Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Berwisata

25 dalam melakukan kunjungan wisata, sehingga termasuk dalam variabel yang menjadi faktor yang mempengaruhi kunjungan. Variabel tersebut meliputi usia, pendapatan dan pendidikan. Hal ini memberikan implikasi strategi pemasaran bagi pengelola. 3 Proses Psikologis Engel, Blackwell dan Miniard 1994 mengemukakan tiga proses psikologis sentral yang membentuk semua aspek motivasi dan perilaku konsumen. Proses tersebut yaitu pemrosesan informasi, pembelajaran serta perubahan sikap dan perilaku. Pengolahan informasi merupakan reaksi konsumen terhadap stimulus yang akan bergantung pada cara stimulus diproses, ini dapat sangat membentuk sikap dan perilaku. Pemrosesan informasi juga mengacu pada proses yang suatu stimulus dapat diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan akan diambil kembali. Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. Perspektif yang digunakan dalam perilaku konsumen terdiri dari perspektif pembelajaran kognitif dan pembelajaran behavoirisme. Perubahan sikap dan perilaku mempengaruhi sikap dan mengetahui perilaku konsumen adalah salah satu tugas yang paling mendasar tetapi menantang yang dihadapi oleh perusahaan. Mengetahui cara mempengaruhi sikap dan atau perilaku konsumen merupakan salah satu dari keterampilan paling berharga yang mungkin dimiliki oleh seorang pemasar. Pada penelitian yang dilakukan, proses psikologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan kunjungan ke kawasan wisata, hal ini terwakili dengan persepsi pengunjung mengenai beberpa atribut wisata yang ada di PKT-KRB.

3.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Berwisata

Keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh kuatnya faktor-faktor pendorong push factors dan faktor-faktor penarik pull 26 factors . Faktor pendorong dan penarik ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan. Pitana dan Gayatri 2005 mengemukakan faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata antara lain: 1 Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari. 2 Relaxation. Keinginan untuk penyegaran, yang berhubungan dengan motivasi untuk escape. 3 Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan pemunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius. 4 Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks VFR Visiting Friends and Relations. Keakraban hubungan kekerabatan ini juga terjadi diantara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama. 5 Prestige. Untuk menunjukan gengsi dengan mengunjungi destinasi yang menunjukan kelas dan gaya hidup yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status sosial. 6 Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau masyarakat lokal yang dikunjungi. 7 Romance. Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang biasa memberikan suasana romantis. 8 Educational opportunity. Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain. 9 Self-fullfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri karena biasanya bias ditemukan pada saat kita menemukan daerah baru. 10 Wish-fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang lama dicita-citakan, sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat agar bisa melakukan perjalanan. Pitana dan Gayatri 2005 menyatakan, ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam melakukan perjalanan wisata, yaitu: 27 1 Karakteristik wisatawan, baik karakteristik sosial, ekonomi umur, pendidikan, pendapatan dan pengalaman sebelumnya, maupun karakteristik perilaku seperti motivasi, sikap dan nilai edukatif. 2 Kesadaran akan manfaat perjalanan, pengetahuan terhadap destinasi yang akan dikunjungi dan citra destinasi. 3 Gambaran perjalanan, meliputi jarak, lama tinggal di daerah tujuan wisata, kendala waktu dan biaya, bayangan akan risiko, katidakpastian dan tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan wisata. 4 Keunggulan daerah tujuan wisata, yang meliputi jenis dan sifat atraksi yang ditawarkan, kualitas layanan, lingkungan fisik dan sosial, situasi politik, aksesibilitas dan perilaku masyarakat lokal terhadap wisatawan yang juga sangat penting sebagai salah satu atribut daerah tujuan wisata adalah citra image yang dimiliki.

3.1.7 Analisis Regresi Logistik