Persepsi Konsumen Kerangka Pemikiran Teoritis

16 memiliki objektivitas, dimana informasi yang disajikan berdasarkan deskripsi sebagai terperinci dari data dan fakta. Hasil penelitian memberikan beberapa rekomendasi sebagai implikasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi manajemen PKT- KRB dalam merumuskan manajerial.

3.1.2 Konsumen dan Perilaku Konsumen

Menurut Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, yang disebut konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan untuk diperdagangkan. Menurut Engel, Blackwall dan Miniard 1994, perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat. Dapat dijelaskan bahwa penelitian mengenai perilaku konsumen merupakan sebuah proses yang tidak pernah berhenti dan meliputi aspek yang sangat luas, dari proses pencarian informasi, pengambilan keputusan, pembelian, penggunaan, pembuangan produk, jasa, idea atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Studi tentang perilaku konsumen merupakan proses yang harus dilakukan secara kontinu seiring perubahan yang terjadi pada konsumen dari waktu ke waktu.

3.1.3 Persepsi Konsumen

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard 1994 Persepsi adalah suatu gambaran, pengertian serta interpretasi seseorang mengenai suatu objek terutama bagaimana orang tersebut menghubungkan informasi dengan dirinya dan lingkungan dimana ia berada. Persepsi individu sebagai proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan mengartikan stimulus faktor yang berada di luar individu yang diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna Rangkuti, 17 2003. Meskipun demikian, makna dari proses suatu persepsi tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu individu yang bersangkutan. Proses persepsi terhadap suatu jasa tidak mengharuskan pengunjung menggunakan jasa tersebut terlebih dahulu. Persepsi merupakan cara seseorang melihat realitas di luar dirinya atau di dunia sekelilingnya. Dalam hal ini pengunjung seringkali memutuskan pembelian berdasarkan persepsinya terhadap produk atau jasa tersebut Sumarwan,2003. Rakhmat 2002 mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan demikian, persepsi merupakan pemberian makna pada stimuli inderawi. Persepsi sebagai proses dimana tiap individu menyeleksi, mengorganisasi dan menginterpretasikan stimulus ke dalam bentuk yang berharga dan divisualisasikan sebagai gambaran dunia. Persepsi menurut Kotler 2007 termasuk ke dalam kelompok faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Seseorang yang termotivasi untuk bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama, mungkin bertindak berbeda karena perbedaan persepsi terhadap situasi tersebut. Menurut Setiadi 2003, persepsi merupakan proses yang terdiri dari seleksi organisasi dan interpretasi terhadap stimulus: 1 Seleksi perseptual; terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychology set yang dimiliki, yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, maka terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen. 2 Organisasi persepsi; konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti ini memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yangterintegrasi terhadap stimulus. 18 3 Interpretasi Perseptual; memberikan interpretasi atas stimuli yang diterima konsumen. Setiap stimuli yang menarik perhatian konsumen, baik disadari atau tidak akan diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam proses interpretasi konsumen membuka kembali berbagai informasi yang telah tersimpan dalam memori. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi dan selain itu, memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi antar individu terhadap objek yang sama. Faktor-faktor tersebut yaitu: 1 Keadaan pribadi orang yang mempersepsi Hal ini merupakan faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempersepsikan. Misalnya, kebutuhan, suasana hati, pengalaman masa lalu, dan karakteristik lain yang terdapat dalam individu. Adanya faktor fungsional yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi pada setiap orang terhadap suatu objek yang sama. 2 Karakteristik target yang dipersepsi Dalam hal ini target tidak dilihat sebagai suatu yang terisolasi, maka hubungan antara target dan latar belakang, serta kedekatankemiripan serta hal-hal yang dipersepsi dapat mempengaruhi persepsi orang. 3 Konteks situasi terjadinya persepsi Waktu dipersepsinya suatu kejadian juga dapat mempengaruhi persepsi. Demikian pula dengan lokasi, cahaya panas atau faktor situasional lainnya. Mengacu pada uraian mengenai persepsi di atas, dapat dijelaskan bahwa persepsi merupakan proses dimana individu mengartikan pesan yang diterima dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tersebut. Pada penelitian yang dilakukan, persepsi menjadi penting mengingat seseorang tidak hanya mengenal objek, tetapi juga terdorong untuk mengetahui prospek suatu objek bagi orang tersebut dikemudian hari, sehingga hal ini dapat menjadi dasar seseorang melakukan kunjungan ulang atau tidak ke kawasan wisata. Persepsi dari konsumen akan sangat berguna bagi suatu perusahaan dalam merumuskan strategi pemasaran. 19

3.1.4 Karakteristik Konsumen