Psychrometric Chart Pengolahan Data

Tabel 6.1. Korelasi Antarfaktor Korelasi Antarfaktor r hitung r kritis Kesimpulan Ketinggian terhadap temperatur 0,864 0,30 Valid Kecepatan angin terhadap temperatur -0,511 0,30 Valid Kelembaban terhadap temperatur -0,586 0,30 Valid

6.1.1. Analisis Pergaruh Ketinggian Terhadap Suhu Lantai Produksi

Analisis pengaruh ketinggian terhadap suhu lantai produksi dapat diketahui dengan menggunakan analisis statistik, yaitu regresi kuadratis. Perhitungan regresi kuadratis pengaruh ketinggian terhadap suhu lantai produksi dapat dilihat lampiran. Dari hasil perhitungan regresi, dapat diketahui bahwa ketinggian mempengaruhi temperatur, dengan persamaan y = 32,849 + 0,294x – 0,074x 2 . Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa gradien bernilai positif dan nilai koefiesien korelasi r = +0,862. Hal ini mengindikasikan semakin tinggi, maka temperatur juga akan meningkat dan sebaliknya. Peningkatan temperatur akibat ketinggian ini disebabkan karena dalam lantai produksi, semua uap panas menuju ke atas atap ruangan, sehingga suhu bagian atas akan menjadi naik. Selain itu, temperatur di bagian yang tinggi juga disebabkan karena radiasi sinar matahari yang mengenai seng ruangan.

6.1.2. Analisis Pergaruh Kecepatan Angin Terhadap Suhu Lantai Produksi

Analisis pengaruh kecepatan angin terhadap suhu dapat dihitung dengan menggunakan regresi linier dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil perhitungan, persamaan yang didapatkan adalah y = 47,077 – 116,950x dengan nilai r = -0,511. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam lantai produksi UD. Ponimin, kecepatan angin memiliki hubungan yang timbal balik dengan temperatur. Temperatur lantai produksi yang dipengaruhi oleh kecepatan angin mungkin disebabkan karena adanya uap panas yang disalurkan oleh angin yang sedang berhembus.

6.1.3. Analisis Pergaruh Kelembaban Terhadap Suhu Lantai Produksi

Analisis pengaruh kelembaban terhadap suhu lantai produksi dapat diketahui dengan menggunakan analisis statistik, yaitu regresi linier dapat dilihat pada lampiran Dari hasil perhitungan regresi, dapat diketahui bahwa kelembaban mempengaruhi temperatur, dengan persamaan y = 44,596 – 0,160x. Dari persamaan tersebut dapat diketahui gradien bernilai negatif dan nilai koefiesien korelasi r = -0,586. Walaupun memiliki nilai korelasi yang tidak terlalu kuat, akan tetapi hal ini telah mengindikasikan kelembaban berbanding terbalik dengan temperatur. Semakin besar kelembaban, maka temperatur akan semakin rendah, dan sebaliknya.

6.1.4. Analisis Fisiologi Pekerja

Dari Gambar 5.7. dapat diketahui bahwa kondisi suhu lantai produksi bergerak dengan gradien positif, yaitu dari netral -0,333 menjadi panas 1,833. Tingginya kondisi sensasi termal di lantai produksi diakibatkan karena proses produksi yang menghasilkan banyak uap panas, ditambah dengan keadaan cuaca siang hari berangsur-angsur menyebabkan kondisi suhu lantai produksi menjadi panas. Oleh karena itulah, pada Gambar 5.7. operator cenderung lebih menginginkan agar kondisi di lantai produksi sedikit lebih sejuk -1,333. Selain keadaan sensasi termal yang panas, operator ternyata tidak merasakan aliran udara selama bekerja. Hal ini sesuai dengan hasil data kecepatan angin yang dikumpulkan, bahwa kecepatan angin di lantai produksi sangatlah rendah, yaitu rata-rata 0,12 ms. Oleh karena itu, pada Gambar 5.9 hasil kuesioner menyatakan bahwa operator menginginkan agar kondisi aliran udara di lantai produksi jauh lebih kuat 1,667. Tingginya temperatur dan rendahnya kecepatan angin di lantai produksi membuat operator merasa cukup tidak nyaman -1,333 yang dapat dilihat pada Gambar 5.10. Oleh karena perasaan tersebut, maka operator dalam kuesionernya menyatakan bahwa lingkungan kerja lantai produksi UD. Ponimin ini cukup mengganggu. Akibat dari keadaan lingkungan fisik tersebut, ditambah dengan ketidakseimbangan jam kerja dan jam istirahat, ternyata membuat bagian anggota tubuh operator tangan, bahu, punggung, dan kaki merasa lebih cepat lelah. Hal ini didapat dari hasil pengisian kuesioner dan Gambar 5.12. bahwa kondisi tangan dan kaki setelah bekerja adalah sangat lelah 2,833, kondisi bahu, punggung sangat lelah 2,667 namum tidak selelah bagian tangan dan kaki.