127 c
Tidak selesai dengan tepat waktu mengumpulkan tugas membuat pola jas wanita yang dikerjakan oleh beberapa
siswa. d
Hasil tugas membuat pola jas wanita masih ada yang belum mencapai KKM.
Oleh karena masih ada yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam siklus pertama, maka penelitian dilanjutkan pada
siklus kedua. Selain itu, peneliti ingin melihat sejauh manakah peningkatan hasil belajar siswa dalam membuat pola jas wanita
melalui model koopertif tipe STAD dengan bantuan media jobsheet.
b. Siklus Kedua
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus kedua adalah sebagai berikut:
1 Perencanaan a
Perencanaan pembelajaran dibuat oleh peneliti bekerja sama dengan guru. Perencanaan siklus kedua adalah melanjutkan
materi membuat pola jas wanita yaitu membuat lining, facing, dan interfacing jas. Siswa diberi pemahaman tentang
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selain itu, guru harus lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar
dengan senang tetapi tetap serius.
128 b Menyusun
perangkat pembelajaran,
berupa skenario
pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen
dan guru yang bersangkutan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas. RPP secara lengkap disajikan dalam lampiran. c Menyiapkan media pembelajaran berupa jobsheet dan chart.
Jobsheet digunakan untuk menjelaskan materi membuat pola yang berisi langkah dalam membuat pola jas sesuai disain.
Chart ditampilkan untuk menambah minat belajar siswa. d Peneliti dan observer menyiapkan lembar instrumen sesuai
dengan format dari peneliti yaitu menggunakan instrumen lembar penilaian unjuk kerja, lembar observasi, tes pilihan
ganda, dan angket dilengkapi dengan catatan lapangan untuk pengamatan terhadap proses belajar mengajar.
2 Tindakan Guru melakukan pembelajaran dengan model kooperatif tipe
STAD dengan bantuan media jobsheet yang tahapannya sebagai berikut:
a Kegiatan Pendahulan 1 Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
2 Guru menyampaikan
bahwa pembelajaran
masih menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan
129 membentuk
kelompok seperti
sebelumnya dan
menggunakan bantuan media jobsheet dan chart yang telah dipasang di papan tulis.
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4 Apersepsi, guru mengawali pelajaran dengan pertanyaan
yang sesuai dengan materi. 5 Guru membagikan media jobsheet kepada seluruh siswa.
6 Guru memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar, memperhatikan
penjelasan dengan sungguh- sungguh.
b Kegiatan Inti 1 Siswa membentuk kelompok seperti sebelumnya pada
siklus pertama. 2 Guru menyampaikan materi secara garis besar tentang
materi membuat pola lining, facing, dan interfacing jas. 3 Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok
untuk memahami
jobsheet yang
telah dibagikan.
Selanjutnya meminta siswa untuk berdiskusi dalam kelompok dengan dipimpin oleh ketua kelompok. Materi
yang didiskusikan yaitu cara membuat pola lining, facing, dan interfacing jas.
4 Setelah mendiskusikan materi, siswa mengerjakan tugas individu.
130 5 Guru lebih intens dalam mendampingi siswa dalam belajar,
yaitu dengan
memonitor hasil
kerja siswa
dalam kelompok, menanyakan kesulitan yang dihadapi dalam
membuat pola, dan memberi penjelasan dengan baik kepada siswa.
6 Guru menilai siswa dari persiapan dan proses yang dilakukan siswa dalam belajar dengan mengisi lembar
unjuk kerja yang telah disediakan. 7 Guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja dan
kemudian mengevaluasinya. 8 Guru memberikan tes pilihan ganda kepada masing-
masing siswa
untuk mengukur
pemahaman dan
pengetahuan siswa. d Kegiatan Menutup Pelajaran
Guru dan siswa mengadakan refleksi, siswa dan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Guru mengapresiasi
siswa yang aktif dan kompeten dalam pembelajaran serta memberikan penghargaan bagi kelompok terbaik. Guru
menginformasikan pembelajaran selanjutnya dan terakhir guru menutup pembelajaran dengan salam.
3 Pengamatan Pada tahap ini, pengamatan dilakukan bersama-sama
peneliti dan
teman sejawat
untuk mempermudah
dalam
131 pengamatan
agar pengamatan
lebih terfokus.
Berdasarkan pengamatan, siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Pembelajaran dengan tipe STAD ini dapat terlaksana
dengan baik. Siswa membentuk kelompok seperti pada siklus pertama tanpa adanya kegaduhan. Guru berupaya untuk lebih
memberikan pendampingan secara kontinyu untuk memastikan siswa membuat pola dengan baik dan benar. Siswa juga mulai
beradaptasi dengan berkelompok dalam belajar dan mampu beradaptasi dengan teman satu kelompok. Tugas ketua kelompok
pun dijalankan dengan baik sehingga suasana belajar terlihat kondusif. Selain itu, siswa tampak bersemangat karena di akhir
pelajaran akan diberikan penghargaan bagi kelompok terbaik. Dampaknya, kerja sama antar anggota kelompok terlihat sangat
baik, siswa saling membantu ketika teman anggota kelompok tampak kesulitan, saling menyemangati untuk mengerjakan tugas
dengan teliti, rapi, dan bersih. Sehingga semua kelompok dapat mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Media jobsheet yang
dibagikan kepada seluruh siswa sangat membantu dalam diskusi sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.
