Tabel 3. 1 Indikator Utama Perbankan Sumut
Tw. I Tw. II
Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
Tw.II Tw. III
Tw. IV Aset
Rp Triliun 73.85
74.65 81.75
87.49 90.20 92.87 97.46 108.08 114.55 109.52
110.58 115.77
Pertumbuhan , yoy
19.66 22.13 24.41 19.22
23.54 27.00
17.93 13.46
7.11
Kredit Rp Triliun
41.57 44.90
49.11 54.20 54.78 62.34
65.87 66.72
65.79 67.18
69.41 73.57
Pertumbuhan , yoy
31.02 31.80 38.85 34.12
23.10 20.09
7.76 5.37
10.27
DPK Rp Triliun
60.77 62.61
67.26 71.30 72.08 75.72
77.97 84.29
88.82 89.56
90.31 94.88
Pertumbuhan , yoy
18.10 18.60 20.95 15.92
18.21 23.23
18.28 15.83
12.56
Kredit UMKM Rp Triliun
18.62 20.31
22.03 22.43 24.72 28.02
30.42 30.17
30.02 31.36
33.07 34.72
Pertumbuhan , yoy
23.04 32.74 37.98 38.11
34.53 21.44
11.92 8.71
15.08
LDR 68.39
71.72 73.02
76.01 76.01 82.33 84.48
79.03 73.94
75.01 76.86
77.54
NPL - Gross
8.6 8.37
8.01 6.24
3.63 3.32
3.16 2.81
3.63 3.86
3.89 3.58
Indikator Perbankan 2007
2008 2009
Sumber: LBU, diolah
3.2. INTERMEDIASI PERBANKAN
Kegiatan intermediasi perbankan Sumatera Utara pada triwulan IV-2009 mengalami peningkatan yang tercermin dari adanya kenaikan loan to deposit ratio dari 76,86
menjadi 77,54. Kenaikan loan to deposit ratio ini sebagian besar didorong oleh peningkatan kredit investasi seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian sehingga
berpengaruh positif terhadap dunia usaha di Sumatera Utara. 3.2.1.
Penghimpunan Dana Masyarakat Penghimpunan DPK Sumut hingga triwulan IV-2009 mencapai Rp94,88 triliun,
meningkat 5,06 dibandingkan triwulan sebelumnya atau meningkat 12,56 dibandingkan triwulan IV-2008 walaupun dengan tingkat pertumbuhan yang relatif
melambat.
Grafik 3. 1 Perkembangan DPK Sumut
‐ 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV
2007 2008
2009
Rp Triliun
‐ 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
DPK Rp. Triliun
Pertumbuhan , qtq
Pertumbuhan , yoy
Sumber: LBU, diolah
Ditinjau dari strukturnya, DPK perbankan di Sumatera Utara masih tetap didominasi oleh jenis simpanan deposito yang nilainya mencapai Rp41,13 triliun atau 43,35
dari total DPK. Sementara itu, tabungan dan giro masing-masing nilainya Rp37,12 triliun 39,12 dari total DPK dan Rp16,64 triliun 17,53 dari total DPK.
BAB 3 | Perkembangan Perbankan Daerah
46
Grafik 3. 2 Struktur DPK Sumut
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Tw. I
Tw. II
Tw. III Tw. IV
Tw. I
Tw. II
Tw. III Tw. IV
Tw. I
Tw. II
Tw. III Tw. IV
2007 2008
2009 Giro
Rp Triliun Tabungan
Rp Triliun Deposito
Rp Triliun
Sumber: LBU, diolah
Dari keseluruhan DPK, tabungan mengalami pertumbuhan paling tinggi pada triwulan IV-2009 yaitu sebesar 12,13, diikuti oleh deposito yang tumbuh sebesar
2,77. Sedangkan giro mengalami penurunan sebesar 3,22 dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini disinyalir sebagai dampak dari pembayaran-
pembayaran belanja proyek di akhir tahun. Sedangkan pertumbuhan deposito yang juga relatif kecil tersebut diduga dipengaruhi oleh penurunan suku bunga deposito
yang relatif lebih besar dibandingkan instrumen lainnya yaitu turun 0,48 pada triwulan IV – 2009 sehingga dalam waktu satu tahun suku bunga deposito telah
turun sebesar 3,28 dari 9,93 di triwulan IV – 2008 menjadi 6,65. 3.2.2.
