70 1 Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan
pelajaran kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal.
2 Faktor-faktor
metode belajar,
mencakup kegiatan
berlatih, resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar,
bimbingan dalam belajar,dan kondisi-kondisi intensif. 3
Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalamannya sebelumnya, kapasitas mental,
kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi. Dari penjelasan di atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada
beberapa macam, yang menjadi faktor utama adalah dari dalam diri siswa itu sendiri, faktor yang lain lebih kecil pengaruhnya dalam
pencapaian hasil belajar.
c. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian merupakan salah satu proses untuk mengetahui hasil belajar. Menilai hasil belajar biasa diartikan sama dengan menguji.
Menyelenggarakan penilaian hasil belajar bagi penguji merupakan upaya mengidentifikasi, apakah peserta didik telah mampu melakukan
hal-hal seperti yang dideskripsikan di dalam rumusan tujuan pengajaran dan seberapa baik peserta didik melakukannya sebagai hasil belajar,
setelah peserta didik menjalani proses belajar selama kurun waktu tertentu. Peserta didik yang telah menjalani proses belajar selama kurun
waktu tertentu akan menempuh penilaian hasil belajar sebagai peserta
71 ujian dalam rangka untuk membuktikan kemampuan peserta didik
dalam melakukan hal-hal seperti yang dideskripsikan di dalam rumusan tujuan pengajaran itu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
penilaian hasil belajar merupakan suatu cara menetapkan kuantitas dan kualitas belajar, serta suatu cara mengidentifikasi tingkat pencapaian
tujuan pengajaran oleh peserta didik. Menurut Furqon Hidayatullah 2009:79 pembelajaran dapat
dikatakan berkualitas setidak-tidaknya memiliki beberapa indikator, yaitu:
1 Pembelajaran yang menantang atau pembelajaran yang memberikan tantangan kepada peserta didik untuk melakukan dan menyelesaikan,
akan membuat anak muncul rasa ingin mencoba, ingin melakukan, ingin menyelesaikan tugas guru ataupun ingin memecahkan masalah.
2 Pembelajaran yang menyenangkan akan mendorong peserta didik untuk belajar dan menyebabkan peserta didik tertarik terhadap
pembelajaran tersebut. 3 Pembelajaran yang mendorong eksplorasi dan mengembangkan
sendiri pelajaran yang telah disajikan guru sebagai tindak lanjutnya karena adanya pembelajaran yang menantang dan menyenangkan.
4 Memberi pengalaman
sukses yaitu
adanya perasaan
yang menyenangkan dan membanggakan bagi peserta didik sebagai akibat
telah berhasail menyelesaikan atau memecahkan sesuatu. 5 Mengembangkan kecakapan berfikir yang dapat dilihat pada
kreativitas peserta didik. Dalam proses evaluasi, ada dua teknik penilaian yang digunakan
yaitu teknis tes dan non tes. Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian
di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku
atau prestasi testee yang mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai
72 yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar
tertentu. Teknis tes meliputi tes tertulis dan tes lisan. Sedangkan teknik nontes penilainnya dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik,
melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis observation, melakukan wawancara interview, menyebarkan angket
questionnaire, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen documentary analysis Anas Sudijono, 2005:67-76.
Menurut Nana Sudjana 2004:5 jenis penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian formatif mauapun penilaian sumatif.
1 Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Penilaian formatif dilaksanakan
setiap kali selesai melaksanakan suatu unit pelajaran tertentu. Penilaian formatif berorentasi kepada keberhasilan proses mengajar
pada suatu unit pelajaran tertentu, sehingga dengan penilaian ini diharapkan guru dapat memperbaiki program pembelajaran dengan
strategi pelaksanaannya.
2 Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
unit program yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh
siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh siswa. Penilaian sumatif digunakan untuk mengetahui keberhasilan
siswa dalam menguasai tujuan instruksional pembelajaran dalam suatu periode tertentu, seperti semesteran dan akhir tahun pelajaran.
Norma tersebut dikenal dengan istilah Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan Sugihartono, 2007:131-132.
1 Penilaian Acuan Norma PAN disebut juga Penilaian Acuan
Relatif atau Penilaian Acuan Kelompok, yaitu penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar seorang peserta
didik terhadap hasil belajar peserta didik lainnya dalam satu kelompok. Patokan ini pada dasarnya menggunakan kurve normal
dan hasil perhitungannya sebagai dasar penilaian. Dua kenyataan yang ada dalam kurve normal yang dipakai untuk membandingkan
73 atau menafsirkan angka yang diperoleh masing-masing peserta
didik yaitu angka rerata mean dan angka simpangan baku. 2
Penilaian Acuan Patokan PAP artinya penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar peserta didik terhadap suatu
patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa sebelum usaha atau kegiatan penilaian
dilakukan terlebih dahulu harus ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil pengukuran agar
hasil pengukuran itu mempunyai arti tertentu. Patokan yang telah ditetapkan sebelum pengukuran atau penilaian dilakukan biasanya
disebut “batas lulus” atau tingkat penguasaan minimum. Dengan demikian peserta didik dapat mencapai batas lulus dan dapat
menempuh atau mempelajari bahan selanjutnya, begitu pula sebaliknya bagi peserta didik yang belum mencapai skor batas lulus
agar memantapkan belajarnya sehingga akhirnya lulus.
