5306
upaya mengembangkan UKM tidak banyak berarti bila tidak mempertimbangkan pembangunan khususnya ekonomi lebih luas. Konsep pembangunan yang dilaksanakan akan membentuk
„aturan main‟ bagi pelaku usaha termasuk UKM sehingga upaya pengembangan UKM tidak hanya bisa dilaksanakan secara parsial, melainkan harus terintegrasi dengan pembangunan
ekonomi nasional dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Kebijakan ekonomi terutama pengembangan dunia usaha yang ditempuh selama ini belum menjadikan ikatan kuat bagi
terciptanya keterkaitan antara usaha besar dan UKM.
4. Kesimpulan
Usaha Kecil Menengah UKM mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha
berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil Menengah UKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat
pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali
terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya. Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari
pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh
dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara
pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.
Daftar Pustaka
Dony Abdul Chalid. 2005. Suara Karya. ”Pengentasan Kemiskinan Lewat UMKM ”. Rabu, 30 Mei 2005.
Gunawan Sumodiningrat. 2003. ”Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Menanggulangi Kemiskinan Terkait Dengan Kebijakan Otonom
i Daerah “ Artikel - Th. II - No. 1 - Maret 2003.
http:infoukm.wordpress.com200808 ..........,
Pembiayaan Melalui
Pinjaman Perusahaan-Modal
Ventura, http:www.danabergulir.com
M Fajar Marta. 2005. ”Persetujuan Kredit Anjlok Target Pertumbuhan Ekonomi Enam
Persen Sulit Tercapai” Kompas 12 Juli 2005. Rudjito. 2005. “Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Otonomi Daerah Guna
Menggerakkan Ekonomi Rakyat Dan Menanggulangi Kemiskinan Studi Kasus: Bank Rakyat
Indonesia”. Artikel - Th. II - No. 1 - Maret 2003. Sintya Eka Putri, Usaha Kecil Menengah Usaha Mebel 3 Januari 2012
5307
.........., Usaha kecil Menengah, http:diskop,padang.go.id Suparmono, 2004. Pengantar Ekonomika Makro, Edisi Pertama, UPP AMP YKPN.
PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEKNIK KURSI KOSONG TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU ASERTIF SISWA KORBAN
BULLYING KELAS X DI SMK AL-WASHLIYAH 3 MEDAN TAHUN AJARAN 20142015
Dra. Hj. Titik Supraptini, M.Pd
11
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan “Untuk mengetahui pengaruh layanan konseling individual melalui teknik kursi kosong terhadap peningkatan perilaku asertif siswa korban bullying kelas
X SMK Al-Washliyah 3 Medan Tahun Ajaran 20142015. Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari 2015 sampai dengan April 2015. Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Al-
Washliyah 3 Medan Jalan Garu II No. 93 Medan, Harjosari I, Medan Amplas.
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian pre-test dan post-test group. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Al-Washliyah 3 Medan
Tahun Ajaran 20142015 yang berjumlah 4 orang siswa korban bullyingyang mempunyai perilaku asertif yang rendah yang ditentukan secara purposive sampling penarikan sampel
secara sengaja. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk menjaring data tentang perilaku asertif siswa korban bullying yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas angket. Dari 32 item angket yang disebarkan, diketahui ada 27 item yang valid dan 5 item yang tidak valid, yaitu 4, 12, 13, 25 dan 28. Instrumen yang diberikan
sebelum dan sesudah layanan konseling individual melalui teknik kursi kosong. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata pre-test = 54 dan Standard Deviasi SD = 1,414, sedangkan nilai rata-rata post-test = 79,5 dan Standard Deviasi SD = 3,872 dengan
demikian pemberian layanan konseling individual melalui teknik kursi kosong terhadap perilaku asertif siswa korban bullying dapat mengubah perilaku asertif siswa korban bullying
yang rendah menjadi lebih tinggi lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan konseling individual melalui teknik kursi kosong mempunyai pengaruh terhadap peningkatan perilaku
asertif siswa korban bullyingdi SMK Al-Washliyah 3 Medan Tahun Ajaran 20142015. Hal ini diuji dengan menggunakan uji wilcoxon yang diperoleh dari perhitungan dengan hasil z
hitung
z
tabel
= -2,403 0, artinya hipotesis yang diajukan berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan
dari layanan konseling individual melalui teknik kursi kosong terhadap peningkatan perilaku asertif siswa korban bullying kelas X di SMK Al-Washliyah 3 Medan Tahun Ajaran 20142015,
dapat diterima. Kata Kunci:
Perilaku asertif Siswa Korban Bullying, Konseling Individual Teknik Kursi Kosong.
Pendahuluan
11
Guru dpk SMK Al Washliyah 3 Medan
5308
Perubahan zaman yang semakin pesat pada saat sekarang ini, telah membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang
efektif dan efisien pada satuan pendidikan akan terselenggara apabila dipengaruhi oleh suasana kondusif yang diciptakan oleh semua komponen yang memiliki peran dalam mengantarkan
peserta didik untuk tercapainya tujuan yang diharapkan. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini dalam kenyataan yang terlihat, tujuan dari pendidikan itu sendiri belum sepenuhnya
tercapai. Hal ini dikarenakan banyaknya timbul fenomena-fenomena yang dapat merusak moral peserta didik salah satunya adalah fenomena bullying. Menurut Wiyani 2012:11, Profesor dan
Olweus 1970-an dari University of Bergendi Skandinavia merupakan salah satu peneliti dari bullying ini.
Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata bull yang berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. Istilah ini akhirnya diambil untuk menguraikan suatu
tindakan destruktif. Berbeda dengan Negara lain seperti Norwegia, Finlandia, dan Denmark yang menyebut bullying dengan istilah mobbing atau mobbning. Istilah aslinya berasal dari
bahasa Inggris, yaitu mob yang menekankan bahwa biasanya mob adalah kelompok orang yang anonim dan berjumlah banyak serta terlibat kekerasan. dalam Wiyani 2012:11
Dalam bahasa Indonesia dalam Wiyani, 2012:12, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Istilah bullying dalam bahasa Indonesia bisa
menggunakan menyekat berasal dari kata sekat dan pelakunya bully disebut penyakat. Menyakat berarti mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian Heddy Shri Ahimsa Putra dalam Wiyani, 2012:17 di enam kota besar di Indonesia yaitu Medan, Semarang, Surabaya, Ujung Pandang, dan Kupang, kekerasan
yang paling banyak dialami oleh anak adalah kekerasan fisik dalam banyak bentuk dan variasinya, kemudian disusul kekerasan mental dan seksual. Lokasi kekerasan yang dialami anak sebagian
besar di rumah, kemudian di sekolah, dan selanjutnya di tempat umum. Menurut Hironimus Sugi dalam Wiyani, 2012:17 dan Plan Internasional
menyimpulkan, kasus kekerasan terhadap anak-anak di sekolah menduduki peringkat kedua setelah kekerasan pada anak-anak dalam keluarga. Padahal, jika siswa kerap menjadi korban
kekerasan, mereka dapat memiliki watak keras di masa depan. Hal ini secara kolektif akan berdampak buruk terhadap kehidupan bangsa.
B. Identifikasi Masalah