Penyaluran Kredit Pada triwulan IV-2009 kredit perbankan di Sumatera Utara tumbuh 5,99 hingga
mencapai jumlah Rp73,57 triliun. Dengan pertumbuhan yang positif pada triwulan ini maka secara tahunan pertumbuhan kredit menjadi 10,26. Walaupun
pertumbuhan kredit secara tahunan masih relatif kecil sebagai dampak pertumbuhan ekonomi regional yang melambat di awal tahun, namun terdapat
kecenderungan meningkat kembali rebound yang terlihat dari naiknya pertumbuhan kredit triwulan ini yang lebih baik daripada pertumbuhan kredit
triwulan III-2009 yang tercatat sebesar 3,32qtq. Pertumbuhan kredit yang relatif lebih baik pada triwulan IV-2009 terutama didorong oleh peningkatan kredit
investasi sebesar 16,97 qtq yang mencerminkan mulai membaiknya kondisi perekonomian Sumatera Utara.
47
Perkembangan Perbankan Daerah | BAB 3
Grafik 3. 3 Perkembangan Kredit Sumut
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV
2007 2008
2009 5.00
‐ 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
Kredit Rp. Triliun
Pertumbuhan , qtq
Pertumbuhan , yoy
Sumber: LBU, diolah
Pertumbuhan kredit investasi yang relatif lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi pada triwulan IV – 2009 relatif tidak merubah struktur
kredit Sumatera Utara dimana kredit modal kerja masih mendominasi dengan jumlah sebesar mencapai Rp38,47 triliun 52,29, diikuti oleh kredit konsumsi dan
kredit investasi masing-masing sebesar Rp18,64 triliun 25,34 dan Rp16,82 triliun 22,86.
Grafik 3. 4 Struktur Kredit Sumut
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
2007 2008
2009
Rp Triliun
Modal Kerja
Investasi Konsumsi
Sumber: LBU, diolah
Komposisi penyaluran kredit menurut sektor ekonomi pada triwulan IV-2009 relatif tetap apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dimana sektor industri
pengolahan, sektor perdagangan, restoran, dan hotel, dan sektor pertanian dengan porsi masing-masing sebesar 24,38, 24,07, dan 15,33. Namun demikian jika
dibandingkan dengan posisi triwulan IV – 2008, terdapat penurunan pangsa dari sektor industri pengolahan yang tadinya memiliki pangsa 27,89 mengalami
penurunan jumlah kredit sebesar 6,02 dari Rp18,61 triliun menjadi Rp17,93 triliun
BAB 3 | Perkembangan Perbankan Daerah
48
sehingga pangsanya turun menjadi 24,38. Penurunan kredit di sektor industri pengolahan ini disinyalir sebagai dampak melambatnya perekonomian di paruh
pertama 2009 sehingga menekan produksi industri pengolahan di wilayah Sumatera Utara. Namun demikian mulai membaiknya kondisi perekonomian regional di paruh
kedua 2009 mendorong kembali peningkatan industri pengolahan yang diikuti dengan kenaikan penyaluran kredit di sektor ini sebagaimana terlihat pada grafik
3.5.
Grafik 3. 5 Perkembangan Kredit dan Pangsanya menurut Sektor Ekonomi
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
20.00
Tw. I
Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
Tw. II Tw. III Tw. IV
2007 2008
2009
Rp Triliun
Pertanian Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air
Konstruksi Perdagangan,
Restoran dan Hotel Pengangkutan,
Pergudangan Kom. Jasa
Dunia Usaha Jasa
Sosial Masyarakat Lainnya
P ertanian P ertambangan
Industri P engo lahan Listrik, Gas, dan A ir
Ko nstruksi P erdagangan, Resto ran dan Ho tel
P engangkutan, P ergudangan Ko m. Jasa Dunia Usaha
Jasa So sial M asyarakat Lainnya
Sumber: LBU, diolah
3.2.3. Kredit UMKM
Jumlah kredit UMKM pada triwulan IV-2009 mengalami peningkatan sebesar 4,99 hingga mencapai jumlah sebesar Rp34,72 triliun. Dengan demikian secara tahunan
kredit UMKM di Sumatera Utara tumbuh 15,07. Kenaikan pertumbuhan tahunan di triwulan IV – 2009 mencerminkan perbaikan kondisi ekonomi regional setelah
mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan penurunan laju pertumbuhan kredit UMKM yang cukup tajam di semester I 2009.