Macam-macam alat penilaian yang dapat digunakan oleh guru dalam melakukan penilaian Depdiknas, 2004 meliputi:
1 Tes tulis Tes tulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan peserta didik dalam bentuk tulisan. Ada dua bentuk soal tes tulis, yaitu a soal memilih jawaban, meliputi: soal pilihan ganda,
dua pilihan benar-salah, ya-tidak dan soal menjodohkan; b soal dengan mensuplai jawaban, meliputi: isian atau melengkapi, jawaban
singkat, dan soal uraian. 2 Penilaian unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan berdasarkan persiapan, proses dan hasil pengamatan terhadap
aktivitas peserta didik sebagaimana terjadi. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik melakukan tugas tertentu.
74 3 Penilaian penguasaan proyek
Proyek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian
melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian proyek dilaksanakan terhadap
persiapan, pelaksanaan, dan hasil. 4 Penilaian hasil kerja produk
Penilaian hasil kerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu karya. Penilaian produk dilakukan
terhadap persiapan, pelaksanaan proses pembuatan dan hasil. 5 Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian terhadap hasil karya siswa dalam periode tertentu. Pada penilaian portofolio, peserta didik
dapat menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas.
6 Penilaian sikap Penilaian sikap merupakan penilaian terhadap perilaku dan
keyakinan peserta didik terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara observasi
perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. 7 Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal.
75 Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur. Berdasarkan pendapat di atas, penilaian hasil belajar materi jas
wanita dalam penelitian ini adalah dengan penilaian tertulis dan penilaian unjuk kerja. Penilaian berdasarkan ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotor dijelaskan sebagai berikut: 1 Ranah kognitif
Ranah kognitif
memiliki domain
pengetahuan, ingatan,
menjelaskan, menganalisis,
mengorganisasikan, dan
menilai. Penilaian ranah kognitif ini dapat dilakukan dengan cara tes
kognitif, salah satunya yaitu tes pilihan ganda. 2 Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap, minat, nilai, dan konsep diri. Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam
berbagai tingkah laku, menghargai seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, teman
sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial dalam kehidupan masyarakat. Penilaian ini dilakukan dengan menilai siswa dalam
proses pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: a Keaktifan siswa
b Memperhatikan penjelasan dari guru c Bekerja sama dalam kelompok
d Keberanian mengemukakan pendapat
76 e Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
3 Ranah psikomotor Hasil belajar pada ranah psikomotorik tampak dalam bentuk
keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Penilaian psikomotor ini dapat dilihat dalam persiapan, proses, dan hasil
dalam pembuatan pola jas wanita. Persiapan mencakup kelengkapan alat penggaris, skala, pensil, penghapus, pensil merah biru,
bolpoint, gunting, dan lem dan bahan buku kostum dan kertas merah biru. Proses mencakup membuat desain, merubah pola jas,
membuat pola lengan jas, membuat pola lining, pola facing, dan membuat pola interfacing. Sedangkan hasil mencakup keluwesan
dan ketegasan dalam membuat garis, kelengkapan tanda pola, kebersihan, dan kerapihan hasil gambar.
Penilaian akhir materi jas wanita dalam penelitian ini didasarkan pada ranah kognitif mempunyai bobot penilaian sebesar 20, sedangkan
penilaian ranah afektif dan psikomotor sebesar 80. Penilaian ranah afektif dan psikomotor tertuang dalam lembar penilaian unjuk kerja
dengan pembagian bobot persiapan sebesar 10, ranah afektif masuk ke dalam penilaian proses, dimana bobot proses sendiri sebesar 70, dan
hasil memiliki bobot 20.
77
B. Penelitian yang Relevan
Tinjauan pustaka ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis dan menunjukkan pentingnya untuk
melakukan penelitian ini. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya sebagai berikut:
1. Retno Listiyani Skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Kemampuan Numerik Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI SMA N I Banguntapan pada Materi Pokok Turunan Fungsi Komposisi dengan Aturan Rantai”.
2. Maryati Skripsi dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Teams Achievement Divisions Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Diklat Kewirausahaan Siswa Jurusan Tata Busana SMK N 4 Yogyakarta”.
3. Wahyu Agustini Skripsi dengan judul “Implementasi Materi Ajar
Membuat Tempat
Pensil dengan
Model Pembelajaran
Langsung Berbantuan Media Jobsheet Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 10
Purworejo”. 4. Laila Nurul Himmah Skripsi dengan judul “Peningkatan Kompetensi
Siswa Pada Pembelajaran Membuat Pola Lengan Melalui Model Cooperative Learning Berbantuan Media Jobsheet Di SMK Karya Rini
Sleman”.