3 Bogor memiliki beberapa objek wisata yang menawarkan wisata alam di
kawasan konservasi, salah satunya adalah di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor PKT-KRB. PKT-KRB sebagai kawasan konservasi dan wisata
alam, berada di tengah kota dan dekat dengan Jakarta, sehingga dijadikan sebagai salah satu tempat tujuan wisatawan. PKT-KRB memiliki daya tarik wisata berupa
pemandangan arsitektur lanskap yang alami serta koleksi tanaman tropika yang lengkap dibandingkan dengan kebun raya lainnya, yaitu sebanyak 15.000 jenis
koleksi tumbuhan dan pohon
2
. Adanya kegiatan ekowisata di PKT-KRB, menjadi salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan.
PKT-KRB merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai orientasi mengkonservasi tumbuhan Indonesia, meningkatkan pendidikan lingkungan,
melakukan reintroduksi pemulihan tanaman langka dan orientasi non profit lainnya. Bagi PKT-KRB orientasi profit bukanlah hal yang utama, namun profit
yang diperoleh dari tiket masuk pengunjung, sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan PKT-KRB yaitu sebagai sumber dana yang digunakan untuk
pemeliharaan kebun raya. Dengan demikian, pihak PKT-KRB berusaha untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya agar PKT-KRB yang dikelola dapat
berlangsung sesuai dengan tugas dan fungsi kebun raya. Selain menarik pengunjung baru, PKT-KRB juga perlu mempertahankan pengunjung yang telah
ada, agar pegunjung mau berkunjung kembali. Menurut Engel Blackwall dan Miniard 1994, upaya mempertahankan pelanggan harus mendapatkan prioritas
yang lebih besar dibandingkan upaya mendapatkan pelanggan baru. Upaya mempertahankan pelanggan dilakukan dalam rangka memastikan produk atau jasa
memenuhi harapan konsumen sehingga jumlah kunjungan tidak menurun, oleh sebab itu diperlukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kunjungan ke PKT-KRB.
1.2 Perumusan Masalah
PKT-KRB merupakan salah satu objek wisata di Kota Bogor yang sudah dikenal luas. Peran utama PKT-KRB adalah melestarikan, mendayagunakan dan
mengembangkan potensi tumbuhan melalui kegiatan konservasi, penelitian,
2
[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2010. Biodiversity For Better Life. Berita Kebun Raya Mei: 9:5.
4 pendidikan, rekreasi serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kebun raya.
PKT-KRB menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat diminati oleh wisatawan, karena menyajikan panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami.
Pengunjung dapat menikmati keindahan PKT-KRB sekaligus menambah wawasan dan pengetahuannya tentang tumbuh-tumbuhan dalam satu tempat.
Semua peran PKT-KRB tersebut memposisikannya sebagai lembaga multifungsi dan memerlukan penanganan manajemen yang kompleks.
PKT-KRB sebagai taman koleksi tumbuh-tumbuhan dan pendidikan dengan daya tarik wisata alam yang sudah dikenal luas, banyak dikunjungi oleh
wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Jumlah kunjungan wisatawan lebih banyak dari dalam negeri yaitu sekitar 860.872 orang per tahunnya.
Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan nusantara PKT-KRB pada Tahun 2004-2008, Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Tahun 2004-2008
Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan
orang Pertumbuhan Wisatawan
2004 870.667 -
2005 892.974 2,5
2006 855.180 -4,5
2007 903.914 5,6
2008 781.623 -13,5
Rata-rata 860.872 -2
Sumber: Laporan Tahunan Kebun Raya Bogor 2008
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh informasi bahwa pengunjung yang berkunjung di PKT-KRB mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Pada tahun 2008
terjadi penurunan pengunjung yang sangat besar yaitu mencapai 13,5 persen. Penurunan jumlah pengunjung menyebabkan rata-rata perkembangan jumlah
kunjungan wisatawan nusantara menjadi negatif yaitu mencapai dua persen. Penurunan ini dapat disebabkan oleh persaingan di sektor pariwisata yang
semakin meningkat di daerah kabupaten dan Kota Bogor. Persaingan ini tidak hanya disebabkan oleh bermunculannya tempat wisata baru, tetapi dapat
disebabkan oleh pelayanan yang kurang optimal dan keragaman keinginan konsumen dalam berwisata. Adanya perkembangan objek wisata lain dapat
menyebabkan persaingan dalam menarik konsumen yang semakin tinggi.