Pada siklus kedua ini, nilai yang diperoleh pada lembar unjuk kerja nilai rata-rata kelas 81, hasil jadi gambar pola siswa
sudah meningkat lebih baik dari sebelumnya, dan perolehan skor
132 kognitif nilai rata-rata kelas 92,8. Skor yang diperoleh masing-
masing siswa diolah menjadi nilai akhir hasil belajar siswa dengan bobot psikomotor dan afektif sebesar 80 dan kognitif
sebesar 20. Hasil belajar siswa pada siklus pertama dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, kompetensi siswa pada siklus kedua dari 32 siswa menunjukkan nilai rata-rata Mean
yang dicapai adalah 83,3, dengan nilai tengah Median yaitu 84, dan nilai yang sering muncul Mode adalah 84. Data tersebut
dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini tabel data hasil belajar siswa pada siklus dua yang dikategorikan berdasarkan kriteria
ketuntasan minimal berikut ini:
Tabel 19.
Data Hasil
Belajar Siswa
Siklus Kedua
Berdasarkan KKM No
Kategori Frekuensi
Persentase
1 Tuntas
32 100
2 Belum Tuntas
Jumlah 32
100
Berdasarkan data pada tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada siklus kedua, dari 32 siswa yang mengikuti
pembelajaran membuat pola melalui model kooperatif tipe STAD dengan bantuan media jobsheet kelas XII Busana Butik dapat
berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan, dimana seluruh siswa yang berjumlah 32
133 orang atau 100 telah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan
hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik ditunjukkan juga dengan nilai rata-rata kelas yang meningkat
sebesar 11,99, dimana pada siklus pertama nilai rata-rata yang diperoleh 75,1 dan siklus kedua meningkat menjadi 83,3.
4 Refleksi Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan maka refleksi
pada kompetensi siswa pada siklus kedua adalah sebagai berikut: a Dengan tindakan melalui model kooperatif tipe STAD dengan
bantuan media jobsheet yang efektif dan efisien, maka guru tidak perlu mendemonstrasikan langkah membuat pola di
depan kelas. Dengan demikian, guru bisa lebih memberikan perhatian, bimbingan, arahan, dan mengadakan pendekatan
secara langsung kepada siswa yang masih mengalami kesulitan dalam membuat pola jas wanita.
b Dengan melakukan perbaikan pada tindakan model kooperatif tipe STAD dengan bantuan media jobsheet mulai dari siklus
pertama sampai siklus kedua, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari hasil refleksi di atas, peneliti bersama teman sejawat dan guru menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui model
kooperatif tipe STAD dengan bantuan media jobsheet pada
134 materi membuat pola jas wanita dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
siklus kedua, sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai yaitu perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
siswa setelah menyelesaiakan pengalaman belajarnya. Jumlah siswa yang dapat mencapai kompetensi dasar minimal 75
dari jumlah
instruksional yang
harus dicapai.
Dengan pencapaian kompetensi lebih baik dari yang sebelumnya dan
ditunjukkan pada kompetensi bahwa 100 siswa sudah memenuhi
kriteria ketuntasan
minimal maka
penelitian tindakan kelas ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya, dan
penelitian ini telah dianggap berhasil.
4. Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Membuat Pola Jas Wanita Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan
Bantuan Media Jobsheet
Data keterlaksanaan pembelajaran ini menurut 2 observer melalui lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pengamatan ini
terdiri dari 25 butir kegiatan. Skor maksimal skor ideal 25 dan skor minimal 0. Berikut adalah tabel kriteria keterlaksanaan pembelajaran:
135
Tabel 20. Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran No
Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Interpretasi
1. 0,0-24,9
Sangat Kurang 2.
25,0-37,5 Kurang
3. 37,6-62,5
Sedang 4.
62,6-87,5 Baik
5. 87,6-100
Sangat Baik
Hasil perhitungan pendapat observer tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi membuat pola jas wanita dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 21. Pendapat Observer Tentang Pelaksanaan Model Pembelajaran Tipe STAD dengan Bantuan Media
Jobsheet Observer
Siklus I Siklus II
Observer 1 80
100 Observer 2
88 100
Rata-rata 84
100
Dari data tersebut terlihat bahwa pada siklus pertama pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terlaksana dengan baik. Dari observer pertama
keterlaksanaan pembelajaran mencapai 80, sedangkan observer kedua menyatakan 88 keterlaksanaan pembelajaran tercapai. Pada siklus kedua,
seluruh observer menyatakan 100 keterlaksanaan pembelajaran tercapai.
136
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang