaian terhadap alternatif objek kemudian melakukan pilihan yang terbaik dari beberapa alternatif yang tersedia. Dalam hal ini, persepsi menjadi penting mengingat persepsi akan mempengaruhi perilaku aktual pengunjung tersebut. Menurut Sumarwan (2003) Persepsi merupakan cara seseorang melihat realitas di luar dirinya atau di dunia sekelilingnya. Dalam hal ini pengunjung seringkali memutuskan pembelian berdasarkan persepsinya terhadap produk atau jasa


(46)

tersebut. Hal demikian menuntut PKT-KRB untuk menyediakan berbagai fasilitas sesuai dengan kebutuhan pengunjung.

Berdasarkan kerangka teoritis yang telah dipaparkan, hasil penelitian pendahuluan dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap berkepentingan, yakni pengelola dan beberapa orang pengunjung diperoleh faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengunjung untuk berkunjung kembali ke PKT-KRB antara lain jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rata-rata per bulan, aksesibilitas, persepsi terhadap harga tiket masuk PKT-KRB, persepsi terhadap ketersediaan fasilitas, persepsi terhadap kenyamanan lokasi, persepsi terhadap jenis koleksi tumbuhan, persepsi terhadap kealamiahan lingkungan dan persepsi terhadap nilai edukatif. Faktor-faktor tersebut kemudian di diolah menggunakan analisis regresi logistik.

Dari hasil analisis regresi logistik dengan variabel dependent (Y) bersifat biner, yaitu bernilai 1 jika pengunjung menyatakan ingin berkunjung kembali dan bernilai 0 jika pengunjung tidak akan berkunjung ke PKT-KRB kembali, yang dipengaruhi oleh variabel independent (X) diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk berkunjung kembali ke PKT-KRB. Informasi mengenai faktor-faktor tersebut selanjutnya dijadikan bahan masukan bagi pengambil keputusan PKT-KRB dalam merumuskan kebijakan manajerial. Rekomendasi yang dihasilkan diharapkan dapat bermanfaat demi peningkatan kualitas jasa yang dihasilkan PKT-KRB. Bagan alur pemikiran penelitian diperlihatkan oleh Gambar 2.


(47)

                         

Keterangan: : Urutan konsep pemikiran operasional             : Umpan balik

: Analisis Regresi Logistik

Gambar 2. Bagan Alur Pemikiran Operasional Penelitian  

 

     

Karakteristik 1. Jenis Kelamin

2. Usia 3. Pendidikan 4. Pekerjaan

5. Pendapatan rata-rata perbulan 6. Waktu tempuh dari rumah  

Persepsi 7. Harga tiket masuk 8. Ketersediaan fasilitas 9. Pelayanan karyawan 10.Kenyamanan kawasan 11.Koleksi tumbuhan 12.Kealamiahan 13.Nilai edukatif

       

Kunjungan ulang ke PKT-KRB PKT-KRB sebagai kawasan konservasi

dan wisata alam mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan nusantara

Alternatif Kebijakan Manajerial PKT- KRB

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke PKT-KRB Dengan Pendekatan Model Regresi Logistik


(48)

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No.13 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa PKT-KRB merupakan satu-satunya objek wisata alam dan kawasan konservasi yang berada di pusat Kota Bogor, kebun raya dengan koleksi tumbuhan tropis terlengkap di dunia dan salah satu tempat tujuan wisata yang paling bersejarah. Penelitian di lapang dilakukan selama September hingga November 2010.

4.2 Metode Penentuan Sampel

Metode penarikan sampel dalam penelitian yang digunakan adalah non-probability sampling. Metode ini digunakan karena tidak tersedianya sampling frame secara pasti dan tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Teknik non-probability sampling yang digunakan berdasarkan atas kemudahan dan kesediaan responden untuk diwawancarai (Simamora 2004).

Responden adalah pengunjung atau wisatawan nusantara yang sedang menikmati PKT-KRB, Adapun ketentuan yang dijadikan responden adalah sebagai berikut:

1) Usia minimal pengunjung adalah 15 tahun, karena diasumsikan mampu menjawab dan menganalisis pertanyaan dan informasi yang diberikan.

2) Jika pengunjung bersama keluarga, maka yang menjadi responden adalah kepala keluarga.

3) Jika pengunjung merupakan rombongan, maka yang dijadikan responden adalah siapa saja yang bersedia diwawancarai.

4) Jika berkunjung dalam rangka mengikuti acara sekolah atau perusahaan, maka yang menjadi responden adalah ketua kelompok sebagai individu yang memutuskan objek yang dikunjungi sebagai perwakilan, dipilih juga satu orang anggota kelompok tersebut untuk dijadikan responden.


(49)

Pen dengan ala

Dimana n e adalah ti

Be diperoleh 71.739 ora 10 persen Be 100 orang sebenarny dapat mew dan hari li usaha ini sebenarny 4.3 Data Jen sekunder. dan beber bersifat m mengenai ulang. S dengan pe Badan Pus yang terka

nentuan ju at bantu rum

adalah jum ingkat kesal erdasarkan

informasi b ang, sehingg maka diper

erdasarkan p g. Agar s ya, maka p

wakili perila ibur yang di sampel ata ya dari peng

dan Instru nis data yan Data prim rapa karyaw mendukung faktor-fakt Sedangkan enelitian se sat Statistik ait dengan p

mlah samp mus: mlah sampel lahan yang data jumla bahwa rata-ga denrata-gan m roleh jumlah n= perhitungan sampel yan engambilan aku populas isesuaikan d au respond gunjung PKT umentasi ng digunaka mer diperoleh wan PKT-K . Selain ktor yang m data sekun rta data-dat k, Dinas Ke penelitian in

pel dari po

n =

l yang akan diharapkan ah pengunju

-rata jumlah menggunak h sampel se =

n di atas, ma ng diambil n responden si pengunju dengan wak

en yang te T-KRB.

an dalam pen h melalui w KRB untuk m

itu, dilak memberi pe nder dipero ta bersumb budayaan d ni. opulasi yan

n diambil da sebesar 10 ung yang b h pengunju kan data ters

ebanyak: = 99,

aka jumlah s representat n dilakukan ung yang be

ktu buka dan erambil diha nelitian ini wawancara d memperoleh kukan waw engaruh un oleh dari st er dari inst dan Pariwisa

ng akan dit

ari sejumlah persen. berkunjung ung setiap b

sebut dan ni

9 100

sampel pen tif atau me n pada har eragam yaitu

n tutup PKT arapkan me adalah data dengan man h informasi wancara kep ntuk melaku tudi literatu tansi-instan ata dan pen

teliti digun

h N populas

g ke PKT-K bulannya se

ilai kritis se

elitian ini a ewakili pop

i dan jam u pada hari T-KRB. De ewakili pop

a primer dan najer operas i tambahan pada respo ukan kunju ur yang re

si terkait se nelitian terd nakan, si dan KRB, ebesar ebesar adalah pulasi yang kerja engan pulasi n data sional yang onden ungan elevan eperti ahulu


(1)

(2)

Unweighted Cases N Percent Selected Cases Included in Analysis 100 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 100 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 100 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 97.953 1.240

2 97.247 1.438

3 97.245 1.450

4 97.245 1.450

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 97.245

c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001. Dependent Variable

Encoding

Original

Value Internal Value

Tidak 0


(3)

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Kunjungan Ulang Percentage Correct Tidak Ya

Step 0 Kunjungan Ulang Tidak 0 19 .0

Ya 0 81 100.0

Overall Percentage 81.0

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant 1.450 .255 32.358 1 .000 4.263

Variables not in the Equationa

Score df Sig.

Step 0 Variables X1 4.911 1 .027

X2 3.261 1 .071

X3 .296 1 .587

X4 1.094 1 .295

X5 2.861 1 .091

X6 4.597 1 .032

X7 .152 1 .697

X8 6.722 1 .010

X9 1.443 1 .230

X10 7.819 1 .005

X11 1.735 1 .188


(4)

X3 .296 1 .587

X4 1.094 1 .295

X5 2.861 1 .091

X6 4.597 1 .032

X7 .152 1 .697

X8 6.722 1 .010

X9 1.443 1 .230

X10 7.819 1 .005

X11 1.735 1 .188

X12 .067 1 .796

X13 .097 1 .755

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 27.044 13 .012 Block 27.044 13 .012

Model 27.044 13 .012

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 3.537 8 .896

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square Nagelkerke R Square

1 70.201a .237 .381

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.


(5)

Classification Tablea

Observed

Predicted

Kunjungan Ulang Percentage Correct Tidak Ya

Step 1 Kunjungan Ulang Tidak 7 12 36.8

Ya 2 79 97.5

Overall Percentage 86.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a X1 -1.356 .823 2.711 1 .100 .258 .051 1.295

X2 .096 .084 1.321 1 .250 1.101 .934 1.298

X3 -.143 .709 .041 1 .840 .867 .216 3.476

X4 .398 .973 .167 1 .683 1.489 .221 10.028

X5 .000 .000 .726 1 .394 1.000 1.000 1.000

X6 .011 .007 2.932 1 .087 1.012 .998 1.025

X7 .052 .720 .005 1 .942 1.053 .257 4.323

X8 1.490 .676 4.865 1 .027 4.438 1.181 16.681

X9 .431 .783 .303 1 .582 1.538 .332 7.131

X10 1.476 .746 3.911 1 .048 4.376 1.013 18.900

X11 -1.024 .893 1.316 1 .251 .359 .062 2.066

X12 -.032 1.090 .001 1 .976 .968 .114 8.198

X13 -1.676 1.515 1.224 1 .269 .187 .010 3.646 Constant .227 2.360 .009 1 .924 1.254

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13.


(6)

No

Fasilitas yang Tersedia

Fasilitas Sewaan

Harga (Rp)

1 Gerbang Utama

Tenda

500000

2 Pusat Informasi

Area penuh

5000000

3 Museum Zoology

Tenda ukuran 6x6

150000

4 Gedung Konservasi

Tenda flafon dan rumbai

500000

5 Laboratorium

Treub

Panggung

600000

6 Penjualan Tanaman

Kursi chitos

2500

7 Pembibitan

Kursi

futura

8000

8 Pintu II

Terpal

35000

9 Kantor

Pengelola

Karpet

10000

10 Masjid

Meja

bulat

30000

11 Gedung Herbarium

Meja prasmanan

25000

12 Pintu III

Meja persegi

8000

13 Kafe Dedaunan

Organ tunggal

1500000

14 Rumah

Anggrek

Sound system

750000

14 Wisma

Tamu

Panggung

15000000

1 Tiket masuk per orang

10.000

2 Tiket

mobil

15500