5 Adapun beberapa kawasan wisata di kabupaten dan Kota Bogor yang menjadi
pesaing PKT-KRB serta jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke objek wisata tersebut Tahun 2007-2008 ditunjukkan oleh Tabel 4.
Tabel 4. Data Kawasan Wisata dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara yang Berkunjung di Daerah Bogor Tahun 2007-2008
Objek Wisata Kunjungan Wisatawan Nusantara
Pertumbuhan Wisatawan
2007 2008 Kebun Raya Bogor
903.914 781.623
-13,5 Taman Safari
690.945 613.791
-11,1 Curug Cilember
109.711 124.362
13,3 Taman Wisata Mekarsari
166.693 294.000
76 Taman Wisata Matahari
12.900 110.504
756 Warso Farm
67.895 75.152
10,6 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor 2009
Tabel 4, menunjukkan bahwa pengunjung lebih banyak mengunjungi PKT-KRB, akan tetapi PKT-KRB mengalami penurunan pengunjung yang
signifikan sebesar 122.291 orang pada tahun berikutnya. Peningkatan jumlah kunjungan dapat diupayakan dengan berfokus pada pengunjung yang telah ada,
agar pengunjung mau berkunjung kembali, yaitu dengan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi kunjungan dalam hal ini keinginan untuk melakukan
kunjungan ulang. Beragamnya karakteristik pengunjung juga mempengaruhi keputusan untuk melakukan kunjungan ulang. Menurut Sumarwan 2003
konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pembelian, dalam hal ini pembelian ulang. Hal ini menuntut
pihak PKT-KRB mengenali pengunjungnya sebelum menganalisis faktor yang mempengaruhi kunjungan yaitu dengan mengidentifikasi karakteristik
pengunjung. Analisis terhadap karakteristik pengunjung juga memberikan informasi
mengenai target pasar yang diinginkan dengan keadaan pengunjung sebenarnya. Kajian untuk melihat kesesuaian ini bermanfaat bagi PKT-KRB agar PKT-KRB
mengetahui apakah kebijakan yang diterapkan selama ini telah sesuai dengan target pengunjungnya. Selanjutnya, sebagian hasil identifikasi terhadap
karakteristik pengunjung digunakan sebagai faktor yang diduga mempengaruhi keinginan pengunjung untuk melakukan kunjungan ulang ke PKT-KRB.
6 Analisis terhadap faktor-faktor tersebut memberikan informasi bagi
pengelola mengenai hal yang mempengaruhi pengunjung untuk berkunjung kembali. Dengan demikian, pengelola dapat memperbaiki berbagai kekurangan
yang menjadi pemicu pengunjung tidak ingin berkunjung ulang. Perbaikan tersebut diharapkan dapat mempengaruhi pengunjung agar kembali mengunjungi
PKT-KRB sebagai kawasan konservasi yang tidak hanya untuk berwisata, tetapi juga untuk belajar beragam jenis tumbuhan tropika. Dampak lebih lanjut
diharapkan pengunjung dapat mempromosikan baik langsung maupun tidak langsung PKT-KRB terhadap masyarakat lainnya. Selain itu, faktor-faktor yang
diperoleh dapat menjadi indikator untuk memprediksi hal-hal apa saja yang menjadi pemicu dan mempengaruhi pengunjung untuk berkunjung ke PKT-KRB.
Hasil dari analisis tersebut dapat menjadi masukan yang berguna bagi pihak pengelola dalam merumuskan kebijakan.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik pengunjung PKT-KRB?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kunjungan ke PKT-KRB?
1.3 Tujuan