5356
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam konteks tersebut, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
dalam status apa mereka, dan bagaimana mancapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri
sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan
guru sebagai pengarah dan pembimbing.
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk pembelajaran kontekstual mat a pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
1.3. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan tinjauan literatur library research
2. Uraian Teoritis 2.1. Konsep Dasar dan Perubahan Kurikulum
Istilah “kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Seperti
dikemukakan oleh Darsono 2000: 127 bahwa pengertian kurikulum menurut para ahli dapat dicermati seperti di bawah ini.
a. Beauchamp, berpendapat bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang memuat rencana untuk pendidikan peserta didik selama belajar di sekolah.
b. Macdonal, mengemukakan kurikulum sebagai rencana kegiatan untuk menuntun pengajaran. c. Hilda Taba, mendefinisikan kurikulum sebagai rencana untuk membelajarkan peserta didik.
d. Krugi, menguraikan bahwa kurikulum merupakan semua cara yang ditempuh sekolah agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang diinginkan.
Pada sisi lain yaitu Pasal 1 ayat 19 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menerangkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Artinya
kurikulum merupakan rencana, pengaturan tentang pelaksanaan proses belajar mengajar yang
5357
guru dalam menciptakan situasi belajar. Atas dasar pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah rencana
kegiatan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai pengalaman belajar yang diinginkan. Kurikulum senantiasa berubah seiring dengan
perkembangan zaman dan adanya perubahan terhadap pendidikan oleh pemerintah pusat. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah yang berlaku pada awalnya adalah Kurikulum
1994 yang ditetapkan melalui Keputusan Mendikbud No. 060V1993 dan No. 061V1993. Setelah beberapa tahun diimplementasikan, pemerintah memandang perlu dilakukan kajian dan
penyempurnaan sehingga mulai tahun 2001 Depdiknas melakukan serangkaian kegiatan untuk menyempurnakan Kurikulum 1994 dan melakukan rintisan secara terbatas untuk validasi dan
mendapatkan masukan yang empiris. Kurikulum itu disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK.
2.2. Konsep Pembelajaran PKn
Di dalam kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian
Mata Pelajaran
Kewarganegaraan dijelaskan
bahwa mata
pelajaran kewarganegaraan citizenship adalah mata pelajaran yang ingin membentuk warga negara
yang ideal yaitu warga negara yang memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, menguasai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sesuai dengan konsep dan
prinsip-prinsip kewarganegaraan. Sehubungan dengan itu, dinyatakan bahwa mata pelajaran kewarganegaraan mencakup tiga dimensi yaitu:
1. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan civics knowledge yang mencakup bidang politik, hukum dan moral, meliputi pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses demokrasi,
lembaga pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional, pemerintah berdasar hukum dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, sejarah nasioanal, hak dan
kewajiban warga negara, hak asasi manusia, hak sipil dan hak politik; 2. Ddimensi keterampilan kewarganegaraan civics skill yang meliputi keterampilan
partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Misalnya dalam mewujudkan masyarakat madani civil society, keterampilan mempengruhi dan memonitoring jalannya
pemerintahan, dan proses pengambilan keputusan politik, keterampilan memecahkan masalah sosial, keterampilan mengadakan koalisi, kerja sama, dan mengelola konflik;
3. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan civics values yang mencakup kepercayaan diri,
komitmen, penguasaan atas nilai-nilai religi, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, keberbasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul dan perlindungan
terhadap minoritas Depdiknas.
5358
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahas, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 Depdiknas, 2002. Mata pelajaran Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga
negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir sesuai dengan amanat Pancasila dan
UUD 1945. Tujuan mata pelajaran kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi- kompetensi sebagai berikut.
a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menggapai isu kewarganegaraan; b.
Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk riri berdasarkan pada karakter-karakter Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Depdiknas, 2002.
2.3. Konsep Pembelajaran