Perhitungan Keseimbangan Termal Pengolahan Data

Untuk t a = 33,039, maka tekanan suhu udara adalah P sa = mb ta 235 18 , 4030 956 , 18 exp + − = 50,411 mb = 5,041 kPa P a = Rh x P sa P a = 0,71979 x 5,041 = 3,629 kPa Heat transfer coefficient h c = 8,3.v 0,6 , untuk 0,2 v 4,0 6 h c = 3,1, untuk 0 v 0,2 6 maka, h c = 3,1 Wm -2 K -1 h e = 16,5 x h c = 16,5 x 3,1 = 51,150 Wm -2 kPa -1 Hitung nilai h r dan t cl dengan melakukan iterasi terhadap rumus: h r = 3 2 2 , 273 4     + + tr tcl A A D r εσ , dan t cl = 1 1 r c cl r r a c cl h h f Rcl t h t h f tsk Rcl + + + + Mulai dengan t cl = 0,0 dan lakukan evaluasi terhadap nilai-nilai baru untuk h r , t cl , h r , t cl , … hingga terjadi selisih antar t cl ≤ 0,01. Dari perhitungan di atas, maka hasil iterasi untuk h r dan t cl dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Hasil Perhitungan Iterasi untuk Nilai h r dan t cl Perhitungan ke- h r t cl 1 3,806 35,066 2 4,541 34,927 3 4,537 34,927 Iterasi berhenti karena t cl-3 – t cl-2 = 0 0 ≤ 0,01, maka: h r = 4,537 t cl = 34,927 Operative temperature t o = c r a c r r h h t h t h + + Operative temperature t o = 1 , 3 537 , 4 039 , 33 . 1 , 3 063 , 32 . 537 , 4 + + Operative temperature t o = 32,459 o C Combined heat transfer coefficient: h = h c + h r h = 3,1 + 4,537 = 7,637 Calculation of the components of the heat balance equation C + R =       + − h f R t t cl cl o sk . 1 C + R =       + − 637 , 7 . 204 , 1 1 102 , 459 , 32 242 , 37 C + R = 22,694 Wm -2 E sk =       + − e cl cl e a s sk h f R P P w . 1 , , E sk =       + − 150 , 51 . 204 , 1 1 015 , 629 , 3 358 , 6 w E sk = w x 87,385 Wm -2 Untuk w = 1, E sk = E max , maka E max = 87,385 Wm -2 C res + E res = 0,0014 M 34 – t a + 0,0173 M 5,87 – P a C res + E res = 0,0014 x 116 34 – 33,039 + 0,0173 x 116 5,87 – 3,629 C res + E res = 4,654 Wm -2 Maka, persamaan heat balace akan menjadi: M – W = C + R + E sk + C res + E res 116 – 0 = 22,694 + w x 87,385 + 4,654 w = 1,0,15 w req = w = 1,015 Jadi, kebasahan kulit w 1,015 akan menyediakan kehilangan panas heat loss yang cukup pada kulit melalui penguapan, yaitu tubuh akan berkeringat untuk thermoregulate dan menerima keseimbangan panas. Untuk penguapan maksimum, E max kebasahan adalah 1. Untuk perhitungan di atas memberikan nilai E max = 87,385 Wm -2 . Kebasahan yang dibutuhkan untuk keseimbangan diberikan dengan: W req = max E E req Jadi, E req = W req x E max = 1,015 x 87,385 = 88,695 Wm -2 Dengan menggunakan panas laten dari penguapan air 22,5 x 10 -5 JKg -1 dan memperhatikan jumlah tetesan keringat, r sedikit keringat menetes dan panas laten tidak hilang ISO 7933 menggunakan: r = 2 1 2 w − Keringat yang dibutuhkan untuk menyediakan penguapan yang dibutuhkan dapat dihitung sebagai: S req = r E req Wm Dimana, rata-rata penguapan keringat 0,26 liter kg per jam dapat disamakan dengan kehilangan panas 100 Wm -2 . Untuk perhitungan di atas, untuk mempertahankan keseimbangan panas, maka tubuh harus menghasilkan 0,475 literjam, yang perhitungannya berasal dari: r = 485 , 2 015 , 1 1 2 = − S req = 876 , 182 485 , 695 , 88 = Wm -2 S req ≈ 0,475 literjam

5.2.6 HSI Heat Stress Index

16 Nilai HSI Heat Stress Index dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Heat Stress Index HSI = 100 max x E E req Heat Stress Index HSI = 100 385 , 87 695 , 88 x Heat Stress Index HSI = 101,500

5.2.7. Effective Temperature ET

17 Adapun formula untuk menghitung ET Effective Temperature adalah: ET = DBT – 0,4 DBT – 10 1-RH100  dalam o C Maka nilai effective temperature untuk lantai produksi adalah: ET = 30,69 – 0,4 30,69 – 10 1-71,979100 ET = 30,69 – 8,276 0,28021 ET = 28,37 o C

5.2.8. Psychrometric Chart

Psychrometric chart dari data-data lantai produksi yang telah dikumpulkan dapat dilihat pada Gambar 5.13. 16 Parson, K.C, Ibid., hal 268. 17 Auliciems, Andris and Steven V. Szokolay. Thermal Comfort Brisband, hal 22. Gambar 5.13. Psychrometric Chart BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis

Adapun langkah-langkah analisis akan ditunjukkan pada Gambar 6.1. Analisis pengaruh ketinggian terhadap suhu lantai produksi Analisis pengaruh kecepatan angin terhadap suhu lantai produksi Analisis pengaruh kelembaban terhadap suhu lantai produksi Analisis lingkungan fisik termal terhadap paparan panas terhadap operator Analisis Indeks Suhu Bola Basah ISBB Analisis Heat Stress Indeks pekerja Analisis perbaikan sistem kerja untuk kesehatan pekerja Analisis kondisi pekerja Analisis keseimbangan panas Analisis psychrometric chart Gambar 6.1. Langkah-Langkah Analisis Adapun hasil perhitungan korelasi antarfaktor dapat dilihat pada Tabel. 6.1. Tabel 6.1. Korelasi Antarfaktor Korelasi Antarfaktor r hitung r kritis Kesimpulan Ketinggian terhadap temperatur 0,864 0,30 Valid Kecepatan angin terhadap temperatur -0,511 0,30 Valid Kelembaban terhadap temperatur -0,586 0,30 Valid

6.1.1. Analisis Pergaruh Ketinggian Terhadap Suhu Lantai Produksi

Analisis pengaruh ketinggian terhadap suhu lantai produksi dapat diketahui dengan menggunakan analisis statistik, yaitu regresi kuadratis. Perhitungan regresi kuadratis pengaruh ketinggian terhadap suhu lantai produksi dapat dilihat lampiran. Dari hasil perhitungan regresi, dapat diketahui bahwa ketinggian mempengaruhi temperatur, dengan persamaan y = 32,849 + 0,294x – 0,074x 2 . Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa gradien bernilai positif dan nilai koefiesien korelasi r = +0,862. Hal ini mengindikasikan semakin tinggi, maka temperatur juga akan meningkat dan sebaliknya. Peningkatan temperatur akibat ketinggian ini disebabkan karena dalam lantai produksi, semua uap panas menuju ke atas atap ruangan, sehingga suhu bagian atas akan menjadi naik. Selain itu, temperatur di bagian yang tinggi juga disebabkan karena radiasi sinar matahari yang mengenai seng ruangan.

6.1.2. Analisis Pergaruh Kecepatan Angin Terhadap Suhu Lantai Produksi

Analisis pengaruh kecepatan angin terhadap suhu dapat dihitung dengan menggunakan regresi linier dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil perhitungan,