Sektor Jasa-Jasa SISI PENAWARAN

Tabel I.10. Pasokan Listrik Sumut dan Prospeknya Tahun Nama Pembangkit 2009 PLTU Labuhan Angin, Sibolga 2x115 MW 2010 PLTU Pangkalan Susu, Langkat 400 MW PLTA Asahan I 2x90 MW 2011 PLTU Meulaboh 2x100 MW 2012 PLTU Kuala Tanjung 2x125 MW PLTP Sarulla Unit 1 110 MW PLTP Sarulla Unit 2 110 MW PLTA Asahan III 2x87 MW Sumber : PLN, Sumut Daya

8. Sektor Jasa-Jasa

Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh sebesar 5,58, menurun dibandingkan dengan triwulan III-2009 sebesar 7,17. Faktor yang mempengaruhi penurunan di sektor ini terutama adalah penurunan daya beli setelah menghadapi perayaan hari besar keagamaan dan melewati libur panjang. Pada triwulan sebelumnya konsumen sudah membelanjakan sebagian penghasilannya di jasa-jasa hiburan, seperti bioskop dan lainnya. Sementara itu, seiring dengan keterbatasan perekonomian untuk menyerap tenaga kerja, maka jasa-jasa rumah tangga maupun perseorangan yang sifatnya lebih cenderung informal diperkirakan juga menurun. Grafik I.32. Penyaluran Kredit Oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Jasa-Jasa Penyaluran kredit ke sektor jasa-jasa juga menunjukkan penurunan sebesar 0,48 yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai kredit sektor ini mencapai Rp4,14 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,16 triliun. Dilihat dari penyaluran kredit per subsektor, pertumbuhan kredit sektor ini terutama didominasi oleh penyaluran kredit ke subsektor hiburan. BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional 24 KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5 Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut Tidak dapat dipungkiri potensi Sumatera Utara Sumut sangat besar di bidang pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit. Dengan luas lahan perkebunan sawit yang mencapai 970,7 ribu ha, Sumut menyumbangkan 3,52 juta ton minyak sawit mentah pada tahun 2008. Jumlah itu mencapai sekitar 22,56 dari 15,60 juta ton produksi minyak sawit mentah nasional pada tahun yang sama. Dengan memperhatikan potensi dan pencapaian tersebut, dirasakan perlu untuk mengembangkan industri kelapa sawit yang handal. Pengembangan dimulai dari hulu sampai ke hilir secara komprehensif, sehingga akan tercipta nilai tambah yang lebih besar. Kawasan Sei Semangke-Kabupaten Simalungun dipilih sebagai kawasan pembangunan klaster industri hilir kelapa sawit dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara yang umumnya dikelola PTPN III. Pembangunan kawasan ini juga sekaligus sebagai bentuk realisasi Peraturan Presiden Perpres No. 51 Tahun 2009 tentang Pengembangan Industri Hilir berbasis Pertanian. Pencanangan klaster industri berbasis pertanian dan oleochemical di Sumut bertujuan untuk membangun suatu kawasan industri terpadu yang terfokus dan komprehensif sehingga diharapkan mempunyai daya saing dan bernilai tinggi. Fasilitas dan infrastruktur yang direncanakan untuk klaster industri berbasis pertanian dan oleochemical ini di antaranya adalah ƒ pabrik pengolahan CPO Crude Palm Oil ƒ tangki penyimpanan CPO Crude Palm Oil ƒ pengolah limbah cair ƒ sumber air bersih ƒ kantor pemasaran ƒ perumahan pegawai ƒ sekolah ƒ minimarket ƒ sarana olah raga ƒ fasilitas ibadah. Klaster Industri Berbasis Pertanian dan Oleochemical BOKS 1 25 Boks 1 | Klaster Industri Berbasis Pertanian dan Oleochemical Manfaat nyata lainnya yang dapat dipetik dari klaster yang baru diresmikan oleh Menteri Perindustrian, MS. Hidayat pada 27 Januari 2010 adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan peningkatan ekonomi masyarakat. Klaster ini juga diharapkan dapat mendukung pencapaian salah satu sasaran pembangunan perkebunan tahun 2010, yaitu produksi kelapa sawit CPO 20,51 juta ton. Sasaran ini sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah RKP Sub Sektor Perkebunan tahun 2010. Target akhirnya, tidak sebatas hanya CPO tetapi juga produk turunan CPO, seperti oleochemical, biodiesel, dan cooking oil. Tahun 2020, diharapkan ekspor dalam bentuk minyak sawit mentah hanya sekitar 30,00. Sumber: berbagai sumber, diolah. 26 Klaster Industri Berbasis Pertanian dan Oleochemical| Boks 1 KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5 Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut Survei Prospek Industri dan Perdagangan Sumut 2010 BOKS 2 Survei Prospek Industri dan perdagangan, hotel dan restoran ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan sektor industri dan perdagangan, perhotelan dan restoran, khususnya prospek kegiatan ekonomi tahun 2010 yang didasarkan pada kegiatan industri tahun 2009. Survei ini dilakukan melalui sebuah paket kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan umum yang bersifat kualitatif yang dikirimkan kepada perusahaan-perusahaan. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 150 responden tersebar di Kota Medan dan sekitarnya yang meliputi sektor industri serta sektor perdagangan, perhotelan dan restoran. Skala usaha responden meliputi usaha mikro, usaha kecil ataupun usaha sedangmenengah. Profil Responden Berdasarkan status perusahaannya, sebanyak 147 unit usaha atau 98,00 kepemilikan modal adalah milik domestik dan 3 unit usaha atau 2,00 merupakan modal milik asing. Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya, sebanyak 33 unit usaha atau 22,00 berskala usaha mikro, 30 unit usaha atau 20,00berskala unit usaha kecil dan 87 unit usaha atau 58,00 berskala sedangbesar. Ekspektasi Kegiatan Usaha Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat 35,33 responden atau sebanyak 53 unit usaha yang memiliki ekspektasi volume produksivolume hunianvolume kunjungan 1 yang meningkat pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009, sebanyak 83 unit usaha atau 55,33 responden menyatakan bahwa tahun 2010 volume produksi sama saja dengan tahun 2009, sedangkan 14 unit usaha atau 9,33 persen mengatakan bahwa ada 27 1 Volume produksi bagi usaha industri dan perdagangan, volume hunian bagi usaha perhotelan, dan volume kunjungan bagi restoran. Boks 2 |Survei Prospek Industri dan Perdagangan Sumut 2010 penurunan volume produksi tahun 2010 dibandingkan tahun 2009. Secara umum trend ekspektasi tahun 2010 dibandingkan tahun 2009 adalah meningkat. Terdapat berbagai alasan penyebab terjadinya peningkatan ataupun penurunan volume produksi di tahun 2010, yaitu: ƒ Peningkatan kualitas; ƒ Jumlah konsumen yang meningkat; ƒ Kebutuhan masyarakat meningkat; ƒ Adanya launching produk baru; ƒ Kemudahan yang diberikan pemerintah pada sub sektor tertentu. Ekspektasi Jumlah Karyawan Sebanyak 32,00 responden menyatakan harapan mereka pada tahun 2010 akan terjadi peningkatan jumlah karyawan, 60,67 responden menyatakan bahwa jumlah karyawan mereka pada tahun 2010 akan tetap seperti pada tahun 2009, sedangkan 7,33 menyatakan akan mengurangi jumlah karyawan pada tahun 2010. 28 Boks 2 |Survei Prospek Industri dan Perdagangan Sumut 2010 BAB II Perkembangan Inflasi Daerah B B B A A A B B B 2 22 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

2.1. KONDISI UMUM