Grafik 3. 6 Perkembangan Kredit UMKM Sumut
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00
Tw. I
Tw. II Tw. III Tw. IV
Tw. I
Tw. II Tw. III Tw. IV
Tw. I
Tw. II Tw. III Tw. IV
2007 2008
2009
Triliun
‐5.00 0.00
5.00 10.00
15.00 20.00
25.00 30.00
35.00 40.00
45.00
Kredit UMKM
qtq yoy
Sumber: LBU, diolah
49
Perkembangan Perbankan Daerah | BAB 3
Struktur kredit UMKM didominasi oleh kredit menengah yang nilainya mencapai Rp20,60 triliun atau 59,34 dari total kredit UMKM. Sementara itu kredit kecil
nilainya mencapai Rp12,25 triliun atau 35,28 dari total kredit UMKM dan kredit mikro sebesar Rp1,87 triliun atau 5,38 dari total kredit UMKM. Porsi ini relatif
tidak berubah baik dari posisi triwulan sebelumnya maupun dari posisi di akhir tahun 2008.
Grafik 3. 7 Struktur Kredit UMKM Sumut
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV
2007 2008
2009
Triliun
Mikro Kecil
Menengah Sumber: LBU, diolah
Berdasarkan jenis penggunaannya, struktur kredit menengah didominasi oleh kredit modal kerja, sedangkan kredit mikro dan kecil didominasi oleh kredit konsumsi.
Kredit mikro yang digunakan untuk konsumsi nilainya mencapai Rp1,16 triliun atau 61,95 dari total kredit mikro, kredit mikro yang digunakan untuk modal kerja
sebesar Rp0,48 triliun 25,94 dari total kredit mikro, dan kredit mikro yang ditujukan untuk investasi sebesar Rp0,23 triliun 12,11 dari total kredit mikro.
Grafik 3. 8 Struktur Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah
Kredit Mikro
Kredit Konsumsi,
63 Kredit
investasi, 11
Kredi t Modal
Kerja, 26
Kredit Kecil
Kredit Modal
Kerja, 39
Kredit Investasi,
14 Kredit
Konsumsi, 48
Kredit Menengah
Kredit Modal
Kerja, 59
Kredit Investasi,
14 Kredit
Konsumsi, 27
Sumber: LBU, diolah
Kredit kecil yang digunakan untuk konsumsi sebesar Rp5,44 triliun atau 44,39 dari total kredit kecil. Kredit kecil yang digunakan untuk modal kerja sebesar Rp5,12
triliun 41,78 dari total kredit kecil. Kredit kecil yang ditujukan untuk investasi sebesar Rp1,70 triliun 13,84 dari total kredit kecil.
BAB 3 | Perkembangan Perbankan Daerah
50
Kredit menengah yang digunakan untuk modal kerja sebesar Rp12,07 triliun atau 59,58 dari total kredit menengah. Kredit menengah untuk kredit konsumsi
sebesar Rp5,69 triliun 27,60 dari total kredit menengah. Kredit menengah yang ditujukan untuk investasi sebesar Rp2,85 triliun 13,82 dari total kredit
menengah.
Grafik 3. 9 Perkembangan Kredit UMKM menurut Sektor Ekonomi
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
2008 2009
Triliun
Pertanian Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air
Konstruksi Perdagangan,
Restoran dan Hotel Pengangkutan,
Pergudangan Kom. Jasa
Dunia Usaha Jasa
Sosial Masyarakat Lainnya
Sumber: LBU, diolah
Ditinjau dari sisi sektoral, kredit UMKM didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang pada triwulan IV – 2009 mencapai mencapai Rp11,92 triliun atau
34,33 dari total kredit UMKM. Adapun sektor lainnya tercatat sebesar Rp12,81 triliun atau 36,90 dari total kredit UMKM yang tercatat sebesar Rp34,72 triliun.
3.3. STABILITAS SISTEM PERBANKAN