11 3
Non Recoverable; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan perilaku pemulihan yang tidak sama. Pemulihan secara alami sangat tergantung dari
faktor dalam dan faktor luar. Pemulihan secara alami terjadi dalam waktu panjang, bahkan ada sesuatu objek yang hampir tidak terpulihkan bila ada
perubahan. Untuk mempercepat pemulihan biasanya dibutuhkan tenaga dan dana yang sangat besar, apabila upaya ini berhasil tetapi tidak akan sama
dengan kondisi semula. 4
Non Substitutable; di dalam suatu daerah atau mungkin kawasan terdapat banyak objek alam, jarang sekali yang memiliki kemiripan yang sama.
2.6 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Persepsi Pengunjung Terhadap
Kebun Raya Bogor
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai beberapa persepsi pengunjung terhadap kawasan PKT-KRB dengan mengacu pada beberapa penelitian
terdahulu. Persepsi tersebut antara lain persepsi terhadap harga tiket masuk, persepsi terhadap keamanan lokasi, persepsi terhadap koleksi tumbuhan, persepsi
terhadap nilai edukatif dan persepsi terhadap kealamiahan kawasan kebun raya. Albertus 2010 menganalisis proses keputusan berwisata dan kepuasan
pengunjung di PKT-KRB menggunakan analisis deskriptif Importance Performance Analysis
IPA dan Customer Satisfaction Index CSI. Hasil analisis menunjukkan bahwa PKT-KRB memiliki kinerja yang baik dan mampu
memberikan kepuasan pengunjung, ini terlihat dari enam atribut yang dinilai baik, secara berturut-turut yaitu keamanan lokasi, kesopanan pemandu, Rumah
Anggrek, Bunga Bangkai, koleksi tumbuhan dan Museum Zoology, sedangkan atribut kemudahan menghubungi PKT-KRB, kecepatan melayani konsumen dan
ketanggapan karyawan dinilai pelaksanaannya masih rendah oleh konsumen. Nugraha 2006 menganalisis tentang segmentasi dan preferensi konsumen
terhadap PKT-KRB dan implikasi pemasaran. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Cohran, Gap, Cluster dan Biplot. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah adanya indikasi permasalahan dalam manajemen untuk wisata PKT-KRB yang terlihat dari penurunan pengunjung. Hal ini disebabkan
12 karena sebagian besar konsumen menganggap harga tiket masuk PKT-KRB
terlalu mahal. Ardiyanti 2005 meneliti mengenai nilai ekonomi ekotourisme PKT-KRB
menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa PKT-KRB memiliki nilai ekonomi ekotourisme yang tinggi, terlihat dari persepsi
pengunjung terhadap fungsi kealamiahan dan ekologis PKT-KRB sebagai pengatur komposisi kimia, pencegahan erosi dan pengontrol sedimen. Dalam
memenuhi kriteria ekoturisme, pengelolaan PKT-KRB sebagai objek ekowisata harus berkesinambungan, oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang pada
akhirnya dapat bermanfaat bagi semua pihak.
2.7 Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor yang