dibandingkan subkelompok lainnya. Pada subkelompok ini kenaikan harga terjadi pada sebagian besar bahan bangunan sehingga juga memicu kenaikan harga jual rumah di Sumut.
Di samping bahan bangunan, inflasi kelompok perumahan juga diorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas administered prices, yaitu minyak tanah dan elpiji. Kenaikan harga
minyak tanah terjadi di Bekasi, sebagai dampak program konversi minyak tanah ke elpiji. Sementara itu, kenaikan harga elpiji terutama terjadi di Kota Medan disebabkan oleh sempat
terjadinya kekosongan stok di para agen.
Grafik 2.19. Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas Bahan Bakar
3,60 4,26
6,69 8,63 8,43
7,18 4,70
2,18 3,90
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV 2007
2008 2009
Sumber : BPS, Sumut
g. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Deflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mencapai 4,73, lebih rendah dibandingkan deflasi pada September 2009 sebesar 6,24. Faktor utama penyebab deflasi
kelompok ini adalah mulai menurunnya harga tarif angkutan pasca berakhirnya Idul Fitri.
Grafik 2.20. Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi Jasa Keuangan
1,58 1,82 3,95 3,81
‐0,05 2,51
‐6,53 ‐6,24 ‐4,73
‐8 ‐6
‐4 ‐2
2 4
6
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV 2007
2008 2009
Sumber : BPS, Sumut
43
Perkembangan Inflasi Daerah | BAB 2
2.3.2. INFLASI MENURUT KOTA
Inflasi tahun 2009 di empat kota di Sumut lebih rendah dibandingkan September 2009. Angka inflasi tertinggi terjadi di Pematangsiantar, diikuti Medan. Meskipun demikian,
mengingat bobot kotanya yang relatif besar, maka sumbangan inflasi tertinggi diberikan oleh Medan.
Tabel 2.6. Inflasi Tahunan Empat Kota di Sumut
2007 Des
Mar Jun
Sep Des
Mar Jun
Sep Des
1 Medan 6.42
7.01 11.87
11.04 10.00
6.37 2.45
4.61 2.69
2 Pematang Siantar
8.37 8.48
14.96 12.30
11.60 6.89
2.62 4.52
2.72
3 Padang Sidempuan
5.87 8.71
15.24 12.47
11.43 8.50
1.73 3.12
1.87
4 Sibolga
10.74 8.37
12.39 14.52
13.99 7.88
4.80 5.19
1.59
6.60 7.27
11.01 10.47
10.72 6.58
2.52 4.56
2.61
Sumber : BPS, diolah
No. Kota
2008
Gabungan 2009
2.4. PEMANTAUAN HARGA OLEH BANK INDONESIA MEDAN
Dari hasil Survei Pemantauan Harga SPH yang dilakukan KBI Medan secara mingguan secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadi tendensi penurunan harga barangkomoditas
dibandingkan posisi triwulan sebelumnya. Tendensi perubahan harga yang rendah di triwulan IV-2009, mengikuti masih rendahnya harga komoditas di pasar internasional dan masih cukup
baiknya stok setelah panen. Secara bulanan, kecenderungan kenaikan harga komoditas hanya terjadi pada bulan Oktober
2009 yakni untuk cabe merah, daging ayam dan daging sapi. Pada bulan November dan Desember 2009, harga-harga komoditas tersebut cenderung tidak mengalami perubahan
yang berarti.
Grafik 2.21. Pergerakan Tingkat Harga Bulanan Sesuai SPH
‐ 10.000
20.000 30.000
40.000 50.000
60.000 70.000
80.000 90.000
Ja n
F e
b Ma
r A
p r
Me i
Ju n
Ju l
A u
g S
e p
O c
t N
o v
D e
c Ja
n F
e b
Ma r
A p
r Me
i Ju
n Ju
l A
u g
S e
p O
c t
N o
v D
e c
2008 2009
RpKg
Beras Daging
Ayam Daging
Sapi Bawang
Merah Cabe
Merah Minyak
Goreng
BAB 2 | Perkembangan Inflasi Daerah
44
BAB III
Perkembangan Perbankan
Daerah
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
45
Perkembangan Perbankan Daerah | BAB 3
3.1. KONDISI UMUM