STABILITAS SISTEM PERBANKAN 8.37 3.32 3.16 3.63 3.86 3.89 3.58 6.24 ProdukHukum BankIndonesia

Kredit menengah yang digunakan untuk modal kerja sebesar Rp12,07 triliun atau 59,58 dari total kredit menengah. Kredit menengah untuk kredit konsumsi sebesar Rp5,69 triliun 27,60 dari total kredit menengah. Kredit menengah yang ditujukan untuk investasi sebesar Rp2,85 triliun 13,82 dari total kredit menengah. Grafik 3. 9 Perkembangan Kredit UMKM menurut Sektor Ekonomi 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV 2008 2009 Triliun Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Konstruksi Perdagangan, Restoran dan Hotel Pengangkutan, Pergudangan Kom. Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Lainnya Sumber: LBU, diolah Ditinjau dari sisi sektoral, kredit UMKM didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang pada triwulan IV – 2009 mencapai mencapai Rp11,92 triliun atau 34,33 dari total kredit UMKM. Adapun sektor lainnya tercatat sebesar Rp12,81 triliun atau 36,90 dari total kredit UMKM yang tercatat sebesar Rp34,72 triliun.

3.3. STABILITAS SISTEM PERBANKAN

3.3.1. Risiko Kredit Non Performing Loans NPL secara gross pada triwulan IV – 2009 tercatat sebesar 3,58 turun dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,89 sehingga tetap berada di bawah batas aman 5. NPL perbankan Sumatera Utara yang selalu berada di bawah batas aman sepanjang tahun 2009 ini menunjukkan risiko kredit perbankan di Sumatera Utara yang relatif stabil meskipun terdapat pelambatan ekonomi regional di paruh pertama 2009 sebagai dampak krisis keuangan global. 51 Perkembangan Perbankan Daerah | BAB 3 Grafik 3. 10 NPL Gross

8.60 8.37

3.63 3.32 3.16

2.81 3.63 3.86 3.89 3.58

8.01 6.24

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV 2007 2008 2009 Sumber: LBU, diolah Dilihat dari jenis penggunaannya, seluruh jenis kredit mengalami penurunan rasio NPL pada Triwulan IV – 2009. Penurunan NPL tertinggi terjadi pada kredit modal kerja yang turun 0,30 qtq, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi yang masing-masing turun sebesar 0,27 dan 0,05 qtq. Adapun komposisi NPL masih relatif tetap di mana kredit investasi masih mencatat rasio NPL tertinggi yaitu sebesar 4,55, sedangkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tercatat 4,03 dan 1,95. Grafik 3. 11 NPL Gross Menurut Jenis Penggunaan 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV 2008 2009 Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Sumber: LBU, diolah Secara sektoral NPL gross tertinggi pada triwulan IV – 2009 dialami oleh debitur sektor pertambangan dengan NPL tercatat sebesar 25,29 naik dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 15,25, diikuti oleh sektor konstruksi yang tercatat sebesar 9,87 naik dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,17. Namun demikian enam sektor lainnya yang memiliki pangsa 71,82 dari total kredit justru mengalami penurunan NPL sehingga mampu menekan total NPL turun menjadi 3,58. BAB 3 | Perkembangan Perbankan Daerah 52 Grafik 3. 12 NPL Gross per sektor ekonomi 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV 2008 2009 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Konstruksi Perdagangan, Restoran dan Hotel Pengangkutan, Pergudangan Kom. Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Lainnya Sumber: LBU, diolah 3.3.2. Risiko Likuiditas Dilihat dari cash ratio yang relatif stabil di atas 3, perbankan Sumut memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Pada triwulan IV – 2009 cash ratio ini tercatat sebesar 4,83 turun tipis dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,92. Grafik 3. 13 Cash Ratio

8.02 7.44