Grafik I.30. Penyaluran Kredit Oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Konstruksi
6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Pada triwulan IV-2009, sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuh relatif melambat dibandingkan dengan triwulan III-2009 8,30, namun masih tumbuh pada level
yang tinggi 8,27. Faktor yang mempengaruhi sub sector komunikasi masih tumbuh tinggi antara lain adalah perilaku masyarakat yang sudah memasukkan sarana komunikasi sebagai
kebutuhan pokok gaya hidup dan disisi lain inovasi layanan serta persaingan ketat di bisnis seluler telah menyebabkan biaya turun dan mampu menjadikan harga lebih menarik dan
terjangkau. Hal ini menjadi daya tarik bagi konsumen untuk meningkatkan konsumsi layanan komunikasi. Sementara itu, subsektor pengangkutan diperkirakan mengalami penurunan
antara lain tercermin pada penurunan beberapa prompt indikator di sektor ini. Prompt indikator yang menurun antara lain adalah penurunan jumlah penumpang domestik dan
internasional di Bandara Polonia dan Pelabuhan Belawan.
Tabel I.8. Jumlah Penumpang Domestik dan Internasional Di Bandara Polonia
21
Perkembangan Ekonomi Makro Regional | BAB 1
Tabel I.9. Jumlah Penumpang Dalam Negeri Di Pelabuhan Belawan
Dilihat dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini menunjukkan perkembangan yang meningkat.
Outstanding
kredit yang disalurkan perbankan pada posisi akhir Desember 2009 tercatat sebesar Rp1,24 triliun, naik 24,40 dibandingkan
dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya Rp1 triliun.
Grafik I.31. Penyaluran Kredit Oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Pengangkutan Komunikasi
7. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
Kinerja sektor listrik diperkirakan tumbuh sebesar 3,51 yoy, relatif melambat dibandingkan dengan triwulan III-2009 sebesar 4,77.
Pertumbuhan di sektor listrik, gas dan air bersih ini didukung pula oleh kinerja sisi pembiayaan perbankan. Kredit perbankan yang disalurkan ke sektor listrik dan gas terus menunjukkan
pertumbuhan positif melanjutkan tren yang terjadi sejak periode-periode sebelumnya dengan outstanding kredit sebesar Rp0,10 triliun.
Sementara itu, PT. PLN Persero menyatakan krisis pasokan listrik di wilayah Sumut telah teratasi secara bertahap dengan masuknya tambahan daya sejumlah pembangkit listrik. Pada
akhir 2009, awal 2010 hingga 2011 akan masuk sejumlah pembangkit baru. Pada akhir 2009, sistem Sumut akan mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 330 Megawatt MW
BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional
22
23
Perkembangan Ekonomi Makro Regional | BAB 1
yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Labuhan Angin, Sibolga berkapasitas 2x115 MW dan task force pembangkit di sekitar Sumut berkapasitas 105 MW. Selanjutnya, pada 2010
akan masuk pasokan listrik sebesar 180 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Asahan I berkapasitas 2x90 MW dimulai pada bulan Februari. Setelah itu juga akan masuk PLTU
Pangkalan Susu, Langkat, Sumut sebesar 400 MW yang merupakan bagian dari program percepatan PLTU 10.000 MW tahap pertama. Dari rencana sudah terlihat jelas tambahan
pasokan listrik sejak akhir 2009 ini hingga dua tahun ke depan. Pertumbuhan beban listrik di Sumut, bila dilepas akan semakin tinggi mencapai 9-11
tahun. Apalagi proses industrialisasi khususnya di Medan, Riau dan Aceh terus tumbuh. Dengan selesainya sistem interkoneksi dari Sumut ke Sumbangteng Sumbar dan Riau hingga
Aceh dapat dilakukan transfer daya, sehingga mendorong percepatan pembangunan perekonomian daerah. Hal ini juga didukung dengan sistem interkoneksi Sumatera. Sebelum
2012, sistem interkoneksi 275 KV dari Sumbagsel hingga Sumbagteng diharapkan dapat selesai.
Sejak 2008, sistem kelistrikan di Sumut telah memperoleh transfer daya swap dari PT. Inalum sebesar 45 MW dari kontrak 90 MW. Bahkan, pada 2009, PLN di sistem Sumut telah
membantu transfer daya ke sistem Sumbar dan Riau sekitar 20-60 MW. Selain itu, secara bertahap PLN Sumut memperbaiki pembangkit sehingga dapat menambah kapasitas pasokan
listriknya. Saat ini tercatat daya mampu sistem mencapai 1.357 MW dengan beban puncak 1.251 MW.
Selanjutnya, pada akhir 2011, sistem Sumut akan memperoleh tambahan daya PLTU Meulaboh 2x100 MW, artinya pada 2010-2011, total daya tambahan listrik mencapai 780
MW. Kemudian prospek tambahan pembangkit setelah 2012, akan memperoleh tambahan 4 pembangkit listrik swasta Independent Power ProducerIPP masing-masing dari PLTU Kuala
Tanjung 2x125 MW, PLTP Sarulla Unit 1 sebesar 110 MW, PLTP Sarulla Unit 2 sebesar 110 MW, serta pengoperasian PLTA Asahan III berkapasitas 2x87 MW. Ke depan, sistem
kelistrikan di Sumut akan semakin bagus dengan tambahan daya dari sejumlah pembangkit baru, maka tidak ada lagi pemadaman bergilir.
Tabel I.10. Pasokan Listrik Sumut dan Prospeknya
Tahun Nama
Pembangkit
2009 PLTU
Labuhan Angin, Sibolga
2x115 MW 2010
PLTU Pangkalan Susu, Langkat
400 MW PLTA
Asahan I
2x90 MW 2011
PLTU Meulaboh
2x100 MW 2012
PLTU Kuala Tanjung
2x125 MW
PLTP Sarulla Unit 1
110 MW PLTP
Sarulla Unit 2
110 MW PLTA
Asahan III
2x87 MW
Sumber : PLN, Sumut
Daya
8. Sektor Jasa-Jasa