Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 7.27 10.47 6.58 4.56 PEMANTAUAN HARGA OLEH BANK INDONESIA MEDAN

dibandingkan subkelompok lainnya. Pada subkelompok ini kenaikan harga terjadi pada sebagian besar bahan bangunan sehingga juga memicu kenaikan harga jual rumah di Sumut. Di samping bahan bangunan, inflasi kelompok perumahan juga diorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas administered prices, yaitu minyak tanah dan elpiji. Kenaikan harga minyak tanah terjadi di Bekasi, sebagai dampak program konversi minyak tanah ke elpiji. Sementara itu, kenaikan harga elpiji terutama terjadi di Kota Medan disebabkan oleh sempat terjadinya kekosongan stok di para agen. Grafik 2.19. Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas Bahan Bakar 3,60 4,26 6,69 8,63 8,43 7,18 4,70 2,18 3,90 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV 2007 2008 2009 Sumber : BPS, Sumut

g. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Deflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mencapai 4,73, lebih rendah dibandingkan deflasi pada September 2009 sebesar 6,24. Faktor utama penyebab deflasi kelompok ini adalah mulai menurunnya harga tarif angkutan pasca berakhirnya Idul Fitri. Grafik 2.20. Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi Jasa Keuangan 1,58 1,82 3,95 3,81 ‐0,05 2,51 ‐6,53 ‐6,24 ‐4,73 ‐8 ‐6 ‐4 ‐2 2 4 6 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV 2007 2008 2009 Sumber : BPS, Sumut 43 Perkembangan Inflasi Daerah | BAB 2

2.3.2. INFLASI MENURUT KOTA

Inflasi tahun 2009 di empat kota di Sumut lebih rendah dibandingkan September 2009. Angka inflasi tertinggi terjadi di Pematangsiantar, diikuti Medan. Meskipun demikian, mengingat bobot kotanya yang relatif besar, maka sumbangan inflasi tertinggi diberikan oleh Medan. Tabel 2.6. Inflasi Tahunan Empat Kota di Sumut 2007 Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des 1 Medan 6.42 7.01 11.87 11.04 10.00 6.37 2.45 4.61 2.69 2 Pematang Siantar 8.37 8.48 14.96 12.30 11.60 6.89 2.62 4.52 2.72 3 Padang Sidempuan 5.87 8.71 15.24 12.47 11.43 8.50 1.73 3.12 1.87 4 Sibolga 10.74 8.37 12.39 14.52 13.99 7.88 4.80 5.19 1.59

6.60 7.27

11.01 10.47

10.72 6.58

2.52 4.56

2.61 Sumber : BPS, diolah No. Kota 2008 Gabungan 2009

2.4. PEMANTAUAN HARGA OLEH BANK INDONESIA MEDAN

Dari hasil Survei Pemantauan Harga SPH yang dilakukan KBI Medan secara mingguan secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadi tendensi penurunan harga barangkomoditas dibandingkan posisi triwulan sebelumnya. Tendensi perubahan harga yang rendah di triwulan IV-2009, mengikuti masih rendahnya harga komoditas di pasar internasional dan masih cukup baiknya stok setelah panen. Secara bulanan, kecenderungan kenaikan harga komoditas hanya terjadi pada bulan Oktober 2009 yakni untuk cabe merah, daging ayam dan daging sapi. Pada bulan November dan Desember 2009, harga-harga komoditas tersebut cenderung tidak mengalami perubahan yang berarti. Grafik 2.21. Pergerakan Tingkat Harga Bulanan Sesuai SPH ‐ 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 Ja n F e b Ma r A p r Me i Ju n Ju l A u g S e p O c t N o v D e c Ja n F e b Ma r A p r Me i Ju n Ju l A u g S e p O c t N o v D e c 2008 2009 RpKg Beras Daging Ayam Daging Sapi Bawang Merah Cabe Merah Minyak Goreng BAB 2 | Perkembangan Inflasi Daerah 44 BAB III Perkembangan Perbankan Daerah PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 45 Perkembangan Perbankan Daerah | BAB 3

3.1. KONDISI UMUM